Sinopsis C- Movie : Caijin (2012) Part 1


Aku sangat merekomendasikan movie ini, ceritanya sangat bagus dan menyentuh sekali. Dijamin kalian tidak akan kecewa membaca sinopsisnya ini. Tapi jika kalian mau menontonnya langsung, cari aja di Youtube, disana ada subtitle englishya. Tapi jika tidak mau nonton, baca aja disini ya guys. Happy Reading!


Peng Xiaocheng, 43 tahun, dikenal sebagai pembuat tahu. Liu Chuntao, 41 tahun, perajin bambu. Diusia tua, mereka berdua menikah.

Xiaocheng sangat tulus mencintai Chuntao, walaupun Chuntao tidak bisa berjalan dan harus menggunakan kursi roda, serta walaupun Chuntao tidak bisa mengandung anak, Xiaocheng tetap bersedia untuk menerima dia apa adanya. Dan merasakan ketulusan Xiaocheng kepadanya, Chuntao sangat tersentuh dan bahagia.


Lalu suatu saat, dimalam yang sunyi, seorang Ibu muda datang ke rumah mereka berdua dan meninggalkan bayinya disana.

Saat Chuntao mendengar tangisan anak bayi, dia terbangun dan langsung membangunkan Xiaocheng juga. Dan ketika Xiaocheng keluar serta memeriksa, dia menemukan si bayi.

Bagi Xiaocheng dan Chuntao, si bayi merupakan hadiah terbesar dari Tuhan untuk mereka, dan mereka percaya bahwa kehadiran si bayi dirumah mereka adalah takdir. Jadi mereka berdua ingin mengadopsi si bayi. Dan saat Paman kedua mengetahui itu, dia menawarkan diri untuk membantu mereka berdua mengurus prosedur adopsi.



Mulai darisaat itu, Xiaocheng dan Chuntao merawat si bayi. Karena si bayi memakai gelang batu ditangannya, jadi awalnya Chuntao ingin menamai si bayi, Caishi. Tapi Xiaocheng tidak setuju, karena nama Caishi kurang bagus untuk anak perempuan, jadi akhirnya mereka berdua menamai si bayi, Caijin, yang berarti warna emas.

Mereka berdua merawat Caijin dengan penuh kasih sayang dan ketulusan. Bahkan disaat mereka berdua sibuk dengan pekerjaan mereka masing- masing, mereka berdua tidak meninggalkan Caijin sendirian.


Kemudian suatu hari, Paman kedua datang dan membawa kabar baik untuk mereka berdua. Surat adopsi Caijin sudah disetujui, jadi mulai dari hari itu, Caijin resmi menjadi anak mereka berdua. Dan Xiaocheng serta Chuntao sangat bahagia sekali.


Lalu suatu saat, ketika langit sedang mendung dan hujan turun lebat, tubuh Caijin sangat panas sekali. Jadi Xiaocheng mengendong Caijin dipunggungnya, mengenakan mantel, dan berlari untuk membawanya ke rumah sakit. Namun karena hujan, jalan menjadi licin, sehingga tanpa sengaja Xiaocheng terjatuh. Tapi walaupun begitu, Xiaocheng langsung berdiri dan berlari lagi.

Untungnya, Caijin dibawa tepat waktu ke rumah sakit, sehingga Caijin baik- baik saja dan tidak terjadi apa- apa padanya.



Tahun berlalu. Caijin tumbuh dewasa. Xiaocheng mengajari Caijin cara membuat tahu. Chuntao membuatkan baju baru untuk Caijin. Dan Caijin sangat bahagia sekali.

“Aku punya baju baru! Aku punya baju baru!” seru Caijin sambil bermain baling- baling dan berputar- putar dihalaman. Melihat itu, Xiaocheng dan Chuntao tertawa.



