Sinopsis C- Drama : Reset Episode 9 part 1

 

Original Network : Tencent Video


04 April

“Dimana terbakar? Cepat! Cepat!!” seru orang- orang sambil membawa ember air. Dan Ibu Kantong Merah yang sedang membersihkan lantai yang basah akibat kebakaran kecil yang terjadi, dia langsung menjelaskan kepada orang- orang bahwa api nya sudah padam dan dia tidak apa- apa, juga dia meminta maaf.

“Bu, ini adalah komunitas tua kecil, kamu harus belajar lebih banyak tentang kesadaran akan api. Dan kamu perlu memeriksa sirkuit listrik lebih sering,” kata seorang Bapak dengan sikap baik, menasehati Ibu Kantong Merah.

“Iya. Aku minta maaf membuat kalian panik,” jelas Ibu Kantong Merah.


Selesai membersihkan lantai yang basah, Ibu Kantong Merah masuk ke dalam kamar. Dia duduk di dekat jendela kecil dan diam menatap bulan di luar.

***

Diruang monitor. Polisi menonton rekaman cctv distasiun bus. Disana terlihat Xiao Heyun memegang tangan Li Shiqing dan menariknya untuk pergi bersama. Berdasarkan laporan yang kepolisian terima dari orang- orang di stasiun sebelum bus meledak, tidak ada yang menyebutkan tentang bom, melainkan mereka hanya melaporkan bahwa ada pembunuhan di dalam bus. Sayangnya, kamera didalam bus hancur karena ledakan, jadi mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi didalam bus. Karena hal itulah, Kepala Du menyimpulkan bahwa pada saat ini, Xiao Heyun dan Li Shiqing adalah tersangka utama. Dan dia memerintahkan agar mencari Xiao Heyun dan Li Shiqing.

Setelah memberikan perintah untuk mencari Xiao Heyun dan Li Shiqing, Kepala Du menyuruh polisi IT untuk melanjutkan rekaman cctv di stasiun. Dan disana terlihat Jiao mengintip keluar dari dalam bus. “Berhenti,” perintah Kepala Du, menyuruh polisi IT untuk menghentikan rekaman sebentar.


Lalu polisi pun mencari data tentang Jiao. Juga data tentang Li Shiqing dan Xiao Heyun. Setelah data tiga orang tersebut di print keluar, orang- orang yang berada di ruangan melihat data tersebut bersama- sama.

“Wanita muda ini adalah Li Shiqing. 2 tahun. Junior dari Universitas Guru Jialing. Dia naik bus di stasiun kampus. Pemuda ini adalah Xiao Heyun. 25 tahun. Pendiri perusahaan game. Dia naik bus di Distrik Gaoxing. Pria paruh baya ini, Jiao Xiangrong. 45 tahun. Pengangguran. Dia naik bus di halte Desa Baru Gangwu,” jelas Polisi Xiao yang memprint data mereka bertiga.

“Xiao Lio, bawa tim untuk pergi ke Universitas Guru Jialin dan Distrik Gaoxing segera dan selidiki mereka berdua,” perintah Polisi Zhang.

“Baik,” jawab Polisi Xiao. Lalu dia pergi.

“Yu Lei (Polisi B), beritahu Xiao Jiang di tempat kejadian, bawa tim ke Desa Baru Gangwu dan periksa Jiao Xiangrong,” perintah polisi Zhang.

“Baik,” jawab Polisi Yu. Lalu dia pergi.


Tidak lama setelah Polisi Xiao dan Polisi Yu pergi, Polisi Ye mendapatkan telpon yang menginformasikan bahwa Xiao Heyun dan Li Shiqing pergi ke Desa Baru Gangwu, dan polisi yang berpatroli sedang menuju ke sana.

“Gunakan GPS ponsel mereka dan temukan lokasi mereka. Tetap berhubungan,” perintah Polisi Zhang. Lalu dia pergi.

Li Shiqing membawa Xiao Heyun ke suatu tempat.

Polisi Zhang mengikuti gps di ponsel untuk mencari Xiao Heyun dan Li Shiqing.

Polisi Jiang dan dua anggotanya datang ke tempat dimana Jiao tinggal sebelumnya. Ketika mereka sampai disana dan melihat garasi yang menjadi tempat tinggal Jiao sebelumnya, mereka tidak menemukan apapun yang berarti.


“Apa yang sudah terjadi?” tanya Pemilik garasi, penasaran. Dia bingung, kenapa Polisi Jiang datang memeriksa garasi tempat tinggal Jiao sebelumnya.

“Bukan apa- apa. Kami hanya mencoba untuk menemukan seseorang,” jawab Polisi Jiang sambil menunjukkan foto Jiao.

“Iya benar, itu Jiao. Apa yang terjadi dengannya?” tanya Pemilik garasi.

“Sejak dia pindah dari sini, apakah dia mengatakan mau kemana?”

“Dia tidak menceritakan detailnya. Dia hanya menyebutkan, dia akan mencari rekan kerjanya,” jawab Pemilik garasi dengan jujur.


“Pernahkah  kamu melihat dua orang ini sebelumnya?” tanya Polisi Jiang, menunjukkan foto Xiao Heyun dan Li Shiqing.

“Aku belum pernah melihat mereka.”


Polisi Jiang yang sedang mencari Xiao Heyun dan Li Shiqing tidak tahu bahwa sebenarnya Xiao Heyun dan Li Shiqing berada sangat dekat dengan tempatnya berada sekarang ini. Tempat tinggal Jiao berada di bawah, jadi untuk ke sana harus berjalan menuruni tangga. Sedangkan Xiao Heyun serta Li Shiqing, sekarang mereka berada diatas, mereka sedang berjalan menaiki tangga menuju ke bagian atas.


