Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 13


Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 13


Li Man mulai mengorek informasi mengenai pernikahan Yi Cheng dan Lu Li. Dan informan yang paling mudah digali serta informasinya pasti akurat adalah Zi Tong. Awal bertemu, Zi Tong menunjukkan sikap dingin dan hati-hati. Dia juga memperingati Li Man untuk tidak mengganggu kakaknya lagi yang sudah menikah. Li Man tetap tidak tahu malu dan malah membahas hubungan masa lalu mereka, mengenai awal pertemuan mereka saat Zi Tong mengomentari penampilannya yang kampungan. Dia juga dengan sengaja memakai gaun yang pernah Zi Tong hadiahkan padanya untuk membuat Zi Tong merasa terlena dengan hubungan mereka di masa lalu. Setelah bicara panjang lebar membahas masa lalu, dia baru bilang kalau dia memutuskan menyerah mengenai Yi Cheng.


Ah, mendengar itu, tentu saja Zi Tong merasa senang. Saking senangnya, dia sampai melupakan kalau dia harus berhati-hati di hadapan Li Man yang licik. Setelah melihat Zi Tong tidak begitu berhati-hati lagi, Li Man mulai membahas hubungan Yi Cheng dan Lu Li yang belum lama sehingga dia nggak menyangka mereka sudah menikah. Dasar ember, Zi Tong mulai bermulut besar kalau Yi Cheng dan Lu Li adalah cinta sejati. Meskipun keluarga Lu Li adalah keluarga biasa, tapi ibunya sangat menyukai Lu Li yang polos, baik dan tidak berpura-pura. Niatnya untuk menyindir Li Man, tapi Li Man yang tebal muka mana mempan disindir begitu.


Dengan lihainya, dia bisa membuat Zi Tong tanpa sadar bilang kalau ibunya menyukai Lu Li, makanya Yi Cheng dan Lu Li bisa menikah begitu cepat.  Dan Yi Cheng, mana mungkin berani menolak. Jika dia nggak setuju, ayahnya akan membuat perusahaannya bangkrut.

“Maksudmu, Paman mengancamnya akan menarik investasi jika tidak menikah?” tanya Li Man, memastikan.


Sh*t! Zi Tong baru sadar kalu dia sudah salah bicara dan langsung membuat dalih kalau ucapannya tadi hanya contoh. Setelah mengatakan hal tersebut, dia langsung bergegas pergi. Sayangnya, gegara Zi Tong, semua menjadi semakin rumyan. Li Man segera menelpon Amy dan membatalkan pembelian tiket. Dia tidak jadi pergi.

--



Yi Cheng terbangun di tengah malah dan mendapati pintu kamar Lu Li yang tidak tertutup. Di dalam kamar, Lu Li tertidur dalam posisi duduk di beanbag dan laptop masih menyala. Dengan perhatian, Yi Cheng memindahkannya ke atas tempat tidur, mematikan laptop dan mematikan lampu.




Lu Li bekerja begitu keras hingga bergadang dan sering melewatkan makan demi menyelesaikan ide proposalnya waktu itu. Dan di saat-saat sibuk tersebut, Yi Cheng selalu memperhatikan dan memberikan perhatian tanpa Lu Li sadari. Hm, meski sudah menghabiskan begitu banyak waktu dan membaca semua buku, Lu Li masih belum juga mendapatkan ide program yang sesuai untuk merealisasikan idenya. Dan hal itu jadi membuatnya stress.




