Sinopsis
K-Drama : Tomorrow Episode 14 part 2
Di
desa, kekejaman orang barbar terlihat jelas. Sangat mengerikan. Para pria
dibunuh sementara para wanita di seret pergi. Ryeon awalnya berhasil
menyelamatkan Gop Dan, namun karna situasi yang kacau dan banyaknya orang
barbar di sana, Ryeon dan Gop Dan tetap tertangkap akhirnya. Ryeon yang kuat
ditangkap dengan cara lehernya dijerat menggunakan tali dan diseret oleh orang
barbar yang mengendarai kuda. Sangat amat kejam dan tidak berperikemanusiaan.
Tidak mengetahui apa yang terjadi pada istrinya, Joong Gil juga sedang berusaha
membasmi orang barbar di hutan.
Bayangkan,
betapa kagetnya Joong Gil saat dia pulang dan melihat kota kelahiranya porak
poranda. Hatinya sudah sempat lega saat melihat Ibunya selamat. Namun, saat
tahu kalau istrinya tercinta tertangkap oleh orang barbar, kemarahan dan
kekhawatiran menguasai hati Joong Gil. Dia segera bergegas mencari istrinya
tanpa beristirahat.
Suku
barbar membawa semua wanita ke daerah mereka. Jika ada yang mencoba kabur,
mereka akan langsung dibunuh di tempat. Situasi seolah tidak mempunyai harapan
lagi. Mereka berjalan berhari-hari. Walau begitu, Ryeon tetap berusaha
menguatkan wanita-wanita yang lain agar bertahan karena mereka pasti akan
pulang. Kesempatan itu tiba ketika mereka beristirahat di suatu daerah. Ryeon
melihat di sana ada tumbuhan yang akarnya beracun, yang pernah dilihatnya saat
masih muda. Dia ingat kalau akar tanaman itu sanagt beracun dan bisa membunuh
kuda maupun sapi. Berkat pengetahuan itu, diam-diam dia mencabut tanaman itu
dan memasukkan akarnya ke dalam panci makanan. Makanan tersebut kemudian
dibagikan ke semua prajurit barbar.
Di
tempat lain, Joong Gil berkuda selama beberapa hari sambil membunuh semua orang
barbar yang ditemuinya. Dia akan mencari Ryeon hingga ketemu.
Para
prajurit barbar, satu persatu mati setelah memakan makanan beracun tersebut.
Penjagaan menjadi lemah dan itu dimanfaatkan oleh Ryeon dan para wanita lainnya
untuk kabur. Joong Gil tiba tidak lama setelah peristiwa itu. Saat dia tiba,
dia hanya melihat mayat-mayat pasukan orang barbar.
Ryeon
dan para wanita terus berjalan untuk menemukan jalan pulang. Setelah berjalan
sepanjang malam tanpa henti, mereka akhirnya tiba di perbatasan. Mereka
berhasil bertahan hidup dan pulang ke Negara mereka kembali. Namun, betapa
marahnya Ryeon saat penjaga perbatasan tidak mengizinkan mereka untuk masuk
hanya karena mereka adalah tawanan suku barbar. Penjaga menuduh mereka yang mungkin
adalah mata-mata yang dikirim suku barbar.
“Siapa
pun yang keluar dari perbatasan bukan lagi rakyat Joseon,” ujar Penjaga.
“Maksudmu
negara tempat kami kembali setelah meloloskan diri dari kematian membuang kami?”
tanya Ryeon, marah.
“Jika
kau maju selangkah lagi, aku akan memenggalmu,” peringati penjaga.
“Lakukanlah,”
jawab Ryeon, tidak takut dan terus berjalan.
Pedang
diayunkan. Namun, sebelum pedang menyentuh kepala Ryeon, seseorang menjatuhkan
pedang tersebut. Dia adalah Joong Gil. Setelah perjalanan panjang, dia akhirnya
berhasil menemukan Ryeon. Ryeon menangis lega karena suaminya tiba dan
menyelamatkannya. Dia sudah ketakutan selama ini dan pelukan hangat Joong Gil,
sangat menghangatkannya.
“Kau
terlambat,” ujar Ryeon, berusaha menahan kesedihan.
“Terimakasih
sudah tetap hidup. Maafkan aku sangat terlambat.”
Walau
sudah berhasil kembali ke rumah, tapi tetap saja trauma itu tidak hilang. Ryeon
masih sering bermimpi saat dia lehernya di jerat tali dan diseret oleh orang
barbar. Padahal, sudah 1 tahun berlalu, tapi rasa takut itu masih belum hilang.
Joong Gil sangat mengkhawatirkannya dan menyarankan agar mereka pergi ke dokter
besok untuk meminta obat.
Selama
1 tahun yang sudah berlalu ini, rumor menyebar. Sangat cepat bagaikan angin.
Mereka tidak tahu kebenarannya, tapi terus saja membicarakannya.
Akibat
rumor itu, para gadis yang pernah di bawa oleh orang barbar termasuk Ryeon dan
Gop Dan harus mandi di sebuah sungai yang bernama Hoijeolgang. Arti dari sungai itu adalah sungai untung mengembalikan
kesucian seseorang. Pemerintah yang menetapkannya. Jika mereka mandi di sungai
tersebut, dosa mereka akan diampuni.
