Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 22

 


Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 22




Saat mendengar suara bel, Yi Cheng mengira itu adalah Lu Li yang pulang. Siapa sangka yang datang adalah Li Man. Kekecewaan terlihat jelas di wajah Li Man. Ada urusan apa Li Man datang? Li Man sangat tidak tahu malu! Dia datang karena sudah mendengar kabar Lu Li yang mengajukan cerai. Dia juga bilang kalau dia mendengarnya dari Zi Tong dan kabar itu sudah tersebar ke seluruh perusahaan. Hatinya sudah berubah sangat jahat jika mengingat betapa polosnya dia di masa lalu berdasarkan cerita Yi Cheng dan Yi Ming. Dia datang dengan tujuan sok merasa bersalah mengira Lu Li meminta bercerai karena salah paham pada hubungan mereka. Saat tahu Yi Cheng tidak tahu alasan mengapa Lu Li meminta bercerai, dia langsung berbalik mengejek Lu Li. Menyebutnya sebagai gadis kecil yang hanya ingin bermain-main dan pasti sekarang sudah merasa bosan.



Setelah berbagai ejekan keluar dari mulutnya, dia baru bilang kalau sudah tahu mereka hanya menikah karena dipaksa. Dan baguslah jika bercerai sekarang, bisa mengurangi kerugian. Yi Cheng sangat marah mendengar ucapannya! Siapa yang bilang dia menikah terpaksa?!

“Tidak penting siapa yang mengatakannya. Yang penting adalah kini kau sudah bebas. Bagaimanapun juga, Lu Li masih muda, impulsif dalam bertindak, juga tidak pernah memikirkan masalah dari sudut pandangmu. Beberapa waktu itu sudah kuperhatikan, dia benar-benar tidak cocok untukmu. Ada baiknya juga kalian berdua berpisah.”


“DIA COCOK ATAU TIDAK, AKU SENDIRI YANG TAHU! TIDAK PERLU KAU YANG MENILAI!” balas Yi Cheng dengan suara meninggi.

Li Man kelihatan sangat terkejut. Tidak menyangka kalau Yi Cheng akan semarah itu padanya. Yi Cheng tidak mau lagi mendengar omong kosongnya dan mengusirnya untuk pergi dari apartemennya. Kali ini, Li Man tidak berujar apapun lagi dan langsung pamit pulang.


Jauh di dalam hatinya, dia harusnya sudah sadar kalau perasaan Yi Cheng sudah berubah padanya. Yi Cheng tidak lagi mencintainya. Namun, keegoisan dan harga diri yang terlalu tinggi, membuat Li Man berulang kali menyakinkan diri kalau Yi Cheng akan kembali ke sisinya suatu hari nanti.


Lu Li masih ada diluar gedung apartemen. Dia terus menunggu dan menunggu hingga Li Man pergi. Tapi, setelah di tunggu beberapa saat, Li Man tidak kunjung keluar. Pikirannya semakin berpikiran buruk. Dia merasa sangat bodoh karena masih berharap. Dengan hati yang sangat hancur, dia pergi dari sana.


Lu Li pulang ke rumah orang tuanya dengan membawa semua barang-barangnya. Orang tuanya jelas heran melihat kepulangannya yang begitu tiba-tiba. Tanpa bingung saat Lu Li bilang kalau dia sudah berhenti kerja. Lu Li juga bingung mau memulai penjelasan darimana. Dia meminta ayah dan ibunya untuk menyiapkan obat jantung dulu sebelum dia memulai penjelasan. Ny Huang sudah tahu ada yang nggak beres. Dia menyuruh Lu Li tidak usah berbasa-basi dan langsung to the point saja. Jantung mereka masih kuat.

“Orang yang disukainya kembali. Jadi, aku memilih untuk mundur,” ujar Lu Li.


Penjelasan yang membuat orang tuanya bingung. Apanya yang mundur? Mereka kan sudah menikah! Lu Li tersenyum seperti biasa. Senyuman yang diiringi pernyataan kalau dia sudah kalah. Dia juga sudah menandatangani surat cerai, namun, perceraian masih belum di proses (karena Yi Cheng tidak datang tadi dengan surat cerainya).

