Sinopsis K-Drama : Doctor Lawyer Episode 03 part 1

 

Sinopsis K-Drama : Doctor Lawyer Episode 03 part 1

SEMUA KARAKTER, TEMPAT, GRUP, PERISTIWA DAN ORGANISASI ADALAH FIKTIF


Sehari sebelum persidangan kasus Ho Joon, pengacara yang diutus oleh RS Banseok untuk membela dr. Park Ki Tae pergi menemui Ki Tae dan membujuknya agar mengakui bahwa dia sudah lalai dalam menangani pasien. Tentu saja Ki Tae menolak dengan keras saran dari pengacara karena dia benar-benar nggak bersalah. Dia bukan Dewa dan malam itu ada banyak pasien darurat yang harus ditanganinya. Dia juga ingin menyelamatkan nyawa Ho Joon, tapi itu diluar kehendaknya. Namun, percuma saja dia menolak karena pengacara tetap memaksanya untuk menerima saja dakwaan. Jalani saja hukuman 2 tahun. Dan setelah masa penahanannya selesai, mereka akan menjaminkan posisi profesor purnawaktu di Banseok Medical School.


Ki Tae bukan orang yang polos dan begitu mudah mempercayai ucapannya. Jika memang benar apa yang mereka janjikan tersebut, dia ingin bertemu dengan Direktur Gu. Dia ingin Direktur Gu yang mengatakan langsung janji itu padanya. Ah, setelah mendengar permintaan Ki Tae, sikap pengacara langsung berubah total. Sebelumnya, dia mencoba bicara dengan penuh pengertian tapi sekarang, dia malah menyuruh Ki Tae seharusnya dia cepat tanggap. Buatlah keputusan yang bijaksana. Jika lisensi kedokterannya sampai dicabut, semua usahanya selama 20 tahun ini akan terbuang percuma. Ikuti perkataannya karena itu adalah yang terbaik.

Dan tanpa mendengarkan lagi ucapan Ki Tae, dia langsung pergi begitu saja. Ki Tae hanya bisa menangis karena merasa tidak adil. Tepat saat pengacara itu pergi, dia berpas-pasan dengan Yi Han. Sayang sekali, dia tidak mengenalinya.



Yi Han datang untuk menemui Ki Tae dengan status sebagai pengacara yang akan membela kasusnya. Ki Tae setuju untuk menemuinya karena dia nggak tahu kalau pengacara yang dimaksud adalah Yi Han. Dia hanya berharap bahwa pengacara yang bukan utusan dari RS Banseok ini bisa membantunya. Makanya, dia kaget sekali waktu melihat Yi Han yang datang menemuinya. Dengan tenang, Yi Han menunjukkan kartu namanya. Sekarang, dia bekerja di Firma Hukum New Hope sebagai pengacara spesialis malapraktik medis.


Yi Han tentu membenci Ki Tae karena Ki Tae dulu telah membuat kesaksian palsu untuk kasusnya yang memberatkannya. Tapi, melihat kondisi Ki Tae yang menyedihkan seperti ini, dia merasa lebih baik. Ki Tae sudah mendapat karmanya karena dia mengalami apa yang Yi Han alami 5 tahun lalu. Ki Tae juga tahu akan kesalahannya dan langsung meminta maaf dengan mengantukkan kepalanya secara kuat ke meja sambil menangis meminta maaf. Dia beralasan kalau dia sangat takut kala itu. Dir. Gu mengancam kalau dia akan menjadi yang berikutnya jika tidak menurutinya. Tolong maafkan dia.


Huft. Yi Han udah lama bekerja dengan Ki Tae, jadi dia udah nggak tertipu dengan sikap munafiknya. Dia udah muak melihatnya. Ki Tae langsung menunjukkan sifat aslinya yang egois. Dia udah tahu kesalahannya dulu, tapi dia juga susah. Dan sekarang, dia akan membusuk di dalam penjara, jadi apa lagi yang Yi Han inginkan darinya? Yi Han lebih suka melihat sikap aslinya yang begini : oportunis, egois dan pengecut. Makanya, bersikaplah egois dan ambil kesempatan yang ada. Dia akan membantu Ki Tae dalam kasusnya dan sebagai balasannya, Ki Tae harus mengaku kalau dia sudah melakukan sumpah palsu di pengadilan lima tahun lalu karna Dir. Gu menyuapnya.