“Dosa
apa yang telah kita lakukan?” protes Gop Dan.
“Dosa
kembali dalam keadaan hidup setelah di tawan oleh orang barbar,” jawab Ryeon.
Jawaban
itu membuat Gop Dan sangat marah. Seolah mereka dituduh telah melakukan hal
yang tidak patut. Jika tahu begitu, lebih baik dia tidak kembali. Ryeon juga
sangat tersiksa dengan rumor-rumor yang ada, namun dia yakin, kalau seiring
waktu, rumor akan hilang.
Sayang,
keyakinan tersebut tidak kunjung terwujud. Rumor yang tersebar semakin ganas.
Ibu Mertua-nya pun ikut mempercayai rumor. Ibu Mertuanya memberitahu Joong Gil
kalau salah satu pejabat sipil Sinpung bernama Jang Seon Hong meminta izin pada
Raja untuk menceraikan istrinya. Alasannya karena wanita itu kembali setelah
ditawan oleh suku barbar.
“Bagaimana
bisa membiarkan wanita yang dinodai suku barbar meneruskan garis keluarga dan
mempersiapkan upacara leluhur? Aku akan mencarikanmu istri baru.”
“Ibu!
Mereka menjadi korban karena negara terlalu lemah. Wanita menderita penghinaan
ini karena para pria gagal melindungi negara ini. Teganya kau timpakan
kesalahan pada para wanita,” marah Joong Gil.
“Ada
istri yang bunuh diri untuk menjaga kesuciannya.”
“Kesucian
bagi siapa? Jangan pernah membicarakan hal ini lagi.”
“Lantas,
rumor itu? Apa yang akan kau lakukan? Apa kau tahu apa yang orang-orang katakan
tentang istrimu?” tanya Ibunya.
Perkataan
Ibunya membuat Joong Gil sangat terganggu. Dan benar saja, keesokan harinya,
saat dia sedang berjalan-jalan di pasar, dia mendengar beberapa pria di kedai
membicarakan istrinya. Mereka menyebarkan rumor kalau Ryeon hamil anak barbar,
kemudian menggugurkan anaknya. Padahal tidak ada bukti atas rumor yang mereka
katakan, semua hanya gosip yang disebarkan dari mulut ke mulut tanpa ada bukti
kebenarannya. Joong Gil jelas marah mendengar hinaan dan rumor palsu yang
mereka sebarkan mengenai istrinya. Saat dia memaksa mereka memberitahu siapa
yang menyebarkan rumor tersebut, mereka tidak dapat menjawabnya. Mereka malah
hanya terus memohon ampunan. Mereka juga beralasan kalau semua orang
membicarakannya, jadi kami hanya ikut-ikutan.
Peristiwa
itu terlihat sama pelayan keluarga sehingga dia langsung kembali ke rumah untuk
memberitahu Ibu Joong Gil. Ryeon yang sedang di rumah, mendengar laporan
tersebut dan bergegas ke sana mengikuti Ibu Mertuanya.
Saat
melihat Ibu Joong Gil, para penggosip itu langsung memohon pertolongan darinya.
Bukannya membela kehormatan menantunya, Ibu Mertuanya malah ikut memanaskan
rumor dnegan berujar : “Kalau tak ada api, masakan ada asap.” Dia menyuruh
putranya untuk membebaskan para penggosip tersebut. Setelah itu, dia malah
menanyakan pendapat Ryeon mengenai rumor tersebut. Joong Gil jelas marah.
Amarahnya
semakin membuncah saat dia melihat pandangan-pandangan merendahkan dari para
penggosip saat melirik wajah Ryeon. Pandangan penuh nafsu. Joong Gil nggak rela
harus melepaskan mereka. Dia nggak mengindahkan larangan Ibunya. Tapi, karena
Ryeon yang meminta, dia mau menyarungkan pedangnya kembali.
Kejadian
itu membuat Ibu Mertuanya menjadi semakin membenci Ryeon. Dia nggak suka karena
Joong Gil membantah ucapannya. Dan dengan kejamnya, dia memberikan Ryeon sebuah
belati.
“Kau
pikir hidupmu lebih berharga daripada kehormatan keluarga ini?”
“Ibu.”
“Putuskanlah.
Kau akan mati dengan terhormat atau mati di tangan orang lain,” perintahnya.
--
Hari
terus berlaru dan rumor semakin kejam. Setiap kali dia kelua rurmah, seluruh
orang akan membicarakannya. Menyebutnya tidak tahu malu dan sebagainya. Mereka juga
menyebutnya pembawa sial dan menyiramkan air padanya. Gop Dan sangat marah dan
sedih atas perlakuan mereka kepada Nyonya-nya. Kali ini, Ryeon nggak bisa
menahan diri lagi.
“Kalian
bukannya menyambut kami. Beraninya kalian menuding kami yang membela harga diri
para pria yang tak bisa melindungi negara. Seharusnya kalian malu!” ujar Ryeon.
