Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 12
Yi Cheng
beneran gengsi memanggil langsung Lu Li dan malah menunggu hingga Lu Li datang
ke ruangannya setelah membaca pesannya. Sayang sekali, yang ditunggu tidak
punya niat sama sekali berkunjung. Lu Li malah sedang asyik makan cemilan yang
dibelikan oleh Zhang. Lagi kumpul gini, tentu paling asyik ngobrol. Renxun
tiba-tiba saja jadi penasaran, gimana rasanya kalau sudah punya istri? Zhang sebagai
satu-satunya pria beristri diantara mereka, menjawab kalau dia berharap bisa
punya hubungan cinta tanpa bug. Tapi,
hal itu sangat sulit. Shutian sebagai anggota termuda, malah sok memberikan
saran agar mereka mencari pacar seprofesi seperti Lu Li dan Yi Cheng, jadi bisa
sama-sama memperbaiki bug. Ah, dari
membahas mengenai hubungan suami istri, mereka jadi membahas mengenai Li Man.
Apa Lu Li tahu sesuatu? Lu Li tahu, tapi tidak mau memberitahu. Dia dengan
lihainya mengubah topik dengan membahas makan malam Renxun dengan Xiaoqi
kemarin malam. Renxun yang emang tertarik sama Xiaoqi, ingin meminta bantuan
lebih sama Lu Li. Apa Xiaoqi ada mengatakan sesuatu mengenai dirinya pada Lu
Li? Saking mau tahunya, Renxun tanpa sadar merangkul Lu Li.
Pas
sekali Yi Cheng ke sana untuk melihat Lu Li. Dan saat melihat rangkulan Renxun
dibahu Lu Li, dia otomatis marah. Namun, biar nggak terlalu kentara, dia
membuat alasan-alasan sendiri untuk kemarahannya. Misalnya, apa dia nggak
membaca pesannya? Apa dia sudah menyelesaikan pekerjaannya? Dengan santai, Lu
Li menjawab kalau dia nggak melihat pesan Yi Cheng dan pekerjannya sudah
diselesaikan dan diserahkan kemarin pada Yi Cheng. Hahahha. Yi Cheng nggak
punya alasan marah lagi dan memberi teguran kalau mereka tidak boleh sarapan di
kantor. Lu Li meluruskan kalau mereka nggak sarapan, tapi sedang makan cemilan.
Yi Cheng makin kesal dan berteriak kalau tidak boleh makan cemilan di kantor!
Wkwkwk.
Renxun langsung sadar kalau Lu Li dan Yi Cheng sedang bertengkar.
“Kami
tidak bertengkar. Tapi, muncul bug.”
Makin
kepo lah Zhang dkk. Bug apa yang
muncul?
Yi Cheng
yang kekanak-kanakan malah memblokir nomor Lu Li karena Lu Li mengabaikannya
tadi.
Lu Li
pergi ke pantry dan tidak sengaja
berjumpa dengan Gu Mo. Gu Mo yang sudah tahu dan peka kalau Lu Li menyukai Yi
Cheng, mengucapkan selamat atas resminya hubungan mereka. Jika Gu Mo mengatakan
selamat padnaya kemarin, mungkin Lu Li akan lebih bahagia daripada hari ini.
Setelah kejadian kemarin, Lu Li benar-benar jadi minder sama diri sendiri. Dia
berkomentar kalau hidup seperti program yang selalu penuh dengan bug yang muncul tiba-tiba. Dan meskipun
dia programmer, dia nggak bisa menyelesaikan semua masalah.
Lu Li
akhirnya mengajukan Gu Mo sebuah pertanyaan. Jika dia menyukai seseorang dan
tiba-tiba muncul seseorang yang lebih cocok dan lebih mengerti orang yang
disukainya itu, dia akan bagaimana? Gu Mo menjawab kalau dia akan mencari tahu
kekurangan lawan dan mencari cara mengeliminasinya. Lu Li nanya lagi, gimana kalau yang
tereliminasi malah diri sendiri? Gu Mo menjawab lagi dengan percaya diri, hal
itu tidak akan terjadi padanya. kaerna dia tahu, dia adalah naungan terbaik
untuk orang yang disukainya tersebut.
Perwakilan
dari EG Game kembali berkunjung. Kali ini, Li Man tidak ikut serta. Pria itu
menyebutkan kalau mulai sekarang dia yang akan menjadi perwakilan EG dan
berharap Yi Cheng bisa memisahkan dengan baik urusan pribadi dan pekerjaan.
