Sinopsis C- Drama : Reset Episode 8 part 1

 

Original Network : Tencent Video


Penumpang Bapak Coklat, ternyata namanya adalah Jiao. Perusahaan konstruksi tempat nya bekerja ditutup, jadi dia stress harus mencari pekerjaan baru dimana. Apalagi sekarang, putri nya akan segera mendaftar ke sekolah menengah, dan dia memerlukan uang untuk biaya kuliah dan biaya hidup putrinya.


Kesusahan Jiao tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Garasi yang di sewanya sekarang, tidak di sewakan lagi. Pemilik Garasi memberitahu Jiao bahwa komite lingkungan telah memberitahu kalau mereka tidak bisa lagi menyewakan garasi. Jadi dia ingin Jiao membayar uang sewa bulan lalu dan pindah hari ini juga. Karena hari ini orang- orang komite akan datang untuk memeriksa. Jika ditemukan ada orang yang tinggal di Garasi, maka mereka akan didenda.

Dengan putus asa, Jiao meminta waktu 2 hari lagi saja. Tapi Pemilik garasi tidak bisa membantunya, yang dia bisa bantu hanyalah mengembalikan uang sewa bulan lalu, supaya Jiao bisa punya uang untuk pindah. Dan dengan terpaksa, Jiao pun harus membereskan barang- barangnya dan pindah.


Ketika Jiao membereskan barang- barangnya ke dalam tas kecil, Pemilik garasi melihat itu dan merasa bersimpati kepadanya. Karena tas itu sangat kecil sekali.

***


Di Loop sebelumnya, ketika Ma Guoqiang membagi- bagikan semangka. Hanya Ibu Kantong Merah dan Jiao yang tidak mau. Karena hal itu, Xiao Heyun merasa kalau mereka berdua sangat aneh. Dan Li Shiqing setuju, dia menebak, apakah jangan- jangan mereka berdua adalah kawanan.

“Seharusnya, tidak. Jika iya, mereka akan duduk bersama. Lagipula kita semua akan mati, mengapa mereka harus berpura- pura?” kata Xiao Heyun, tidak setuju dengan tebakan Li Shiqing.

“Benar juga,” gumam Li Shiqing. “Tapi sangat sulit untuk memeriksa kopernya,” kata Li Shiqing sambil memperhatikan koper Jiao. “Haruskah mulai dengan dia?” sarannya.

“Baik,” kata Xiao Heyun, setuju.


Karena di Loop sebelumnya, Xiao Heyun bertindak duluan untuk memeriksa karung milik Ma Guoqiang. Maka sekarang, Li Shiqing menawarkan diri untuk bertindak duluan.

Li Shiqing berpura- pura sedang haid (haha … maksudnya datang bulan, ngertilah yang cewek kan). Dia mendekati Ibu Kantong Merah dan meminta pembalut. Tapi Ibu Kantong Merah hanya diam saja. Lalu ketika Li Shiqing ingin memeriksa isi kantong plastik merah yang berada dibawah kakinya, Ibu Kantong Merah menghentikan Li Shiqing.

“Maaf,” kata Li Shiqing, merasa tidak enak. Lalu dia ingin kembali duduk di sebelah Xiao Heyun, tapi ntah kenapa dia merasa ada sesuatu yang aneh di dalam kantong plastik merah itu, jadi dia menghampiri Ibu Kantong Merah lagi. “Bibi, kenapa kamu membawa Pot bersamamu? Kulihat itu sangat berat, ketika kamu membawanya saat memasuki bus, jadi aku cukup penasaran apa yang ada di dalamnya,” tanyanya, ingin tahu.

“Daging,” jawab Ibu Kantong Merah dengan sikap dingin.


Mendengar jawaban itu, Li Shiqing langsung kembali duduk disebelah Xiao Heyun. Dia memberitahu Xiao Heyun kalau Ibu Kantong Merah tampak mencurigakan, karena siapa sih orang yang memasukkan makanan ke dalam pot dan membawanya begitu saja. Sebab biasanya orang- orang memasukkan makanan ke dalam tempat bekal.

“Keluargaku memasukkan daging ke dalam panci,” komentar Xiao Heyun, tidak merasa ada yang aneh. “Ketika aku di Universitas, Ibuku sering membawa sepanci daging untuk kami makan. Itu benar- benar normal,” jelasnya.

“Jika begitu, dia bisa dikecualikan,” gumam Li Shiqing.

“Apakah kamu ada mencium sesuatu?” tanya Xiao Heyun.