Ki Tae sedikit ragu karena pengacara yang barusan menemuinya bilang kalau dia nggak punya kesempatan menang. Pengacara itu menyuruhnya untuk mengaku saja dakwaan dan terima hukumannya. Yi Han dengan amat tenang menjelaskan, atau lebih tepatnya mengingatkan Ki Tae mengenai pengacara itu yang bekerja untuk RS Banseok. Jadi, apapun yang dikatakan pengacara itu pastinya untuk kepentingan RS Banseok. Dari sudut pandang perusahaan, bukankah lebih baik membuat satu dokter yang bertanggung jawab atas malapraktik? Apa dia masih belum paham? Pengacaranya memihak Banseok bukan dirinya. Dan mereka akan membuat Ki Tae yang menanggung semua kesalahan dan akhirnya lepas tangan.

“Jadi, mulai sekarang lakukan saja perintahku. Maka lisensimu tidak akan dicabut dan kau tidak perlu dipenjara,” nasehati Yi Han.


Setelah pertemuan itu, Ki Tae menjalani rutinitasnya seperti biasa sebagai tahanan. Dia bekerja memotong kayu dan melukai tangannya. Petugas yang mengawasi sedikit kesal karena Ki Tae tiba-tiba saja menawarkan diri untuk membantu di sana, tapi sekarang malah terluka. Dia pun segera di bawa ke dokter. Untunglah luka nya tidak parah. Selesai membalut lukanya, dokter akan memberikannya obat antibiotik. Belum dia memberikan obatnya, Ki Tae langsung meminta diberikan obat amoksisilin. Tanpa curiga, dia memberikan obat itu pada Ki Tae yang diketahuinya sebagai dokter di RS Banseok dan pasti tahu apa yang dibutuhkan.



Hari H – persidangan,

Sebelum pergi ke gedung persidangan, Ki Tae memberanikan diri untuk meminum obat yang kemarin dimintanya dari dokter tahanan. Semua ternyata adalah rencana Yi Han. Yi Han tau kalau Ki Tae mempunyai alergi terhadap obat penisilin dan menyuruhnya mengonsumsi obat yang mengandung penisilin. Dia ingin Ki Tae membuat dirinya sendiri overdosis obat antibiotik hingga menyebabkan syok anafilaktik.

Tentu saja, awalnya Ki Tae nggak bersedia mengikuti rencana Yi Han karena takut mati. Tapi, karena Yi Han menyakinkan akan langsung mengobatinya dan dia pasti selamat, maka Ki Tae bersedia bertaruh dengan rencana Yi Han. Dia pun mengongsumsi sebotol obat antibiotik tersebut.




Dan itulah mengapa dia tiba-tiba mengalami serangan jantung. Dan Yi Han muncul di saat yang tepat untuk menyelamatkannya. Setelah melakukan tindakan operasi kecil dengan menyayat leher Ki tae untuk membuka jalur pernapasan, Ki Tae berhasil diselamatkan. Setelah keadaannya lebih stabil, dia langsung diangkut ke ambulans yang baru saja tiba. Berita mengenai Ki Tae yang dibawa ke rumah sakit, langsung menjadi topik panas. Dan tidak lupa, Yi Han ikut tersorot kamera reporter yang sedang menyiarkan langsung dari gedung persidangan. Direktur Gu dan putranya, Hyun Sung, yang melihat sosok Yi Han, otomatis kaget.



Karena kondisi Ki Tae yang tiba-tiba harus dilarikan ke rumah sakit, maka persidangan dihentikan sementara. Hakim juga membawa pengacara Ki Tae, Yi Han dan Seok Young ke ruangannya untuk membicarakan masalah ini. Yi Han memperkenalkan dirinya sebagai pengacara yang akan membela Park Ki Tae menggantikan pengacara Pyo Eun Sil. Pengacara Pyo langsung membantah pernyataan Yi Han karena Ki Tae tidak mengatakan apapun padanya mengenai penggantian pengacara. Yi Han langsung menyerang balik pengacara Pyo. Mereka hampir terlibat perdebatan sengit kalau hakim tidak menengahi. Dia memanggil mereka bukan untuk melihat pertengkaran. Dia hanya mau memperingatkan mereka untuk menyelesaikan permasalahan siapa yang menjadi pengacara Ki Tae sebelum sidang selanjutnya.


