Sinopsis C-Drama : Cute Programmer Episode 28
tn
Jiang mengajak Yi Cheng ke lapangan bulu tangkis dan bertanding. Hasilnya sudah
jelas, Yi Cheng menang. Saat sesi istirahat, tn. Jiang baru bicara dari hati ke
hati. Dari permainan ini, dia ingin Yi Cheng menyadari kalau untuk menang, dia
harus memahami lawan terlebih dahulu. Nah, apa Yi Cheng sungguh mengerti orang
yang bernama Jingwen ini? Seperti sifat, karakter, pekerjaan, hubungan
pertemanan dan latar belakang keluarganya?
“Untuk
apa aku tahu semua itu?” balas Yi Cheng.
Artinya,
dia nggak tahu apapun. Kalau dia nggak tahu, kenapa bisa dia begitu tenang
melepaskan istrinya pada Jingwen? Dulu, Ny. Cheng juga menyukai seorang pria
bermarga Zhao. Dan jika waktu itu dia nggak berusaha, entah ada dimana Yi Cheng
dan Zi Tong sekarang ini. Dia menyelidiki Zhao dan tahu kalau Zhao ini playboy.
Dia berusaha keras mengejar Ny. Cheng baru Ny. Cheng mau melihatnya. Nah, Yi
Cheng sebaliknya, belum resmi bercerai tapi sudah mau mundur. Pantas saja Lu Li
tidak mau dengannya.
Ucapan
tn. Jiang sedikit menyadarkan Yi Cheng. tn. Jiang menyuruhnya untuk berusaha
terlebih dahulu dan nggak usah memikirkan hasilnya. Yang penting, nggak
menyerah dari awal.
Berkat
pemahaman dari ayahnya, Yi Cheng tidak mau menyerah. Dia menyadari kalau Lu Li
juga tidak pernah menyerah mau seperti apapun perlakuannya dulu.
Dan
sesuai yang dikatakan ayahnya, dia meminta seseorang menyelidiki mengenai
Jingwen. Hasilnya, Jingwen ternyata sudah bertunangan.
Setelah
tahu informasi itu, Yi Cheng langsung pergi ke Chongqing. Kebetulan sekali, dia
bertemu dengan Jingwen di lift. Jingwen sangat senang soalnya Yi Cheng kembali.
Sayangnya, Yi Cheng nggak senang bertemu dengannya. Dia sangat marah karena
Jingwen sudah bertunangan dan malah mendekati Lu Li! Mana Lu Li nggak tahu hal
itu juga! Jingwen bilang kalau itu pertunangan yang diaturkan keluarga dan
hendak menjelaskan, tapi Yi Cheng udah sangat marah dan langsung meninju
hidungnya.
Jingwen
beneran letih. Kakak dan adik suka sekali meninju hidungnya. Udah gitu, nggak
mau mendengar ucapannya sampai selesai.
Lu
Li shock melihat Yi Cheng kembali. Yi Cheng bilang kalau dia masih belum bisa
melepaskan Lu Li. Dan juga, dia hendak memberitahu mengenai Jingwen yang sudah
bertunangan. Tapi, jika Lu Li masih ingin bersama dengan Jingwen, dia punya
cara agar dia membatalkan pernikahannya.
“Kenapa
kau mau melakukan hal itu?”
“Ayahku
memberitahuku kalau menyukai seseorang, harus merebutnya kembali dengan segala
cara. Aku awalnya juga berpikiran begitu. Namun, kau membuatku mengerti.
Menyukai seseorang tidak harus bersikeras memilikinya, tetapi salah satu pihak
harus memberi tanpa meminta balasan. Jika hanya Lu Jingwen yang bisa memberimu
kebahagiaan, aku bersedia melepaskanmu dan mendukung kalian.”
“Ini
masalah antara aku dan Lu Jingwen. Kau tidak perlu repot-repot. Aku akan
selesaikan sendiri dengannya.”
“Lalu,
apa rencanamu selanjutnya?”
“Aku
akan putus dengannya.”
“Jika
kau sudah punya jawaban, aku semakin tak akan melepaskanmu. Lu Li. Beri aku satu
kesempatan lagi. Kita mulai dari awal, oke?”
“Kau
benar-benar bersedia? Namun, aku…”
“Jika
masalah anak, kau tenang saja. Aku akan nmenjaganya seperti anakku sendiri dan
membesarkanya bersamamu,” ujar Yi Cheng.
Lu
Li sangat tidak menduga hal itu. Dan setelah menyampaikan niatnya, Yi Cheng
pamit pergi.
