Tengah malam, seorang wanita
pulang lembur dari tempat kerjanya. Dia memesan sebuah taksi online, tapi
pesanannya direbut oleh penumpang lain, disaat dia sedang sibuk bertelponan
dengan pacarnya. Sehingga diapun terpaksa harus pulang berjalan kaki sendirian.
Lalu sebuah mobil lewat dan menawarkan tumpangan padanya. Dan dia menolak
dengan sopan.
“Sulit untuk mendapatkan mobil
disini, aku akan memberimu tumpangan,” bujuk si pengemudi mobil (Do Shik).
“Aku tidak akan segampang itu
masuk ke mobil pria asing,” balas si wanita. Lalu dia langsung berjalan pergi
sambil bertelponan dengan pacarnya di hp.
Do Shik tidak merasa senang, saat
ditolak. Dengan tatapan tajam, dia menatap si wanita yang berjalan pergi. Lalu
dia membuka pintu mobil belakang lebar- lebar dan memanggil si wanita, tepat
ketika si wanita sudah siap bertelponan dengan pacarnya.
“Apa? Apakah kamu memanggilku?”
tanya si wanita, berbalik ke arah mobil. Tapi tidak ada jawaban. “Ada apa?”
kata si wanita, bertanya lagi. Tapi tetap tidak ada jawaban.
Merasa penasaran, si wanita
berjalan ke arah mobil. Tapi dia tidak melihat Do Shik dari depan mobil. Jadi
diapun melihat ke dalam mobil melalui pintu yang terbuka, dan didalam mobil dia
melihat seorang pria berlumurkan darah, memanggilnya dengan suara pelan,
‘Tolong… tolong aku…”
Sebelum si wanita sempat
bereaksi, tiba- tiba Do Shik muncul dihadapannya sambil tersenyum. Do Shik
memasang maskernya dan menarik si wanita masuk ke dalam mobil. Dan dengan
ngeri, si wanita menjerit keras serta berusaha untuk kabur.
***
Do Shik menelpon polisi. Lalu
saat polisi datang, dia berakting seperti orang yang sangat ketakutan dan syok.
Dia menunjuk ke dalam mobil dengan tangan gemetar. Kemudian dia meminta
sebatang rokok dengan alasan untuk menenangkan dirinya.
“Aku melihat semuanya. Itu adalah
… itu tenaga kerja asing,” kata Do Shik dengan agak tergagap. “Ada tiga orang
dengan kejam memperkosanya bergiliran.”
“Kalau begitu kamu tunggu disini
dulu,” kata si polisi, menenangkan Do Shik. Lalu dia dan rekannya memasang
garis kuning dan mengurus mayat yang pria dan wanita yang ada didalam mobil.
***
Dikantor call center. Bagian
pelanggan Bahasa Isyarat, Kim Kyung Min harus terus tersenyum walaupun
pelanggan mengumpat padanya. Dan setelah melayani pelanggan seperti itu, dia
merasa sangat capek sekali.
So Jung, gadis cantik yang ingin
pergi ke kencan buta, dengan gugup dia keluar dari kamar nya dan mencoba untuk
bersikap biasa saja, saat berjalan melewati abangnya yang berada di ruang tamu.
“Hei Choi So Jung,” panggil Choi Jong Tak yang sedang sibuk
mengunting kuku kakinya. “Jika kamu tidak ingin mati, masuk dan ganti
pakaianmu sebelum pergi,” katanya, memperingatkan.
Dengan memelas, So Jung langsung
berlutut disamping Jong Tak dan menjelaskan bahwa pakaiannya ini adalah pakaian
anak muda zaman sekarang. Dan hari ini dia mau mengikuti kencan buta, jadi dia
mau terlihat cantik dan tidak dipandang rendah oleh pria.
“Ummm …” gumam
Jong Tak. Dan dengan penuh harap, So Jung menatapnya. “Jika kamu tidak ingin mati, gantilah sebelum
kamu keluar,” tegasnya. Lalu dia mencium tangannya yang
baru saja memegang kakinya.
“Ahh…
membuatku sakit kepala dan jijik,” keluh So
Jung, memukul Jong Tak. “Kamu tidak pernah mencuci kakimu, bukan?” omelnya. Lalu dengan patuh dan terpaksa, dia
masuk kembali ke dalam kamar untuk berganti pakaian.
Setelah mengganti rok pendek
menjadi celana pendek, So Jung bersiap untuk pergi. Dan kali ini, Jong Tak
membiarkannya, tapi dia mengingatkan So Jung untuk pulang sebelum jam 9 malam.
Namun So Jung melawan, karena dia ingin bermain sampai jam 12 malam. Kemudian
Jong Tak berpura- pura bersikap sedih sampai menatap foto kedua orang tua
mereka dan mengadu. Melihat itu, So Jung merasa tidak tahan dan akhirnya
berjanji bahwa nanti dia akan pulang cepat.