Yi Cheng yang menyadari hal tersebut, mencoba membuatnya lebih rileks dan tidak tertekan dalam mengerjakan proposal tersebut. Caranya, dengan mengajak Lu Li bermain. Mereka masing-masing akan menuliskan satu kata di sebuah kertas tapi jangan ditunjukkan, kemudian, pihak lain harus menebak kata apa yang mereka tulis di kertas tersebut. Permainan berlangsung dengan cepat dan mudah bagi Yi Cheng. Yi Cheng dengan mudah menebak apa yang ditulis oleh Lu Li setelah menanyakan beberapa pertanyaan. Lu Li menulis : ‘burung’ sementara Yi Cheng menulis : ‘koala.’ Sebagai hukuman yang kalah, kepalanya akan dijentik oleh si pemenang. Lu Li udah takut kalau Yi Cheng akan menjentiknya dengan keras, tidak disangka, Yi Cheng hanya menyentuh dahinya.



Setelah bermain dengan Yi Cheng, stress yang dirasakan Lu Li tadi mulai sedikit berkurang. Pikirannya menjadi lebih rileks dan ide mulai bermunculan. Dia mengemukan idenya pada Yi Cheng dan Yi Cheng membantunya menggali lebih dalam lagi ide tersebut. Melihat Lu Li yang begitu bersemangat, membuat Yi Cheng sedikit berdebar. Sayang sekali, Lu Li tidak menyadari hal itu.




Lu Li yang udah mendapatkan ide, tidak mau membuang waktu dan menghabiskan sepanjang malam untuk menyelesaikan proposalnya. Dia baru selesai di pagi hari dan langsung menyerahkannya pada Yi Cheng. Yi Cheng menerima flashdisknya dan bilang akan membacanya nanti, yang penting, Lu Li harus beristirahat sekarang. Lu li menolak karena dia harus bersiap berangkat kerja. Yi Cheng tidak mengizinkan dan menggunakan otoritasnya sebagai boss untuk memberikan Lu Li libur 1 hari. Lu Li masih saja keras kepala sehingga Yi Cheng menggendongnya paksa dan membawanya ke kamar. Membaringkannya di tempat tidur dan menyelimutinya kemudian menutup pintu sambil memberikan perintah untuk tidur. Perhatian kecil seperti itu saja sudah membuat hati Lu Li sangat berdebar dan bahagia.



Yi Cheng baru mempelajari proposal Lu Li setelah tiba di kantor. Isinya sangat menarik sehingga mampu membuat Yi Cheng tersenyum. Dan dia langsung menelpon tn. Liu untuk bertemu membicarakan mengenai game tersebut.




Dan pada hari yang disepakati, tn. Liu datang untuk mendengarkan proposal ide game Yi Cheng. Tentu saja, yang mempresentasikanya adalah Lu Li, selaku pemilik ide. Meskipun dia masih baru diindustri game, Lu Li tidak memiliki kesulitan untuk menyampaikan idenya. Kemampuannya bicara di depan umum sangat baik. Inti gamenya adalah memnbuat orang-orang bisa berinteraksi dan berkomunikasi bukan hanya di dunia online tapi juga offline. tn. Liu yang mendengarkan presentasi sangat puas dengan ide game mereka. Yi Cheng dan Yi Ming juga bangga pada Lu Li.



Begitu pertemuan berakhir, Yi Cheng menanyakan pada tn. Liu kapan mereka bisa mendapatkan kabar kerja sama dengan pasti? tn. Liu menjawab kalau dia harus melaporkan hal itu terlebih dahulu ke pusat dan paling lama butuh waktu setengah bulan untuk mendapatkan masalah. Menurutnya, seharusnya tidak ada masalah. tn. Liu juga menyinggung kalau kantor pusat sebelumnya sudah kecewa dengan sikap Yi Cheng, tapi karena Li Man yang merekomendasikan makanya mereka mempertimbangkannya kembali. Saat mendengar nama Li Man, ekspresi Yi Cheng kembali berubah dingin. Dia menanyakan, apakah Li Man masih orang yang bertanggung jawab atas proyek ini? tn. Liu menjawab kalau Li Man sudah menyerahkan masalah koordinasi sepenuhnya padanya tapi Li Man masih merupakan penanggung jawab proyek ini.

Ah, Yi Cheng sebenarnya kurang puas atas hal tersebut. Dia mau bertemu dengan Li Man membicarakan masalah ini.