Orang tua mana yang tidak kecewa dan marah.

“Saat menikah, kau berkata padaku, kau lebih takut menyesal daripada gagal. Apakah sekarang kau menyesal?” tanya Ny. Huang. Terlihat sekali luka dan kekecewaan dalam suaranya.


“Tidak. Jika… tidak ada masa-masa ini, aku sama sekali tidak akan mengerti bahwa pengorbanan sepihak mengalah dengan mengorbankan prinsip, tidak akan bisa memenangkan hati orang selamanya.”


Ayah marah pada Yi Cheng yang sudah menyakiti putrinya. Ibu tersenyum getir. Lu Li berujar kalau pernikahan ini adalah maunya dan semua hanya kembali ke titik awal sekarang. Ny. Huang kecewa dan memilih pergi ke kamarnya. Dia nggak mau mengatakan apapun. Toh, Lu Li melakukan semuanya dengan keputusan sendiri dan tidak mendiskusikan apapun kepada mereka sebelum membuat keputusan. Sekarang, mau apa lagi?

tn. Lu tidak setuju dengan perceraian ini. Pernikahan itu bukan permainan! Mereka tidak boleh menikah dan bercerai sesuka hati! tn. Lu ingin membawa Lu Li ke keluarga Jiang dan mereka bicarakan semuanya secara baik-baik di sana. Lu Li menolak. Dia juga sudah memutuskan akan merantau keluar kota, Chongqing. Ayah tidak setuju karena Chongqing terlalu jauh. Lebih baik, dia mendaftarkan Lu Li ke biro wisata untuk berwisata sebentar menenangkan diri.


“Lu! Dia hanya datang untuk memberitahu kita!” teriak Ny. Huang pada suaminya. Suaranya bergetar menahan tangis dan kekecewaan terhadap Lu Li yang seolah mengabaikan mereka sebagai orang tua. “Sudahlah! Terserah kau mau bagaimana. Masa bodoh,” lanjutnya dan masuk ke dalam kamar.


Lu Li tahu perbuatannya salah. Tapi, dia tidak mau mengubah keputusannya lagi. Dia sudah memasukkan lamaran ke perusahaan di Chongqing dan sudah diminta untuk datang melakukan wawancara dua hari lagi. Jadi, besok dia akan pindah ke Chongqing.


tn. Lu sama kecewanya seperti istrinya. Namun, dia tidak bisa mengabaikan Lu Li. Putrinya sangat keras kepala.

--


Esok hari,

Yi Cheng langsung pergi ke kantor menemui Yi Ming. Yi Ming juga ingin mencarinya. Dari kemarin, dia mencoba menelepon Yi Cheng, tapi tidak bisa dihubungi. Apa yang sebenarnya terjadi antara dia dan Lu Li? Apa mereka benar-benar bercerai? Eh, Yi Cheng malah nanya keberadaan Lu Li pada Yi Ming. Yi Ming mana tahu.

Yi Cheng kembali bertanya lagi, apa yang waktu itu Lu Li katakan pada Yi Ming saat mereka bertemu dimalam hari itu? Yi Ming menjawab, Lu Li hanya memberikannya hadiah dan mengucapkan terimakasih atas bantuannya selama ini. Dia waktu itu nggak berpikiran apapun dan tidak disangka, ternyata itu adalah salah perpisahan.


Melihat raut wajah Yi Cheng, Yi Ming kaget. Apa Yi Cheng mengira dia dan Lu Li mempunyai ‘sesuatu’?! Yi Cheng tidak berani menatapnya, menyadari pikirannya yang sudah salah. Dia mengira Yi Ming adalah alasan Lu Li meminta cerai padanya. Namun, setelah dia menenangkan diri, dia sadar kalau tidak mungkin Yi Ming mengkhianatinya. Namun, sampai detik ini, dia masih tidak tahu alasan Lu Li meminta cerai.

“Bukankah sudah pernah kubilang padamu! Tidak berkomunikasi mungkin akan membawa penyesalan.”

