Original Network : Tencent Video
Setelah Jiao dan
Ibu Kantong Merah sudah masuk ke dalam bus, barulah Li Shiqing terbangun. Lalu
dia membangunkan Xiao Heyun.
“Waktunya tidak
kembali lebih awal dari sebelumnya. Mereka sudah menaiki bus,” kata Li Shiqing,
khawatir. Tapi Xiao Heyun tetap tertidur dan sama sekali tidak terbangun.
Melihat Xiao Heyun
tidak bangun- bangun juga, walaupun sudah diguncang dengan kuat, Li Shiqing
merasa panik dan takut Jadi diapun berteriak memanggil- manggil nama Xiao Heyun.
Mendengar keributan itu, Yige dan Ibu Ungu datang mendekat untuk memeriksa. Dan
saat Yige memeriksa nafas Xiao Heyun dari hidung nya, dia merasa kalau nafas
Xiao Heyun sangat lemah sekali.
“Supir bus,
hentikan bus. Ada orang sakit,” panggil Ibu Ungu.
Sebelum bus sempat
berhenti, Xiao Heyun tiba- tiba terbangun. “Aku baik- baik saja. Ini hanya
kelumpuhan tidur,” katanya, menjelaskan.
“Hei, seberapa
besar hantu yang mendorongmu ke dalam kelumpuhan seperti ini di tengah hari?”
tanya Yige, bercanda.
“Jangan bicara
omong kosong,” tegur Ibu Ungu.
Karena Xiao Heyun
sudah sadar dan tampak baik- baik saja, maka Ibu Ungu dan Yige kembali ke
tempat masing- masing.
Ketika Ibu Ungu dan
Yige sudah menjauh, Li Shiqing langsung mengeluh kepada Xiao Heyun. Dia mengaku
bahwa dia tadi sangat takut sekali, karena dia mengira kalau Xiao Heyun tidak
akan bangun lagi. Dan dengan lemas, Xiao Heyun menjelaskan bahwa tadi dia bisa
mendengar apa yang mereka katakan, tapi dia tidak bisa bangun. Mendengar itu,
Li Shiqing menebak, apakah Xiao Heyun terjebak dalam modus siaga. Dan Xiao
Heyun mengangguk sedikit.
“Syukurlah kamu
bangun. Jika hanya aku sendiri, aku benar- benar tidak tahu harus berbuat apa,”
kata Li Shiqing, lega.
“Ledakannya
mengenai wajah ku. Itu sangat menyakitkan,” jelas Xiao Heyun. “Oh ya, sudah
berapa lama kamu bangun?” tanyanya, ingin tahu.
“Sama seperti
terakhir kali aku bangun. Waktunya tidak kembali lebih awal. Dan mereka sudah
naik ke bus,” jawab Li Shiqing, merasa panik.
“Itu berarti,
ketika bom naik ke bus, waktu tidak akan kembali lebih cepat lagi,”kata Xiao
Heyun, menyimpulkan.
“Xiao Hei, apakah
ini berarti Loop juga telah berakhir? Jika Loop telah berakhir, kemudian…”
gumam Li Shiqing.
“… maka ini akan
menjadi kesempatan terakhir kita bisa turun dari bus,” gumam Xiao Heyun,
melanjutkan tebakan Li Shiqing.
Li Shiqing merasa
panik dan takut. Dia tidak tahu harus bagaimana, bila ini memang adalah Loop
terakhir mereka. Jadi diapun bertanya kepada Xiao Heyun. Dan sepertinya jawaban
Xiao Heyun adalah turun dari bus.
Tapi Li Shiqing
merasa ragu. Lalu diapun mulai bercerita, sebenarnya dia juga ingin hidup dan
takut mati. Karena itulah, di Loop sebelumnya, dia benar- benar ingin turun
dari bus. Lalu setelah itu, sebagai orang biasa, dia mulai diam- diam berpikir,
apakah Loop ini adalah sebuah kesempatan dari yang di Atas. Kesempatan untuk
dia bisa melakukan sesuatu, seperti misalnya, dia tidak perlu khawatir berat
badannya naik, tidak peduli berapa banyak dia makan dan minum. Hal itu membuatnya
bahagia. Tapi sekarang semua penumpang di bus ini telah menjadi lebih dari
sekedar orang asing baginya. Jadi dia merasa tidak bisa membiarkan mereka mati.
Mendengar itu semua,
Xiao Heyun hanya diam saja sambil memandang ke luar jendela.
Saat bus sudah hampir
sampai di stasiun dan akan berhenti, Li Shiqing membuat keputusan besar. “Aku
tidak akan turun. Aku minta maaf,” katanya. Lalu dia berdiri dan membiarkan
Xiao Heyun untuk keluar.
Li Shiqing
membiarkan Xiao Heyun untuk keluar dari bus sendirian. Tapi ternyata Xiao Heyun
memlih untuk tidak keluar dari bus, melainkan dia memegang tangan Li Shiqing
dengan erat, “Ini adalah terakhir kalinya,” katanya, memutuskan untuk berjuang
bersama- sama dengan Li Shiqing untuk terakhir kalinya.
Ketika bus berhenti
distasiun. Li Shiqing maju ke depan. “Pak, tolong jangan tutup pintunya dulu.
Tunggu sebentar. Ada barang kami yang jatuh di lantai,” katanya. Lalu tepat
disaat itu, Lu Di masuk ke dalam bus dan hampir saja terjatuh seperti
sebelumnya. Dan secara refleks, Li Shiqing langsung menangkapnya.