Seok Young yang daritadi hanya diam, ikut angkat bicara. Dia merasa tidak perlu ada persidangan lagi. Persidangan kasus ini bisa diumumkan sekarang, kecuali ada bukti atau saksi baru untuk membuktikan terdakwa tidak bersalah. Sebelum Hakim menyetujui pendapat Seok Young, Yi Han langsung berujar kalau dia mempunyai saksi. Dia tidak bisa memberitahukan identitas saksi sekarang demi keamanan saksi. Namun, dia akan menghadirkannya di sidang terakhir dan memberikan pernyataan terakhir.

Hakim akhirnya mengambil keputusan kalau mereka akan mengadakan persidangan lagi, mengingat terdakwa yang tidak bisa mengikuti persidangan sekarang. Jadi, mereka harus menyiapkan semuanya dengan baik agar semua bisa langsung diselesaikan di persidangan terakhir.


Begitu pertemuan selesai, pengacra Pyo meluapkan amarahnya atas tindakan Yi Han yang ikut campur dalam kasusnya. Dia mengencam sikapnya yang mencuri kasus dari sesama pengacara. Yi Han nggak peduli dengan kencamannya dan balas menyerang pengacara Pyo yang menekan klien padahal klien sudah mengatakan bahwa dia tidak melakukannya. pengacara Pyo sedikit gelagapan membuat alasan kalau dia hanya mengingatkan situasi saat ini.

“Bukan berarti kau berhak mengubah yang tak bersalah menjadi bersalah. Kau seharusnya memercayai klienmu sampai akhir. Begitulah seharusnya pengacara,” ujar Yi Han.


Belum selesai bicara, pengacara Pyo tiba-tiba mendapat telepon dari Dir. Gu dan Yi Han langsung minta disambungkan karena ada yang ingin dia katakan. Atas persetujuan dir. Gu, pengacara Pyo baru menyambungkan. (Yang lucu, Seok Young daritadi masih disana dan mendengarkan perselisihkan Yi Han dan Pengacara Pyo). Yi Han hanya ingin mengingatkan janji Dir. Gu dulu, yang bilang akan bertanggung jawab atas konsekuensi pascaoperasi. Dia harus menepati janji itu. Setelah mengatakan itu, Yi Han langsung menutup telepon dan mengembalikan ponsel pengacara Pyo.


Pengacara Pyo masih belum ikhlas karena Yi Han merebut kasusnya dan berencana akan meminta tindakan disipliner untuk Yi Han atas dasar praktik ilegal. Yi Han nggak takut karena dia akan balas melaporkan pengacara Pyo untuk tindakan disipliner karena telah mengancam klien. Jelas, itu akan lebih buruk.


Setelah pengacara Pyo pergi, Seok Young baru mengajak Yi Han bicara. Dia nggak terima karena Yi Han sekarang menjadi pengacara dan membela dokter dari RS Banseok. Dia ingin tahu alasan Yi Han. Alih-alih menjelaskan, Yi Han malah meminta Seok Young untuk bersikap profesional. Mereka sekarang hanyalah jaksa dan pengacara yang bertemu untuk sidang.


Ucapan Yi Han cukup menyakitkan bagi Seok Young. Meski mereka sudah lama putus, tapi Seok Young masih menyimpan perasaan untuknya. Dan untuk menenangkan pikirannya, Seok Young pergi minum-minum. Dia baru berhenti setelah kedatangan Kang Ho, seniornya dulu yang sekarang telah naik jabatan menjadi pemimpinnya. Hubungan mereka masih seperti dulu, sebatas senior dan junior. Tidak lebih. Kang Ho sudah mendengar kabar Yi Han yang menjadi pengacara. Dan bukannya menanyakan kabar Yi Han atau sejenisnya, Kang Ho malah menyebut Yi Han bukan manusia.


Dalam keadaan mabuk, Seok Young curhat kalau dia sebenarnya ingin memaafkan Yi Han. Meskipun membenci Yi Han (atas kasus malapraktik adiknya), tapi dia juga sadar kalau semua hanya kecelakaan. Yi Han juga kehilangan banyak hal karena kasus tersebut. Tapi, Yi Han malah muncul dihadapannya sebagai pengacara spesialis gugatan malapraktik medis. Artinya, Yi Han hidup tanpa penyesalan atau pertobatan!