Berbeda dari sikapnya kemarin, Yi Cheng menerima kedatangan tn. Liu dengan
sangat baik. Yi Cheng benar-benar menunjukkan kemampuan bernegosiasi dan
kemampuan bicara yang sangat baik sebagai pemimpin perusahaan. Sikapnya
benar-benar menunjukkan kedewasaan, sangat berbeda saat berurusan dengan hal
pribadi. EG Game sekarang ingin Enchant
Tech membuat game baru dan jika game itu menarik, mereka tidak hanya akan
berinvestasi tapi juga akan memasarkannya di luar negeri. Ini tentu hal besar
dan Yi Cheng menerima tantangan tersebut. Tidak ada kesuksesan tanpa resiko.
--
Huft,
kirain Li Man sudah tidak akan mengganggu Yi Cheng lagi. Nyatanya, tn. Liu
hanyalah orang yang Li Man utus kesana agar Yi Cheng mau bekerja sama dengan
mereka.
Li Man
sekarang sedang berada di apartemen mewahnya bersama ayahnya. Mereka tidak
tinggal bersama. Hubungan keduanya juga nggak baik. Tanpa segan, dia mengusir
ayahnya dari rumahnya jika sudah tidak ada urusan lagi. tn. Li tidak mau dan
hendak membahas masalah mereka tiga tahun yang lalu. Begitu tn. Li mengatakan
hal tersebut, Li Man langsung menutup pintu apartemen yang sudah dibukanya
tadi.
Renxun
sangat gencar mendekati Xiaoqi. Hari ini, dia ingin mengajak Xiaoqi nonton
bersama. Kasihannya, jika dia mendekati Xiaoqi, sama saja mengajak Gu Mo
perang. Gu Mo jadi menyulitkan pekerjaannya. Dia sudah meminta hasil gambar
render game versi pertama yang dibuat oleh departemen seni yang dipimpin Gu Mo,
tapi tidak ada respon sama sekali. Makanya, dia ingin meminta bantuan Gu Mo.
Mana tahu kalau Gu Mo yang bicara, gambar itu bisa lebih cepat diselesaikan dan
dikirimkan padanya. Eh, Gu Mo malah tiba-tiba saja menanyakan kualifikasi
Renxun dan bilang kalau kualifikasi Renxun tidak cukup untuk Xiaoqi. Xiaoqi
adalah anak tunggal dan anak kesayangan kedua orang tuanya. Dan juga, dia dan
Xiaoqi tidak berhubungan darah, jadi kelak panggil dia dengan hormat, jangan
panggil : kakak.
Gegara
ucapan Gu Mo, Renxun jadi merasa tertekan dan stress. Dia akhirnya membatalkan
janjinya dengan Xiaoqi. Dia juga harus memberitahu Lei kalau gambar render dari
team seni masih belum selesai. Lei marah soalnya kerjaan itu harusnya
diselesaikan hari ini. Jika Renxun terus saja menunda pekerjaan dan terjadi
masalah lagi, perusahaan pasti akan memecatnya. Renxun tersinggung dengan
ucapan Lei dan mereka hampir saja bertengkar. Untung sekali, sebelum mereka adu
tumbuk, Xiaoqi menerima email dari tim seni untuk gambar render yang mereka
perlukan.
Zhang dkk
merasa ada yang aneh. Padahal, harusnya tim seni mengirimkan gambar itu pada
Renxun, kenapa malah dikirim ke Lu Li? Apa dia ada menyinggung tim seni? Renxun
sudah tahu ada yang nggak beres, apalagi saat tahu yang mengirimkan email itu
adalah Gu Mo.
Renxun
sudah merasa sangat stress dengan masalah hari ini. Dia juga menyadari
kesalahannya dan meminta maaf pada Lei. Dia tahu kalau Lei itu mengidap OCD dan
tidak suka menunda pekerjaan. Sebagai bentuk permintaan maafnya, dia memberikan
dua tiket nonton yang dipunyanya untuk Lei. Lei menerima tiket itu sebagai
tanda mereka berbaikan. Namun, dia nggak ada teman yang bisa diajak nonton. Lu
Li menawarkan diri untuk menjadi teman nontonnya.
Sebenarnya,
Lu Li menawarkan diri karena dia merasa ada yang aneh dengan Lei. Sedari tadi,
Lei kelihatan selalu memegang dada dan terlihat kesakitan.