“Hei!” panggil Jong Tak,
menghentikan So Jung yang ingin pergi. Dan dia memberikan uang kepada So Jung.
“Angkat kepalamu didepan pria. Kamu bayar makananmu sendiri,” katanya,
perhatian. Dan So Jung tersenyum senang.
“Jam berapa kamu bilang untuk
kembali?” tanya So Jung sampai memakai sepatunya. Dan Jong Tak menjawab jam 10
malam. “Jam 10, baiklah. Aku akan kembali jam 12,” teriaknya, lalu dia langsung
berlari keluar dari rumah.
“Astaga. Gadis memusingkan itu
tidak menurut,” keluh Jong Tak.
Saat makan malam, ketika para
karyawan pria dan Manajer wanita sibuk mengobrol dan memuji- muji seorang
Petinggi perusahaan yang agak genit, Kyung Min fokus memanggang daging serta
makan. Lalu saat orang- orang disekitarnya tertawa, Kyung Min mengumpat dan
mengejek si Petinggi menggunakan bahasa isyarat.
Untungnya, si Petinggi tidak
mengerti bahasa isyarat sama sekali. Jadi saat orang- orang melihat isyarat Kyung
Min yang jelas- jelas mengumpat si Petinggi, mereka tertawa dan mengartikan
bahasa isyarat Kyung Min secara berbeda kepada si Petinggi, supaya si Petinggi
tidak tersinggung dan merasa senang.
Ibu Kyung Min sama seperti Kyung Min, dia
tidak bisa berbicara. Pada hari gajian, dia merasa sangat senang sekali
menghitung uang gajinya. Lalu dengan bangga dia menceritakan kepada bos serta
rekan kerjanya bahwa uang ini akan digunakannya untuk pergi ke Pulau Jeju
bersama putrinya.
Jong Tak merasa sangat khawatir, karena
sedari tadi dia mengirimkan pesan kepada So Jung, tapi sama sekali tidak ada
balasan.
Kyung Min menunggu Ibu Kim
didalam mobil. Lalu saat dia melihat Ibu Kim, dia melambaikan tangannya dengan
senang. Dan Ibu Kim balas melambaikan tangannya juga, lalu dia berlari ke arah
mobil. Tiba- tiba disaat itu, sebuah sepeda motor melaju kencang sekali, dan
dengan panik Kyung Min memberikan tanda kepada Ibu Kim supaya jangan mendekat
dulu dan berhenti. Tapi Ibu Kim tidak mengerti dan merasa bingung.
Kemudian tiba- tiba motor
dibelakang lewat dan hampir saja mengenai Ibu Kim. Untungnya, cuma ‘hampir’.
Dan Kyung Min serta Ibu Kim sama- sama merasa lega.
Didalam mobil. Dengan perhatian, Kyung
Min memeriksa apakah Ibu Kim baik- baik saja. Lalu setelah itu, dia menasehati
Ibu Kim untuk lain kali jangan terburu- buru, perhatikan sekliling saat jalan.
Dan Ibu Kim mengiyakan, kemudian dia mengalihkan pembicaraan. Dia membahas
tentang jalan- jalan ke Pulau Jeju. Dengan bangga, dia memberitahu bahwa dia
punya uang dan dia yang akan membayar nanti.
“Aku yang mengajakmu, jadi aku
yang akan membayar!” kata Kyung Min, menegaskan.
“Jangan. Ibu yang akan bayar,”
balas Ibu Kim. “Ibu tidak keberatan,” jelasnya sambil tersenyum bangga. Dan
lalu dia menunjukkan uangnya.
Saat Jong Tak pulang, dia
memeriksa rumah dan tidak menemukan So Jung. Yang berarti tandanya So Jung
belum pulang.
“Gadis sialan ini,” umpat Jong
Tak.
Dari dalam mobil, Don Shik
memperhatikan Kyung Min dan Ibu Kim.
Ibu Kim keluar dari dalam mobil.
Lalu Kyung Min pergi untuk mencari tempat parkir terlebih dahulu.
Melihat itu, Don Shik keluar dari
dalam mobil dan mengikuti Ibu Kim dari belakang. Tepat disaat dia mau melakukan
kejahatan, So Jung lewat.
Karena So Jung lewat, Don Shik
tidak jadi menusuk Ibu Kim dari belakang. Lalu diapun mengalihkan targetnya.
Dia berlari mengejar So Jung dan menyerangnya.
Kyung Min sampai diparkiran.
Ibu Kim menunggu ditepi jalan.
Tapi setelah agak lama, dia heran kenapa Kyung Min belum muncul juga. Jadi dia
mengirimkan pesan padanya.