Setelah mendapatkan informasi mengenai alamat Li Man, Yi Cheng pergi menemuinya. Tapi, dia malah tidak sengaja melihat pertengkaran Li Man dan ayahnya di parkiran. Ayah Li Man meminta uang lagi pada Li Man dan saat tidak mendapatkannya, dia hendak memukuli Li Man. Yi Cheng yang melihat itu, tidak bisa diam saja dan berteriak menghentikannya. Saat melihat Yi Cheng, ayah Li Man malah ketakutan dan berujar kalau masalah tiga tahun lalu tidak ada hubungannya dengannya. Li Man juga langsung mengusirnya dan dengan gampang, ayah Li Man langsung pergi begitu saja.



Yi Cheng yang nggak tahu kalau itu ayah Li Man, menyarankan agar Li Man melaporkan hal ini pada polisi. Dia mengira kalau pria tadi adalah pencuri. Li Man pun memberitahu kalau pria itu adalah ayahnya. Ayahnya adalah tukang judi yang selalu memukulinya sedari kecil. Meskipun mereka dulu pacaran, Yi Cheng sama sekali nggak tahu masalah keluarga Li Man.

Li Man tidak mau membahasnya dan mengalihkan topik dengan menanyakan bagaimana Yi Cheng bisa tahu dia tinggal di sini dan ada tujuan apa mencarinya? Yi Cheng menjawab kalau dia tahu dari tn. Liu dan mencari Li Man karena mendengar Li Man ada andil dalam laporan investasi perusahaan mereka. Li Man membenarkan dan menambahkan kalau koordinasi mengenai hal itu sudah dialihkan ke orang lain, jadi Yi Cheng tidak perlu memikirkannya.

“Li Man, apa yang sebenarnya ingin kau lakukan?”

“Aku hanya ingin menebus kesalahan. Anggap saja itu bayaran… atas utangku selama beberapa tahun terakhir.”

“Menebus? Maaf. Aku tidak menerimanya. Aku datang hanya untuk memberitahumu saja. Mulai sekarang, kita tidak memiliki hubungan apa-apa lagi.”



Berbeda dengan sebelumnya, Li Man mengiyakan semua perkataan Yi Cheng. Dia bilang akan pergi setelah perusahaan setuju berinvestasi. Dia tahu kalau Yi Cheng membencinya dan kelak dia tidak akan muncul di hadapannya lagi. Yi Cheng senang mendengarnya dan beranjak pergi.

Baru beberapa langkah, Li Man malah berteriak membahas masalah tiga tahun lalu. Dia meneriakan kata maaf. Yi Cheng tidak berbalik dan terus lanjut pergi.


Flashback

Beberapa hari sebelumnya, Li Man pergi mencari ayahnya. Saat itu, ayahnya sedang asyik berjudi di rumah. Sikap Li Man pada ayahnya sangat dingin. Meski begitu, dia tetap mencarinya. Tentu saja, ada maksud tertentu. Dia menyindir ayahnya yang meminta uang padanya waktu itu dan ternyata digunakan untuk berjudi. Sudah bertahun-tahun berlalu, tapi dia masih sama saja.


Tanpa tahu malu, ayahnya malah meminta uang lagi pada Li Man. Kebetulan sekali, dia baru kalah judi barusan. Kali ini, Li Man setuju memberikannya uang tapi dengan syarat.

End


Dan syaratnya sudah bisa ditebak. Kejadian tadi. Ayahnya harus berakting memaksa mengambil uangnya dan membahas masalah tiga tahun lalu dihadapan Yi Cheng. Ckckc.