“Aku sudah bertanya. Dia enggan mengatakannya.”

“Laki-laki dan perempuan berbeda. Ada beberapa yang tidak bisa didengar dengan telinga.”

“Lalu dengan apa?” tanya Yi Cheng, masih belum mengerti.


“Dengan hatimu!” jawab Yi Ming, kesal. “Waktu kalian menikah tidaklah singkat. Coba kutanya padamu, apakah kau tahu Lu Li biasanya suka makan apa? Hal apa selain pemrograman, yang paling Lu Li sukai? Dia suka menonton film apa, suka warna apa, buku apa. Lalu, apakah kau tahu dimana rumahnya? Pernahkah kau ke sana?”

Yi Cheng diam. Dia tidak tahu semua jawaban dari pertanyaan Yi Ming dan dia juga belum pernah berkunjung ke rumah keluarga Lu Li.

“Lihat. Mungkin ini adalah alasannya meninggalkanmu.”

“Tidak mungkin,” sangkal Yi Cheng. “Kami menikah berdasarkan perjanjian. Dia tidak akan bercerai denganku karena hal seperti ini.”


“Bukankah sudah ku bilang… Kenapa kau begitu tidak peka?” ujar Yi Ming, frustasi melihat kebodohan Yi Cheng. “Sudahlah. Ada satu hal yang kujanjikan pada Lu Li untuk merahasiakannya. Tampaknya, jika aku tidak memberitahumu sekarang, mungkin kau seumur hidup tidak bisa menemukan jawabannya.”

“Hal apa?”

“Apakah kau masih ingat game pertama yang kau buat? Coba kau masuk dan cek di tempatmu, mungkin didalamnya ada jawaban yang kau mau.”


Yi Cheng tidak membuang waktu dan segera kembali ke ruangannya. Game pertama yang dibuatnya adalah Dream Maker. Dia masuk ke dalam game itu menggunakan akunnya dulu yang mempunyai ID : Zero. Saat dia berhasil login ke dalamnya, ada banyak notifikasi pesan dari seseorang dengan ID Koala.


Flashback

Beberapa tahun yang lalu, Yi Cheng masihlah mahasiswa yang baru mau mulai merintis karir. Saat itu, dia masih belum mengenal Li Man. Dia hanya mendirikan perusahaan dengan Yi Ming. Seperti programmer pada umumnya, dia mengalami masa-masa dimana tidak memiliki ide program sama sekali. Saat itu, Yi Ming menyarankannya untuk rileks sejenak dengan bermain game. Mainkan saja game yang sekarang sedang booming. Game ‘Dream Maker’ yang dibuatnya dan dijualnya ke Chen Dong. Yi Cheng menolak karena gengsi. Dia sudah menjual game itu dan tidak tahu entah diubah bagaimana oleh Chen Dong. Jika diubah menjadi jelek, dia bisa kesal.


Mulutnya aja yang bilang begitu. Tapi, dia penasaran juga dan membuat akun untuk bermain di Dream Maker. Baru saja login, sudah ada yang mengajaknya untuk membentuk tim melawan monster. Orang yang mengajaknya memakai ID Koala. Karna dia memang sedang tidak ada ide dan tidak tahu harus melakukan apa, dia menerima ajakan Koala.


Kemampuannya bermain game diatas rata-rata. Dengan mudah, mereka mengalahkan monster. Koala yang adalah Lu Li, memujinya sangat hebat dan menyebutnya ‘master.’ Saat itu, Lu Li masihlah anak kelas 3 SMA yang masih bingung mau melanjutkan kuliah jurusan apa kelak. Namun, dia suka bermain Dream Maker dan memuji si pembuat game ini pasti orang yang jenius. Yi Cheng yang adalah pembuat game tersebut, bangga mendengar pujiannya. Mereka berbincang-berbincang sesaat melalui kolom chat game.


Dan benar saja, setelah bermain bersama Koala, dia mendapat inspirasi untuk pengembangan game selanjutnya. Yi Ming sampai kagum dan berkomentar kalau Koala pasti adalah Dewi inpirasi Yi Cheng.



