Sinopsis Lakorn / Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 14 part 1

 

Sinopsis Lakorn / Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 14 part 1


Bibi Yu benar-benar sangat baik. Setelah tahu kalau Roselyn kembali, dia langsung memberitahukannya pada Thyme.


Saat itu, rumah Gorya udah habis dibongkar. Percuma saja Gorya protes karena para pekerja hanya melakukan pekerjaan mereka, sesuai apa yang diperintahkan dan apa yang dibayarkan kepada mereka. Tepat di saat Gorya bertanya-tanya siapa orang yang memerintahkan hal tersebut, Pruek, sekretaris Roselyn tiba dan menjelaskan situasi. Tanah, tempat rumah Gorya berdiri, sekarang adalah milik grup Parama. Mereka punya hak dan dokumen yang sah yang mengizinkan mereka untuk melakukan tindakan pembongkaran tersebut.




Bersamaan dengan itu, hp Gorya mendapat telepon dari nomor yang tidak dikenal. Orang yang meneleponnya adalah Roselyn. Dengan gaya angkuhnya, dia memberitahukan kalau dia telah menyelesaikan proyeknya di Singapura dan kembali ke Thailand untuk bekerja dari sini sementara. Dan jika Gorya ingin bertemu, bicara atau bernegosiasi, silahkan datang ke rumah Paramaanantra untuk menemuinya.


“Gorya tidak akan bernegosiasi dengan Ibu,” suara Thyme yang mengambil alih hp Gorya.

Dia tiba setelah mendengar dari bibi Yu mengenai kepulangan Ibunya dan khawatir terjadi sesuatu pada Gorya. Dan ternyata benar, Ibunya sudah bertindak terlalu jauh, kali ini. Namun, dari pandangan Roselyn, dia tidak melakukan kesalahan. Dia hanya membeli properti, sama seperti biasa yang dilakukannya. Dia tidak melakukan pelanggaran hukum apapun. Dan juga, sampai kapan Thyme tidak mau mengerti kalau beginilah cara kerja permainan di dunia bisnis!


Semakin Thyme memberontak, semakin Roselyn ingin menjatuhkan Gorya. Dia ingin mengubah Thyme yang telah menjadi lebih baik, kembali menjadi Thyme yang dulu. Baginya, dunia adalah permainan papan yang mempertaruhkan nyawa. Yang dilakukannya, tidak berbeda dengan permainan kartu merah yang pernah Thyme lakukan. Dan kali ini, dia memberikan kartu merah pada Gorya! Jika Thyme pikir bisa menghentikannya, tunjukkan padanya!


= Episode 14 =

The Chessboard (Papan Catur)



Apa yang terjadi pada Gorya juga telah sampai ke telinga Kavin dan MJ. Keduanya juga berpendapat sama, Roselyn sudah keterlaluan kali ini. Ren yang lebih tenang, mencoba mencaritahu alasan Roselyn melakukan hal seekstrem itu. Dari berita-berita yang dibacanya, grup Parama sedang bersiap meluncurkan pusat baru tahun depan dan media berspekulasi kalau Akira (Thyme) yang masih muda yang akan berkuasa. Melihat perluasan perusahaan yang sebesar ini, Ren menyimpulkan kalau Roselyn ingin Thyme segera bekerja. Roselyn kelihatannya berpacu dengan waktu dalam mempersiapkan Thyme untuk segera mengambil alih, makanya, dia melakukan semua ini. Roselyn kembali bukan lagi hanya untuk memperhatikan mereka. Buktinya, Kavin mendapatkan telepon dari keluarganya yang menyuruhnya untuk segera pulang. Artinya, F4 diawasi.

“Tapi, jangan khawatirkan kami. Khawatirkan Gorya,” ujar Kavin.

“Kenapa kamu tidak bersamanya sekarang?” tanya MJ.

“Aku ingin, tapi dia bilang ingin bersama Kaning.”

--



Gorya sekarang nggak punya tempat tinggal lagi. Saat dia menceritakan apa yang dialaminya ke Kaning dan Paman Ga, keduanya sangat amat marah. Hanya karena mereka punya kekuasaan dan uang, apa mereka pikir bisa berbuat sesuka mereka? Walau Roselyn sudah sampai berbuat seperti ini padanya, Gorya masih tidak akan menyerah pada hubungannya dengan Thyme. Dia ingin Roselyn tahun, bahwa kekuatannya tdak akan pernah bisa menjatuhkannya.



