Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 24

 


Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 24


Yi Cheng langsung mengajak Li Man untuk bertemu. Di dalam hatinya, dia sangat menyesal sudah memerintahkan Lu Li untuk meminta maaf pada Li Man waktu itu. Semakin dipikirkan, semakin dia menyadari betapa banyak kesalahan yang sudah diperbuatnya pada Lu Li.

Li Man ternyata masih belum berubah sejak kejadian tempo hari. Dia dengan pede-nya mengira Yi Cheng mengajak bertemu karena sudah memaafkannya. Yi Cheng nggak mau berbasa basi dan membuang lebih banyak waktunya untuk Li Man. Tujuannya mengajak bertemu hanya untuk memerintahkan Li Man mengundurkan diri dari proyek ‘Xuan Zhong Ji.’ Alasannya, dia tidak ingin terlibat apapun lagi dengan Li Man. Li Man nggak terima dan mengira alasan Yi Cheng memintanya karena masalah ayahnya dan Lu Li waktu itu. Dia beneran nggak terlibat dan juga ayahnya sudah menerima hukumannya. Meskipun kondisi tubuh ayahnya sedang dalam keadaan buruk, dia tetap…


“Aku tidak tertarik pada masalah ayahmu. Urusan kalian tidak ada hubungannya denganku. Aku memberimu tiga hari untuk serah terima pekerjaan. Ini adalah tuntutan, bukan saran,” perintah Yi Cheng.


Li Man menolak. Saat Yi Cheng membahas mengenai demo game Lu Li yang dihapus, Li Man masih saja berbohong. Tidak perlu omong kosong. Yi Cheng menunjukkan flashdisknya yang isinya adalah rekaman CCTV yang sudah dipulihkan. Direkaman terlihat jelas kantor dalam keadaan gelap gulita. Tidak pernah ada lampu yang menyala dan tidak ada alasan sama sekali bagi Li Man untuk memasuki kantor programmer.

Sikap Li Man berubah 180 derajat. Dia menunjukkan sifat aslinya. Dia sangat marah soalnya sedari awal Yi Cheng tidak percaya padanya dan terus menyelidikinya. Yi Cheng nggak mau meladeni kemarahannya. Dia hanya ingin Li Man berhenti dari proyeknya, jika tidak, dia akan menyerahkan bukti tersebut pada EG. Biar EG yang meminta pertanggung jawaban Li Man.

“Demi Lu Li, apakah kau sungguh harus memaksaku sampai begini?”


“Aku berutang membersihkan nama baiknya. Aku harus mengembalikannya padanya.”

“Namun, sekarang dia sudah tidak peduli. Dia sudah pergi. Tidak akan kembali.”

“Aku akan menemukannya.”


“Sayangnya, sudah terlambat. Saat kita bertemu Andrew waktu itu, Lu Li, juga datang ke hotel. Resepsionis hotel yang memberitahuku. Seorang wanita dengan kaos putih datang memeriksa nama kita. Aku juga lupa memberitahumu, waktu itu aku juga menodai kaos pasanganmu dengan bekas lipstick. Dia mengira kita berdua sudah kembali bersama lagi. Itu sebabnya dia tidak lagi berharap padamu. Apakah kau merasa… dia masih akan memaafkanmu?”


Woah! Tidak punya malu! Yi Cheng sangat kecewa padanya. Dia bukan lagi Li Man yang dikenalinya! Seolah tidak mau menghabiskan waktu sedetikpun lagi dengan Li Man, Yi Cheng pergi dari sana.

--



Gaoxi sedang mencari perkara lagi dengan Lu Li. Dia tanpa sengaja menghapus semua laporang ringkasan gaji tahun lalu dan sekarang Jingwen ingin melihat laporan tersebut. Tapi, dia berbohong kalau dokumennya terhapus dari data komputernya dan meminta Lu Li untuk mengembalikan file-nya. Dengan kemampuannya, Lu Li berhasil mengembalikan semua file yang sudah dihapus, tapi tidak ada file yang dikatakan oleh Lu Li. Udah jelas dia yang salah dan berbohong, tapi dia malah mengejek Lu Li tidak punya kemampuan dan hanya masuk karena koneksi.




Lu Li mana bisa dihina. Dia meminta catatan gaji tahun lalu dan akan mengerjakan semuanya ulang. Gaoxi kembali mengejek kalau itu mustahil, soalnya laporan itu mereka kerjakan selama setengah bulan. Lu Li tetap meminta diberikan file asli catatan gaji. Setelah mendapatkan filenya, dia mulai membuka VBA Macro Excel. Membuat berbagai kode. Dan dalam sekejap, semua laporan langsung selesai.



