Sinopsis C- Drama : Reset Episode 4 part 1


Original Network : Tencent Video


Polisi Zhang menemani Polisi Jiang yang baru pertama kali terjun ke lapangan. Mereka berdua menyamar sebagai orang biasa yang sedang numpang lewat saja di sebuah jalan. Dan selama berjalan, Polisi Jiang terus melihat ke sekitarnya. Sedangkan Polisi Zhang bersikap santai saja sambil meminum kopinya.

“Pertama kali dilapangan?” tanya Polisi Zhang dengan sikap seolah- olah sedang mengobrolkan hal biasa saja. “Amati lebih banyak dan perhatikan bagaimana orang lain melakukannya,” katanya, menasehati.

“Dipahami,” jawab Polisi Jiang dengan pelan, seperti berbisik. Karena dia takut ada orang yang mendengar pembicaraan mereka.

“Juga jangan bertingkah aneh. Biasa saja,” kata Polisi Zhang, menasehati lagi.


Tepat disaat itu, target muncul. Dan melihat si Target, Polisi Jiang berhenti berjalan sedang menatapnya dengan fokus. Melihat itu, si Target jadi mencurigai ada hal yang aneh, sehingga diapun langsung kabur.

Awalnya Polisi Zhang masih bersikap seperti pejalan kaki biasa saja. Tapi saat dia sadar bahwa si Target telah menyadari keberadaan mereka para polisi, diapun langsung memberikan perintah untuk mengejar si Target.


Ketika Polisi Zhang dan para polisi yang lain berlari mengejar si Target melalui tangga. Polisi Jiang berinisiatif untuk mengejar melalui jalan yang lain, yaitu melalui jalan pintas yang lebih singkat.


Si Target berlari menaiki tangga. Lalu dia turun dari tangga yang lain, masuk ke dalam sebuah gang kecil dan padat. Hal itu membuat Polisi Zhang dan para polisi yang lain kesulitan untuk mengejarnya.

Tepat disaat si Target mengira kalau dia berhasil kabur, Polisi Jiang muncul dari gang didekatnya dan menahannya di dinding.

Polisi Jiang bertindak agak impulsif saat menangkap si Target. Tanpa berpikir panjang, ketika dia melihat si Target, dia langsung memeluknya dari depan dan menahannya di dinding. Seharusnya Polisi Jiang menahan kedua tangan si Target dan menghadapkan wajah si Target ke dinding.

Si Target yang kedua tangannya bebas (tidak tertahan), dia mengeluarkan pisau dari sakunya dan berniat untuk menusuk Polisi Jiang yang masih belum sadar bahwa punggungnya berada dalam bahaya.

Untungnya, sebelum si Target sempat menusuk, Polisi Zhang sampai dan berhasil menghentikannya. Tapi sayangnya, tangan Polisi Zhang menjadi terluka.


“Tanganmu … ,” kata Polisi Jiang, merasa bersalah.

“Ayo pergi,” balas Polisi Zhang.

***


Pria bermasker hitam yang juga berpakaian serba hitam, dia masuk ke dalam bus dan berjalan melewati Li Shiqing. Dia menuju ke bagian paling belakang dan duduk disana.

“Bus bergerak, harap amankan kursi dan pegangan kamu. Stasiun berikutnya, stasiun Yan Jiang Xi Lu.”

Mendengar pengumuman itu, Li Shiqing terbangun. Lalu dia melihat jam diponselnya, jam menunjukkan pukul 13.35.

“Apakah kamu baik- baik saja?” tanya Li Shiqing sambil menggerakkan sedikit bahunya yang dijadikan bantalan oleh Xiao Heyun. Tapi tidak ada jawaban, karena Xiao Heyun tertidur sangat lelap sekali.

Melihat Xiao Heyun tidur sangat nyenyak sekali, Li Shiqing agak ragu- ragu untuk membangunkannya. Dia menggerakkan sedikit bahunya untuk membuat Xiao Heyun terbangun. Tapi Xiao Heyun tetap saja tidak bangun. Merasa agak tidak sabaran lagi, Li Shiqing pun langsung berdiri, sehingga Xiao Heyun langsung terjatuh dan kepalanya terantuk ke kursi. Sebenarnya Li Shiqing berusaha menahan kepala Xiao Heyun menggunakan tangannya supaya jangan terantuk, tapi dia terlambat.

Karena terantuk ke kursi, Xiao Heyun pun akhirnya terbangun. Dan dengan rasa bersalah, Li Shiqing pindah tempat duduk dan berpura- pura tidak ada hubungannya dengan itu.


Suasana terasa agak canggung. Karena merasa bersalah, Li Shiqing pun mengeluarkan tissue dan berniat untuk memberikan itu kepada Xiao Heyun yang berkeringat banyak. Tapi sebelum dia memberikan itu, Xiao Heyun sudah mengeluarkan dan menggunakan tissue sendiri. Lalu suasana pun bertambah canggung.