Ucapan
itu seolah menghancurkan harga diri para pria yang menghinanya dan nggak mampu
menolong para wanita ketika kejadian itu terjadi. Dan untuk menutupinya, mereka
melempari Ryeon dengan batu hingga kepalanya berdarah.
“Tutup
mulutmu! Wanita hina, beraninya meninggikan suaramu!” ujar mereka.
Lemparan
itu nggak berhenti meskipun kepala Ryeon sudah terluka. Dan demi melindungi
Nyonya-nya, Gop Dan memeluknya. Dia menerima semua lemparan batu dari
warga-warga yang kejam tersebut. Hingga meninggal. Melihat Gop Dan sudah tidak
bernyawa, lemparan batu itu baru berhenti dan semuanya kabur. Yang tersisa
hanyalah tangisan penuh duka Ryeon.
Kesabaran
Ryeon mulai habis. Dia ingin membunuh dirinya sendiri dan Joong Gil berusaha
keras menghentikannya (jadi, yang waktu itu terlihat seolah Ryeon ingin menikam
Joong Gil, sebenarnya, Ryeon ingin bunuh diri dan Joong Gil menghentikannya).
“Lebih
baik aku mati juga.”
“Itu
hanya rumor. Ini juga akan berlalu.”
“Rumor itu terus menyebar. Rumor
tanpa bukti itu terus dibicarakan orang, setiap hari. Aku tak bisa tidur. Aku
tak bisa makan. Aku tak bisa melakukan apa pun.”
“Kenapa
kau hanya memikirkan dirimu? Bagaimana denganku? Apa aku tidak penting di
hidupmu?”
“Aku
hanya akan menghalangi kesuksesan dan kariermu. “
“Aku
tak berniat mewujudkan mimpiku dengan pengorbananmu. Jangan pernah lagi melakukan hal nekat seperti
ini. Aku akan mengurus ini, bagaimanapun caranya,” pinta Joong Gil.
Sesuai
janjinya, Joong Gil berusaha memberantas rumor istrinya yang terus menyebar. Dia
mulai berkeliling dan tanpa segan membunuh siapapun yang membicarakan istrinya.
Ada beberapa pria yang baru selesai minum dan menyebarkan rumor kalau dia
meniduri Ryeon dan Ryeon menggodanya. Ucapannya benar-benar vulgar.
Tanpa
sedetikpun keraguan, Joong Gi menghunuskan pedang membunuh mereka. Meskipun
mereka memohon pengampunan, Joong Gil tidak peduli.
Tindakannya
itu kelihatan sama Ryeon. Dia marah karena Joong Gil menggunakan pedang untuk
membunuh orang-orang.
“Kau
orang yang bekerja demi melindungi rakyat.”
“Dari
mulut orang-orang yang kau dan aku coba lindungi itu, fitnah kejam itu terus
menyebar. Setiap hari, rumor baru akan muncul seperti rumput liar yang berakar.
Apa aku punya pilihan selain menghabisi mereka? Aku akan memotong dan menebas sampai
tidak ada lagi yang tersisa. Aku melakukan ini untukmu.”
“Tidak.”
“Kukotori
tanganku dengan darah hina mereka demi melindungimu.”
“Lebih
baik kau membunuhku lebih dahulu dengan pedang itu! Seharusnya kau menuruti
perkataan ibumu.”
“Berhenti.”
“Seharusnya
kau tidak menghentikanku. Akan lebih baik… jika aku tidak pernah kembali,”
sesal Ryeon.
“Hentikan!
Apa aku tampak seperti binatang buas setelah membunuh orang? Kenapa kau
menatapku seperti itu? Kau tahu demi siapa kuhunuskan pedang ini.”
“Jangan
katakan itu demi diriku. Akan lebih baik jika aku tidak pernah kembali. Setidaknya
saat itu, akhir cerita kita akan lebih baik dari ini,” ujar Ryeon dengan mata
yang berkaca-kaca.
Dan
malam itu, Ryeon akhirnya membuat keputusan dengan belati pemberian Ibu
Mertuanya.
Aku tak pernah melakukan
hal yang membuatku malu. Namun, bagaimana bisa aku hidup dengan melihatmu
kehilangan dirimu, dan tahu bahwa akulah penyebabnya? Kurasa ini akhir takdir
yang digariskan untuk kita di Dunia Fana ini.
Maafkan aku.
Itulah
yang menjadi alasan Ryeon bunuh diri. Dia tidak ingin Joong Gil menjadi hancur
karena dirinya.
Mengerikannya,
saat menemukan menantunya sudah tidak bernyawa, Ibu Joong Gil malah
memerintahkan beberapa pelayan untuk menyingkirkan tubuhnya agar beritanya
tersebar. Dia tidak berniat melakukan pemakanan untuk menantunya. Joong Gil
yang baru pulang, sangat shock saat tahu istri yang begitu di cintainya telah
meninggal.
“Jangan
pergi, Istriku. Maafkan aku. Buin (istriku).
Buin! Jangan pergi seperti ini,”
tangis Joong Gil, penuh kesedihan melihat tubuh tidak bernyawa Ryeon.
=-T O M O
R R O W-=