Sinopsis K-Drama : Tomorrow Episode 14 part 1

 

Sinopsis K-Drama : Tomorrow Episode 14 part 1


Hari ini, berbeda dari biasanya, Koo Ryeon terlihat sangat sedih dan tidak bersemangat. Dari notifikasi pengingat yang ada di ponselnya, kita tahu bahwa besok tanggal 28 April adalah hari libur Koo Ryeon. Jun Woong yang mengikutinya sedari tadi, terlihat sangat khawatir melihatnya minum-minum sendirian. Dia ingin menemani Ryeon dan mendengarkan masalahnya, namun, dia malah di usir. Biasanya, jika dia bersikap keras kepala, Ryeon masih mau meladeninya, tapi untuk hari ini, emosi Ryeon terlihat lebih tinggi daripada biasanya. Dia benar-benar marah dan mengusir Jun Woong agar pergi. Sudah di usir begitu, tentu saja Jun Woong pergi sambil ngedumel.


Tapi sebenarnya, dia nggak benar-benar pergi. Dia kembali lagi untuk mengantarkan payung saat hujan turun. Saat dia kembali, Ryeon sudah tertidur karena mabuk. Dalam tidurnya, Ryeon mengigau kalau dia berharap hari esok tidak akan datang. Mendengar ucapannya dan melihat gelang yang dibuatnya dari benang takdir yang sudah putus akibat dia bunuh diri, Jun Woong jadi semakin mengkhawatirkannya.

-= Episode 11 : Bunga Anemone =-



Pagi harinya, Ryeon sudah keluar kantor dari pagi. Dia juga memakai sesuatu untuk menutupi pergelangan tangannya. Saat Jun Woong menanyakan tujuannya, Ryeon hanya menjawab kalau dia pergi menemui teman. Dia tidak mau menceritakan lebih daripada itu. Hal ini membuat Jun Woong semakin cemas. Alasan kenapa dia begitu mencemaskan Ryeon akhir-akhir ini karena dari aplikasi the Red Light, dia melihat tingkat energi negatif Ryeon adalah 100 persen. Saat dia memberitahukan hal ini ke Ryung Gu, Ryung Gu langsung bisa menduga kalau hari ini adalah hari kematian Ryeon. Setiap tahunnya, Malaikat Maut akan mendapat jatah libur sehari dalam setahun, yaitu pada hari kematian mereka. Suasana hati Ryeon pasti buruk. Tak banyak yang menyambut kematian dengan bahagia.


Yang mereka bicarakan, Ryeon sedang berjalan sendirian di tengah kota. Matanya tertuju pada sebuah billboard di sebuah gedung besar yang menampilkan model wanita yang mengiklankan lipstick. Model itu, di kehidupan lampaunya dulu adalah dayang Ryeon yang paling dekat dengan Ryeon.

--



Di Jumadeung, Jun Woong yang nggak bisa menahan diri untuk tidak ikut campur, memutuskan menemui Kaisar Giok. Dia ingin tahu masalah apa yang dihadapi oleh Ryeon karna jika dia bertanya langsung, Ryeon tidak akan memberitahunya. Dia sudah tahu kalau Ryeon bunuh diri dan hal itu pasti ada hubungannya dengan Joong Gil. Kesimpulan itu diambilnya saat waktu itu tanpa sengaja mendengar pembicaraan mereka, dimana Joong Gil bertaya kenapa Ryeon ada di dalam mimpi buruknya.

“Kau mempekerjakan Bu Koo ke Tim Pengawal, lalu menugaskannya di Tim Manajemen Risiko. Kenapa kau melakukan itu? Apa alasanmu?” tanya Jun Woong.

“Kau sama sekali tidak berubah. Sebenarnya apa arti Ryeon untukmu? Jawab aku.”

“Awalnya, dia terlihat galak. Dia juga sulit didekati.”

“Sekarang?”