Semua yang awalnya meremehkannya, terdiam. Lu Li juga balas menyindir Gao Xi agar lain kali lebih hati-hati dan tidak menghapus semua data yang sudah dikerjakan oleh rekan-rekannya dengan susah payah. Jika dia ingin belajar teknik otomatisasi laporan kerja, dia bisa mencarinya. Dia tidak keberatan membuang waktu untuk mengajarinya. wkwkw.


Untungnya, tidak semua pegawai seperti Gaoxi. Ada seorang pegawai wanita  bernama Zhongyao yang malah kagum dengan kemampuan Lu Li. Dia jadi ingin belajar mengenai pemograman VBA dan Lu Li bersedia untuk mengajarinya.

--


Seperti sudah menjadi rutinitas, Lu Li akan melakukan video call dengan Xiaoqi dan mereka akan saling curhat mengenai kejadian beberapa hari ini. Tentu saja, Lu Li memberitahu kalau kemarin dia melihat Yi Cheng, tapi mereka tidak saling bertemu. Setelah Lu Li bercerita, kini giliran Xiaoqi. Hubungan Xiaoqi dengan pemilik Tianqi semakin dekat. Meski belum bertemu, Xiaoqi sudah merasa jatuh cinta padanya. Dia memuji tn. Ye mempunyai sifat lembut dan humoris. Lu Li menyarankan agar mereka saling bertemu dulu. Gimana kalau tn. Ye tidak sesuai ekspetasinya. Jika tidak sesuai, dia kan bisa lebih cepat menyudahi perasaannya dan tidak terluka.

--



Sementara itu, begitu pulang kantor, Yi Cheng sudah pergi ke rumah orang tua Lu Li. Dia membawa banyak sekali oleh-oleh dari Chongqing. Namun, dia nggak berani menekan bel dan hanya berdiri diluar pintu. Tetangga yang hendak berkunjung untuk membagikan makanan sampai heran melihatnya. Dan saat tahu Yi Cheng adalah menantu Ny. Cheng, dia memujinya sangat tampan dan berwibawa dan juga membawa banyak barang saat berkunjung. Ah, mumpung ada tetangga yang membantu, tanpa tahu malu, Yi Cheng langsung menerobos masuk ke dalam rumah.


Sudah bisa ditebak, begitu tetangga pergi, orang tua Lu Li sudah bersiap untuk mengusirnya lagi. Sebelum diusir, Yi Cheng memberitahu dulu kalau dia datang untuk memberikan oleh-oleh Chongqing. Dia baru saja berkunjung ke sana.

“Apa yang kau lakukan di Chongqing?” tanya keduanya, serentak.



Yi Cheng sampai kaget dengan pertanyaan serentak tersebut. Dia menjelaskan kalau perusahaannya bekerja sama dengan perusahaan di sana. Ya udah, mereka langsung mengusirnya keluar. Yi Cheng sudah mau keluar, tapi dia tanpa sengaja melihat kotak oleh-oleh dari Chongqing yang sama seperti punyanya. Apa mereka juga pergi ke Chongqing? Keduanya langsung gelagapan dan beralasan itu hadiah dari temannya.


Yi Cheng percaya dan mau pergi, tapi, lagi-lagi, dia tanpa sengaja melihat kotak kardus yang ada tulisan : Dari Chongqing ke Xinhai : Lu.

“Ini dikirim Lu Li, kan?”

“BUKAN!” jawab keduanya, serentak.

“Lu Li di Chongqing.”

“TIDAK!”


Ah, Yi Cheng yang pintar mulai mengerti dan berterimakasih pada keduanya. Dan setelah itu, dia langsung pergi. Ibu dan Ayah jelas kebingungan dengan alasan Yi Cheng berterimakasih. Apa mereka ketahuan? Wkwkw. Jawabannya, tentu saja ya.



Tidak mau membuang waktu lagi, Yi Cheng langsung menelepon Yi Ming dan memberitahu kalau dia akan melakukan perjalanan bisnis ke Chongqing selama beberapa hari. Semua urusan perusahaan akan dia serahkan pada Yi Ming untuk diurus.



Yi Ming tentu heran, mengira ada masalah dengan kontrak mereka. Yi Cheng bilang tidak ada. Tapi, dia juga tidak mau menjelaskan alasannya pergi ke Chongqing. Yi Ming tidak bertanya lebih lanjut karena dia juga lagi sibuk mengurus Zi Tong yang mabuk berat. Zi Tong memohon dalam keadaan mabuk supaya Yi Ming tidak membawanya pulang karena orang tuanya bisa memukulinya. Dia maunya pulang ke rumah Yi Ming.