“Terima kasih,”
kata Lu Di, lalu dia pergi dan duduk dibelakang.
Xiao Heyun dan Li
Shiqing kemudian berpura- pura mencari- cari dilantai. Dan disaat Ibu Kantong
Merah lengah, Xiao Heyun langsung menarik bom dibawah kaki nya. Dan Li Shiqing
juga membantunya.
“Pergi! Pergi!”
teriak Xiao Heyun, menyuruh Li Shiqing. Sementara dia sendiri memeluk dan
menahan Ibu Kantong Merah untuk memberikan Li Shiqing waktu.
Tanpa disangka,
disaat itu Ibu Kantong Merah mengeluarkan pisau dan menusuk perut Xiao Heyun.
Melihat itu, Li Shiqing sangat terkejut. Lalu dia langsung berdiri dan berniat
kabur untuk membuang bom Ibu Kantong Merah. Tapi sebelum dia sempat melakukan
itu, Ibu Kantong Merah menarik rambutnya.
“Bantu dia! Bantu
dia!” teriak Xiao Heyun, memohon kepada para penumpang.
Sayangnya, karna
tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi sekarang, jadi mereka
pun tidak berani bergerak dan bertindak sembarangan.
Disaat itu, dalam
keadaan tidak berdaya, Xiao Heyun hanya bisa melihat Li Shiqing ditusuk dan
dibunuh oleh Ibu Kantong Merah. Lalu ketika dia melihat, Ibu Kantong Merah
ingin menarik pelatuk bom, dia semakin panik.
Seperti film hitam
putih. Situasi berjalan secara perlahan.
“Jangan biarkan dia
menariknya!” teriak Xiao Heyun. Tapi percuma, karena tidak ada satupun
penumpang yang berani bergerak dan menghentikan Ibu Kantong Merah.
Duaarrr… !!! Bus
meledak.
***
Xiao Heyun tersentak
dan terbangun. Lalu dia langsung membangunkan Li Shiqing yang masih tertidur
disebelahnya.
“Shiqing! Shiqing!
Shiqing!” panggil Xiao Heyun terus menerus. Tapi Li Shiqing tidak bangun dan
tampak seperti kesakitan.
Setelah Xiao Heyun
memanggil berkali- kali dan mengguncang tubuhnya, barulah Li Shiqing terbangun.
Lalu Li Shiqing memegang lehernya dan menarik nafas dengan terengah- engah. Dia
masih teringat ketika Ibu Kantong Merah menusuk lehernya dan membunuh nya.
Melihat itu, Xiao Heyun langsung memeluk Li Shiqing untuk menenangkannya.
“Tidak apa- apa
sekarang,” kata Xiao Heyun dengan lembut. “Tidak apa- apa. Tidak apa- apa,”
katanya, berkali- kali.
Para penumpang merasa
aneh, saat Li Shiqing tiba- tiba menangis. Tapi kemudian mereka menggeleng-
gelengkan kepala, saat melihat Li Shiqing dan Xiao Heyun saling berpelukan.
Setelah Li Shiqing
sudah agak tenang, Xiao Heyun mengajaknya untuk turun bersama di stasiun
selanjutnya, tanpa perlu memikirkan apapun. Tapi Li Shiqing menolak, karena
tidak peduli bagaimanapun, mereka selalu kembali ke dalam bus ini.
“Jangan pikirkan,”
tegas Xiao Heyun sambil memegang tangan Li Shiqing dengan erat. Dan Li Shiqing
pun menutup matanya selama sejenak untuk menenangkan diri.
Bus sampai di stasiun
dan berhenti. Saat pintu terbuka, Xiao Heyun menarik tangan Li Shiqing untuk
keluar. Tapi Li Shiqing memilih untuk tidak keluar.
“Mari kita coba sekali
lagi,” kata Li Shiqing.
“Ini tidak layak,”
balas Xiao Heyun.
Li Shiqing mengabaikan
perkataan Xiao Heyun dan melepaskan tangannya. Dia masuk kembali ke dalam bus
dan memukul Ibu Kantong Merah, lalu dia merebut bom dibawah kakinya. Sama
seperti sebelumnya, Ibu Kantong Merah mengeluarkan pisau.
Tepat disaat, Li
Shiqing sudah bersiap menerima tusukan, Xiao Heyun muncul dan melindunginya.
Xiao Heyun bertarung
melawan Ibu Kantong Merah. Sialnya, pada saat mereka berdua bertarung, Xiao
Heyun tanpa sengaja menusuk Ibu Kantong Merah dan membunuhnya.
Setiap penumpang
menatap Xiao Heyun dengan tatapan ngeri. Dan Xiao Heyun merasa terguncang. Lalu
dia membuang pisau yang dipegangnya dan menarik Li Shiqing untuk keluar dari
bus serta pergi bersama nya.
Ketika Xiao Heyun dan
Li Shiqing pergi, Supir Wang menarik pelatuk. Dan Duaarr… bom pun meledak!!
Mendengar suara bus
meledak, Li Shiqing berbalik dan melihat ke belakang. Tapi Xiao Heyun tidak
peduli dan terus berjalan sambil menarik Li Shiqing.
Karena kondisi Xiao Heyun tampak kurang baik, Li Shiqing pun diam dan tidak mengatakan apapun serta mengikutinya.