“Sekarang… Aku mengaguminya. Terkadang aku ingin menjadi seperti dia. Aku ingin membantunya. Melakukan yang terbaik sebisaku,” jawab Jun Woong, mengingat semua perbuatan Ryeon pada mereka yang membutuhkan bantuan.

“Kau sudah siap untuk melihat luka Ryeon. Kuharap kau sanggup melihatnya,” ujar Kaisar Giok dan menutupi mata Jun Woong dengan tangannya. Dia akan memperlihatkan masa lalu Ryeon.


Sekitar 400 tahun yang lalu,

Ryeon terlahir menjadi bangsawan. Berbeda dengan wanita bangsawan di sana pada umumnya, Ryeon sangat suka belajar, pintar, baik dan pemberani. Dia juga sangat suka pergi diam-diam dari rumah ke hutan sehingga ayahnya memerintahkan dayang pribadi Ryeon, Gop Dan untuk selalu mengawasinya. Namun, mau diawasi seperti apapun, Ryeon selalu saja bisa memanfaatkan celah yang ada untuk menyelinap pergi lagi. Kali ini, dia diam – diam pergi saat Gop Dan ketiduran.


Ryeon pergi ke hutan untuk berburu. Dia sangat suka memanah. Hari ini, dia ingin mencoba memburu rusa. Sayang sekali, sebelum sempat melemparkan anak panahnya, rusa tersebut sudah kabur karena mendengar suara panahan. Tidak jauh dari sana, seorang pemuda bangsawan sedang berlatih memanah. Pemuda itu terlihat sangat marah saat melihat seorang anak kecil laki-laki masuk ke dalam kawasannya. Ayah anak itu jelas ketakutan dan memohon pengampunan dari pria tersebut karna pria itu mengeluarkan pedang dari sarungnya dan mengarahkannya pada putranya. Pemuda itu menegaskan kalau tempat itu bukanlah tempat untuk rakyat jelata.


Ryeon yang melihat itu, tidak dapat menahan diri untuk tidak ikut campur. Dia memerintahkan pemuda itu untuk menyarungkan pedangnya kembali karena binatang buas pun tidak akan mengeluarkan senjatanya kepada yang tak bersenjata. Pemuda itu sedikit kagum dengan pandangan dan keberanian Ryeon. Untuk kali ini, dia pun mau melepaskan ayah dan anak itu dengan peringatan, jika mereka tertangkap lagi olehnya, dia akan memenggal kepalanya.


Selesai berburu, biasanya Ryeon akan mampir ke desa di dekat hutan sana. Tempat yang di tujunya adalah sebuah rumah pengobatan. Kali ini, dia nggak sengaja melihat tanaman yang sedang di jemur di depan rumah. Ryeon hendak menyentuh tanaman itu, tapi tabib keluar dan mencegahnya. Tabib menjelaskan kalau tanaman itu mungkin tampak seperti tanaman biasa, tapi akar dari tanaman itu sangat beracun dan bisa membunuh kuda atau sapi. Sepertinya, Ryeon sudah sangat sering ke sana karena kedatangannya di sambut dengan ramah.

Ryeon mulai sering ke sana sejak tabib menyelamatkannya yang sekarat akibat gigitan ular saat sedang berburu. Dia sangat memegang teguh apa yang disebut balas budi. Makanya, baginya, meskipun dia menghabiskan seluruh hidupnya, dia tidak akan bisa membalas budi bai bagi mereka. Padahal, bagi tabib dan orang yang menemukannya saat itu, apa yang Ryeon berikan pada mereka sudah sangat cukup. Mereka juga bahagia karna Ryeon memperlakukan mereka seperti manusia. Malah, mereka mengkhawatirkan Ryeon akan melukai diri.