Sejak hari itu, Yi Cheng tidak lagi login ke dalam game karena terlalu sibuk dengan kegiatannya. Tapi, Lu Li, dia terus saja login dan mengirim pesan pada Zero. Memberitahu mengenai hari-harinya dan keputusannya untuk mengambil jurusan Ilmu Komputer. Dia juga bertekad akan masuk ke Xinhai University dan mencari Zero, si pembuat game Dream Maker. Tunggu dia yah. Dan oh ya, namanya adalah Lu Li.

Setelah masuk ke Universitas Xinhai, Lu Li tidak berhenti mengirim pesan.

End


Dan pesan terakhir yang dikirimnya adalah saat ini : “Jiang Yi Cheng, sampai jumpa.”

Yi Cheng sangat terkejut menerima pesan terakhir Lu Li dan langsung bergegas ke rumah Lu Li.


Setelah mengirim pesan terakhir itu, Lu Li menghapus game Dream Maker yang selama ini masih disimpannya. Game yang membuatnya merasa bisa berkomunikasi dengan Yi Cheng. Dia sudah siap merelakan semuanya dan memulai hidup baru.


Ini adalah pertama kalinya Lu Li merantau ke tempat yang jauh, jadi tn. Lu sangat khawatir dan memberikan banyak sekali makanan untuk dibawa. Lu Li menyakinkan ayahnya untuk tidak khawatir. Tapi, tn. Lu mana mungkin bisa tidak khawatir membiarkan putri semata wayangnya merantau. Dia mengingatkan Lu Li untuk segera mengirimkan alamatnya begitu tiba dan dia akan mengirimkan berbagai makanan untuk Lu Li. Dia juga menasehati Lu LI untuk berhati-hati dan jangan keluar dimalam hari jika tidak ada urusan. Dia juga harus melakukan video call dengannya setiap hari. Lu Li mengiyakan semua nasehat dan pesannya.


Lu Li sudah akan pergi, tapi Ny. Huang masih belum keluar dari kamarnya. Lu Li paham kalau Ibunya masih marah dan kecewa. Dia juga menyesali sikapnya, namun, dia tidak bisa mengubah keputusannya. Sebelum pergi dari rumah, dia berteriak di depan pintu kamar ibunya, meminta maaf karena tidak memikirkan perasaan kedua orang tuanya saat membuat keputusan. Namun, dengan pengalaman hidupnya saat ini, dia benar-benar tidak ada cara lain yang terpikirkan olehnya. Terimakasih karena mereka sudah sabar menghadapinya selama ini. Dia akan sering-sering pulang, jadi mereka harus menjaga diri.


Ny. Huang akhirnya keluar dari dalam kamar. Sebagai ibu, mana mungkin dia nggak memaafkan putrinya.

“Ku tanya padamu untuk terakhir kalinya, apakah kau sungguh tidak menyesal?”


Lu Li menggeleng dan tersenyum. Ny. Huang tidak bisa bilang apapun lagi. Ini adalah hidup Lu Li. Dia hanya bisa memberikan saran dan keputusan ada ditangan Lu Li. Jika dia benar-benar tidak menyesal, dia akan menerima keputusannya.

“Ayah. Ibu. Bisa menjadi putri kalian adalah hal yang paling membahagiakan seumur hidupku.”

Ibu terharu mendengarnya. Dia menegur Lu Li untuk tidak membuat keputusan tanpa memberitahu mereka lagi. Jika dia melakukannya, jangan harap bisa pulang! Lu Li mengiyakan. Dia sebenarnya hendak memberitahu kehamilannya, namun, karena interupsi ayahnya untuk segera bergegas atau dia akan tertinggal pesawat, Lu Li mengurungkan niat.