--



Hari ini, Zi Tong tidak pergi ke kantor hanya karena dia mempunyai jadwal latihan dengan personal trainer. Woah, santai sekali bukan. Sebenarnya, tidak ada yang peduli juga entah dia bekerja atau tidak. Berbeda dengan Ny. Cheng. Dia sangat ingin Zi Tong bekerja.  Bukan untuk mencari uang tapi mengawasi Yi Cheng dan Lu Li. Dan juga, beberapa hari lagi, Lu Li akan berulang tahun, jadi dia ingin Zi Tong mencari cara agar Yi Cheng dan Lu Li pulang untuk merayakanya.


Zi Tong merasa itu sulit karna Yi Cheng dan Lu Li sangat sibuk sekarang. Lu Li baru saja berhasil merancang sebuah game baru dan lulus pemeriksaan EG. Dasar mulut ember, dia malah tanpa sengaja memberitahu ibunya kalau Li Man bekerja di EG. Dan seperti biasa, kalau sudah keceplosan, dia akan melarikan diri.

Ny. Cheng mana mungkin membiarkannya. Dia mengancam, jika Zi Tong tidak mau kehilangan uang sakunya bulan depan, cepat ceritakan semuanya dengan jujur. Apa yang sebenarnya terjadi?

--


Apa yang Li Man rencanakan sangat berhasil! Yi Cheng jadi kepikiran kejadian tadi, saat Li Man diperlakukan kasar oleh ayahnya. Diapun menelpon seseorang untuk meminta menyelidiki mengenai ayah Li Man.



Sementara itu, di rumah, Lu Li sedang berberes dan menemukan salep alergi yang waktu itu dibeli oleh Yi Cheng. Hatinya jadi gembira, apalagi mengingat Yi Cheng yang waktu itu membelikan sarapan karena dia alergi. Lu Li memutuskan untuk mengirimkan pesan suara pada Yi Cheng, memberitahu kalau dia menemukan salep yang Yi Cheng belikan. Terimakasih. Apa sudah makan? Kapan akan pulang?

Sayangnya, pesannya tidak terkirim karena Yi Cheng memblokirnya. Meski kesal, Lu Li tetap saja pergi ke lantai bawah apartemen untuk menyambut Yi Cheng. Dia ada feeling kalau seharusnya Yi Cheng sebentar lagi akan tiba.



Feeling Lu Li sangat tepat. Yi Cheng baru saja tiba dan bertemu ibunya yang sudah menunggu dari tadi di pintu masuk apartemen. Dia sengaja menunggu Yi Cheng dan tidak menghubunginya karena baginya, ini masalah serius yang harus dibicarakan langsung. Sikapnya yang biasanya pecicilan, langsung berubah serius saat membahas mengenai Li Man. Dia juga dengar kalau Yi Cheng bertengkar dengan Lu Li karena Li Man. Ny. Cheng kelihatan masih marah jika mnegingat apa yang sudah Li Man lakukan tiga tahun lalu pada Yi Cheng. Yi Cheng menyuruh ibunya untuk tidak khawatir karna dia juga tahu batasan.


Ny Cheng tetap saja khawatir dan memperingati putranya untuk menjauhi Li Man. Jangan gara-gara Li Man, hubungannya jadi rusak dengan Lu Li. Yi Cheng yang nggak suka membahas hal ini, malah membahas kalau Ibunya waktu itu sengaja berkolusi dengan Lu Li untuk membuatnya mabuk (padahal Lu Li tidak tahu apapun) dan kemudian meminta Ayah menggunakan perusahaannya untuk mengancamnya. Dia sudah menikah dibawah paksaan mereka, sekarang, apa lagi yang mereka inginkan? Ny. Cheng marah karena ide membuat Yi Cheng mabuk adalah idenya, kenapa malah melibatkan Lu Li?



Mereka terus saja bertengkar tanpa menyadari kalau Lu Li mendengar semua pertengkaran mereka. Dan saat mereka sadar, sudah terlambat. Lu Li tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, tapi berusaha untuk tetap tegar. Ny. Cheng jadi merasa bersalah, tapi Lu Li terus saja berkata dia tidak apa-apa dan yang dikatakan oleh Yi Cheng adalah benar. Jadi, lebih baik Ny. Cheng pulang saja karena sudah larut.