Dan yah udah, Yi Ming membawa Zi Tong ke rumahnya dan membiarkannya tidur di kamarnya. Zi Tong beneran mabuk kemarin dan begitu sadar, dia menjerit dalam diam karena merasa malu. Walau begitu, dia masih saja mencoba merayu Yi Ming. Dengan sengaja, dia menukar bajunya dan memakai kemeja Yi Ming. Dia terus saja mencoba menggoda Yi Ming tanpa menyadari kalau wajahnya dalam keadaang berantakan. Lipsticknya luntur dan menyebar di sekitar mulut. Maskaranya juga luntur. Yi Ming sampai tersenyum simpul melihat wajahnya.



Zi Tong mengira kalau itu karena wajahnya memesona. Dan setelah sadar mengenai keadaan wajahnya, dia langsung menjerit keras dan lari ke kamar mandi untuk membersihkan muka. Eh, dia malah salah memakai sabun wajah dengan pasta gigi. Hal itu membuatnya sangat malu untuk melihat Yi Ming lagi.

--



Yi Cheng sudah tiba di Chongqing dan mulai berkeliling ke semua tempat penginapan untuk mencari Lu Li. Dia juga memasang pengumuman pencarian Lu Li di sebuah website radio beserta pesan : “Lu Li, maaf. Aku sudah datang ke Chongqing. Apakah kita bisa bertemu? Nomor ponselnya tidak pernah berubah.”



Jing Wen sudah mendengar kabar kalau Yi Cheng datang ke Chongqing. Dia mengira Yi Cheng datang untuk berjalan-jalan, tidak disangka Yi Cheng bilang kalau dia mencari istri. Woah, pacar saja tidak punya, tapi sudah ada istri! Dia jadi penasaran seperti apa istri Yi Cheng hingga mencampakkan Yi Cheng. Yi Cheng jelas marah mendengar omong kosongnya dan mau mengakhiri pembicaraan. Jingwen mencegah dan memberitahu alasannya menelepon untuk mengundang Yi Cheng ke perusahaannya, tanda tangan kontrak sekaligus makan malam bersama. Yi Cheng mengiyakan dengan singkat.



Jingwen beneran senang saat tahu Yi Cheng dicampakkan istrinya. Saking senangnya, dia menceritakan itu pada Lu Li. Dia menyebut Yi Cheng sedang terkena hukum karma karena selama ini wanita yang disukainya selalu lari ke Yi Cheng. Lu Li hanya tersenyum tipis dan menasehati kalau keadaan temannya hari ini (Yi Cheng) mungkin adalah keadaan Jingwen dikemudian hari. Kan ada satu ungkapan ‘langit tak mengampuni siapapun.’



Di malam hari,

Singkat cerita, setelah pencarian panjang, Yi Cheng akhirnya menemukan Lu Li. Mereka bertemu di acara makan perusahaan yang diadakan oleh Jingwen. Tentu saja, pertemuan ini adalah hal yang sudah sangat diharapkan oleh Yi Cheng, tapi tidak oleh Lu Li. Sebelum Yi Cheng memberitahu hubungan mereka kepada Jingwen dan kolega yang lain, Lu Li terlebih dahulu memasang sikap dingin dan bersikap seolah tidak mengenali Yi Cheng.


Suasana makan bagi keduanya terasa sangat tegang. Yi Cheng mencoba berbicara dengannya, tapi Lu Li selalu menunjukkan sikap dingin dan menjaga jarak. Nggak bisa membaca keadaan, Gao Xi malah terang-terangan menggoda Yi Cheng dan mengajaknya bersulang wine. Yi Cheng tidak menanggapi sikapnya dan membalas dengan minum jus jeruk.


Kesal karena diabaikan oleh Yi Cheng, dia melampiaskannya pada Lu Li yang tidak mau minum wine. Tidak disangka oleh mereka semua, Yi Cheng malah menggantikannya minum wine. Bukan hanya sekali, tapi beberapa kali saat ada yang mengajak Lu Li minum.


Sudah bisa diduga, Yi Cheng mabuk berat. Jingwen juga mabuk, tapi tidak semabuk Yi Cheng. Dan yang mengantarkan mereka pulang adalah Lu Li. Selama berada di dalam mobil. Yi Cheng memeluk Yi Cheng yang duduk di sebelahnya dan berujar : “”Akhirnya aku menemukanmu. Maaf. Aku salah.” Dan semua ucapan itu jelas ditujukan untuk Lu Li.


Setelah mengantarkan keduanya ke apartemen Jingwen, Lu Li kembali ke apartemennya. Dia sangat mengkhawatirkan Yi Cheng yang mabuk berat dan berniat membuatkan air lemon madu untuk meredakan mabuknya. Sayang, begitu selesai membuatnya, dia mengurungkan niat untuk memberikan air lemon madu tersebut dan meminumnya seorang diri.