Sayangnya, Kyung Min lupa membawa
ponselnya, ketika dia keluar dari mobil.
Jong Tak menghubungi So Jung,
tapi telponnya dimatikan. Dan dengan kesal, Jong Tak berniat untuk mencari So
Jung.
Setelah melakukan kejahatannya,
Don Shik kembali ke mobil. Dan dia melihat, Ibu Kim yang berdiri ditepi jalan.
Jong Tak berlari dan tidak
sengaja menabrak Ibu Kim dari belakang, membuat Ibu Kim merasa terkejut dan
ponselnya terjatuh. Dan Jong Tak segera meminta maaf kepada Ibu Kim. Lalu dia
menanyai Ibu Kim, apakah Ibu Kim ada melihat gadis disekitar sini. Dan Ibu Kim
membungkuk meminta maaf.
Melihat itu, Jong Tak balas
meminta maaf kepada Ibu Kim. Lalu dia pergi berkeliling untuk mencari So Jung
lagi.
Don Shik melihat semua itu. Lalu
setelah yakin semuanya aman, dia masuk ke dalam mobil dan mencari- cari pisau
yang bagus untuk digunakan.
Tiba- tiba dari jauh Kyung Min
berjalan mendekat, melihat itu Don Shik langsung mematikan lampu didalam mobil
dan memperhatikannya.
Dari gang kecil dan gelap, sebuah
sepatu hak tinggi putih di lempar keluar. Saat Kyung Min berjalan melewati gang
tersebut dan melihat sepatu hak tinggi yang muncul di depannya, dia berhenti
dan melihat ke dalam gang.
“Jika kau memindahkannya, kau
akan mati,” gumam Don Shik dengan pelan sambil memperhatikan Kyung Min.
“Tolong… tolong aku,” panggil So
Jung, lalu dia melemparkan satu sepatunya lagi. Mendengar itu, Kyung Min dengan
gugup memperhatikan keadaan disekeliling nya.
Saat yakin kalau tidak ada
siapapun disekitar, Kyung Min berjalan memasuki gang. Dan melihat itu, Don Shik
sangat marah sekali.
So Jung menangkap dan memegang
kaki Kyung Min. Lalu dia menatap Kyung Min dengan tatapan memohon dan
mengatakan sesuatu.
“Tolong. Aku merasa dingin
disekujur tubuh,” kata So Jung sambil menutupi luka di perutnya. Dan tiba- tiba
Don Shik muncul dari belakang.
“Lihat. Dia dibunuh oleh mu,
mengerti?” kata Don Shik sambil menahan Kyung Min dibawahnya. “Dasar jalang!”
umpatnya. Lalu dia mengangkat kapak
ditangannya.
Sebelum kapak ditangan Don Shik
mengenai kepala Kyung Min, So Jung mendorong Don Shik. Dan menggunakan
kesempatan itu, Kyung Min langsung berlari kabur.
Awalnya Kyung Min ingin berlari
ke arah Ibu Kim yang berada tidak jauh darinya. Tapi dia khawatir saat melihat
Don Shik yang berada dibelakangnya. Jadi diapun berlari ke arah berlawanan. Dan
Don Shik mengejarnya.
Saat sampai ditempat parkir, Don
Shik kehilangan Kyung Min.
Kyung Min bersembunyi dibelakang
mobil. Lalu saat dia melihat Don Shik
berlari melewatinya. Dia berjalan ke arah pintu darurat. Sayangnya, pintu
darurat tersebut terkunci, jadi diapun harus membukanya terlebih dahulu. Dan
saat dia melakukan itu, timbullah suara berdecit.
Mendengar suara berdecit
tersebut, Don Shik kembali dan berjalan mendekat ke arah Kyung Min dengan
langkah pelan.
Ketika Kyung Min menyadari hal
tersebut, dia langsung membuka pintu tersebut dengan cepat tanpa berhati- hati
lagi. Lalu saat pintu terbuka, ternyata didalam pintu terdapat rantai besi,
sehingga pintu hanya bisa dibuka sedikit. Dan dengan panik, Kyung Min berusaha
keras untuk masuk ke dalamnya.
Untungnya tubuh Kyung Min kecil,
sehingga dia bisa masuk ke dalam. Tapi sialnya, tubuh Don Shik besar, jadi dia
tidak bisa masuk ke dalam. Dan menggunakan kesempatan tersebut, Kyung Min
langung berlari pergi.
Kyung Min berlari ke arah
mobilnya. Dan lalu dia masuk ke dalam mobil dengan penuh kehati- hatian supaya
tidak menimbulkan suara.
