Dirumah. Ai Qing mencoba menelpon
Wei Wen berkali- kali, tapi Wei Wen tidak ada mengangkat telponnya sama sekali.
Ai Qing lalu tertidur di sofa dan
memimpikan masa lalunya saat kecil dulu.
Flash back
“Kenapa kamu berbohong?” tanya Ibu.
“Bu, saya tidak berbohong!” jawab Ai Qing, merasa takut.
“Siapa yang menyuruh mengatakan itu?” bentak Ibu, bertanya. Dan Ai Qing menangis
ketakutan. “Kenapa kamu tidak bisa melindungi dirimu
sendiri? Kamu telah menghancurkan keluarga ini!” teriak
Ibu sambil menguncang tubuh Ai Qing dengan kasar dan kuat. Lalu dia mengurung
Ai Qing didalam lemari.
Dengan ketakutan, Ai Qing
menangis dan memanggil Ibu. Tapi Ibu tidak peduli.
Flash back end
Ai Qing tersentak dan terbangun
dari mimpi buruknya. Lalu tiba- tiba seseorang menelponnya, dan diapun
mengangkatnya.
“Halo … aku
istrinya … ada yang bisa kubantu?”
Lan Bin datang ke rumah sakit
menemui Wei Wen dan mengajaknya untuk berbicara.
Ai Qing datang ke rumah sakit
menjenguk Nyonya Hong.
Wei Wen memberikan informasi
kontak orang tua Ai Qing kepada Lan Bin. Lalu dia menjelaskan bahwa sebenarnya dia
tidak terlalu tahu banyak tentang hidup Ai Qing sebelum mereka bertemu.
Ai Qing membuka selimut Nyonya
Hong untuk melihat lukanya. Kemudian Nyonya Hong tiba- tiba terbangun. Saat
Nyonya Hong melihat Ai Qing dan syal merah dileher Ai Qing, dia langsung
bersikap histeris. Dan Ai Qing merasa bingung.
Lalu Dokter serta Perawat datang
untuk memeriksa keadaan Nyonya Hong. Dan Ai Qing pun terpaksa harus pergi.
Ketika Ai Qing keluar dan melihat
Wei Wen serta Lan Bin, dia merasa seperti mereka berdua mengatainya gila dan
ini adalah salahnya. Dengan panik, Ai Qing pun kemudian berlari pergi ke toilet
untuk menenangkan dirinya.
Melihat Ai Qing tiba- tiba
berlari, Wei Wen merasa bingung dan langsung berlari mengejarnya. Tapi
sayangnya, tidak terkejar.
Ditoilet. Saat Ai Qing menatap
dirnya sendiri didepan cermin, semua perkataan bahwa dia berbohong, terus
tergiang didalam telinganya, sehingga dia merasa pusing. Lalu muncul bayangan
jahat dirinya didepan cermin.
“Mereka yang melakukan kesalahan padaku akan
kuhancurkan!” kata Bayangan Jahat sambil tertawa dan
memegang pisau.
Dengan histeris, Ai Qing menjerit
keras. Lalu dia memukul- mukul cermin sampai cermin didepan nya retak dan
tangannya berdarah. Barulah setelah itu,
Bayangan Jahat menghilang.
Lan Bin menemui Tuan Chen dan
menjelaskan bahwa dia datang, bukan karena Xin Xin, melainkan karena Ai Qing.
Dia ingin tahu tentang Ai Qing.
Ai Qing pulang dan mencabut
pecahan- pecahan kaca di tangannya. Lalu dia memperban tangannya sendiri.
Lan Bin menjelaskan bahwa dia
telah menyelidiki keluarga Ai Qing untuk menghindari hal yang tidak
menyenangkan terjadi lagi. Dan lalu dia tahu kalau Ai Qing sama dengan Xin Xin,
keduanya sama- sama dibesarkan oleh orang tua angkat. Dan kedua orang tua
angkat Ai Qing menyuruhnya untuk berbicara dengan Tuan Chen. Mendengar itu,
Tuan Chen pun mengakui bahwa dia masih mengenali Ai Qing, meskipun sudah
sepuluh tahun berlalu. Menurutnya, Ai Qing adalah anak yang malang.