Meskipun berkata begitu, hati Lu Li tetap saja sakit. Begitu kembali ke apartemen, Lu Li langsung menyatakan kalau dia tidak tahu orang tua Yi Cheng mengancam Yi Cheng menggunakan perusahaan untuk menikah dengannya. Jika dia tahu Yi Cheng begitu tidak bersedia menikahinya, dia tidak akan menyetujuinya dari awal. Maaf.


Mendengar kata maaf dari Lu Li, Yi Cheng jadi merasa nggak enak, soalnya masalah ini tidak ada hubungannya dengan Lu Li. Ibunya ingin dia menikah. Jika tidak ada Lu Li, ibunya pasti akan mencari orang lain. Lu Li tetap saja merasa kalau dia bersalah dan bersedia kalau mereka bercerai sekarang. Dia yang akan menjelaskannya pada Ny. Cheng. Yi Cheng nggak setuju dan berdalih kalau perjanjian mereka kan untuk 1 tahun dan sekarang belum 1 tahun. Kenapa Lu Li tidak ada jiwa menepati perjanjian?!

Ah, dari caranya, sebenarnya, Yi Cheng mulai menaruh hati pada Lu Li, makanya tidak mau bercerai. Tapi, dia sendiri tidak menyadari hal itu dan tidak bisa menyampaikan maksudnya dengan benar. Yang ada, Lu Li menjadi semakin terluka dan masuk ke dalam kamarnya.


Setelah Lu Li masuk, Yi Cheng baru memeriksa ponselnya dan membuka blokiran nomor Lu Li. Setelah dia melakukan itu, barulah pesan Lu Li masuk. Terlihat sekali kalau dia menyesal sudah memblokir nomor Lu Li sebelumnya. Kalau dia tidak melakukannya, tidak mungkin kejadian ini terjadi.

--



Ny. Cheng merasa sangat bersalah karena sudah membuat Lu Li bersedih. Jadi, di tengah malam, dia diam-dia masuk ke kamar Zi Tong untuk memberikan tugas tersulit. Imbalannya adalah satu buah tas Chanel edisi musim gugur dan dingin. Zi Tong malah nego minta di kasih tiga. Ny. Cheng setuju. Zi Tong makin senang dan minta satu hal lagi, dia ingin Ny. Cheng mengumumkan di rumah ini kalau Yi Cheng adalah anak pungut. Dengan santai, Ny. Cheng menjawab kalau semuanya adalah anak pungut. Wkwkw.

--



Pagi-pagi sekali, Zi Tong sudah pergi ke apartemen Yi Ming untuk meminta bantuan terkait tugas ibunya yang sangat sulit. Pas sekali hari ini adalah weekend.


Lu Li juga menghabiskan waktu di tempat Xiaoqi. Begitu bertemu, Xiaoqi curhat mengenai sikap Renxun yang aneh. Awalnya begitu semangat mau bertemu dan membuat janji, tiba-tiba membatalkan janji dan menjaga jarak. Lu Li yang masih kepikiran masalah kemarin, tidak mendengarkan sama sekali ucapan Xiaoqi.


Sementara itu, Yi Cheng mulai mencari Lu Li yang nggak ada di rumah. Dia kelihatan khawatir. Eh, lagi pusing memikirkan Lu Li kemana, Yi Ming meneleponnya.



Lu Li akhirnya menceritakan pada Xiaoqi masalahnya, mengenai kemunculan mantan pacar Yi Cheng, Li Man. Menurut Lu Li, Yi Cheng masih belum melepaskan Li Man. Xiaoqi jadi emosi karena sama saja Yi Cheng berselingkuh! Lu Li juga memberitahu kalau Yi Cheng menikahinya karna paksaan orang tuanya dengan ancaman perusahaan. Lu Li beneran merasa kalau dia sudah melakukan hal yang salah. Xiaoqi nggak setuju. Yang salah itu orang tua Yi Cheng dan nggak ada hubungannya sama sekali dengan Lu Li! Dan itu juga yang dikatakan Yi Cheng.