Sesampainya diatas, Li Shiqing terus menuntun Xiao Heyun berjalan. Di membawa Xiao Heyun berjalan menuruni tangga yang menuju ke bangunan yang lain. Bangunan yang berbeda dengan tempat tinggal Jiao sebelumnya. Dan ketika sampai di tempat yang dituju, Li Shiqing menyuruh Xiao Heyun untuk mencuci muka dulu.

Tanpa mengatakan apapun, Xiao Heyun langsung melepaskan tangan Li Shiqing dan berlari menuju ke westafel. Dia memuntahkan rasa mualnya. Kemudian, dia mencuci tangan serta wajahnya yang kotor dengan darah Ibu Kantong Merah.


Melihat kondisi Xiao Heyun yang tampak sangat trauma, Li Shiqing merasa sangat khawatir. “Xiao Hei. Aku tahu kejadian ini sangat mengejutkanmu. Tapi kamu harus tetap tenang,” jelasnya dengan lembut.

“Shiqing, aku membunuh seseorang. Aku pembunuh,” balas Xiao Heyun.


“Ini bukan salahmu. Ketika aku mengambil pot berisi bom itu, aku pikir aku akan melakukan hal yang sama. Juga kamu perlu tahu, dialah yang ingin meledakkan bus. Saat dia memegang bom dan naik bus, dia telah memutuskan untuk mati,” jelas Li Shiqing, mencoba menenangkan Xiao Heyun agar jangan merasa tertekan dan bersalah.

“Aku lebih suka diledakkan daripada membunuh seseorang,” balas Xiao Heyun, menangis dan tubuh gemetar.


Karena tidak ada waktu lagi untuk berlama- lama di tempat ini, maka Li Shiqing pun menarik Xiao Heyun untuk mengikutinya pergi ke tempat yang lain. Dan saat berjalan, Li Shiqing beruasha menghindari para polisi yang berjaga di daerah ini.

Polisi Jiang mendapatkan informasi bahwa Xiao Heyun dan Li Shiqing berada di daerah sini. Jadi dia memerintahkan dua anggotanya untuk mencari.


Li Shiqing menarik tangan Xiao Hyeun untuk mengikutinya sambil memperhatikan ke sekeliling untuk memastikan tidak ada orang. Tapi sayangnya ada terlalu banyak orang dikota, sehingga Li Shiqing menarik Xiao Heyun untuk mencari tempat yang lebih sepi. Namun Xiao Heyun menolak.

“Kamu tidak membunuh siapapun, kamu akan baik- baik saja,” kata Xiao Heyun. Lalu dia melepaskan tangan Li Shiqing dan berlari pergi.


Polisi Zhang menemukan jejak darah yang Xiao Heyun tidak sengaja tinggalkan di dinding bangunan. Menemukan jejak darah itu, Polisi Zhang dan yang lainnya semakin yakin kalau Xiao Heyun masih ada di daerah sekitar, jadi mereka berpencar untuk mencarinya.


Xiao Heyun dan Li Shiqing bersembunyi didalam truk barang yang berjalan menuju ke suatu tempat. Didalam truk, Xiao Heyun mengomeli Li Shiqing, kenapa mengikutinya. Dan Li Shiqing menjawab bahwa kemana Xiao Heyun pergi, dia juga akan pergi ke sana.

“Pembunuhan, ledakan. Semua orang sekarang  pasti mengira seluruh kejadian ini aku yang lalukan. Aku tidak akan bisa membersihkan namaku lagi,” kata Xiao Heyun, merasa kesal dan putus asa. “Waktu tidak bisa mundur, putaran telah selesai. Ini adalah akhir bagiku,” gumamnya.

“Tapi saat kita berada diputaran terakhir, waktu tidak mundur juga. Tapi aku masih kembali. Itu sebabnya dua insiden ini tidak ada hubungannya dengan satu sama lain. Waktu tidak mundur, karena pada saat itulah bom masuk ke dalam bus. Ini membuktikan bahwa kita telah menemukan awal dari seluruh kejadian,” balas Li Shiqing, menjelaskan analisanya, untuk menenangkan Xiao Heyun agar tidak perlu khawatir dan panik.




Mendengar analisa Li Shiqing tersebut, Xiao Heyun merasa lebih tenang. Tapi tetap saja dia tidak ingin menyeret Li Shiqing ke dalam masalah sekarang. Sehingga dia memberitahu Li Shiqing bahwa apabila polisi menemukan mereka, maka Li Shiqing harus mengaku sebagai sandera. Dan Li Shiqing merasa heran, kenapa Xiao Heyun terus mengatakan sesuatu yang negatif, kepadahal yang harus mereka lakukan adalah mencari tempat untuk tidur, lalu masuk ke loop berikutnya.

“Loop tidak lagi penting bagiku. Apa yang terjadi sudah terjadi. Memori aku membunuh adalah sesuatu yang tidak akan bisa di hilangkan di loop berikutnya. Aku akan terus mengingatnya,” keluh Xiao Heyun.

“Lalu kenapa waktu itu, kamu memutuskan untuk kembali ke dalam bus? Kepadahal kamu telah memutuskan untuk meninggalkan bus,” tanya Li Shiqing, ingin tahu.

Post a Comment

Previous Post Next Post