“Bau Daging? Ng, sepertinya aku menciumnya sedikit, tapi aku tidak bisa mengatakan seperti bau nya itu,” jawab Li Shiqing.

Karena Ibu Kantong Merah tidak mungkin. Maka pelaku pemboman adalah Jiao. Xiao Heyun menyarankan bahwa pada saat tiba di halte berikut nya, mereka bisa mengambil dan membuang koper Jiao langsung. Jika mereka salah, maka di Loop selanjutnya, barulah mereka bertaruh pada Ibu Kantong Merah. Dan Li Shiqing setuju.


Ketika bus sudah akan tiba di halte Yanjiang, Jiao tiba- tiba berdiri dan menyentuh Li Shiqing. Membuat Xiao Heyun dan Li Shiqing terkejut. Lalu tanpa mengatakan apapun, Jiao membuka kopernya. Dan ternyata isi koper Jiao itu hanyalah barang- barang biasa saja, seperti buku, sertifikat, baju, dan perlengkapan sehari- harinya. Dan alasan dia menyentuh Li Shiqing serta membuka kopernya, itu adalah untuk mengambil pembalut.

“Terima kasih,” kata Li Shiqing, menerima pembalut tersebut.

“Cepat dan keluar dari bus!” kata Supir Wang, menyuruh Li Shiqing dan Xiao Heyun, ketika dilihatnya dari kaca depan, urusan mereka sudah selesai.


Karena kecurigaan terhadap koper Jiao sudah jelas. Yaitu Jiao bukan pelaku pemboman. Maka Ibu Kantong Merah menjadi satu- satunya penumpang yang paling mencurigakan. Dengan ragu- ragu, Xiao Heyun dan Li Shiqing saling diam. Lalu Xiao Heyun membiarkan Li Shiqing untuk keluar dari bus duluan. Sementara dia sendiri, dia langsung mendekati Ibu Kantong Merah dan menyentuh kantong plastik merah yang berada di bawah kakinya.




Saat Xiao Heyun menyentuh kantong plastik merah itu, Ibu Kantong Merah menatapnya. Dan mereka berduapun saling bertatapan. Disaat itu, Li Shiqing kembali untuk melihat.

Duarr…!! Ibu Kantong Merah menarik pelatuk bom dan bus pun meledak.

***


Pemilik garasi memberikan satu koper kepada Jiao, supaya Jiao bisa membawa barang- barangnya dengan lebih mudah. Dan ketika koper dibuka, ternyata didalamnya ada pembalut wanita serta singlet anak- anak.

“Pasti istri aku yang tidak membongkar setelah perjalanan. Ambil saja apa yang kamu butuhkan, yang tidak butuh buang,” kata Pemilik garasi. Dan Jiao mengambil pembalut wanita yang ada didalam koper tersebut.


Setelah membereskan barang- barangnya ke dalam koper, Jiao bertelponan dengan putrinya. Jiao menasehati putrinya untuk belajar keras, jangan pikirkan dia, karena dia  baik- baik saja. Dan dia akan bekerja keras untuk mendapatkan lebih banyak uang.

“Ayah, aku benar- benar tidak ingin pergi ke sekolah lagi. Pergi ke sekolah hanya membuang- buang uang. Aku akan pergi ke kota, mencari pekerjaan. Mari kita bekerja sama dan melunasi hutang,” kata Putri Jiao.


“Sudahlah. Lunasi hutang, aku sudah katakan sebelumnya untuk tidak menyebutkan tentang hal itu. Jangan khawatir. Demi aku, kamu harus ke sekolah besok,” tegas Jiao, memarahi demi kebaikan putrinya. Tapi putrinya malah menutup telpon begitu saja.


Selesai bertelponan Jiao merasa sangat sress dan lelah. Tapi bagaimanapun hidup tetap harus dijalani. Lalu diapun berjalan menaiki tangga sambil mengangkat kopernya. Disana dia bertemu dengan Ibu Kantong Merah yang tampak kesusahan mengangkat kantong plastik merah.

Setelah Jiao mengangkat kopernya sampai ke atas. Dia turun dan menawarkan bantuan kepada Ibu Kantong Merah. Tapi Ibu Kantong Merah menolak.


Jiao dan Ibu Kantong Merah kemudian sama- sama menunggu di stasiun bus. Namun anehnya, ketika bus datang, pintu tidak langsung di bukakan. Dan Jiao pun mengendor pintu bus beberapa kali, barulah pintu bus dibuka. Kemudian mereka berdua masuk ke dalam bus.

***

Post a Comment

Previous Post Next Post