Paman Ga benar-benar mengkhawatirkannya yang harus melawan orang berkuasa. Satu-satunya bantuan yang bisa diberikannya adalah mengizinkan Gorya untuk tinggal di ruangan kosong yang ada di toko bunganya. Gorya tidak perlu membayar uang sewa dan dia tetap akan memberikan gaji Gorya setiap bulan. Gorya benar-benar merasa sungkan karena Paman Ga tetap mau membayarnya meskipun dia sering tidak datang. Paman Ga tidak masalah dan meminta Gorya jangan menganggapnya sebagai atasan. Dia sudah menganggap Gorya sebagai keluarga. Tidak mungkin dia membiarkan Gorya berjuang sendirian.

“Berjuanglah untukku juga. Setidaknya itu akan membuat orang yang hidup pas-pasan sepertiku melihat orang kecil bisa melawan serigala jahat besar,” ujar Paman Ga.

“Ini bukan lagi hanya tentangmu,” ujar Kaning.



Lagi asyik memberikan nasehat dan dukungan, Thyme mendadak muncul bersama teman-temannya. Mereka juga ingin membantu Gorya. Bantuan yang diberikan mereka adalah memberikan furnitur untuk tempat tinggal Gorya. Sebelum Gorya menolak dengan alasan ini itu, Thyme menghentikannya dan berkata kalau mereka, F4, akan menjadi pasukan Gorya!


Dan berkat bantuan semuanya, ruangan yang awalnya hanya menjadi gudang, berubah menjadi ruang tempat tidur yang nyaman dan cantik. Thyme juga membantu menjemur baju-baju Gorya. Dia sudah berencana tidak akan pulang ke rumah sementara ini dan akan menginap di apartemen Ren. Menurutnya, tidak akan adanya dia pulang sekarang dan bicara dengan Ibunya.

“Berjanjilah padaku, kamu tidak akan bertarung sendirian mulai sekarang,” ujar Thyme.

“Baik, mulai sekarang, aku akan menelepon untuk bertengkar setiap hari. Puas?” balas Gorya.



Dia berusaha ceria, tapi ada satu hal yang mengganggu pikirannya. Dan setelah dia memikirkannya, dia memberanikan diri untuk bertanya pada Thyme. Akankah ada hari dimana Ibu Thyme akan merestui hubungan mereka? Thyme juga nggak tahu jawabannya. Tapi yang dia yakin, jika mereka semua di sini bersama, mereka bisa terus berjuang selama apapun. Mari lihat siapa yang akan menyerah lebih dahulu, dia atau Ibunya.

Disaat mereka sedang bicara dari hati ke hati dan mulai terbawa suasana hingga mau berciuman, mendadak F3 muncul dan berteriak menggodanya yang sudah dewasa. Wkwkwk. Thyme yang malu, langsung saja menghampiri mereka sambil marah-marah.



Jika dunia adalah permainan papan seperti kata ibu Thyme, kita akan menjadi pemain terburuk. Bukan berarti kita lemah. Kita selalu bisa berharap. Aku tidak tahu, meskipun kita sangat lelah hari ini, aku yakin, besok kita akan bangun dan melihat mimpi yang menjadi kenyataan.


Sayang, mimpi yang menjadi kenyataan, mungkin adalah mimpi buruk. Hari ini, Roselyn memecat bibi Yu dengan alasan Bibi Yu tidak tahu tugasnya. Yap, semua karena bibi Yu membawa Gorya masuk ke rumahnya dan membantunya.


Tanpa tahu hal itu, Thyme pagi-pagi sudah pergi ke toko bungan Paman Ga untuk membantu Gorya. Ditengah-tengah saat membantu, dia mendapat telepon dari bibi Yu yang mengajak bertemu. Bibi Yu langsung bilang kalau dia sudah di pecat dan mengajak Thyme untuk bicara. Ada hal penting yang ingin dikatakannya.