--
Hari
ini, Jingwen harus mengadakan rapat dengan hidung yang memerah. Semua pekerja
sampai tertawa diam-diam. Rapat kali ini untuk membahas film yang akan mereka
buat dari game. Gaoxi dengan sengaja menyuruh Lu Li menyampaikan pendapatnya.
Lu Li menyampaikan kalau dia nggak begitu paham dengan adaptasi game ke film.
Namun, game ‘Seratus cara mati bos’ didasarkan pada hubungan konflik alami
antara bos dan karyawan. Jika adaptasi menyimpang dari inti masalah ini, akan
kehilangan arti dari pengembangan produk ini.
Gaoxi
tidak setuju dengan pendapatnya. Dia mempunyai pendapat berbeda kalau harus ada
perubahan pada alur baru bisa dibuat ke drama. Pendapat keduanya masuk akal
jadi Jingwen menyuruh tim lain mempertimbangkan kedua pendapat itu dan mereka
akan membahasnya di rapat selanjutnya.
Setelah
rapat selesai, Jingwen mengajak Lu Li bicara. Dia curhat kalau hidungnya
seperti ini karena membantu Lu Li menguji Yi Cheng. Eh, taoi dia bukan
dipukuli, tapi mereka berkelahi. Wkwkw. Lu Li jelas melihat Yi Cheng kemarin
dan Yi Cheng nggak terluka sedikitpun.
Ah,
jadi keduanya sudah berbaikan. Apa Yi Cheng sudah tahu itu anaknya? Sayangnya,
belum. Lu Li belum tahu cara menyampaikannya. Jingwen semakin yakin kalau Yi
Cheng tulus mencintainya. Lu Li masih sedikit takut soalnya hal yang awalnya
terasa sangat jauh, tiba-tiba saja menjadi sangat dekat, seolah tidak nyata.
Jingwen menyarankan agar dia mengetest Yi Cheng saja lagi. Mulut bisa
berbohong, tapi tindakan tidak. Dia hanya perlu memperhatikan semua tindakan Yi
Cheng dan pasi bisa tahu apakah dia tulus atau hanya sementara.
--
Di
depan apartemen Lu Li sudah ada pengantar paket yang membawa dua paket besar.
Padahal Lu Li tidak pernah memesan paket apapun. Jreng! Muncullah Yi Cheng. Itu
semua adalah barang-barangnya. Dia memutuskan untuk tinggal bersama Lu Li.
Mereka kan suami istri yang sah secara hukum, jadi miliknya adalah milik Lu Li
dan sebaliknya. Lu Li menolak tinggal bersama karena merasa masih dalam tahap
pisah rumah. Dan juga, apartemennya kecil. Yi Cheng nggak peduli dan bilang
kalau dia bisa tidur di sofa.
Selesai
memindahkan semua kardus nya ke dalam rumah, Yi Cheng mulai sibuk menyiapkan
bahan untuk memasak. Lu Li meninggalkannya sendirian di dapur dan pergi ke
kamarnya. Ini adalah kali pertama Yi Cheng memasak dan dia memutuskan untuk
memnbuat sup daging. Sambil menunggu supnya mendidih, dia memutuskan untuk
mandi.
Lu
Li yang ada di dalam kamar, mulai cemas soalnya tidak ada suara sama sekali
dari arah dapur. Karena cemas dan penasaran, dia pun keluar dari kamarnya.
Dapur dalam keadaan kosong melompong. Dari arah kamar mandi, terdengar suara
orang mandi. Lu Li jelas bingung, kenapa Yi Cheng malah mandi padahal tadi
bilang mau masak? Pas dia mau kembali ke kamarnya, Yi Cheng malah memanggilnya
dan meminta tolong mengambilkan pakaian dan celana dalamnya. Lu Li jelas malu
dan berusah tidak melihat ke arahnya.
Sebenarnya
dia masih mau marah, tapi tercium bau gosong dari arah dapur. Benar saja, sup
yang ditinggalkan Yi Cheng, gosong. Lu Li jelas marah. Yi Cheng jadi merasa
bersalah dan janji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lain kali saat
memasak.
Yi
Cheng benar-benar tidur di sofa. Dia menghabiskan malam untuk mengirim pesan
pada Koala di Dream Maker hingga akhirnya ketiduran. Lu Li yang terbangun
ditengah malam, melihat Yi Cheng sudah tertidur dengan laptop masih dalam
keadaan menyala. Ditangan Yi Cheng juga ada buku mengenai kehamilan. Dengan
lembut dan perlahan, Lu Li merapikan selimutnya dan menatap wajah Yi Cheng.
