Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 14
Lu Li
hanya berjalan mengikuti Yi Cheng dari belakang. Hal itu membuat Yi Cheng jadi
kesal dan menyuruhnya berjalan lebih cepat. Ya udah, Lu Li jadi cepat-cepat
jalan dan berusaha mendahuluinya. Yi Cheng malah menyuruhnya berhenti dan
menanyakan kenapa dia bisa ada di sini? Dimana Yi Ming? Lu Li mana tahu dimana
Yi Ming dan juga dia datang kemari dengan Zi Tong.
Tidak ada
jawaban. Yi Cheng pasti sudah bisa menebak apa yang terjadi. Lu Li yang nggak
mengerti, malah menyarankan agar mereka mencari Yi Ming dan Zi Tong. Yi Cheng
berujar kalau Zi Tong pasti tidak mau kencannya dengan Yi Ming diganggu. Dan
karena mereka sudah tiba, Lu Li bisa bermain sepuas hati. Lu Li jelas senang
dan mulai mengunjungi berbagai wahana permainan dengan Yi Cheng.
Mereka
pergi ke arena menembak. Dan dengan baik serta perhatian, Yi Cheng mengajarinya
cara memanah. Mereka juga memesan permen dengan bentuk khusus. Yi Cheng memesan
bentuk koala dan Lu Li memesan bentuk singa. Si penjual berkomentar kalau
binatang-binatang itu pasti binatang kesukaan mereka. Yi Cheng hanya
senyum-senyum saja. Sementara menunggu permennya dibuat, Lu Li pergi membeli
jimat.
Yi Cheng
yang menunggu, mengomelinya karena pergi tanpa memberitahu dan tidak membalas
pesannya juga. Lu Li jadi tahu kalau Yi Cheng sudah tidak memblokirnya lagi.
Dia juga mengomentari Yi Cheng yang sangat kekanak-kanakan padahal sudah hampir
30 tahun. Hari ini, Lu Li beneran bahagia. Bayangkan saja, Yi Cheng meminta
permen dengan bentuk koala dan bilang kalau koala adalah miliknya. Dan kita
semua juga tahu, bagi Yi Cheng, Lu Li sama dengan koala.
Ditempat
lain, Zi Tong mengajak Yi Ming untuk dilukis bersama. Dan posenya adalah pose
Zi Tong menatap Yi Ming, memonyongkan bibir berharap untuk dicium. Jika itu
adalah lukisan biasa, hasilnya pasti akan sangat bagus, tapi, dia malah memilih
lukisan karikatur. Begitu selesai, hasilnya diluar ekspetasi Zi Tong dan itu
membuatnya emosi. Untung ada Yi Ming yang segera menariknya pergi seebelum dia
membuat keributan.
Meski
terus ngedumel kalau tulisannya jelek tapi Zi Tong tetap saja menyimpannya.
Alasannya karena ini adalah lukisan pertamanya dengan Yi Ming. Sontak saja, Yi
Ming tertawa kecil melihat tingkahnya. Dasar nggak bisa jaim, Zi Tong malah
langsung nebak kalau Yi Ming pasti merasa dia menggemaskan bukan? Yi Ming mana
mengakui.
Dan tidak
mungkin juga bagi Zi Tong untuk tidak menyukai Yi Ming jika Yi Ming begitu
perhatian dan baik padanya. Saat dia meringis kesakitan karena kakinya lecet
berjalan terus menggunakan sepatu hak tinggi, Yi Ming melepaskan sepatunya dan
menggendongnya. Dia akan membawa Zi Tong berbelanja sepatu yang lebih nyaman di
toko sepatu terdekat.
Tidak
terasa hari sudah gelap. Yi Cheng dan Lu Li akhirnya menginap di penginapan
yang sudah dipesankan oleh Zi Tong. Lu Li merasa nggak enak dan menawarkan agar
mereka memesan 1 kamar lagi, tapi Yi Cheng melarang dengan alasan takut
ketahuan sama Zi Tong dan Yi Ming jika memesan kamar berbeda. Dan yah sudah
bisa tahulah yah kelakuan Zi Tong. Dia memesan kamar suite khusus bulan madu.
