Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 04 part 2

 

Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 04 part 2


Sae Bom pergi ke unit apartemen 1501, milik Kim Se Hun. Tujuannya ke sana hanya untuk meminjam selimut untuk orang lantai bawah (Se Kyun dkk), tapi Se Hun mengira Sae Bom hendak menyelidikinya. Makanya, dia langsung mengakui kalau dia memang ada memakai fasilitas gym beberapa kali tapi selain itu dia hanya di rumah. Se Hun juga janji tidak akan pergi dari apartemennya sampai karantina di akhiri. Sae Bom langsung menenangkan kalau dia datang untuk meminjam selimut dan mengenai janjinya memberikan kaos SOU, dia akan berikan besok.


Setelah mendengarkan tujuan Sae Bom datang, Se Hun baru mau membukakan pintu dan memberikan apartemennya. Bahkan di rumahnya sendiri, Se Hun memakai masker dan baju parasut gitu untuk mencegah kontaminasi (?).



Sementara itu, Yi Hyun pergi ke unit apartemen Joo Hyeong untuk melepaskan borgolnya. Dia sudah menemukan unit apartemen kosong dilantai 5 yang bisa ditinggali Sang Hee. Eh, Sang Hee malah menolak pindah. Dia juga bilang kalau dia berbohong karena marah dan sebenarnya dia tidak melihat atau mendengar apapun di hari itu. Initinya, dia menarik kesaksiannya yang bilang melihat Joo Hyeong membunuh Min Ji. Tidak ada yang Yi Hyun bisa lakukan karena kesaksian Sang Hee belum dibuat dalam bentuk laporan resmi.


Baru juga selesai dari tempat Joo Hyeong, Yi Hyun sudah mendapat telepon dari Tae Seok. Tae Seok memberitahukan kalau ada orang dari unit 302 yang melakukan siaran live dari apartemen. Dia memberi perintah agar Yi Hyun menghentikan siaran orang tersebut atau dia akan memutus koneksi internet yang ada di apartemen. Meski kesal di perintah sana sini, Yi Hyun tetap saja mematuhinya.



Di unit 302, kakek Hak Je tidak bisa tenang setelah mendengar kalau istrinya sempat bertemu dengan Min Ji yang terkena penyakit gila.  Dia menanyakan hal itu ke nenek Sung Sil dan cemas kalau Sung Sil berbohong mengenai luka terkilir ditangannya. Jangan-jangan itu bekas cakaran Min Ji, tapi ditutup menggunakan koyo sama Sung Sil. Panik, dia membuka koyo yang ada di tangan nenek Sung Sil. Tidak ada luka apapun. Hatinya langsung lega dan tertawa lebar.


Disaat itu, bel rumah mereka berbunyi. Yi Hyun dan Sae Bom yang menekan bel dan menanyakan keberadaan Dong Hyun. Kakek Hak Je menjawab dari interkom kalau Dong Hyun baru saja keluar entah kemana.


Dong Hyun sedang melakukan siaran live untuk menunjukkan suasana apartemen Le Ciel Hutan Seyang yang sedang dikarantina. Dia juga menunjukkan unit apartemen Min Ji, orang pertama di apartemen yang terjangkit penyakit gila. Ckckck. Semua demi konten! Kemanusiaan pun hilang! Tidak ada empati sama sekali.


Karena siaran livenya itu, Sae Bom dan Yi Hyun bisa menemukannya dan langsung mengakhiri siaran. Dong Hyun sama sekali nggak marah soalnya dia sudah mendapat cukup banyak uang dari penontonnya.



Semua sudah diurus dan sekarang saatnya Yi Hyun dan Sae Bom beristirahat. Jung Kook tinggal sementara di rumah mereka sampai masa karantina selesai. Supaya keluarganya tidak khawatir, Jung Kook mengirimkan fotonya bersama Yi Hyun di apartemen. Seo Yoon juga tinggal bersama mereka karena kedua orangtuanya tidak ada. Seo Yoon tidur bersama Sae Bom di kamar, sementara Yi Hyun tidur dengan Jung Kook di ruang tamu.


Meskipun sudah larut, Yi Hyun masih belum tidur. Dia masih mencari informasi mengenai obat Next yang ternyata dikembangkan oleh perusahaan tempat Tae Seok bekerja dulu. Hm, dia jadi teringat dengan informasi dari Jung Kook mengenai Tae Seok yang pernah menyerang pimpinan perusahaan farmasi itu. Gimana keadaan si pemimpin itu sekarang ya?

Jawabannya terlihat di scene berikutnya.