--


Pemuda yang waktu itu sedang melakukan rutinitasnnya seperti biasa, berlatih memanah. Namun kali ini, dia sedang sial karena seekor ular beracun mematuk kakinya. Beruntungnya, Ryeon lewat di dekat sana dan mendengar suara erangannya. Karena pernah melalui pengalaman serupa, Ryeon tahu harus melakuakn langkah apa pertama kali. Setelah itu, dia segera membawa pemuda itu ke tabib. Berkat pertolongan pertama Ryeon dan cepatnya dia dibawa ke tabib, nyawa pemuda itu dapat di selamatkan.



Tabib yang menolongnya adalah kakek dari anak pria yang waktu itu mau dia penggal kepalanya. Makanya, anak dari tabib itu menegaskan kalau mereka menyelamatkannya karena Ryeon. Ryeon bilag bahwa semua nyawa itu penting dan berharga. Tabib juga menyuruh pemuda itu untuk berterimakasihnya kepada Ryeon, karena dia yang pantas mendapatkannya.


Beberapa hari berlalu. Ryeon datang ke desa dengan membawa hasil buruannya, seekor burung pegar. Anehnya, saat dia tiba, semua penduduk desa sedang sibuk mengolah burung pegar. Semua burung itu adalah hadiah dari pemuda yang waktu itu dia selamatkan. Pemuda itu bahkan menjanjikan akan membawakan harimau lain kali. Tabib dengan sopan melarang karena mereka membutuhkan harimau di gunung untuk melindungi mereka. Dia mendengar kabar kalau orang barbar di Utara telah menyeberangi Sungai Amok dan melakukan penjarahan. Jika nantinya terjadi perang, bukankah rakyat jelata seperti mereka yang lebih dulu kehilangan nyawa?


Ucapan itu membuat Ryeon sedikit sedih. Apalagi penduduk desa merasa kalau pertahanan negara mereka sangat lemah. Pemerintahan hanya mengangungkan pejabat pemerintahan dan bukan militer. Saat itu, Ryeon merasa kalau hal itu sangat sayang. Dan pemuda itu mendengarnya. Sebelum berpisah, pemuda tersebut memperkenalkan dirinya. Namanya adalah Park Joong Gil, putra sulung Park Won Sik. Ryeon juga memperkenalkan dirinya, Koo Ryeon.

Sejak mendengar pembicaraan Ryeon dengan penduduk desa, Joong Gil mulai belajar dengan giat. Dia ingin menjadi bagian dari militer. Dia pun belajar dengan keras dan berlatih berpedang dengan giat.


Waktu terus berlalu dan suatu hari, ayah Ryeon memberitahu Ryeon kalau dia akan dinikahkan dengan orang yang sudah dijodohkannya dengannya sejak sebelum dia lahir. Ryeon menolak dengan tegas hal tersebut. Dia tidak ingin menikahi pria yang wajah atau namanya saja dia tidak kenal. Menggunakan ilmu yang selama ini di pelajarinya, Ryeon membuat alasan agar dapat menolak pernikahan yang dijodohkan tersebut. Tapi, percuma saja. Ayahnya sudah memutuskan. Selama ini, dia membesarkan Ryeon sendiri sejak ibu Ryeon meninggal. Melihat keinginan Ryeon dalam belajar, dia pun mengajarinya baca tulis tanpa meskipun dia wanita. Dia membiarkan Ryeon melakukan yang diinginkannya. Dan untuk kali ini, dia ingin Ryeon menurutinya.


Ryeon yang berpendirian teguh, tidak peduli dengan keputusan ayahnya. Yang terpenting adalah keputusannya. Makanya, setelah pertemuan tersebut, dia langsung pergi ke rumah calon besannya untuk menyampaikan keberatan. Meskipun Gop dan berusaha mencegah, Ryeon tetap bersikeras.