“Jangan maafkan dia. Dia tidak pantas mendapatkannya,” kompori Kang Ho.

--



di New Hope,

Yi Han ternyata membuka firma hukum sendiri yang diberi nama Firma Hukum New Hope. Masih ingat dengan Dae Woong? Satu-satunya orang yang membela Yi Han di persidangan dengan memberikan pernyataan jujur? Sekarang, dia bekerja untuk Yi Han di sana, bukan sebagai pengacara, tapi sebagai staff. Staff lain yang bekerja bersama mereka adalah Ban Soo Hee, yang bertugas sebagai pengumpul informasi. Soo Hee dulunya adalah seorang reporter, jadi kemampuannya dalam mengumpulkan informasi tidak bisa dianggap remeh. Dia baru saja mendapatkan tugas dari Yi Han untuk menyelidiki ayah korban dan sudah langsung mendapatkan banyak hal. Ayah Ho Jun bekerja sebagai profesor universitas dan sangat disukai oleh kenalannya. Setelah kehilangan istrinya, dia membesarkan putranya seorang diri. Eit, tentu saja informasi yang dimilikinya hanya tidak sampai disitu. Dia mempunyai satu hal paling penting. Sebuah handphone yang dibelakang casingnya pelindungnya terdapat tempelan buaya.

--


Kabar mengenai seorang pengacara melakukan tindakan medis darurat di persidangan sudah terdengar hingga ke semua orang di divisi kejahatan medis kejaksaan. Bahkan, anak-anak baru di divisi itu sudah tau kalau pengacara tersebut dulunya bekerja sebagai dokter di Banseok dan merupakan mantan pacar jaksa Seok Young. Ah, yang menyebarkannya tentu adalah para senior. Dan seperti biasa, sebelum bergosip pasti ada kalimat sihir yang diucapkan : ‘Jangan bilang ke siapa-siapa ya’. Senior itu juga memberitahu kalau adik Seok Young kan meninggalkan karena malapraktik medis saat operasi transplantasi jantung, dan dokter yang bertugas itu adalah Yi Han. Itulah alasan kenapa Seok Young menolak tawaran bergabung ke Dept. Kejahatan Khusus dan malah bergabung dengan Dept. Kejahatan Medis. Saat tahu kejadian itu, orang-orang akan menganggap Yi Han sebagai sampah yang nggak punya hati nurani. Apalagi, bukan hanya kejahatan malapraktik, Yi Han juga terkena tuduhan menerima suap, makanya lisensi medisnya dicabut. Dan sekarang, malah berani muncul menjadi pengacara. Walau begitu, Yi Han juga kesulitan saat itu karena Ibunya meninggal saat dia dipenjara. Dari gosip yang didengar senior itu, Ibu Yi Han mengalami depresi berat.


Dan sekarang, Yi Han hidup sendirian dengan luka yang begitu dalam atas kejadian 5 tahun yang lalu. Saat itu, 5 tahun yang lalu, Yi Han baru saja pulang setelah persidangan, dimana dia akhirnya terpaksa mengakui kejahatan yang tidak dilakukannya. Dan yang ditemukannya di rumah adalah tubuh Ibunya yang sudah terbujur kaku di lantai ruang tamu yang dingin. Ibunya meninggal tanpa ada siapapun disisinya.


Itulah yang membuat Yi Han semakin ingin membalas dendam dan mengungkap kebenaran atas fitnah yang diterimanya, dulu. Dan langkah pertama adalah membuat Park Ki Tae berada dipihaknya. Dia mengunjungi Ki Tae di RS Umum Donghan. Di sana, dia di jaga ketat oleh polisi. Kondisi Ki Tae sudah jauh lebih baik, tapi berakting seolah masih kesakitan supaya dia nggak perlu segera kembali ke lapas. Yi Han yang seorang dokter ahli bisa menilai kalau Ki Tae sudah baik-baik saja. Lagian, jangan cemas karena dia akan segera memulangkannya.