Mereka berdua sama- sama diam.



Setelah cukup lama, Xiao Heyun merasa tidak tahan lagi dengan suasana yang agak canggung ini. Jadi diapun pindah duduk mendekati Li Shiqing dan berniat untuk berbicara duluan. Tapi saat dia baru mau berbicara, Li Shiqing juga ikut berbicara. Lalu mereka berdua sama- sama diam lagi.

“Maaf,” kata Xiao Heyun, mulai bicara duluan.

“Tidak apa, aku juga memiliki beberapa masalah,” balas Li Shiqing.

“Itu memang benar aku tidak mempercayai mu dan bahkan mencurigaimu,” kata Xiao Heyun, merasa bersalah.

“Lalu biarkan itu menjadi masa lalu. Mari kita berdua tidak mengungkitnya lagi,” balas Li Shiqing menyikapi dengan santai. “Mm… apa kamu baik- baik saja, kulihat kamu berkeringat banyak sebelumnya,” tanyanya, perhatian.

“Aku terlalu lama berada di ruang introgasi. Aku tidak bisa mengatasinya, jadi aku tidur,” balas Xiao Heyun dengan lemas.

“Aku juga, aku tertidur,” kata Li Shiqing, mendapatkan petunjuk baru. “Jadi selama kita tertidur, kita akan kembali ke Loop lagi,” tebaknya.

Xiao Heyun dan Li Shiqing kemudian saling berdikusi serta bertukar informasi yang mereka dapatkan dari Loop sebelumnya.

Xiao Heyun memberitahu bahwa polisi sudah memastikan kalau benar- benar ada bom didalam bus. Sedangkan Li Shiqing, dari perkataan Polisi Zhang, dia menyadari sesuatu, kenapa bila ada bom mereka tidak langsung memberitahu penumpang didalam bus saja dan lalu semuanya turun dari bus.

“Kita sudah melakukannya, tapi tidak ada yang mempercayai kita,” komentar Xiao Heyun.

“Mengatakan akan ada kecelakaan dan mengatakan ada bom, itu hal yang berbeda. Dan mereka akan bereaksi berbeda,” balas Li Shiqing.


Lalu Li Shiqing pun langsung mencobanya. Dia berdiri dan memberitahu semua orang didalam bus bahwa ada bom. Tepat disaat itu, sesuatu meledak.

***


Li Shiqing dan Xiao Heyun tersentak dan terbangun. Kali ini mereka jadi yakin bahwa benar- benar ada bom didalam bus. Dan yang paling penting, orang yang menyalakan bom tersebut ada didalam bus ini juga, makanya ketika Li Shiqing mengatakan ada bom, bom langsung meledak.

Bus berjalan seperti biasa dan tenang. Namun Xiao Heyun serta Li Shiqing tidak bisa merasa tenang. Mereka diam dan berpikir. Lalu mereka berdiskusi dengan berbisik- bisik supaya tidak didengar oleh si Pelaku bom.


“Kita tidak tau bagaimana itu meledak, jadi kita harus mencarinya terlebih dahulu. Jika dia memasangnya di bus sebelumnya, kita tidak bisa perbuat apa- apa. Tapi anggaplah dia membawanya, maka bisa saja itu ada didalam tas,” kata Xiao Heyun, menjelaskan analisis nya. “Jadi kita bisa menghilangkan dua didepan, karena mereka tidak punya tas,” jelasnya, menyebutkan tentang Pria Hijau dan Pria Hitam.

“Kita harus mengeliminasi Ibu Ungu, hanya ada obat didalam tas nya, ingat?” kata Li Shiqing, mengingatkan.


Saat memperhatikan setiap orang, Xiao Heyun tiba- tiba teringat tentang Pria bermasker hitam. Dan ketika dia melihat ke bagian belakang, dia tidak melihat Pria bermasker hitam tersebut. Lalu dia memberitahu Li Shiqing.

“Aku ingat dia. Saat aku melihat dia, aku berpikir mengapa dia memakai pakaian hitam yang tertutup seperti itu dihari yang panas,” kata Li Shiqing, mengingat Pria bermasker hitam. “Oh, kenapa dia menghilang?” tanyanya, bingung.


Xiao Heyun juga tidak tahu kenapa Pria bermasker hitam yang seharusnya duduk dibagian paling belakang tidak ada disana sekarang. Lalu Xiao Heyun melihat papan pengumuman didalam bus. Disana tertulis pemberhentian selanjutnya adalah Stasiun Yan Jiang Dong Lu.

“Dia belum naik bus?” tebak Xiao Heyun. Lalu dia melihat jam nya, pukul 13.34. “Ini menjadi lebih awal. Hei, bukankah ini berarti kita bisa turun dari bus dengan normal,” katanya.