Namun, mengesampingkan masalah ancaman dan paksaan pernikahan itu, jika dia tahu mantan Yi Cheng akan kembali dan Yi Cheng masih belum melupakannya, dia pasti tidak akan menikah dengan Yi Cheng. Menurutnya lagi, pernikahan bagi Yi Cheng adalah sebuah belenggu. Xiaoqi nggak setuju, soalnya putusnya Yi Cheng dengan mantannya bukan salah Lu Li, jadi Lu Li jangan menjadikannya beban mental. Lagipula, mereka sekarang sudah menikah dan tidak peduli apa yang ingin dilakukan Li Man, Li Man tetap akan menjadi orang ketiga.


Lu Li tetap saja pesimis, apalagi pernikahan mereka hanyalah perjanjian. Xiaoqi mengingatkan kalau itu bukan masalah karena pernikahan mereka terdaftar secara hukum. Xiaoqi jadi khawatir, soalnya sedari tadi Lu Li terus saja murung dan tidak seperti dirinya yang biasa. Lu Li begitu karna dia berpikir kalau mereka sering menghabiskan waktu bersama, Yi Cheng akan memiliki kesan baik terhadapnya. Tapi, ternyata, itu hanya khayalannya saja. Yi Cheng hanya mematuhi peraturan saja.


“Mengejar orang sudah seperti lari marathon. Bahkan jika kau tidak melihat garis akhirnya, langkahmu juga tidak boleh kacau dan tidak boleh menyerah. Karena, prasyarat untuk memenangkan pertandingan adalah kau harus berlari sampai selesai, karena disetiap belokan mungkin saja ada kesempatan untuk menang,” nasehat Xiaoqi.


Nasehat yang membuat mood Lu Li menjadi lebih baik. Xiaoqi juga menyemangati Lu Li untuk tidak berputus asa. Jika menggunakan perumpamaan, Yi Cheng itu seperti sebuah komputer terenkripsi. Li Man sudah melewatkan kesempatan untuk memasukkan kata sandi. Sekarang, kesempatan itu jatuh ke tangan Lu Li. Lu Li malah berujar kalau komputer terenskripsi juga bisa dibuka tanpa kata sandi. Cukup masukkan satu baris kode saja. Ah, Xiaoqi menegaskan kalau sekarang bukan masalah bisa dibuka dengan kode atau nggak, tapi Lu Li sudah sampai sejauh ini, jadi dia yang harus membuka hati Yi Cheng. Mengerti!

Lu Li jadi kepikiran sesuatu. Dia merasa kalau Xiaoqi dan Gu Mo mirip dalam cara menyemangati seseorang meskipun tujuannya berbeda. Xiaoqi nggak suka mendengarnya. Dia nggak mau disamakan dengan Gu Mo.



Ditengah pembicaraan, Lu Li mendapat telepon dari Zi Tong. Zi Tong mengajaknya untuk bertemu di suatu tempat, tapi Lu Li menolak karena dia sedang bersama Xiaoqi. Eh, Zi Tong nggak peduli dan malah mematikan telepon. Xiaoqi yang tahu, menyuruh Lu Li untuk pergi bersaam Zi Tong agar bisa menjalin hubungan ipar yang baik dan memiliki pendukung. Dia nggak mempermasalahkan janji mereka dibatalkan. Lu Li jadi semakin berterimakasih pada Xiaoqi.


Akhirnya, Lu Li mengirimkan lokasinya sekarang pada Zi Tong dan Zi Tong langsung datang menjemputnya. Mereka pergi ke tempat yang cukup jauh karena Zi Tong menyuruhnya untuk tidur saja dulu, kalau sudah sampai, akan dia bangunkan.