Seolah memang sudah takdir, pria yang akan dijodohkan dengannya ternyata adalah Joong Gil. Ini pertemuan pertama mereka kembali setelah berpisah waktu itu. Keduanya memang sudah tertarik dari awal pertemuan, jadi saat tahu kalau pasangan yang dijodohkan pada mereka adalah orang yang mereka sukai, tidak ada lagi penolakan. Joong Gil kemudian mengajak Ryeon berjalan-jalan di pasar. Mereka mampir di sebuah stan yang menjual berbagai hiasan dan komestik. Melihat kecantikan Ryeon, Joong Gil nggak tahan untuk tidak meletakkan pewarna merah di mata Ryeon. Dia memuji Ryeon yang cantik dengan pewarna riasan merah di mata.



Di moment itu juga, Joong Gil menyatakan perasaannya pada Ryeon. Hubungan keduanya semakin dekat. Joong Gil juga mengajari Ryeon cara memanah yang benar. Bukan hanya itu, dia juga memberitahu kalau dia akan masuk ke militer. Dia ingin berjuang untuk rakyat jelata karena mereka yang akan lebih dulu menderita jika negara mengalami kesulitan maupun perang. Pemilkiran Joong Gil itu yang membuat Ryeon semakin yakin kalau pilihannya tidak salah.



Tidak lama, pernikahan Joong Gil dan Ryeon pun di gelar dengan meriah. Semua menyambut sukacita pernikahan kedua keluarga bangsawan tersebut. Baik Ryeon dan Joong Gil juga sangat bahagia karena pernikahan mereka di dasarkan atas dasar cinta.


Tahun demi tahun berlalu. Keduanya hidup bahagia sebagai suami istri. Meskipun waktu sudah lama berlalu, tapi perasaan cinta Joong Gil pada Ryeon tidak memudar malah semakin menguat. Begitu pula perasaan cinta Ryeon pada Joong Gil.



Hingga cobaan tiba. Prajurit datang melapor ke Joong Gil yang telah menjadi Kepala Pasukan Militer bahwa orang barbar telah melintasi perbatasan dan menjarah desa. Mereka membutuhkan bantuan Joong Gil. Dengan berat hati, Joong Gil pergi untuk menolong mereka dengan seizin Ryeon. Menurut Ryeon, keamanan negara lebih pentih dari pada keselamatan pribadi. Namun, kepergian Joong Gil ke medan perang, mendapat pertentangan dari Ibunya. Ibunya tidak ikhlas Joong Gil pergi dan selalu menyalahkan Ryeon. Kalau bukan karena Ryeon, putranya tidak akan menjadi pejabat milter. Padahal, Ryeon sudah menjelaskan kalau bukan dia yang menyuruh, tapi Ibu Mertuanya tidak peduli dan terus menyalahkannya. Andaikan saja putranya menjadi pejabat sipil, dia tidak akan pergi berperang dan akan memiliki masa depan yang cerah. Dia bukan hanya menyalahkan Ryeon, tapi juga menekannya karena belum juga memiliki keturunan.



Padahal, Ibu Mertuanya selalu bersikap kejam padanya, tapi ketika orang barbar tiba-tiba menyerang kota mereka, Ryeon yang menyelamatkannya dan menyuruh Ibu Mertuanya untuk segera bersembunyi. Ryeon juga bisa saja pergi bersembunyi, tapi dia tidak melakukannya. Dia tidak tega melihat para pekerja di rumahnya, dbunuh satu persatu. Dia pun berlari ke kamarnya untuk mengambil panah. Dengan kemampuan memanah dan sedikit ilmu bela diri yang dimilikinya, dia melumpuhkan satu persatu orang bar-bar. Dia juga yang menolong Ibu Mertuanya saat diseret pergi oleh orang barbar. Setelah membunuh semua  orang barbar yang masuk ke kediaman mereka, Ryeon tidak langsung pergi bersembunyi ke ruang bawah tanah. Dia mengkhawatirkan Gop Dan yang pergi ke pasar. Meskipun Ibu Mertuanya melarang karena Gop Dan hanyalah pelayan, Ryeon tetap tidak bisa membiarkannya begitu saja. Dia dan Gop Dan sudah tumbuh bersama dan Gop Dan sudah seperti keluarganya sendiri.

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post