Kemudian Kyung Min langsung
menghubungi Ibu Kim dengan video call. Dia menyuruh Ibu Kim supaya jangan
kemana- mana, karena dia akan menjemput Ibu Kim. Dan Ibu Kim merasa bingung,
tapi Kyung Min tidak sempat menjelaskan dan langsung mematikan telpon.
Tepat saat Kyung Min akan
menjalankan mobilnya, dia melihat lampu sensor didalam mobil berubah warna dari
hijau menjadi merah. Itu tandanya ada seseorang yang masuk ke dalam mobil dari
belakang.
Don Shik tertawa cekikan dan
mengulurkan pisaunya kepada Kyung Min. Lalu dia melihat pesan yang baru saja
dikirimkan oleh Ibu Kim. “Ayo. Ibumu menyuruhmu pergi dengan cepat. Ayo pergi,”
perintahnya.
Dengan ngeri, Kyung Min mengikuti
perintah Don Shik dan menjalankan mobil. Lalu baru jalan sebentar, dia langsung
berhenti dan diam sambil menundukkan kepalanya. Dan dengan kesal, Don Shik
membentak Kyung Min untuk mengikuti perintahnya.
Saat Don Shik membentak, Kyung
Min langsung menjalankan mobil dengan sangat kencang, sehingga Don Shik jatuh
ke belakang.
“Hei, hentikan mobilnya, hentikan
mobilnya!” perintah Don Shik, saat merasa ada sesuatu yang tidak beres. Lalu
dia maju ke depan untuk menghentikan Kyung Min.
Ketika mobil hampir akan menabrak
dinding, Kyung Min menginjak rem dengan kuat, sehingga Don Shik pun terjatuh ke
depan. Lalu disaat itu, Kyung Min langsung keluar dari mobil dan berlari
sekencang mungkin. Dan dari belakang Don Shik berusaha untuk mengejar dan
menangkapnya.
Melihat kedatangan Kyung Min yang berlari ke arahnya, Ibu Kim merasa heran dan ingin menghentikannya. Tapi Kyung Min tidak mau berhenti berlari dan terus berlari maju sampai ke dekat tiang listrik. Disana ada sebuah tombol darurat, dan Kyung Min menekan tombol tersebut. Lalu setelah itu, dia kembali ke arah Ibu Kim dan memegangnya.
Melihat hal tersebut, Don Shik
langsung kabur.
Don Shik masuk ke dalam mobilnya
dan menyembunyikan So Jung yang tidak sadarkan diri disana. Lalu dia menukar
pakaiannya.
Dari tombol darurat, polisi menanyakan,
ada apa. Tapi Kyung Min dan Ibu Kim tidak bisa berbicara, jadi merasa merasa
bingung harus bagaimana. Lalu Ibu Kim menyarankan supaya mereka langsung pergi
ke kantor polisi saja.
Disaat itu, Don Shik yang
berpakaian seperti pekerja kantoran berjalan mendekati Kyung Min dan Ibu Kim.
“Halo, maaf menanyakan beberapa pertanyaan. Aku sedang mencari saudariku,”
katanya dengan sopan.
Kyung Min tidak sadar bahwa Don
Shik adalah pembunuh yang barusan mengejarnya. Dia mengira kalau Don Shik
memang benar orang yang kebetulan lewat. Jadi dia meminta ponsel Ibu Kim dan
lalu dia menulis di ponsel Ibu Kim dan menunjukkan itu kepada Don Shik. “Apakah kau mencari saudarimu?”
“Iya,” jawab Don Shik. “Tidak
bisakah kau berbicara?” tanyanya, memastikan. Dan Kyung Min mengiyakan. “Ah.
Adikku dan aku punya janji untuk bertemu didekat sini, tapi tiba- tiba aku
tidak bisa menghubunginya,” jelasnya sambil menjelaskan ciri- ciri So Jung.
Mendengar penjelasan Don Shik
yang cukup rinci, itu membuat Kyung Min jadi mempercayai Don Shik. Dan dia
langsung menceritakan segalanya yang terjadi barusan. Kemudian Don Shik
mengajak Kyung Min untuk menunjukkan kepadanya dimana So Jung yang terluka
berada sekarang. Dan Kyung Min ingin mengikuti serta menunjukkan padanya. Tapi
Ibu Kim langsung menghentikan Kyung Min.
Dengan khawatir, Kyung Min
menjelaskan kondisi So Jung kepada Ibu Kim. Dan kemudian Ibu Kim pun menawarkan
diri untuk menemani Kyung Min.
Lalu Kyung Min dan Ibu Kim
berjalan menunjukkan jalan kepada Don Shik. Dan Don Shik pun berjalan mengikuti
mereka berdua dari belakang.
Tiba- tiba disaat itu, mobil polisi datang. Melihat itu, Don Shik merasa kesal, “Sial, sangat disayangkan,” umpatnya.