--



Yi Cheng akhirnya bangun dalan kondisi tertidur sambil memeluk Jingwen. Jingwen udah pasrah karena Yi Cheng kemarin tidak bisa disingkirkan dan yah udah, dia biarkan saja sesukanya. Yang buat dia penasaran, sepanjang malam, Yi Cheng memeluknya terus sambil memanggilnya ‘istriku.’ Dia jadi mau tahu, sejak kapan Yi Cheng menikah? Dan kenapa istrinya meninggalkannya? Dia mau tahu wanita seperti apa yang sudah membuat Yi Cheng begitu sengsara? Apa dia mempunyai fotonya? Bisa tunjukkan?


Yi Cheng langsung mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto. Foto Koala. Dia nggak peduli dengan kekecewaan Jingwen dan langsung memintanya untuk membawanya ke perusahaan, soalnya, dia akan melakukan inspeksi.



Yi Cheng benar-benar berniat tinggal cukup lama. Dia sampai menyewa mobil dan memasang jimat pemberian Lu Li waktu itu. Dia juga mengajak Jingwen untuk naik mobilnya, kemudian juga mengajak Lu Li. Lu Li tentu menolak, tapi Yi Cheng memaksa dengan alasan balas budi sudah diantarkan kemarin. Jingwen juga menyuruhnya untuk naik saja karena mereka sama-sama mau ke kantor.


Di perjalanan, Jingwen menyadari kalau gantungan ponsel Yi Cheng adalah gantungan perak (itu gantungan couple hadiah Lu Li yang dia buat sendiri) dan menawarkan untuk membelikan gantungan baru. Yi Cheng menolak dan berujar kalau itu gantungan buatan istrinya. Jingwen kemudian mengomentari jimat yang Yi Cheng gantung. Dulu, Yi Cheng paling nggak suka jimat – jimat seperti itu. Yi Cheng berujar kalau istrinya menyukainya.



Jingwen makin-makin penasaran dengan sosok istri yang selalu Yi Cheng bicarakan dan alasannya ditinggalkan. Dan dia yakin kalau Lu Li juga penasaran. Lu Li yang tidak mau terlibat dalam pembicaraan itu, langsung berpura-pura ketiduran.


Begitu tiba di perusahaan, Jingwen sudah harus ikut rapat jadi tidak bisa mengajak Yi Cheng keliling perusahaan dan ingin menunjuk Gao Xi yang menemani. Yi Cheng menolak dan memilih Lu Li dengan alasan kaalu dia ingin memahami departemen administrasi jaringan terlebih dahulu. Lu Li sebenarnya merasa keberatan, tapi tidak mungkin dia menolak pekerjaan yang diberikan.



Sikap Lu Li benar-benar dingin pada Yi Cheng. Dia juga menolak membicarakan hal pribadi dengan Lu Li. Pembicaraan mereka juga harus berakhir karena Jingwen mencari Lu Li untuk memperbaiki komputernya. Yi Cheng yang sangat penasaran mengenai kehidupan Lu Li dan juga hubunganya yang terlihat cukup dekat dengan Jingwen, mulai mencari tahu dengan bertanya pada Gao Xi. Gao Xi yang sedari awal memang tidak menyukai Lu Li, bergosip kalau Lu Li adalah orang yang dibawa Jingwen masuk perusahaan dan banyak pegawai yang melihat keduany pulang pergi kerja bersama setiap harinya. Terlebih lagi, Lu Li sering keluar masuk kantor Jingwen, setiap harinya. Dia memfitnah Lu Li yang kelihatan polos tapi punya niat terselubung.


Yi Cheng mana senang mendengar istrinya dibicarakan jelek seperti itu. Dan untuk memberi pelajaran pada Gao Xi, dia meminta Gao Xi untuk membelikan 10 makanan khas Chongqin sebelum istirahat makan siang. Gao Xi yang menyukai Yi Cheng dan ingin menarik perhatiannya, menyagupi permintaan Yi Cheng.  Pembicaraan dengan Gao Xi selsai dan dia langsung ke ruangan Jingwen.


Di dalam ruangannya, Jingwen baru saja meminta tolong Lu Li membenarkan komputernya yang hang saat diguanakan membuka game.


Mengoreksi kesalahan kode jauh lebih sulit dari menulisnya ulang. Di dalam hubungan dua orang, ingin menyelesaikan kesalahpahaman yang sudah terjadi juga sama sulitnya. Daripada membuang waktu mengoreksi kesalahan, lebih baik melepaskan masa lalu untuk sementara dan bertindak mengikuti kemauan hati

Post a Comment

Previous Post Next Post