Flash back
Shen Qing (Ai Qing) adalah korban
kekerasan Ayahnya. Untuk melindungi Ai Qing, Ibu membunuh Ayah. Setelah itu,
Ibu menyalahkan Ai Qing, karena Ai Qing tidak bisa melindungi dirinya sendiri, sehingga
semua ini terjadi.
“Kamu telah menghancurkan keluarga ini!” bentak Ibu. Dan para polisi menarik Ai Qing
untuk menjauhi Ibu.
Flash back end
Dirumah sakit. Seseorang
mengambil seragam perawat. Lalu dia datang ke kamar rawat Nyonya Hong yang
masih tertidur dan menyuntik Wei Wen dari belakang, sehingga Wei Wen pun
pingsan dan tidak sadarkan diri.
Dirumah. Ai Qing menerima
panggilan telpon dari Zhao (pekerja sosial baru dipanti asuhan).
Setelah menerima telpon itu, Ai Qing keluar dari rumah dan mengikuti arahan
yang Zhao katakan di telpon.
Zhao : Nona Hong, Xin Xin bisa pulang hari ini. Aku ingin
mengundang kamu dan Xin Xin untuk makan malam. Alamat ada di undangan, dan itu
ada dikotak surat mu. Sampai jumpa.
Surat : Makan malam dimulai pukul 6 sore. 500 meter barat
Jembatan Guangxia
Ai Qing pergi ke sekolah dan
menanyai Huang Ling, dimana Xin Xin. Dan Huang Ling menjawab barusan Nyonya
Zhao sudah datang dan menjemput Xin Xin. Mengetahui itu, Ai Qing langsung
berlari dan masuk ke dalam mobil dan pergi terburu- buru. Disaat itu, tanpa
sengaja undangan dari Zhao yang dipegangnya terjatuh di jalan. Dan sebelum
Huang Ling sempat mengembalikan undangan tersebut, Ai Qing sudah keburu pergi
duluan.
Wei Wen terbangun dalam keadaan
tubuh terbungkus dan terikat didalam kain, sehingga dia tidak bisa bergerak.
Lalu Zhao datang dan mengambil kacamata yang dipakainya.
Zhao membuang kacamata Wei Wen ke
lantai dan menginjaknya. “Profesor? Hahaha… bahkan tidak bisa melihat sendiri dengan
jelas. Biarkan aku mengajari kamu apa itu seni,” katanya.
Lalu dia menyiram Wei Wen dengan cat. Setelah itu, dia menendang Wei Wen,
sehingga Wei Wen kembali pingsan.
Melalui telpon, Huang Ling
memberitahu Lan Bin tentang alamat di undangan Ai Qing yang ditemukannya. Dan
Lan Bin pun datang ke tempat tersebut sendirian.
Alamat yang Zhao berikan adalah
alamat sebuah bangunan terlantar yang kosong, besar, dan luas. Lan Bin memasuki
bangunan tersebut dan berjalan naik ke lantai dua. Dia menggunakan senter untuk
menyinari jalannya.
Dilantai dua bangunan, Lan Bin
menemukan Wei Wen yang berada dalam keadaan tidak sadarkan diri. Dan dia merasa
terkejut. Lalu dia menguncang Wei Wen dengan pelan dan memanggil- manggilnya
supaya bangun. Dan saat Wei Wen terbangun, dia langsung mengingatkan Lan Bin
untuk berhati- hati.
Tepat disaat Wei Wen mengatakan
itu, seseorang muncul di belakang Lan Bin dan memukul Lan Bin. Sehingga Lan Bin
pun langsung pingsan.
Zhao mengasah pisau, lalu memotong
hati dan jantung binatang.
Ai Qing datang. Melihatnya, Lan
Bin langsung mengingatkan Ai Qing untuk berhati- hati, karena Zhao adalah
wanita gila. Tapi sebelum dia selesai bicara, Zhao datang dan menyumbat
mulutnya dengan kain.