Li Shiqing tiba- tiba terpikir sebuah ide. Dia mencari nada dering yang pernah didengar nya. Lalu dia sebelum dia turun dari bus, dia sengaja menyalakan nada dering tersebut dengan keras. “Jika nada dering ini berhubungan, maka begitu orang itu mendengar nada dering ini, orang itu akan bereaksi,” katanya, menjelaskan.

“Masuk akal,” kata Xiao Heyun, mendukung.


Tapi setelah Li Shiqing menyalakan nada dering tersebut dengan keras, tidak ada seorang pun yang bereaksi aneh. Lalu bus berhenti, dan dengan terpaksa Li Shiqing serta Xiao Heyun harus turun terlebih dahulu.


Ketika mereka berdua turun, Pria bermasker hitam masuk ke dalam bus. Dan Xiao Heyun memperhatikannya, lalu dia merasa kalau Pria bermasker hitam memang tampak mencurigakan.


Tiba- tiba saja Li Shiqing mulai menelpon polisi untuk melapor bahwa ada bom di dalam Bus 45, dan mendengar itu, Xiao Heyun langsung terlonjak. Dia memperhatikan kamera cctv didekat halte, lalu dia berusaha untuk bersikap tampak biasa- biasa saja, dan dia berjalan menjauhi Li Shiqing.

“Pembom ada didalam bus. Aku, Li Shiqing, nomor yang aku gunakan sekarang adalah milikku. Tolong percaya padaku. Semua yang aku katakan adalah benar. Ini tidak bisa ditunda, kamu harus segera bertindak,” kata Li Shiqing dengan cepat. Lalu dia langsung mematikan ponselnya.

Setelah mendapatkan telpon laporan dari Li Shiqing, Polisi Jiang dan para polisi yang lain langsung bergerak menujuk ke lokasi Bus 45 sekarang.


Li Shiqing melihat ke sekeliling dan merasa bingung kemana Xiao Heyun pergi. Lalu dia menemukan bahwa ternyata Xiao Heyun sedang bersembunyi di belakang halte. Namun pada saat dia ingin mendekatinya, Xiao Heyun memberikan tanda supaya jangan mendekat serta ikuti dia dari jauh.

“Hei, Xiao Hei!” panggil Li Shiqing, heran.

“Jangan panggil namaku,” teriak Xiao Heyun, terdengar kesal.

“Kenapa?” tanya Li Shiqing.

“Tetap jauh dariku. Bersikap normal,” balas Xiao Heyun. Dia berbicara dengan sikap berpura- pura seperti sedang bertelponan. “Aku akan menemukan tempat dengan lebih sedikit orang. Ikuti saja aku,” jelasnya.


Xiao Heyun terus berjalan, menghindari tempat- tempat yang memiliki kamera cctv dan sepi. Lalu setelah menemukan tempat yang tepat, dia baru mau berbicara kepada Li Shiqing. Dengan marah, dia mempertanyakan, mengapa Li Shiqing menelpon polisi lagi. Jika mereka tidak menelpon, maka mereka tidak akan di curigai. Dan mereka tidak perlu ke kantor polisi lagi. Mendengar itu, Li Shiqing terdiam.


“Aku tidak berniat menyalahkanmu,” kata Xiao Heyun, setelah agak tenang. “Kali ini kita berhasil turun dari bus secara normal, ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ini mungkin akan menjadi suatu perubahan besar. Kita punya waktu untuk memahami situasi. Jika kamu menelpon polisi begitu turun dari bus, ketika kita diintrogasi, maka kita tidak bisa perbuat apa- apa,” jelasnya. Dan Li Shiqing pun merasa bersalah. “Dan apakah kamu ada berpikir bahwa jika kita turun dari bus secara normal, maka bisa jadi ini merupakan cara bagi kita untuk keluar dari Loop? Ini bisa saja menjadi Loop terakhir,” tanyanya dengan senang.

“Terakhir kali?” gumam Li Shiqing, berpikir. “Jika memang benar, bukankah ini kesempatan terakhir bagi orang- orang di bus untuk bertahan hidup? Maka kita lebih harus menelpon polisi,” jelasnya.


Xiao Heyun tidak ada niat untuk menyelamatkan siapapun. Sebab mereka sudah pernah mencoba dengan memanggil polisi, tapi polisi tidak bisa datang tepat waktu. Dan Li Shiqing membalas bahwa kali ini berbeda, karena kali ini polisi akan memiliki banyak waktu dan juga mereka memiliki lebih banyak informasi.

“Informasi apa? Kamu tidak tahu dimana bom itu, kamu tidak tahu siapa yang meledakkan nya, bagaimana kita bisa menjelaskan kepada polisi?” tanya Xiao Heyun, menjelaskan logikanya.