Entah apa yang dikatakan Bibi Yu saat mereka bertemu, tapi Thyme pulang ke apartemen Ren dengan emosi. Dia sangat marah karena Ibunya memecat Bibi Yu. Ren nggak begitu terkejut karena Ibu Thyme kan memang dikenal bisa melakukan apapun. Dia pasti memecat bibi Yu karna tahu Bibi Yu adalah orang yang berharga bagi Thyme dan Gorya. Artinya, masalah ini masih jauh dari selesai.




Apa yang dikatakan oleh Ren sangat benar. Kavin dan MJ mendadak ke tempat Gorya dan memberitahu kalau dia mendapat kabar dari temannya di bank, semua rekening Thyme telah dibekukan. Dan di dunia bisnis mulai menyebar rumor kalau Thyme akan dibuang oleh ibunya. Ini pertama kalinya Roselyn berbuat hingga sejauh ini pada Thyme. Seolah belum cukup, di luar terdengar suara teriakan paman Ga. Beberapa pria berbaju hitam datang ke sana untuk menghancurkan toko bunga paman Ga. Tidak lama, Kaning mendapat telepon dari ayahnya yang tiba-tiba saja dipecat.

Roselyn tidak hanya mengincar Gorya lagi, tapi … semua orang yang mendukung dan dekat dengan Gorya. Untuk kali ini, Gorya tidak bisa menolerir lagi semua perbuatan Roselyn. Jika ini hanya melibatkan dirinya, dia akan bisa bertahan, tapi tidak jika orang-orang disekitarnya juga ikut terseret!



 Thyme juga lagi merasa stress karena semua kartu ATM dan kredtinya, tidak ada satupun yang bisa dia gunakan. Dan itu langsung membuatnya teringat ucapan bibi Yu padanya saat mereka bertemu. Bibi Yu menyuruh Thyme untuk tidak goyah. Roselyn akan melakukan apapun untuk menyakiti Thyme dan Gorya, tapi Thyme jangan goyah. Dia harus ingat, setiap kali melakukan hal benar, sesuatu harus ditukar. Dia harus menggunakan semua rasa sakit menjadi kekuatan. Semakin Roselyn menyakiti Gorya, makin banyak bahan bakar untuk Gorya.



Dan benar apa yang dikatakan oleh Bibi Yu. Dalam kemarahan atas apa yang dilakukan Roselyn pada orang-orang terdekatnya, Gorya berlari menuju rumah Thyme. Menemui Roselyn. Tidak ada rasa takut ataupun gentar yang terihat dari tatapan matanya. Hanya ada keberanian.


“Dalam perjalanan ke sini, aku terus memikirkan cara mengalahkan Anda. Tapi kuakui, bahwa Anda cerdas. Tidak mungkin aku bisa mengalahkan Anda.”

“Apa itu artinya kamu sudah memikirkan jawabannya?”

“Ya, aku sudah memutuskan. Aku akan keluar dari hidup Tyme. Sebagai gantinya, berikan kembali nyawa semua orang yang kucintai.”

“Sepertinya kamu lebih mudah paham daripada dugaanku. Apakah itu berarti…”


“Tapi meski aku kalah, Thyme akan menang,” potong Gorya. “Sejujurnya, sejak kali pertama kita bertemu, aku selalu berpikir Anda mengingatkanku kepada seseorang. Aku menyadari Anda sangat mirip dengan Thyme, tapi Thyme di masa lalu. Thyme yang akan melakukan segalanya untuk menang, tanpa memikirkan cara untuk mendapatkan kemenangannya. Namun, Thyme telah berubah. Dia bertemu banyak orang. Dia belajar tentang kemanusiaan. Dia makin memahami kehidupan. Dia telah menjadi orang yang membenci cara Anda berbisnis. Dia tidak akan pernah menjadi apa yang Anda inginkan. Bahkan jika kami tidak bersama sebagai pasangan, Thyme tidak akan pernah mencintai Anda,” tegas Gorya.


Ketegasan yang membuat Roselyn terdiam sesaat. Hanya sesaat, karena keangkuhannya kembali. Dia menyadari kalau Gorya sangat luar biasa karena bisa mengubah Thyme. Namun, itulah inti yang diinginkannya. Dan tiba-tiba, dia meminta maaf pada Gorya. Dia beralasan, jika dia tidak melakukan semua hal yang sudah dilakukannya, Gorya tidak akan mau berbicara dengannya. Ada hal penting yang ingin disampaikannya.