Setelah Zhao menyumbat mulut Lan
Bin, dia menyapa Ai Qing dengan ramah. Dia mempersilahkan Ai Qing untuk duduk.
Dengan bingung, Ai Qing menatap
ke sekitar, lalu dia melihat Wei Wen. Melihat keadaan Wei Wen, dia merasa
khawatir dan ingin mendekatinya. Tapi sebelum dia sempat mendekati Wei Wen,
Zhao membanting piring dengan keras, membuat Ai Qing langsung berhenti dan
menutup mulutnya.
“Biarkan dia. Pria yang tidak berguna!” bentak Zhao.
Zhao kemudian mendekati Ai Qing
dan mengulurkan tangannya sampai tersenyum, “Halo.
Aku, Jiang Xiuxian,” katanya, memperkenalkan diri.
Dimeja makan. Xin Xin duduk
tertidur, tidak sadarkan diri. Nyonya Jiang menuangkan minuman untuk Ai Qing.
Lalu Nyonya Jiang mulai bercerita.
“Hari ini adalah hari untuk merayakan reuni
keluarga kita. Putriku yang malang, Xin Xin, telah menderita. Kita semua harus
bekerja keras untuk menghukum orang- orang jahat yang menindas Xin Xin,” kata Nyonya Jiang.
Flash back
Saat Xin Xin datang berkunjung ke
panti asuhan, Nyonya Jiang merasa sangat senang sekali. Tapi kemudian dia
melihat ada begitu banyak bekas luka ditubuh Xin Xin.
Karena itulah, Nyonya Jiang
membunuh Ayah angkat Xin Xin. Dia
berpura- pura datang berkunjung ke rumah Ayah angkat Xin Xin, memukul kepalanya
dari belakang, lalu melemparkannya dari lantai atas.
Hari pertama Xin Xin bersekolah
dan diperlakukan secara tidak baik oleh satpam sekolah, Nyonya Jiang datang dan
mendorongnya dari belakang, ketika si satpam sedang merokok diatas atap
sekolah.
Setelah menghukum dua murid nakal
yang membully Xin Xin, Nyonya Jiang langsung menelpon dan mengabari Ai Qing
untuk datang ke sekolah. Karena itulah, Ai Qing bisa sampai begitu cepat ke
sekolah.
Nyonya Jiang juga yang telah
mencekik Nyonya Hong menggunakan syal.
Flash back end
Saat Nyonya Jiang sedang
bercerita, Huang Ling datang. “Eh, ada tamu?” tanyanya
dengan ramah. Tapi kemudian dia langsung berubah sikap, ketika Huang Ling
mendekati Lan Bin dan menangis. “Jangan
menangis! Jangan menangisi pria! Jangan menjadi wanita bodoh yang dicuci
otaknya!” bentaknya.
Mendengar bentakan itu, Huang
Ling dan Ai Qing sama- sama merasa terkejut serta ngeri, sehingga mereka tidak
berani bersuara sama sekali.
“Wanita hebat dengan membantu suami mereka?
Tidak. Itu berarti dia adalah pembantu yang tidak dibayar!” teriak Nyonya Jiang. Lalu dia berjalan
mendekati Wei Wen dan melampiarkan emosinya dengan menendang- nendang Wei Wen. “Apa yang bisa pria lakukan?!” teriaknya.
Saat Nyonya Jiang menendang Wei
Wen, tempat bensin yang berada diatas Wei Wen terjatuh dan mengenai Wei Wen.
Setelah itu, barulah Nyonya Jiang merasa puas.
“Pria terus berkata, ‘Aku sangat lelah. Ini pekerjaan yang sulit’, ‘Dengarkan apa yang aku katakan. Aku melakukan segalanya demi mu’. Hahahah… itu omong kosong!” kata Nyonya Jiang, penuh emosi. Lalu dia berjalan mendekati Xin Xin dan mengelus kepala Xin Xin dengan lembut, “Kita, wanita, bisa menciptakan keluarga bahagia sendiri. Kita tidak membutuhkan pria sama sekali,” katanya.