Jam
pulang kerja, Zi Tong mampir ke ruangan Yi Cheng. Dia menyampaikan kalau ibu
mengundang Yi Cheng dan Lu Li untuk makan malam bersama di rumah. Cuma, tadi
dia melihat Lu Li udah nggak ada di mejanya. Saat dia menanyakannya ke Yi
Cheng, Yi Cheng menjawab ketus. Yah, nggak perlu di jelaskan, dia juga udah
tahu kalau mereka bertengkar. Zi Tong meskipun cuek, tapi dia sebenarnya
khawatir dengan hubungan kakaknya yang rumit, terutama mengenai Li Man.
Makanya, dia nggak berani bilang ke Ibunya kalau Li Man kembali dan datang ke
kantor mereka. Dia juga menasehati Yi Cheng kalau hubungannya dengan Li Man
terus tidak jelas, hati-hati suatu hari Lu Li tidak tahan dengannya lagi dan
mencari selingkuhan! Seperti biasa, Yi Cheng mana mau mendengarkan nasehatnya.
Lu Li
sekarang sedang di bioskop dengan Lei. Dan sepanjang film di putar, Lei selalu
kelihatan gelisah dan kesakitan, padahal yang mereka tonton bukanlah film
horror. Lei juga jadi lebih mudah terkejut dari biasanya. Lu Li tentu khawatir
dan menanyakan keadaannya. Lei menjelaskan dengan nafas terengah, saat
mendengar suara keras, jantungnya langsung berdetak sangat kencang dan nafasnya
jadi nggak lancar. Lu Li semakin khawatir apalagi wajah Lei sangat pucat. Dia
langsung mengajak Lei untuk memeriksakan diri di rumah sakit.
Yi Cheng
yang sudah pulang duluan, merasa gelisah karena Lu Li masih belum pulang juga.
Dia jadi kepikiran ucapan Zi Tong tadi dan membayangkan kalau Lu Li selingkuh
dengan Yi Ming. Saking khawatirnya, dia sampai membuka blokir nomor Lu Li dan
menunggu, mana tau Lu Li ada mengirimkan pesan padanya. Setelah ditunggu
beberapa menit, tetap saja nggak ada chat masuk.
Yi Cheng
jadi makin penasaran dan mencoba mengetest. Dia memblokir nomor Zi Tong.
Kemudian, dia menelpon Zi Tong dan memintanya untuk mengirimkan chat padanya.
Zi Tong yang lagi asyik menicure pedicure
heran dengan permintaannya, tapi tetap melakukannya. Dia mengirimkan pesan ke
WeChat Yi Cheng, tapi pesannya nggak terkirim. Yi Cheng membuka blokirannya dan
pesan dari Zi Tong langsung masuk. Bukankah ini artinya Lu Li emang tidak ada
mengirimkan pesan padanya? Kesal, dia kembali memblokir nomor Lu Li.
Yang
dicari, masih berada di rumah sakit. Lu Li menunggu hingga Lei menyelesaikan
semua testnya. Namun, semua test menunjukkan kalau tidak ada masalah dengan
tubuhnya. Itu memang hal baik, tapi
tetap aja aneh karena Lei masih merasa nggak enak. Lu Li merasa mungkin Lei
butuh lebih banyak istirahat. Karena sudah tidak ada urusan lagi, Lu Li pamit
pulang. Lei langsung menyuruh Lu Li ikut bersamanya. Dia akan mengantarkan
soalnya hari sudah larut dan tidak baik wanita sendirian.
Yi Cheng
benar-benar cemas. Jam sudah menunjukkan pukul 23.26 tapi Lu Li masih belum
juga pulang. Dia mulai khawatir kalau terjadi sesuatu sama Lu Li. Pas sekali,
saat dia mau pergi keluar untuk mencari Lu Li, Lu Li baru saja tiba dengan
diantar sebuah mobil mahal. Dari posisinya, Yi Cheng nggak bisa melihat siapa
pengemudi mobil dan apa yang dibicarakan. Namun, dia udah langsung negative thinking. Dia juga takut kalau
Lu Li tahu dia khawatir dan langsung lari kembali ke kamar apartemen dan
berbaring di sofa, seolah sedang santai.
Lu Li
sudah nggak marah lagi. Dia juga membelikan Yi Cheng ayam goreng. Seperti
biasa, dengan gaya sok cuek, Yi Cheng menegurnya karena sudah pulang larut.