Kemudian Caijin mulai bersekolah, dan Xiaocheng mengantarnya menggunakan sepeda. Sepanjang perjalanan, mereka berdua tertawa penuh semangat. Lalu sesampainya disekolah, Xiaocheng memperhatikan Caijin sampai masuk ke dalam kelas dan duduk, barulah setelah itu dia bisa pergi dengan tenang.

Saat jam istirahat. Seorang murid bernama Luo Xiaohu menggosipsi Caijin dibelakang dan menertawainya bersama murid- murid yang lainnya. Xiaohu mengatai bahwa hari ini ketika dia melihat Ayah Caijin, dia merasa Ayah Caijin tampak sangat tua sekali, dan awalnya dia berpikir itu adalah Kakek Caijin.

Ketika Caijin mendengar itu, dia langsung memarahi Xiaohu. Tapi Xiaohu tidak peduli dan pergi mengabaikannya.


Lalu saat Caijin dan Xu Lingli (teman sebangkunya) pergi bermain ke halaman, Xiaohu dan teman- temanya datang mengerubungi mereka berdua. Dengan sikap sombong, Xiaohu menantang Caijin untuk berlomba lari melawannya. Dan tanpa takut, Caijin menyetujui.


Kemudian lomba lari pun dimulai. Beberapa murid mendukung Caijin dan beberapa mendukung Xiaohu. Namun akhirnya sangat mengecewakan, Caijin kalah.

Langit sudah gelap, tapi Caijin belum pulang juga dan Xiaocheng serta Chuntao merasa khawatir. Lalu saat Caijin pulang, Chuntao menanyai, kenapa pulang telat. Dan Caijin menjelaskan bahwa dia barusan berlari melawan temannya, Lingli, saat disekolah. Mengetahui kalau Caijin pulang telat, hanya karena bermain, Xiaocheng dan Chuntao merasa lega.

“Baiklah. Ayo makan,” ajak Chuntao. Lalu mereka bertiga makan bersama- sama.


Selesai makan, Xiaocheng dan Chuntao menghitung uang keluar dan masuk hari ini. Sedangkan Caijin mengerjakan PR nya.

“Ma, Pa, aku punya permintaan. Ketika kita punya uang, belikan aku MP3 ya,” pinta Caijin dengan sikap manja. Dan Xiaocheng serta Chuntao merasa bingung, apa itu MP3. “Aiyoo, bagaimana kalian tidak tahu itu? Itu pendengar musik,” kata Caijin, menjelaskan. Dia menginginkan itu, karena melihat Lingli memakai MP3 di kelas hari ini.

“Baiklah. Baiklah, kata Xiaocheng dan Chuntao, setuju sambil tertawa.


Hari- hari berlalu dengan tenang. Tapi tiba- tiba suatu saat, terjadi kecelakaan. Xiaocheng terjatuh dari gunung, ketika dia sedang dalam perjalanan untuk berjualan tahu. Xiaocheng  memang berhasil selamat, namun saraf tulang belakangnya rusak, jadi ada kemungkinan Xiaocheng akan lumpuh.



Dirumah sakit. Saat Xiaocheng terbangun dan melihat Caijin, dengan menyesal, dia memberitahu bahwa dia sebenarnya ingin membelikan Caijin MP3, tapi sayangnya dia jatuh dan itu rusak.

Pa, aku tidak mau itu. Aku hanya berharap kamu segera baikan, kata Caijin, perhatian. Lalu dia mau mengambil air.

Pa ingin pipis, panggil Xiaocheng.

Ya, kata Caijin, membantu Xiaocheng.



Saat Xiaocheng sudah agak baikan, Paman kedua membantu mengendongnya pulang ke rumah. Dan Caijin yang membawakan barang- barang Xiaochen. Lalu karena saking kelelahannya, sesampainya dirumah, Caijin langsung jatuh tertidur dimeja.

Melihat itu, Xiaocheng dan Chuntao merasa bersalah serta tidak tega.

Post a Comment

Previous Post Next Post