Eh, Ki Tae malah protes karena Yi Han membuat sayatan di lehernya. Yi Han dengan santai menjawab kalau Ki Tae bisa menganggap itu sebagai hukuman karena mengkhianatinya. Lagian, jika dia nggak membuat sayatan itu, Ki Tae bisa mati. Dan lagi, Ki Tae kan seorang dokter harusnya bisa memperhatikan dosis obat yang diminumnya agar kondisinya nggak begitu buruk.

“Aku bisa bebas setelah sidang ini, bukan?” tanya Ki Tae memastikan, penuh harap.


“Jangan khawatir. Aku akan mengeluarkanmu hidup-hidup dan membuatmu mengakui sumpah palsu lima tahun lalu. Itu langkah pertamaku.”

--


Di gedung RS Banseok,

Dir. Gu sedang mengadakan seminar dengan mengundang banyak orang penting dan wartawan. Sejak 5 tahun lalu, RS Banseok telah berkembang pesat dengan banyaknya cabang yang mereka miliki, tidak hanya di Korea tapi juga diluar negeri. Mereka juga mempunyai banyak dokter dan karyawan yang bekerja untuk perusahaan layanan kesehatan global. Selain itu, pusat litbang global RS Banseok telah mengembangkan obat baru untuk mengobati Alzheimer. BPOM dan FDA Amerika juga telah menyetujui tahap Dua.


Sekarang, di pertemuan kali ini, dia akan menunjukkan sebuah robot bedah, V-Rock, yang diciptakan pusat litbang mereka untuk kali pertama dalam sejarah. Pengenalan dan kemampuan robot bedah V-Rock akan disiarkan secara langsung melalui operasi yang dipimpin oleh Gu Hyun Sung, Kepala Bedak Torakoplastik. Hyun Sung akan memakai V-Rock untuk operasi penggantian katup mitral yang dilakukannya terhadap seorang pasien berusia 61 tahun yang mempunyai penyakit jantung reumatik.


Demontrasi pemakaian V-Rock pun dimulai. Alat di pasang dan operasi dimulai. Jadi, V-Rock itu sebuah robot yang digerakan oleh Hyun Sung melalui sebuah alat.

--




Sementara itu, di sebuah pesawat yang menuju Korea sedang terjadi keadaan gawat. Seorang pasien mendadak pingsan dan butuh perawatan medis segera. Awak pesawat pun memberitahukan keadaan tersebut kepada para penumpang untuk meminto tolong jika ada salah satu diantara penumpang yang merupakan dokter. Ketika mendengar pengumuman tersebut, seorang pria bernama Jaden Lee, langsung menuju ke kabin pesawat untuk memberikan pertolongan. Hal pertama yang dilakukan Jaden adalah memeriksa dompet pasien? Di dalam dompet itu, dia menemukan kartu identitas untuk orang-orang yang menggunakan alat pacu jantung. Karna dia memakai alat pacu jantung, maka pasien tidak boleh dipakaikan defibrilator. Alat itu bisa merusak alat pacu jantung pasien dan sama saja pasien akan mati.


Dalam situasi singkat itu, Jaden mengambil headphone seorang penumpang tanpa penjelasan dan hanya bilang akan menggantinya jika mereka sudah sampai di darat. Jaden mengambil alat magnet yang ada di bagian telinga headphone dan meletakkannya ke dekat bekas operasi pemasangan alat pacu jantung.

“Alat pacu jantung dari produsen ini menggunakan magnet untuk mengaktifkan alatnya. Selama penerbangan, medan magnet di ketinggian pasti menyebabkan malafungsi. Planet kita pada dasarnya sebuah magnet besar,” jelas Jaden.

“Begitu rupanya. Lantas, ini...”

“Magnet. Alat pacu jantung akan berfungsi lagi setelah 30 detik.”

Dan seperti yang dikatakan oleh Jaden, pasien yang pingsan tersebut mulai bernapas lagi. Dia selamat.

“Beri dia air. Terus periksa tekanan darah dan denyut nadinya. Siapkan pemeriksaan medis begitu kita mendarat,’ arahkan Jaden sebelum kembali ke tempat duduknya.

Eit, awak pesawat nggak membiarkannya langsung pergi dan menanyakan identitas dan rumah sakit dimana dia bertugas. Nggak di duga mereka, Jaden malah bilang dia bukan dokter dan hanyalah seorang pebisnis.


 

Post a Comment

Previous Post Next Post