Tae Seok dan Ji Soo pergi menemui pimpinan perusahaan farmasi yang sekarang berbaring diranjang dalam keadaan diikat rantai. Dia berada di dalam kamar rawat yang sangat luas dengan seorang penjaga. Dia juga masih bekerja dan menandatangani dokumen. Dan ternyata, dia adalah biang yang menyebarkan obat Next kepada masyarakat. Pengedar itu yang bilang sama Tae Seok kalau dia ditunjukkan dimana gudang penyimpanan obat itu dan dia mengambilnya secara gratis. Tae Seok juga bisa menebak tujuan pimpinan melakukan itu adalah agar semakin banyak yang terinfeksi, akan semakin cepat juga obatnya dikembangkan.

“Kamu orang yang lebih suka dunia runtuh, alih-alih mati karena penyakit ini,” ujar Tae Seok.


Benar. Pimpinan sudah terjangkit penyakit gila. Dan dia juga orang yang menggigit leher istri Tae Seok yang sedang hamil dan membuat istri Tae Seok menjadi sama dengannya. Tidak ada rasa penyesalan sama sekali. Dia malah berujar kalau darah istri Tae Seok adalah yang paling enak. Kejam! Bahkan gunanya penjaga yang ada disisinya adalah untuk dia gigit ketika penyakitnya kumat.


Setelah menemui pimpinan, Tae Seok memerintahkan Ji Soo untuk mulai menyelidiki semua rekan pimpinan. Pimpinan adalah dalang yang menyebarkan Next. Jadi mereka harus mencari tahu semuanya dan menutup sumber penyebarannya. Mereka juga tidak bisa mengarantina pimpinan seperti pasien lain karena kekuasaan yang dimilikinya. Yang paling utama sekarang adalah menemukan obat terlebih dahulu. Tae Seok juga sadar kalau misalkan penyakit ini sudah ditemukan obatnya dan pimpinan sembuh, dia mungkin akan tetap menyerang orang lain karena sudah menikmati yang namanya darah.

--


H-6 

Berita masih memberitakan mengenai penyakit gila yang sudah menyebar di luar negeri. Penyakit ini membuat beberapa negara telah melakukan lockdown.



Meskipun dunia kembali kacau, Sae Bom masih tetap berusaha optimis. Dia memulai hari dengan senyuman hanya dengan membayangkan akan mengambil makanan. Sayang, moodnya rusak karna pintu keluar apartemen dikunci dari luar sama petugas security dan sekelompok orang dari gedung 2 dan 3. Kemarin kan gedung lain mengadakan rapat terpisah dari gedung mereka dan memutuskan untuk menutup gedung 1 dari luar. Ditambah lagi, security melihat dari CCTV kalau Sae Bom dan Yi Hyun mengarantina seseorang di ruang gym. Mereka berspekulasi kalau gedung 1 adalah sumber infeksi dan jika dibiakarn keluar bisa mengenai yang lain. Dan mengenai kebutuhan mereka seperti makanan, mereka yang akan mengambilkannya dan meletakkannya di depan pintu untuk mereka.


Intinya, tidak ada orang dari gedung 1 yang boleh keluar. Sae Bom mana bisa menerima hal seperti itu. Dengan sifat impulsifnya, dia menggunakan pistol Jung Kook untuk mengancam mereka membuka pintu atau dia akan menembak! Akhirnya, pintu mau dibukakan daripada kena tembak dan langsung mati.



Namun, tetap saja gedung 2 dan 3 menghindari mereka. Padahal sudah waktunya pembagian jatah makanan, tapi tidak ada satupun dari gedung tersebut yang mau keluar. Ji Soo sebagai orang yang bertugas mengantarkan makanan, memberitahu kalau gedung 2 dan 3  baru mau mengambil makanan setelah gedung 1 selesai. Sae Bom nggak mau ambil pusing kalau mereka dijauhi. Namun, dia ingin minta tolong sama Ji Soo untuk membawakannya baju SOU ukuran besar.


Sementara Sae Bom mengambil makanan, Yi Hyun pergi berbelanja ke supermarket yang ada di dalam apartemen. Hanya ada satu pegawai di sana, Lee Bo Ram. Saat Yi Hyun bertanya padanya, Bo Ram menjelaskan kalau apartemen di karantina saat bosnya dan istrinya pergi keluar untuk mengambil stock.  Barang di supermarket juga sudah mulai kosong karena penghuni-penghuni lain sudah memborong kemarin. Yi Hyun sedikit heran melihat sikap tenang Bo Ram padahal dia berada dalam kawasan sumber infeksi. Bo Ram tenang karena dia lebih mementingkan uang. Bosnya bilang akan membayarnya dengan upah 3 kali lipat dan dia di gaji 24 jam.

“Kau tidak takut sendirian?”


“Mereka mungkin menggila di rumah. Mereka tidak akan datang ke toserba. Jika kami kehabisan barang, aku bisa mengunci pintu.”