Di dalam kamar, sudah ada kelopak bunga mawar yang disusun membentuk hati dan
dua buah handuk yang dibentuk menjadi pasangan angsa. Kamarnya juga dipenuhi
aroma lilin aromaterapi. Hahahha. Ini sudah seperti mereka melakukan bulan
madu.
Lebih
parahnya lagi, di atas kasur yang ditutupi dengan selimut, sudah disediakan
kond**. Suasana jadi beneran canggung. Dan ternyata, memang semua itu adalah
ulah Zi Tong. Zi Tong sengaja datang untuk memeriksa keadaan dan juga
menyampaikan pesan Ny. Cheng pada Yi Cheng. Isi pesannya adalah : “Besok adalah hari ulang tahun Lu Li.
Kakakmu yang tidak punya hati nurani itu pasti tidak akan ingat. Kau harus
pergi mengingatkannya. Besok adalah ulang tahun pertama yang mereka rayakan
bersama. Harus merayakannya baik-baik.” Pesan sudah tersampaikan dan Zi
Tong memohon padanya agar tidak bertengkar dengan Lu Li lagi. Merepotkan saja.
Setelah menerima
pesan, Yi Cheng mengusir Zi Tong dari kamar. Setelah itu, dia memanggil Lu Li
dan menyampaikan kalau dia akan keluar sebentar dan akan segera kembali. Mau
kemana?
Yi Cheng
pergi mencari toko kue. Dia akan membelikan Lu Li kue ulang tahun. Sayangnya,
karena hari sudah terlalu larut, toko-toko sudah pada tutup.
Dan entah
apa yang Yi Cheng rencanakan, dia menelpon Lu Li dan menyuruhnya untuk ke
halaman penginapan sekarang juga. Lu Li tentu menurutinya. Surprise! Yi Cheng sudah menyiapkan kue ulang tahun untuknya.
Kuenya dibuat dengan semangka yang dipotong menyerupai bentuk kue dan atasnya
dihias berbagai macam buah-buahan. Dia juga menyanyikan lagu ulang tahun.
Lu Li
amat bahagia dan terharu. Tidak menyangka kalau Yi Cheng tahu ulang tahunnya
dan mau merayakannya. Yi Cheng meminta maaf karena dia nggak bisa membelikan
kue ulang tahun sebenarnya karena toko kue sudah pada tutup. Meski begitu, ini
adalah kue eksklusif buatannya sendiri untuk Lu Li. Lu Li amat berterimakasih
dan berujar kalau itu kue terbaik yang pernah diterimanya.
Dan
permohonannya saat meniup lilin adalah agar kebahagian ini bisa terus
berlanjut. Selesai berdoa dan makan ‘kue’, mereka lanjut bermain kembang api.
Benar-benar bahagia. Tanpa Li Man!
Di tempat
lain, Zi Tong minum wine sendirian hingga mabuk. Dan setelah mabuk, dia malah
pergi ke kamar Yi Ming untuk mengajaknya minum bersama. Dia terus saja
menyatakan perasaannya, bilang menyukai Yi Ming sudah lebih dari 3000-an hari.
Yi Ming dengan sabar, menyuruhnya untuk kembali ke kamar. Zi Tong terus saja
menolak. Yi Ming masih sabar dan menegaskan kalau mereka bertemu saat Zi Tong
berumur 15 tahun dan baginya, Zi Tong sudah seperti adik. Zi Tong menolak
menjadi adik. Dia maunya jadi kekasih.
“Maafkan
aku, Zi Tong. Aku tidak bisa punya perasaan lain terhadap adik yang tumbuh
besar bersamaku.”
Zi Tong
nggak mau. Dia nggak ingin Yi Ming terus melihatnya sebagai adik. Dan dalam
keadaan mabuk, dia malah membuka bajunya agar Yi Ming tidak menganggapnya lagi
sebagai adik. Untunglah Yi Ming gercep. Dia dengan cepat menutup pintu diantara
mereka sambil membalikkan badan. Setelah pintu tertutp, dengan marah, Yi Ming
menegurnya. Jika ingin dicintai orang lain, dia harus bisa mencintai diri
sendiri terlebih dahulu.