Gorya jelas bingung. Apa maksud dari semua perkataan Roselyn? Ditambah lagi, Roselyn bilang kalau apa yang akan disampaikannya, adalah hal yang akan memengaruhi kehidupan Thyme secara langsung.



Kita tidak diperlihatkan apa yang mereka bicarakan, karna begitu pembicaraan selesai, Gorya langsung memeriksa ponselnya. Ada 117 panggilan tidak terjawab dari Thyme. Thyme sangat khawatir terjadi sesuatu setelah tahu Gorya pergi bertemu dengan Roselyn. Untungnya, Gorya bilang tidak terjadi apapun dan malah mengajak Thyme untuk bertemu.


Dia mengajak Thyme bertemu ditempat kencan pertama mereka, tempat saat Thyme menunggunya hingga hujan-hujanan. Wajah Gorya kelihatan muram, tapi dia tetap saja berbohong pada Thyme kalau dia baik-bak saja. Saat Thyme menanyakan apa yang dia bicarakan dengan Ibunya, Gorya hanya bilang kalau intinya, dia menegaskan ke Roselyn bagaimanapun, Thyme tidak akan pernah menerima perilakunya. Dan Roselyn mengerti, kemudian bilang tidak akan melawan mereka lagi.


Huft! Padahal harusnya Thyme lebih memahami Ibunya, namun, dia percaya sepenuhnya pada ucapan nonsense Gorya. Gorya masih terus memaksakan dirinya untuk tersenyum dan mengajak Thyme untuk bermain sebelum hari gelap. Mereka sangat menikmati kencan tersebut. Terlihat sangat bahagia.


“Bolehkah aku bertanya, pernahkah kamu memikirkan akan seperti apa masa depan?” tanya Gorya.

“Masa depanku? Kenapa kamu bertanya?”

“Kamu tidak pernah memikirkannya?”


“Ya, aku pernah. Aku sudah memikirkannya selama ini. Aku akan mengelola Grup Parama denganmu disisiku. Tapi aku tidak akan melakukan apa yang dilakukan Ibuku. Grup Parama akan memprioritaskan orang, bukan uang. Kamulah alasan kenapa aku punya ide ini. Grup Parama harus berubah. Itu akan memiliki hati. Aku yakin itu akan membawa banyak mitra bisnis bagi kita. Itu akan sangat sulit. Akan ada banyak masalah. Aku tahu itu akan sulit, tapi aku yakin, bersamamu dan F4 di sisiku, kita akan berhasil,” cerita Thyme, mengenai mimpinya.

“Apa Ibumu mengizinkan?”

“Tidak akan. Tapi, dia harus pensiun. Saat hari itu tiba, aku akan siap. Mungkin akan butuh 15 atau 20 tahun. Tapi aku yakin, jalan pilihanku untuk bisnis kita akan lebih stabil. Lebih berkelanjutan. Beri aku waktu dan akan ku tunjukkan.”


Apa yang dikatakan oleh Thyme, mengubah grup Parama, sudah ditebak oleh Roselyn. Itu yang dia katakan pada Gorya. Mimpi Thyme mengubah Grup Parama hanya akan dianggap sebagai hal naif oleh orang-orang disekitarnya kelak. Apalagi grup Parama memiliki terlalu banyak musuh sekarang. Orang-orang itu akan menghancurkan Thyme. Satu-satunya cara agar Thyme bisa bertahan adalah dia butuh waktu. Dia harus menjadikan musuh menjadi sekutu untuk membuat mereka memercayai cara barunya. Roselyn pun sadar kalau kelak, dia akan pensiun dan akan menyerahkan kendali pada Thyme. Namun, ini bukan soal dia mau menyerahkannya atau tidak. Yang penting adalah berapa lama waktunya.


Yang dibutuhkan Thyme adalah waktu. Itu intinya. Tapi, dia tidak bisa memberikan banyak waktu untuk Thyme. Ada sesuatu yang tidak Roselyn katakan pada Thyme, tapi dia katakan pada Gorya. Dia menunjukkan sebuah kertas dan dia yakin Gorya sudah paham apa yang dia inginkan.

 

1 Comments

Previous Post Next Post