Yi Cheng masih dalam berencana. Dia berusaha secepat mungkin untuk pergi ke rumah orang tua Lu Li. Sepanjang jalan, dia mengingat semua pesan yang selama ini Lu Li tinggalkan di Dream Maker untuknya. Kegembiraan Lu Li karena bisa masuk ke Xinhai University dan akhirnya mengetahui nama asli Zero adalah Jiang Yi Cheng. Di masa kuliah, Lu Li juga berulang kali mencoba menemui Yi Cheng dan ingin memberitahu kalau dirinya adalah Koala. Sayangnya, Yi Cheng malah bilang kalau dia nggak ingin tahu siapa Lu Li dan jangan mengikutinya. Dia sangat sedih saat itu.



Lu Li juga bilang kalau dia pernah melukis Yi Cheng dan meninggalkan lukisan itu untuknya. Meskipun Yi Cheng tidak mengambil lukisannya, tapi Yi Cheng membalasnya dengan sebuah gambar tersenyum dan itu membuatnya sangat senang. Dia juga bercerita kalau Yi Cheng hari ini memberikannya piagam. Dia akan menyimpan foto itu dengan baik-baik.



Lu Li kemudian lulus kuliah dan bertekad masuk perusahaan Yi Cheng, meskipun harus menyamar sebagai pria. Dan tidak disangka, mereka menjadi lebih dekat. Dia jadi tahu kalau Yi Cheng sangat suka udang. Dia juga sangat bahagia karena mereka menikah.


“Dia sudah kembali. Ternyata, kau bukannya tidak bisa menyukai orang. Kau hanya tidak bisa menyukaiku,” salah satu pesan Lu Li. “Jiang Yi Cheng, sampai jumpa.” Pesan terakhir Lu Li.

Jiang Yi Cheng meneteskan air matanya setelah menyadari perasaan Lu Li selama ini padanya dan dengan bodohnya, dia berulang kali menyakitinya.


Saat dia sampai di rumah Lu Li, itu bersamaan dengan orang tua Lu Li yang baru saja mengantarkan Lu Li. tn. Lu sangat marah melihat kedatangan Yi Cheng. Dia mau memukulinya, tapi Ny. Huang mencegah. Jangan sampai dia membuat keributan dan membuat seluruh tentangga tahu kalau putri mereka bercerai! Mereka juga nggak mau terima saat Yi Cheng memanggilnya ‘Pa, Ma.’ 


Yi Cheng tidak menyerah. Dia memohon pada mereka untuk memberitahukan padanya dimana Lu Li. Ny. Huang dengan suara lembut, berujar kalau pernikahan mereka adalah hal yang diperjuangkan sendiri oleh Lu Li. Tapi, semua sudah berakhir. Mari akhiri semuanya secara baik-baik. Yi Cheng tidak mau menyerah karena semua hanya salah paham.

tn. Lu tidak mau mendengar alasan apapun. Mulai dari sekarang, jangan harap bisa bertemu dengan Lu Li lagi! Yi Cheng tidak mau pergi. Dia akan terus menunggu hingga Lu Li mau menemuinya. tn. Lu menyuruhnya pergi karena Lu Li tidak ada lagi disini. Dan dia tidak akan memberitahu kemana Lu Li pergi! Jika Yi Cheng datang lagi, dia akan memukulinya. Dia akan terus memukulinya setiap kali melihatnya!!


“Dia pergi ke bandara,” beritahu Ny Huang.

Yi Cheng berterimakasih dan langsung pergi. tn. Lu kaget karena istrinya malah memberitahu kemana Lu Li. Ny. Huang menenangkannya dan menyuruhnya tidak marah karena tidak baik untuk jantung. Dia memberitahu juga, Yi Cheng tidak akan sempat menyusul Lu Li yang pasti sudah naik pesawat.



Takdir seolah tidak ingin mempertemukan mereka lagi. Saat Yi Cheng tiba di bandara, Lu Li sudah boarding. Mereka tidak berjumpa.


Sementara itu, Ny. Cheng ingin pergi ke perusahaan dan meminta Zi Tong menemaninya. Zi Tong panik dan mulai membuat berbagai alasan seperti mobilnya rusak, sakit perut dsb untuk menghentikan Ny. Cheng pergi. Ny Cheng nggak bodoh dan bisa merasakan Zi Tong berusaha menahannya ke perusahaan. Dia jadi sedih dan menduga suaminya berselingkuh sehingga Zi Tong berusaha menutupinya.