Setelah
itu, Yi Ming menyuruh Zi Tong tidur di kamarnya malam ini sementara dia akan
tidur di kamar Zi Tong.
Perayaan
sudah selesai. Yi Cheng dan Lu Li kembali ke kamar. Yi Cheng menyuruh Lu Li
untuk mandi duluan karna masih ada surel yang harus diurusnya. Dan juga, Zi
Tong sudah menyiapkan piyama untuknya di kamar mandi. Saat masuk ke kamar
mandi, Lu Li tercengang. Kamar mandi penuh dengan kelopak bunga mawar.
Sementara
Lu Li di kamar mandi, Yi Cheng dengan cepat mulai membereskan semua
pernak-pernik yang ada dikamar. Seperti kelopak bunga mawar dan handuk
berbentuk angsa. Dia berusaha membuat kamar itu menjadi kamar biasa.
Lu Li
juga sudah selesai mandi dan menemukan piyama yang dibelikan oleh Zi Tong.
Sangat seksi. Mana mungkin Lu Li memakai baju itu. Dia memutuskan memakai
bajunya kembali dan pada Yi Cheng, dia beralasan kalau dia lebih nyaman memakai
pakaian sendiri. Yi Cheng tidak menanyakan lagi dan pamit mandi.
Sembari
menunggu Yi Cheng mandi, Lu Li membalas pesan Xiaoqi yang mengucapkan selamat
ulang tahun dan harapan semoga dia bisa menghancurkan benteng Yi Cheng. Dengan
hati bahagia, Lu Li mengirimkan foto kue ulang tahun yang dihadiakan Yi Cheng.
Dia sangat bahagia hari ini.
Sementara
itu, Yi Cheng menemukan piyama hadiah ulang tahun Zi Tong. Dan dia baru
mengerti kenapa Lu Li menolak untuk memakainya. Sekarang, sudah saatnya untuk
tidur, tapi keduanya merasa sama-sama canggung. Setelah berbagai pertimbangan
akhirnya mereka memutuskan untuk tidur di kasur yang sama.
Lu Li
bercerita kalau dia selalu merayakan ulang tahun bersama Xiaoqi. Ini pertama
kalinya dia merayakan ulang tahun tanpa Xiaoqi. Dan Yi Cheng adalah lawan jenis
pertama yang merayakan ulang tahunnya selain ayahnya. Jadi, ulang tahun ini
sangat istimewa baginya. Yi Cheng berkomentar kalau Lu Li begitu mudah
tersentuh pada hal kecil seperti ini.
Pagi
tiba. Dan tanpa sadar, Yi Cheng tertidur lelap sambil memeluk Lu Li. Lu Li yang
pertama kali bangun, kemudian disusul oleh Yi Cheng. Lu Li malu tapi Yi Cheng
masih setengah sadar dan nggak merasakan apapun.
Yi Ming
juga sudah bersiap. Dia akan kembali duluan hari ini. Tapi, baru juga mau
kembali, dari Zi Tong dia jadi tahu kalau Lu Li berulang tahun hari ini. Tentu
saja, dengan sopan, dia mengucapkan selamat ulang tahun pada Lu Li dan berjanji
akan membelikannya kue ulang tahun. Yi Cheng langsung cemburu dan bilang kalau
dia sudah merayakan ulang tahun Lu Li kemarin. Dia juga menyuruh Yi Ming untuk
segera pulang. Zi Tong nggak setuju dan menyebut Yi Cheng berusaha
memisahkannya dari Yi Ming.
Untungnya
ada Lu Li. Dia melerai mereka dengan mengajak Yi Cheng pergi ke toko aksesoris
di dekat sini, dimana pengunjung juga bisa membuat aksesoris sendiri. Karena
tempatnya agak jauh, Lu Li mengajak mereka naik sepeda. Kebetulan sepeda yang
disedikakan adalah sepeda pasangan. Jadi, Yi Ming memohon pada Yi Cheng agar
memberikan Lu Li sebagai tameng agar dia bisa mengindari Zi Tong. Yi Cheng mana
mau.