“Ya. Kamu benar, aku tidak berpikir dengan baik,” kata Li Shiqing, mengerti akan kesalahannya. “Tapi aku hanya ingin menyelamatkan mereka. Saat aku dirumah sakit, aku menyaksikan semuanya. Itu terlalu kejam,” katanya.

“Kamu hanya seorang saksi,” balas Xiao Heyun. “Aku berada di UGD. Aku juga tahu bagaimana rasanya. Tapi kamu tidak bisa hanya melakukan sesuatu karena hati. Kamu harus berpikir, bagaimana kita bisa menyelamatkan orang- orang?” balasnya.

Intinya Xiao Heyun tidak mau menyelamatkan apapun, karena dia tidak mau masuk kembali ke dalam Loop. Dan menurutnya, kebaikan itu harus disesuaikan dengan kemampuan. Jika memang mereka tidak mampu untuk menyelamatkan, maka mengapa harus menyelamatkan. Setelah mengatakan itu, Xiao Heyun langsung berjalan pergi.

Melihat itu, Li Shiqing diam, karena tidak merasa nyaman. Dan ketika Xiao Heyun menengok ke arahnya, dia mengalihkan wajahnya.


Setelah berjalan agak jauh, Xiao Heyun menengok ke belakang. Dan melihat sikap Li Shiqing, dia merasa agak bersalah. Jadi diapun kembali.

“Aku tidak bermaksud apa- apa,” kata Xiao Heyun, menjelaskan dengan canggung. Dan Li Shiqing hanya diam. “Kita bisa lihat dari jembatan disana. Mungkin polisi akan sampai disana tepat waktu,” katanya, menghibur Li Shiqing.


Dijembatan. Xiao Heyun dan Li Shiqing berdiri agak berjauhan. Dengan rasa bersalah, Xiao Heyun meminta maaf, karena barusan dia berbicara terlalu keras. Lalu dia menjelaskan bahwa sebenar nya, dia ingin mereka melalui hari ini dengan mengumpulkan bukti. Disetiap Loop yang terjadi, mereka selalu terbangun lebih cepat dari sebelumnya. Jadi di Loop selanjutnya mereka bisa menghubungi polisi dan bekerja sama dengan mereka menggunakan bukti yang sudah dikumpulkan. Dan mereka tidak perlu sampai di tahan.

“Jika benar- benar begitu, maka bila di Loop selanjutnya, ketika aku tersadar lebih awal, aku akan tetap naik bus di stasiun yang sama. Tapi bagaimana denganmu? Apakah kamu masih akan menaiki bus?” tanya Li Shiqing.


Polisi bekerjasama dengan polisi lalu lintas untuk memblokir jalan. Dan Polisi Jiang menyamar menjadi salah satu petugas polisi lalu lintas.


Para penumpang didalam bus merasa bingung, kenapa jalanan ditutup dan bus tiba- tiba diberhentikan untuk diperiksa oleh polisi.

“Semua penumpang, kecelakaan terjadi didepan. Bus tidak bisa lewat, kalian bisa turun dari bus dan pergi dengan berjalan kaki,” kata seorang petugas lalu lintas kepada para penumpang di dalam bus.

“Tunggu! Semua orang turun, tapi tinggalkan barang- barang mu,” perintah Polisi Jiang.

Bapak Putih mengabaikan perintah Polisi Jiang, dia tetap ingin membawa karung besar miliknya pergi. Melihat itu, Polisi Jiang dan seorang petugas polisi yang lain langsung bergerak untuk menghentikannya. Lalu tiba- tiba terjadilah sebuah ledakan besar.

Duarrrrr!!!!


“Xiao Jiang, Xiao Jiang. Jika kamu mendengar aku, tolong jawab,” panggil Polisi Zhang melalui walki talkie, ketika dia melihat terjadi ledakan besar dari jauh. Tapi tidak ada jawaban dan dia merasa panik, “Jiang Feng, Jiang Feng! Jika kamu dapat mendengar aku, tolong jawab!” panggilnya. Tapi tetap tidak ada jawaban.


Dijembatan. Melihat asap hitam besar, Li Shiqing langsung tahu bahwa bus meledak. Jadi diapun menyuruh Xiao Heyun untuk pergi dan bersembunyi dengan baik, sehingga polisi tidak akan mencurigai Xiao Heyun. Dia tahu kalau Xiao Heyun tidak ingin terlibat dengan polisi lagi.

Tiba- tiba ponsel Li Shiqing berbunyi, dan Xiao Heyun langsung menghentikan Li Shiqing agar tidak perlu mengangkat itu. Tapi Li Shiqing mengabaikannya.

“Ya, aku Li Shiqing… aku di Little West River Park … baik, aku akan menunggu di pintu masuk…” kata Li Shiqing, menjawab telpon dengan tenang.


Post a Comment

Previous Post Next Post