Zi Tong mengatakan tidak. Setelah memikirkannya, ny. Cheng jadi cemas kalau terjadi sesuatu pada Yi Cheng dan Lu Li. Tebakannya benar. Zi Tong kelihatan panik. Ny. Cheng langsung mencoba menelepon Lu Li dan nomornya tidak aktif. Selama ini, Lu Li selalu mengangkat teleponnya. Apa yang sudah terjadi?! Jika dia tidak mau memberitahu, dia akan mencari tahu ke perusahaan. Zi Tong melarang.


Tepat saat itu, Yi Cheng datang. Ny. Cheng langsung meminta penjelasan langsung darinya. Apa yang terjadi pada Lu Li?

“Dia mau cerai,” jawab Yi Cheng.


Kabar yang membuat Ny. Cheng sangat shock. Dia sangat menyukai Lu Li. Lu Li adalah wanita yang sangat baik.

“Apa karena Li Man?” tebak Ny. Cheng, sedih. “Dari dulu sudah kukatakan padamu, jangan berhubungan dengannya. Seberapa baiknya sifat Li, dia juga tidak bisa tahan melihatmu dilema di antara dua wanita. Putraku, aku tahu kau menyukai Li. Bagaimana kalau… begini saja, kubawa kau pergi mencarinya. Mungkin demi aku, Li akan memaafkanmu. Ayo pergi.”

“Ibu. Dia sudah pergi.”

“Pergi kemana?”


“Dia sudah meninggalkan Xinhai. Aku juga tidak tahu dia kemana.”

Ny. Cheng terkulai lemah. Menantu kesayangnya sudah pergi.

--




di Chongqing,

Di kota inilah dia akan memulai kehidupan barunya. Dia juga sudah mulai berhati-hati pada setiap hal karena kandungannya. Seperti naik taksi, dia meminta si pengemudi untuk tidak mengebut karena berbahaya. Dia pergi menuju apartemen yang sudah disewanya melalui internet. Apartemennya harus melewati tangga yang panjang. Untungnya, ada orang baik yang mau membantu membawa turun kopernya.

--


Yi Cheng bertemu dengan Yi Ming. Dia sangat menyesali semuanya. Andai saja dia mengenal Lu Li waktu kuliah, semua akan berbeda. Yi Ming menyuruhnya untuk tidak terburu-buru. Pelan-pelan saja dan dia yakin, dia akan menemukan Lu Li.

“Kenapa dia tidak mengatakannya padaku?”


“Mengatakan apa? Menyatakan cinta? Kau sunggu tidak mengerti wanita. Apakah kau tahu kenapa orang bisa mencintai diam-diam? Karena takut setelah pernyataan cinta ditolak, mereka bahkan tidak bisa berteman lagi.”

“Lalu, jika dia tidak mengatakannya, bagaimana dia bisa tahu hasilnya?”

“Karena menyukai seseorang akan membuatnya tanpa sadar menjadi minder. Terlebih lagi, kau tidak memberinya rasa aman yang cukup. Bahkan saat dia kecelakaan, kau tidak menemani di sisinya.”


Yi Cheng masih tidak mengerti dan juga dia sudah menjelaskan pada Lu Li saat itu. Yi Ming berujar kalau semua berasal dari hal kecil yang ditumpuk-tumpuk dan mungkin saja kecelakaan itu hanyalah pemicu. Terlebih lagi, itu bukan kecelakaan biasa. Pada saat itu, dia pasti ketakutan. Wajar jika dia kesal pada Yi Cheng.

Yi Cheng kaget. Apa maksudnya bukan kecelakaan biasa? Yi Ming ikutan kaget karena Yi Cheng nggak tahu apapun. Lu Li kecelakaan karena dibuntuti dan dikejar orang! Apa dia nggak memberitahu? Yi Cheng beneran ngak tahu dan mau tahu apa pelakunya sudah tertangkap?