Dasar
jahil. Yi Cheng malah menyuruh Lu Li yang duduk di bagian depan sementara dia
dibagian belakang. Dia juga sengaja tidak mengayuh dan membiarkan Lu Li yang
melakukannya. Lu Li jelas merasa kesulitan. Dan setelah puas, Yi Cheng baru mau
berpindah duduk. Di belakang mereka, Zi Tong benar-benar menikmati duduk
dibelakang karna bisa memeluk Yi Ming sepuasnya. Dia nggak mau melepaskan
pelukannya dan mengancam akan memberitahu kakaknya kejadian kemarin jika Yi
Ming tidak mengizinkan dia memeluknya.
Mereka
akhirnya tiba di toko aksesoris yang dimaksud. Sudah bisa ditebak, Zi Tong
meminta agar Yi Ming membuatkannya aksesoris. Anggap saja sebagai kado ulang
tahun lebih awal. Yi Cheng dan Lu Li juga mulai membuat aksesoris dengan
bimbingan si pemilik toko. Sementara Zi Tong hanya terus melihat Yi Ming.
Akhirnya,
aksesoris buatan Yi Ming untuk Zi Tong jadi. Zi Tong meminta dibuatkan oleh anting-anting
dengan inisial Z dan T. Meskipun sederhana, tapi bagi Zi Tong itu sangat bagus
dan tidak bernilai.
Lu Li membuatkan gantungan kunci pasangan. Untuknya dan Yi Cheng. Meski bilang gantungannya nggak artistik karna terbuat dari besi, tetap saja dia mau meerimanya dan tidak mengizinkan saat Yi Ming mau mengambilnya.
Yi Cheng
membuat aksesoris cincin. Bentuknya jelek sampai Zi Tong mengira itu bulatan
untuk gantungan kunci. Tapi, bagi Lu Li itu sangat berharga. Sayangnya, cincin
yang dibuanya sangat kebesaran. Malu karena tidak sesuai ekspetasi, Yi Cheng
langsung berujar kalau dia membuat sebuah lingkaran yang sangat artistik. Dan
dia berencana membuangnya setelah membuatnya.
“Kalau
kau mau membuangnya, buang saja padaku. Jika ditambahkan rantai, aku bisa
menjadikannya kalung.”
Yi Cheng
jelas senang dan memuji Lu Li mengerti mengenai seni. Huhuhu, andai saja dia
sadar akan perasaannya pada Lu Li.
Liburannya
sudah selesai dan mereka akan pulang bersama. Begitu masuk ke dalam mobil, Lu
Li menggantungkan jimat yang waktu itu di belinya di spion depan mobil. Yi
Cheng tidak mempermasalahkannya. Tidak lama, mereka mendapat telepon dari orang
tua Lu Li. Ayah dan Ibu Lu Li mengira kalau Lu Li sendirian lagi dan mulai
kesal dengan Yi Cheng. Untungnya Yi Cheng ternyata ada disamping putrinya dan
berjanji akan berkunjung.
Hati Lu
Li sudah sangat bahagia. Namun, kebahagiaan itu lenyap saat Yi Cheng bilang dia
hanya sedang memenuhi perjanjian agar orang tua Lu Li tidak curiga. Setelah
sampai di kota, Yi Cheng membawa Lu Li pergi ke toko kue. Ini sebagai ganti kue
kemarin.
Lu Li
memesan kue yang bisa dihias sendiri dengan potret mereka. Awalnya, Yi Cheng
nggak mau ikut menghias, tapi berjalannya waktu, dia malah ikut disamping Lu Li
untuk menghias sendiri kue tersebut. Dari menghias kue, mereka jadi bermain
colek coleh krim.
Ada orang berkata, jalur
hubungan dan jalur kemampuan itu sama.
Paling kejam, tapi juga paling adil. Karena mengandalkan akumulasi,
tidak ada jalan pintas. Namun, sebenarnya, hubungan itu sama sekali tidak adil.
Meskipun sudah berkorban, belum tentu akan mendapat balasan.