--



Setelah menerima jatah makanan, Sae Bom dan Yi Hyun bekerja sama untuk membagi-bagikan makanan kepada para penghuni apartemen yang tidak pergi ke bawah untuk mengambil jatah makanan. Bukannya mengucapkan terimakasih, ada saja penghuni yang tidak tahu terimakasih. Contohnya, Dong Hyun dari unit 302, malah marah-marah karena Sae Bom tidak sekalian membawakan paketnya padahal dia membutuhkan paket tersebut. Ck, dia kira Sae Bom tukang antar!  Ada lagi Joo Hyeong dari unit 601 yang mengeluh karena makanannya mengandung daging padahal dia vegetarian.  

Sae Bom juga pergi ke unit 1501, untuk menemui Se Hun. Dia memberikan kaus AFMC yang didapatkannya dari Ji Soo. Sekarang, dia hanya bisa memberikan kaus itu, tapi dia janji, begitu karantina berakhir, dia akan berikan kaos SOU yang Se Hun inginkan.

“Aku suka ini,” ujar Se Hun. “Apa kamu pernah ke atap?” tanyanya.




Atas rekomendasi Se Hun, Sae Bom mengajak Yi Hyun, Seo Yoon dan Jung Kook untuk makan bersama di atap. Pemandangan dari atap benar-benar cantik. Jika kita tidak tahu kalau mereka sedang dalam masa karantina, mungkin kita akan mengira mereka sedang melakukan piknik. Mereka terlihat seperti sebuah keluarga yang sangat bahagia.


Selesai makan, mereka baru teringat kalau mereka belum mengantarkan makanan untuk Seung Beom yang dikarantina di ruang gym. Pantas saja makanannya berlebih. Sae Bom dan Yi Hyun langsung ke sana. Dan saat tiba, rak penahan sudah bergeser dan Seung Beom tidak ada di ruangannya. Dia kabur.



Sae Bom seperti biasa, berinisiatif mencari Seung Beom hingga ke basement. Yi Hyun tentu mengikutinya. Suasana terasa sangat aneh. Di salah satu lift gedung lain, ada bekas darah. Yi Hyun sudah merasakan firasat buruk dan mengajak Sae Bom untuk kembali ke gedung mereka, tapi Sae Bom malah menolak. Dia ingin tahu siapa yang turun dari lift. Rasa penasarannya lebih kuat daripada rasa takut mati.



Suara lift turun semakin mendekat dan suara pukulan semakin terdengar. Refleks, sebelum pintu lift menutup, keduanya berlari sekencang mungkin untuk kembali ke gedung mereka. Eh, di tengah pelarian, mereka malah melihat ada seseorang di dalam mobil. Setelah memperingati orang yang di dalam mobil untuk lari jika masih mau hidup, Sae Bom dan Yi Hyun lanjut berlari ke gedung mereka. Sialnya, kartu gedung Sae Bom rusak dan pintu tidak mau terbuka. Untungnya ada seorang CS di dalam yang membantu membukakan pintu dari dalam.



Dan orang yang mereka lihat di mobil tadi ternyata adalah Seung Beom. Suasana masih terasa sangat menakutkan, meskipun mereka berhasil masuk ke dalam gedung dengan selamat. Baru juga mereka mau pergi, tiba-tiba saja, seorang pria mengetuk pintu kaca dan memohon pintu dibukakan. Sedetik kemudian, sekelabat orang berlari dan menggigit pria tersebut.



Suasana diluar sudah jauh berbeda dengan pagi hari tadi. Andrew, dari unit apartemen yang ditinggalinya sementara, bisa melihat kebutralan manusia. Orang-orang dari gedung unit lain mulai menunjukkan gejala dan menggigiti siapapun yang ada di dekat mereka. Yang tidak terjangkit, berusaha sekuat mungkin untuk melarikan diri.




Nenek Sung Sil juga ternyata menyembunyikan sesuatu dari kakek Hak Je. Dia terkena cakaran Min Ji waktu itu. Saat itu, Joo Hyeong berlari melewatinya menuju pintu darurat, karena kepo, Sung Sil mengintip ke pintu darurat. Min Ji yang sudah terjangkit, melihatnya menghalangi dan menarik kerah bajunya. Tarikannya, membuat Sung Sil menerima bekas cakaran di punggung. Dan bekas cakaran itu menghitam.


Sae Bom dan Yi Hyun sudah sadar kalau suasana diluar tidak lagi seaman kemarin. Dia melarang siapapun untuk keluar dari gedung termasuk petugas CS. Soo Min yang kebetulan ada di lobby, heran melihat kelakuan mereka. Di saat itu, Tae Seok meneleponnya.


“Yoon Sae Bom-ssi, kamu baik-baik saja? Sekarang kalian mengerti kenapa kami harus mengurung kalian?”



Jawabannya, tepat ada di depan mata mereka. Sudah semakin banyak orang yang terjangkit. Salah satunya adalah petugas security. Dan sekarang, semua orang berusaha bertahan hidup. Dari sebuah kawasan apartemen, kini mereka harus menutup gedung apartemen. Tidak ada yang boleh keluar jika tidak mau mati!


H A P P I N E S S

 


Post a Comment

Previous Post Next Post