Di
pagi hari,
Yi
Cheng bangun duluan. Otomatis, saat ada yang mengetuk pintu, dia yang
membukakan. Jingwen yang datang untuk numpang srapan. Dan sudah jelas, dia
diusir secara kasar sama Yi Cheng.
Karena
ini akhir pekan, Yi Cheng menawarkan diri untuk menemani Lu Li jalan-jalan.
Mereka pergi ke mall untuk berbelanja bulanan. Yi Cheng sekarang sudah sama
seperti ayahnya, bucin. Saat Lu Li mau beli sebotol shampoo, Yi Cheng malah
mengambil puluhan botol dengan alasan rambut Lu Li panjang, jadi pasti cepat
habis. Lu Li bilang kalau dia berencana memotong pendek rambutnya. Yi Cheng
langsung berkomentar kalau Lu Li juga kelihatan cantik saat berambut pendek.
Dan sepertinya, dia sudah menyukai Lu Li sejak Lu Li memakai wig dulu. Lu Li
jelas malu mendengar gombalannya.
Mereka
melewati stan yang menjual baju anti radiasi untuk ibu hamil. Yi Cheng ingin
membelikannya soalnya Lu Li kan sering bekerja di depan komputer. Lu Li
menolak. Dia sekarang bertanggung jawab atas proyek dan tidak sering di depan
komputer lagi. Tapi, Yi Cheng tetap ingin membelikannya. Apalagi saat si SPG
bilang kalau para ahli menyarankan agar ibu dengan kehamilan 0-4 bulan untuk
memakai pakaian radiasi. Keyakinan Yi Cheng untuk membeli baju semakin
bertambah kuat saat si SPG menyebutnya sebagai ‘ayah baru.’ Yi Cheng sangat
senang saat membayangkan kalau dia akan menjadi ayah, makanya, dia langsung
membeli banyak baju anti radiasi.
Lu
Li yang merasa malu jadi grogi dan berjalan cepat. Seolah ingin menggodanya, Yi
Cheng malah beteriak : “Istriku. Aku menyukaimu.” Lu Li jadi semakin grogi
hingga tanpa sadar mendorong keranjang belanjaan yang belum dibayar melewati
pembatas scan yang membuat alarm berbunyi.
Dalam
perjalanan pulang, Lu Li akhirnya bertanya, apakah Yi Cheng benar-benar tidak
keberatan dengan kehamilannya?
“Mau
dibilang sama sekali tidak keberatan itu tak mungkin. Namun, yang aku pedulikan
adalah kau. Karena anak juga bagian darimu, jadi aku bisa menerimanya.”
“Kalau
begitu, perusahaan… bagaimana dengan perusahaan?”
“Perusahaan
tidak perlu aku ada disana setiap harinya, tetapi kau berbeda. Periode
istimewa, aku ingin menemanimu disisimu.”
Lu
Li jadi semakin terharu dan mencintainya.
Yi
Cheng menunjukkan perubahan sikap yang sangat signifikan. Lu Li juga menyadari
itu. Seperti sekarang, Yi Cheng mau belajar memasak untuknya. Dia juga mau
mencuci piring. Pokoknya, dia benar-benar memperhatikan Lu Li. Yi Cheng juga
sampai mencarikan tempat berupa ruang besar yang luas dan strategis yang bisa
digunakan Lu Li untuk membuka kelas pemograman. Lu Li sangat berterimakasih
atas bantuannya, namun, dia tidak bisa menerima kebaikannya ini. Jika dia
membuka kelas sekarang, beberapa bulan lagi, dia sudah tidak bisa mengajar lagi
(karena melahirkan).
Lu
Li bercerita kalau awalnya, dia mengajarkan pemograman karena Zhongyao terlihat
sangat tertarik. Dan seiring berjalannya kelas, dia jadi sadar kalau banyak
orang termasuk orang tua mereka juga merasa wanita tidak cocok menjadi
programmer. Selain itu, ada banyak orang yang ketika memilih jurusan kuliah,
tidak tahu apa yang sebenarnya mereka sukai. Tidak semua orang seberuntungnya,
saat membuat pilihan hidup, bisa bertemu seseorang yang memimpinnya menemukan
jawaban yang benar untuk dirinya sendiri.
“Sekarang,
apakah kau tetap merasa bertemu denganku adalah keberuntunganmu?”
“Ya.
Waktu itu, kaulah yang membantuku membukan pintu dunia pemrograman. Sekarang,
aku ingin menjadi orang yang membuka pintu untuk para wanita itu. Aku tak hanya
berharap wanita bisa mengenal pemrograman. Aku lebih berharap, semua orang bisa
menghilangkan prasangka terhadap programmer wanita. Pemograman tak hanya khusus
untuk pria. Wanita juga berhak untuk menyukainya, dan juga tidak lebih buruk
dibanding programmer pria.”