“Aku pikir, aku bisa mengerti perasaan mu,” kata Ai Qing.
“Kamu bisa mengerti? Bagaimana bisa?” tanya Nyonya Jiang, tidak percaya.
Ai Qing mulai menceritakan
kisahnya. Dia sama seperti Xin Xin. Dia juga tinggal dipanti asuhan dulunya.
Ibunya mengalami gangguan saraf, karena Ayahnya sering menyakitinya. Lalu suatu
saat, demi melindunginya, Ibunya membunuh Ayahnya. Ini sudah lebih dari 20 tahun.
Dia mencoba melupakan masa lalunya itu, karena itu terus menghantuinya,
menyiksanya siang dan malam. Lalu setiap hari dia meminum pil untuk menyakinkan
dirinya sendiri bahwa ‘Aku tidak gila’, ‘Aku baik- baik saja’. Dia mencoba untuk terlihat normal.
Sekarang karena Nyonya Jiang, Ai
Qing jadi menyadari bahwa dirinya adalah orang yang tidak berani mencintai.
Semua ini karena dia terus mengunci dirinya sendiri didalam hati dan tidak
berani mengakui perasaannya. Dia membenci Ibunya, tapi disaat bersamaan, dia
mencintai Ibunya. Dan Xin Xin mengajarinya bagaimana mencintai. Jadi baginya,
Xin Xin adalah anak yang luar biasa. Membuatnya tidak bisa melepaskan Xin Xin.
Mendengar itu, Nyonya Jiang
mengatakan bahwa dia juga tidak bisa melepaskan Xin Xin. Karena itulah, malam
ini dia mengadakan makan malam terakhir ini.
Lalu sambil tersenyum, Nyonya
Jiang menunjukkan mancis yang dimilikinya. Melihat itu, Ai Qing merasa terkejut
dan langsung berdiri untuk menghentikan Nyonya Jiang, sebelum Nyonya Jiang
sempat menyalakan mancis tersebut.
Huang Ling kemudian maju dan
membantu Ai Qing untuk menghentikan Nyonya Jiang juga. Lalu akhirnya, mancis
yang Nyonya Jiang pegang pun terjatuh.
Kemudian keadaan menjadi kacau.
Setelah Huang Ling berhasil menghentikan Nyonya Jiang, dia didorong dengan kuat
oleh Nyonya Jiang dan ditendang.
“Nona Hong, bawa Xin Xin pergi!”
teriak Huang Ling.
Ai Qing berniat untuk membawa Xin
Xin pergi bersamanya, tapi kemudian dia melihat Nyonya Jiang ingin menungut
mancis dilantai. Jadi dia maju untuk mengambil mancis tersebut. Tapi kemudian
Nyonya Jiang menarik kakinya, sehingga dia terjatuh. Lalu Nyonya Jiang mencekik
lehernya.
“Kamu tidak boleh mengambil Xin Xin!” bentak Nyonya
Jiang, penuh emosi.
Melihat keadaan tersebut, Wei Wen
merasa khawatir dan ingin membantu Ai Qing. Tapi karena tubuhnya terikat, dia
jadi tidak bisa bergerak sama sekali.
Setelah Huang Ling merasa agak
baikan, dia langsung berdiri dan memukul kepala Nyonya Jiang menggunakan wajan.
Tapi sialnya, Nyonya Jiang tidak pingsan dan masih baik- baik saja. Malahan
karena hal itu, Nyonya Jiang berbalik dan menyerang nya.
Nyonya Jiang memegang bahu Huang
Ling dan mengantukkan tubuh Huang Ling berulang kali ke dinding. Melihat itu,
Lan Bin ingin membantu Huang Ling, tapi sama seperti Wei Wen, dia sama sekali
tidak bisa bergerak, karena tubuhnya terikat.