Tempat yang ditujunya sama seperti tempat yang dituju oleh Yi Ming dan Yi Cheng. Sudah bisa ditebak, Yi Cheng menggerutu karena dibawa ke tempat yang harus ditempuh selama 3 jam. Ngapain dia dibawa kesana? Dilihat saja sudah bisa tahu kalau tempat itu untuk pasangan. Apa dia naksir padanya? Yi Ming tidak menjawab gerutuannya dan menyuruhnya untuk menunggu di pintu masuk saja sementara dia memarkir mobil.


Yi Ming bilangnya parkir mobil dan kemudian akan kembali, tapi nyatanya, selesai memarkir mobil, dia menuju ke tempat Zi Tong dan Lu Li. Keduanya sudah sampai duluan di sana dan sedang menikmati pertunjukkan. Ada sebuah acara, dimana seseorang akan ditutup matanya kemudian berjalan dari satu batu ke batu lain. Jika orang itu bisa berjalan dan satu batu dan menyentuh batu lain dengan lancar, bisa mendapatkan berkat dari Dewa. Batu itu disebut batu pernikahan.


Zi Tong tertarik dan menyarankan agar Lu Li mencobanya. Lu Li yang juga tertarik, setuju saja. Sementara itu, sambil menunggu Yi Ming kembali, Yi Cheng memeriksa medsos Lu Li. Tapi tidak ada update terbaru dan itu malah membuatnya galau. Tidak lama, dia malah mendapat pesan dari Yi Ming yang isinya share location. Ya udah, Yi Cheng pergi ke titik yang dikirimkan oleh Yi Ming.


Yi Ming dan Zi Tong mengawasi Lu Li dari jauh. Lu Li sudah memakai penutup mata dan akan mulai bermain. Dasar Zi Tong, dia malah khawatir kalau Yi Ming menyukai Lu Li dan memperingati Yi Ming untuk tidak berpikiran macam-macam pada kakak iparnya itu. Yi Ming juga tahu batasan. Baginya, Yi Cheng dan Lu Li adalah teman berharganya dan dia juga berharap keduanya bisa bahagia. Tidak ada perasaan khusus.




Yi Cheng sudah sampai ke titik yang dikirimkan oleh Yi Ming dan melihat Lu Li yang sedang bermain. Yi Cheng yang nggak tahu itu permainan apa, merasa khawatir melihat Lu Li yang berjalan ke arah batu dan akan terjatuh jika menabrak batu tersebut, jadi dia refleks memasuki arena dan berdiri di hadapan batu sehingga Lu Li terjatuh ke hadapannya. Lu Li yang masih belum tau siapa yang ada dihadapanya, kelihatan bingung saat mendengar tepuk tangan meriah dan sorakan kalau mereka berjodoh.




Matanya langsung membelalak lebar saat Yi Cheng membuka penutup matanya. Woah! Yi Ming dan Zi Tong juga kelihatan bahagia karena rencana mereka berjalan lancar. MC acara mengucapkan selamat pada keduanya sebagai pasangan berjodoh dan menyarankan agar saling bertukar ID WeChat. Dengan malu, Lu Li memberitahu kalau mereka saling kenal. MC semakin bersemangat dan menyebut keduanya memang jodoh yang ditakdirkan. Dengan lihai, dia menawarkan mereka untuk membeli jimat pernikahan mereka. Yi Cheng dengan cepat menolak dan langsung menarik Lu Li keluar dari arena.



Misi sudah selesai. Jadi Yi Ming mengajak Zi Tong untuk pulang. Zi Tong mana mau dan bilang kalau ini saatnya mereka berkencan.  


Hubungan cinta sudah seperti programmer dan kode. Saat kode marah, perlu melakukan perawatan, pengoptimalan dan juga peningkatan tepat waktu. Selama dua orang beroperasi bersama, baru bisa bergerak menuju masa depan yang lebih panjang.

Post a Comment

Previous Post Next Post