“Belum. Orang itu memakai masker. Lu Li tidak melihat dengan jelas wajahnya. Dia hanya melihat ada sebuah bekas luka di tangannya. Ditambah lagi, kejadian itu berada di titik buta CCTV.”


“Kau bilang di tangannya ada sebuah bekas luka? Tangan kiri atau kanan?”

“Tangan kanan. Kau kenal orang ini?”

Jawabannya sepertinya, ya. Soalnya, Yi Cheng langsung bilang akan mencari bukti lebih.

--


Besok harinya, dia mengajak Li Man untuk makan siang bersama. Li Man jelas senang dan bahagia, soalnya ini pertama kalinya Yi Cheng mengajaknya makan duluan. Udah gitu, Yi Cheng meminta maaf atas perlakuannya waktu itu.



Mereka makan disebuah restoran. Mereka sudah selesai makan dan Yi Cheng langsung menyalakan perekam hape. Setelah itu, dia pamit untuk pergi membayar makanan dulu. Tidak lama setelah dia pergi, ayah Li Man mendadak datang dan langsung duduk di hadapan Li Man. Li Man kaget. Gimana dia bisa disini?

Ayah Li Man tidak menjawab pertanyaannya dan malah menyuruh Li Man tidak khawatir. Meskipun polisi menemukannya, dia tidak akan membuat Li Man terlibat. Soalnya, Lu Li sendiri yang menabrak mobil, bukan dia yang mendorong. Salahkan nasibnya sendiri yang tidak baik. 

“Omong kosong apa yang kau katakan?” tanya Li Man, bingung.

“Bukankah kau memanggilku kemari karena soal kecelakaan Lu Li?” tanya ayah Li Man, balik.

“Kapan aku memanggilmu kemari?”

“Kau sendiri yang mengirim pesan menyuruhku kemari. Lihatlah sendiri.”


Li Man langsung memeriksa hape-nya. Dan memang benar, ada riwayat dia mengirim pesan. Tapi, bukan dia yang mengirim pesan itu. Panik, dia mengusir ayahnya. Terlambat! Yi Cheng sudah kembali dari kasir. Dia yang menjebak Li Man. Ah, ternyata Li Man belum mengganti kata sandi ponsel, jadi dia bisa masuk dengan mudah.


Flashback

Selama makan tadi, Yi Cheng terus mencoba mencari cara mengusir Li Man ke toilet. Dan caranya, dia berbohong kalau lipstick Li Man luntur. Li Man langsung grogi dan pamit ke toilet untuk memperbaiki lisptick. Setelah itu, Yi Cheng langsung mengambil hape Li Man yang ditinggalkannya di atas meja dan mengirim pesan pada ayah Li Man, berpura-pura sebagai Li Man.

End


Li Man shock. Kenapa Yi Cheng melakukan semua ini? Dan alasannya karena Lu Li. Dia sudah tahu ada yang mengejar Lu Li menggunakan pisau dan memiliki bekas luka ditangan kanannya. Dan orang yang mirip seperti itu adalah ayah Li Man.


Ayah Li Man panik dan menjelaskan kalau dia hanya ingin mengagetkannya agar dia cepat-cepat meninggalkan Yi Cheng. Dia bisa bersumpah pada Tuhan kalau dia tidak ada hubungannya dengan kecelakaan itu sedikitpun. Lu Li sendiri yang menabrak mobil. Li Man baru tahu hal ini. Dia takut Yi Cheng marah. Dia nggak tahu apapun.  Ayah Li Man juga menegaskan ini adalah inisiatifnya sendiri dan Li Man tidak terlibat sedikitpun!


Yi Cheng nggak peduli.  Dia sudah tidak mempercayai keduanya. Kalau bukan Li Man yang menyuruh, bagaimana dia bisa mengenal Lu Li? Ayah Li Man tidak bisa membaca situasi dan malah ikut campur dalam pembicaraan. Dia membela Li Man yang masih belum bisa melupakan Yi Cheng padahal Yi Cheng sudah punya wanita lain. Makanya, dia mengikuti Yi Cheng dan tahu mengenai Lu Li. Dia melakukannya untuk Li Man.