Tidak lama kemudian, polisi
datang. Dan tiba- tiba kepala Nyonya Jiang terasa agak pusing, tapi sesaat
kemudian rasa pusingnya menghilang dan dia tertawa, karena dirinya masih baik-
baik saja. Lalu dia mengambil pisau besar yang ada didapur.
Nyonya Jiang berniat untuk
membunuh dirinya sendiri, tapi sebelum dia sempat melakukan itu, Ai Qing datang
dan menghentikannya.
Akhirnya, Nyonya Jiang ditangkap dan
dibawa oleh polisi. Lalu Ai Qing mengendong Xin Xin pergi dan mengabaikan Wei
Xin.
Sebelum Nyonya Jiang masuk ke
dalam mobil polisi, dia melihat Xin Xin sudah sadarkan diri, dan diapun
memanggil Xin Xin. “Ibu ada disini!” teriaknya.
“Nyonya Jiang, jangan khawatir.
Aku akan menjaga Xin Xin,” janji Ai Qing, menenangkan.
Flash back
Saat Wei Wen dan Ai Qing datang
ke panti asuhan untuk mengadopsi Xin Xin, sebenarnya Nyonya Jiang merasa sedih,
karena itu berarti dia harus berpisah dari Xin Xin.
Lalu setiap malam, kenapa jendela
kamar Xin Xin sering terbuka, itu karena Nyonya Jiang selalu diam- diam
menyelinap untuk melihat Xin Xin.
Nyonya Jiang hanyalah seorang Ibu
yang sangat menyanyangi anaknya. Dan sebenarnya dia mempunyai dua orang putri.
Xin Xin adalah putri keduanya.
Saat suami Nyonya Jiang bangkrut,
dia sering memukuli kedua putri mereka, dan Nyonya Jiang berusaha keras untuk
melindungi. Namun suatu saat, suami Nyonya Jiang merancuni kedua putri mereka,
dan Nyonya Jiang merasa sangat sedih sekali.
Nyonya Jiang kemudian bertengkar
dengan suaminya. Disaat bertengkar, demi melindungi dirinya, Nyonya Jiang
mengambil kayu yang berada di dekatnya dan memukul suami nya. Lalu setelah itu,
dia kabur dari rumah.
Ketika Nyonya Jiang kabur dan
berhenti untuk makan mie, dia melihat berita tentang keluarganya. Putri
pertamanya tewas dan suaminya juga tewas. Namun putri keduanya, Xin Xin, yang
berusia 3 tahun berhasil selamat dan dibawa ke panti asuhan.
Karena mendengar berita itu,
Nyonya Jiang pun menjadi pekerja sosial dipanti asuhan tempat Xin Xin berada.
Dan disana dia memberikan krayon merah dan hitam serta buku gambar kepada Xin
Xin.
Saat Xin Xin mengikuti kelas
musik yang menyanyikan lagu tentang keluarga, Nyonya Jiang memperhatikan Xin
Xin dari belakang dengan perasaan sedih. Sebab dia melihat Xin Xin terus
menundukkan kepalanya.
Flash back end
Dirumah sakit. Ai Qing
memperhatikan bayi- bayi yang baru lahir sambil tersenyum lembut. Dia tampak
seperti berharap agar suatu saat dia bisa memiliki anak sendiri.
Lalu Ai Qing bertemu dengan Huang
Ling. Dan mereka berdua mengobrol. Huang Ling menanyakan, bagaimana kabar Wei
Wen. Dan Ai Qing menjawab bahwa Wei Wen baik- baik saja, tapi mereka berdua
membutuhkan waktu. Mendengar itu, Huang Ling memeluk Ai Qing untuk memberikan
semangat. Dan Ai Qing membalas pelukannya.
Kemudian Ai Qing memegang
perutnya dengan lembut. “Jangan khawatir. Kami akan membuatnya,” jelasnya. Dan
Huang Ling merasa bahagia untuk Ai Qing.
Ai Qing datang ke panti asuhan
untuk menjemput Xin Xin. Dan saat mereka berdua bertemu, mereka berdua saling
tersenyum bahagia.