Impian
yang hendak dicapai Lu Li itu sangat sulit dibandingkan jika hanya membuka
kelas pelatihan. Walau begitu, dia akan tetap mendukung Lu Li. Dia yang
sekarang akan menuruti Lu Li.
Demi
membantu Lu Li mencapai impiannya, mereka berencana untuk mengadakan seminar
pemograman dengan target adalah audiens wanita. Rencananya mereka akan
melakukannya beberapa hari lagi. Dan untuk menyebarkan berita mengenai seminar
itu, mereka akan menggunakan cara sederhana, menyebarkan selebaran. Yang
menyarankan ide itu adalah Yi Cheng. Dan Lu Li sangat senang dengan idenya.
Tentu
saja, tidak ada yang gratis di dunia ini. Yi Cheng ingin imbalan. Dan imbalan
yang diinginkannya adalah ciuman Lu Li. Tidak pakai izin, dia langsung mencium
Lu Li. Lu Li jelas malu dan tidak menyangka kalau Yi Cheng begitu tebal muka.
Dengan santai, Yi Cheng mengiyakan. Lu Li langsung kabur ke dalam kamar.
Sekarang
saatnya bekerja. Yi Cheng memeriksa laporan pengembangan Xuan Zhong Ji dan
masih ada beberapa hal yang belum ditambahkan yang merupakan tanggung jawab
dari Shutian. Makanya, dia menelepon Shutian untuk menanyakan hal itu. Shutian
sedang main game di warnet. Yi Cheng langsung mengomelinya yang
sempat-sempatnya mau game padahal sedang sibuk seperti ini. Dia memberikan
tenggat waktu 2 hari untuknya menyelesaikan pekerjaannya.
Setelah
menerima telepon dari Yi Cheng, Shutian menyudahi permainannya dan hendak
kembali ke kantor untuk bekerja. Anehnya, ada seorang pria yang mengawasinya
sedari tadi dan langsung mencegatnya untuk pergi dengan alasan mereka baru
mulai bermain. Dia memaksa Shutian untuk terus bermain. Shutian sudah menolak
dan mengibaskan tangan si pria yang berusaha menahannya pergi. Tidak disangka,
si pria malah terjatuh dan kepalanya mengenai ujung monitor yang ada di dekat sana.
Si
pria langsung dilarikan ke rumah sakit dan Shutian juga harus ikut karna di
anggap sebagai pelakunya. Dari dalam ruang rawat, bisa terdengar suara keluarga
si pria yang berteriak-teriak akan menuntut Shutian. Shutian juga kelihatan
stress dengan masalah tidak terduga ini. Dan di saat seperti itu, seseorang
menghampirinya. Orang itu bilang kalau dia adalah bos dari pria yang dirawat.
Dia menyodorkan kartu namanya : Xu Yuanzhi. Direktur Utama Chen Dong Tech.
--
Esok
harinya,
Yi
Cheng dan Lu Li mulai mencari tempat yang bisa disewa untuk seminar. Mereka
memilih sebuah tempat yang berfungsi sebagai perpustakaan namun juga
menyediakan jasa untuk penyewaan tempat untuk acara-acara. Dan untuk menyewa
tempat itu ada syarat yang harus dipenuhi. Minimal tamu atau orang yang
mengikuti seminar adalah 200 orang. Meskipun kelihatannya sulit karena target
mereka adalah wanita dan seminar yang diadakan adalah mengenai programmer, Yi
Cheng dan Lu Li tetap nekat menyewa tempat dan yakin bisa mendapatkan 200 orang
peserta seminar.
Yi
Cheng semakin menunjukkan perhatian pada Lu Li. Kali ini, dia memberikan banyak
sekali hadiah untuk Lu Li. Setiap hadiah terdapat sebuah kertas pesan. Dan
semua hadiah itu, ditujukan pada Lu Li setiap tahunnya. Maksudnya, dia
memberikan hadiah ulang tahun untuk Lu Li saat berusia 1 tahun, 2 tahun, 3
tahun dan hingga sekarang.
Yi
Cheng juga membantu menyebarkan brosur. Ikut kelas kehamilan dan masih banyak
lagi.
Cinta yang baik,
bukanlah memberikan dunia yang lebih besar padanya, melainkan bersedia menjelajahi
dunia yang lebih besar dengannya. Setelah melewati cinta dan rasa sakit, kita
masih punya keberanian untuk bilang padanya : “Hello, World.”