Bahaya bagi seorang gadis pulang terlalu malam, tahu nggak? Lu Li senang,
soalnya Yi Cheng terdengar khawatir. Eh, Yi Cheng malah menyangkal dan
beralasan kalau ini kan melanggar aturan tinggal bersama mereka. Intinya, dia
khawatir dan penasaran, tapi menutupinya dengan marah-marah.
Yi Cheng
juga nggak mau mendengar sampai habis penjelasan Lu Li dan sudah menyimpulkan
sendiri. Lu Li baru bilang kalau dia ada urusan yaitu nonton film bersama,
terus Lei… baru sampai disitu dia menjelaskan, Yi Cheng udah marah karena dia
pulang larut hanya karena menonton film! Dia juga melampiaskan kekesalannya
dengan menyuruh Lu Li yang menghabiskan ayam goreng itu. Dasar aneh!
Meski
begitu, Lu Li jadi merasa bersalah dan berusaha meminta maaf padanya di pagi
hari. Yi Cheng nggak suka mendengarnya. Menurutnya, Lu Li itu terlalu sering
minta maaf padanya. APa dia tahu kesalahannya? Jawabannya, tidak. Lu Li tidak
tahu soalnya Yi Cheng selalu marah. Yi Cheng membantah dan membalas kalau Lu Li
yang selalu membuat kesalahan.
“Aku
salah, aku minta maaf. Ada orang yang setelah berbuat salah, hanya bisa
berdalih,” sindir Lu Li.
Baru juga
mau bertengkar, Lu Li udah dapat telepon dari Ny. Cheng yang meminta ditemani
menghadiri sebuah pertemuan. Dan dengan baiknya, Yi Cheng menyuruh Lu Li
mengirimkan alamat pertemuan itu dan dia akan menjemput setelah acaranya
selesai. Alasannya, takut ibunya mengomel. Uhuhu, padahal karena perhatian tuh!
Tempat pertemuan
Ny. Cheng ternyata di sebuah toko bunga. Tujuannya mengajak Lu Li, supaya dia
bisa pamer ke teman-temannya kalau Yi Cheng sudah menikah. Sialnya, di toko
bunga itu ada salah seorang wanita yang pernah menjadi pasangan kencan buta Yi
Cheng dulunya. Ny. Cheng yang terlalu sering mengatur kencan buta putranya,
sampai lupa siapa wanita itu. Wanita itu masih dendam dengan perlakuan Yi Cheng
padanya saat mereka kencan buta itu. Dia mengejek istri Yi Cheng yang ternyata
biasa-biasa saja dan tomboi. Selera Yi Cheng sangat aneh karena menyukai wanita
biasa.
Lu Li
tersinggung tapi bingung mau membalas gimana. Beruntungnya, Yi Cheng muncul dan
membalas semua perkataan wanita itu. Dia bilang kalau wanita itu tidak sebaik
Lu Li dalam segala aspek. Makanya, dia nggak tertarik dan tidak menikahinya.
Soalnya, seleranya sangat bagus dan tinggi. Wanita itu nggak bisa membalas sama
sekali. Yi Cheng menunjukkan perhatian dan mengajak Lu Li pergi bersamanya.
Wow,
sweet. Dia bilangnya akan menjemput Lu Li setelah pertemuan, tapi buktinya, dia
menjemput sebelum pertemuan selesai. Tujuannya hanya untuk mengajaknya nonton
film bersama.
--
Esok harinya,
Kondisi
Lei masih belum juga membaik. Renxun juga sepertinya sudah memutuskan menyerah
mendekati Xiaoqi karena dia memahami kode peringatan dari Gu Mo. Hal lainnya,
perusahaan mengumumkan agar mereka mengumpulkan ide inovasi, boleh secara
indivitu ataupun team. Yang idenya terpilih, makan si pemilik ide akan ikut
serta dalam pengembangan game terbarunya dan menduduki posisi utama. Disaat
semuanya sibuk berembuk mengenai ide game terbaik dan yang sedang nge-trend,
Lei nggak ikut. Dia kelihatan masih menahan rasa saki di dada.