Hah! Sangat lucu! Ayah yang kemarin memukul dan memarahi putri sendiri, sekarang, malah mempedulikan hubungan cinta putrinya?! Dan masih bilang tidak sedang berakting! Li Man masih ingin membela diri. Yi Cheng tidak mau mendengar alasannya lagi. Dia sudah bisa menebak semuanya. Dia tahu Li Man sengaja tidak memberitahu kebenaran tiga tahun lalu, hanya agar dia mencari tahu sendiri kebenarannya dan semakin merasa bersalah padanya!

“Kau benar-benar sudah berubah. Sampai aku tidak mengenalmu lagi.”

“Maaf. Aku hanya… ingin membuatmu jatuh cinta padaku lagi.”


“Aku sudah bilang sebelumnya. Masa lalu adalah masa lalu. Selamanya tidak akan bisa menjadi masa kini. Hubunganku denganmu sudah berakhir pada tiga tahun yang lalu.”


“Namun, bagiku… belum berakhir,” ujar Li Man, masih teguh pada keyakinannya. “Kau bilang aku berubah. Aku memang sudah berubah. Namun, jika aku tidak berubah, aku sama sekali tidak bisa mencapai posisi sekarang. Aku juga tidak bisa memenuhi persyaratan ibumu. Aku lebih tidak bisa berdiri di sisimu dengan layak dan terhormat! Aku melakukan ini semua demi siapa? Semuanya demi kau!”

Yi Cheng emosi. Jadi, jika Li Man melakukannya demi dia, dia harus duduk diam dan menerimanya gitu?! Jangan menipu diri sendiri dan orang lain!


“KAU HANYA TIDAK RELA!”

“Aku yang tidak rela atau karena kau sudah jatuh cinta pada Lu Li?”


“Urusanku dengannya, tidak ada hubungannya denganmu! Kelak, kita jangan bertemu pribadi lagi. Oh ya, aku berencana melapor ke polisi,” tegasnya dan menunjukkan rekaman yang merekam semua percakapan mereka sedari tadi.


Semua kacau! Li Man sudah gagal mendapatkan Yi Cheng kembali. Dan dia melampiaskannya pada Ayahnya. Kalau ayahnya bilang melakukan semuanya demi dia, kenapa tidak melakukannya dari dulu?!

“Karena ayah sudah menyadari kesalahan, aku ingin menebus kesalahanku.”

“Bagaimana cara kau mau menebus? Selain menjadi beban bagiku, apa yang bisa kau lakukan? Kalau bukan karena saat ini pendapatanku besar, akankah kau melakukan semua ini?!”


Ayahnya menegaskan kalau dia melakukannya bukan demi uang. Li Man mau pembuktian. Kembalikan semua uang yang dia berikan. Ayah terdiam. Matanya berkaca-kaca seolah menahan rasa sakit. Li Man tidak menyadari hal itu karena tenggelam dalam rasa marah. Dia pergi dari sana tanpa menyadari ayahnya yang kesakitan. Ayahnya juga hanya bisa menangis. Semua sudah terlambat bagi keduanya.

--


Lu Li sudah melihat-lihat apartemennya dan dia sangat puas dengan apartemen tersebut. Dia langsung menempatinya hari itu juga. Si broker sampai terkejut karena baru kali ini ada orang yang langsung pindah begitu melihat rumah.

--


Yi Cheng sendirian di lapangan basket. Dia melepas stress dengan bermain sendirian. Dia mungkin sudah memperjelas hubungannya dengan Li Man, tapi untuk apa? Lu Li juga sudah tidak ada lagi.

“Mulai hari ini, aku, Jiang Yi Cheng, harus mengejarmu kembali. Aku pasti akan menemukanmu. Lu Li, tunggu aku.”



Ada sebuah pepatah mengatakan, waktu terbaik untuk menanam sebuah pohon adalah sepuluh tahun yang lalu. Terbaik kedua adalah sekarang. Mungkin demikian juga dalam hubungan cinta. Asalkan kau ingin memulai kembali, tidak ada kata terlambat.

Post a Comment

Previous Post Next Post