Lu Li
yang memperhatikan sedari tadi, merasa cemas. Dia mengajak Lei bicara lebih
lagi dan akhirnya mengetahui kalau Lei mulai merasa sakit sejak Yi Cheng bilang
akan memecat Renxun waktu itu. Dia jadi merasa takut akan mengulang kesalahan
yang sama. Setiap kali selesai menulis kode, dia akan memeriksanya berulang
kali. Namun, semakin dia begitu, semakin dia tidak bisa menahan diri untuk
tidak memikirkannya. Dan semakin dipikirkan, otaknya jadi seperti mau meledak.
Padahal masalah itu sudah selesai, tapi dia tetap saja tidak bisa melupakan
itu. dia jadi sulit tertidur.
Setelah
mendengar keluh kesal Lei, Lu Li terpikir sesuatu dan menyarankannya untuk
memeriksakan diri ke psikiater. Mungkin masalahnya bukan di perangkat keras
(tubuh) tapi di perangkat lunak (pikiran). Lei merasa saran itu benar dan
langsung pergi ke rumah sakit dengan ditemani oleh Lu Li. Dan hasilnya,
ternyata memang perangkat lunaknya bermasalah. Untunglah ada Lu Li. Mungkin dia
seperti ini juga karena terlalu menutup diri. Begitu selesai kerja, hanya
pulang ke rumah dan menonton tv sendirian atau bermain game.. Tidak ada teman
curhat juga.
Ucapan
Lei membuat Lu Li jadi kepikiran. Dan setelah memikirkannya matang-matang, dia
menemui Yi Cheng dan Yi Ming. Jadi, ini terkait dengan cara hidup sebagian
besar orang yang menutup diri. Begitu pulang kerja, hanya di rumah entah
menonton, membaca atau bermain game. Tidak ada teman berbagi maupun pasangan.
Menyebabkan timbulnya perasaan cemas, minder dan kesepian. Jika terus begitu,
kesehatan mental akan menerima dampak. Dan dengan alasan-alasan itu, dia
kepikiran sebuah ide game yang bisa memecahkan masalah lingkaran hidup yang
tertutup agar semua orang bisa berteman secara online dan offline.
Yi Ming
dan Yi Cheng tertarik dengan idenya. Namun, masih terdapat banyak celah.
Makanya, tugas Lu Li adalah memikirkan semuanya secara sempurna dan serahkan
proposal ide secara resmi kepadanya. Meskipun terdengar ribet dan sulit, Lu Li
menyanggupi. Namun, dengan syarat. Jika idenya sungguh di pilih oleh
perusahaan, dia berharap bisa menjadi programmer utama game tersebut. Yi Cheng setuju.
--
Li Man
sudah menyerah terhadap Yi Cheng dan memerintahkan Amy untuk memesankan tiket
pulang untuknya. Sialnya, dia dapat sekretaris yang memberikan saran-saran
buruk. Jelas-jelas Yi Cheng sudah menikah, tapi dia malah bilang kalau mungkin
Yi Cheng berbohong. Dia tidak mau Li Man menyerah atas usahanya selama ini
untuk kembali pada Yi Cheng. Menurutnya, ada yang nggak beres dan menyuruh Li
Man mencari tahu. Soalnya, saat pertama kali Yi Cheng mengumumkan hubungan
dengan Lu Li, seluruh kantor kelihatan terkejut. Seolah-olah mereka
menutupinya.
Sh*t! Gara-gara
ucapan Amy, Li Man batal menyerah dan ingin mencari tahu lebih dalam hubungan
Yi Cheng dan Lu Li.
--
Yi Cheng
ternyata masih memikirkan orang yang bersama Lu Li hingga larut malam waktu
itu. Dan saat tahu orang itu adalah Lei, dia menunjukkan kecemburuan.
Untungnya, Lei mampu meluruskan kesalahpahaman. Dia memberitahu Yi Cheng kalau
hubungannya dengan Lu Li hanya sebatas teman kerja. Lu Li membantunya saat dia
sakit beberapa hari lalu dan menemaninya ke rumah sakit. Ah, akhirnya
kesalahpahaman hilang.
Yi Cheng
yang sadar sudah salah paham, malah memarahi Lu Li karna tidak menjelaskan
sedari awal. Lu Li balas menjawab kalau Yi Cheng yang nggak memberikan
kesempatan. Wkwkw.
Disetiap hubungan, selalu
ada kerentanan. Daripada mewaspadai serangan peretas dengan penuh ketakutan,
lebih baik berinisiatif memperbaiki, berusaha mendapatkan hak berinisiatif
dalam hubungan.