Original Network :
Channel 7
“Boleh
kubuka?” tanya Ton sambil menatap Chuen.
“Terserah
kamu,” balas Chuen, agak malu- malu. Lalu dia diam, dan memperhatikan Ton
membuka kotak hadiah.
Ternyata
hadiah dari Chuen adalah sweater abu- abu yang di rajutnya sendiri. Menerima
hadiah sweater ini, Ton merasa senang. Tapi tiba- tiba Ton teringat dengan
perkataan Tor kemarin, Tor dan Chuen
saling mencintai. Mengingat itu, Ton menasehati Chuen untuk tidak perlu
menghabiskan waktu untuk merajutkan sweater untuknya.
Menerima reaksi dingin dari Ton, Chuen merasa
sedih, karena Ton tidak menyukai hadiah darinya. Lalu dia mengatakan, bila Ton
tidak menyukai sweater darinya ini, maka Ton bisa membuang sweater ini saja.
Kemudian setelah mengatakan itu, Chuen ingin pergi. Tapi Ton menghentikan
Chuen, dia memegang bahu Chuen dan menahan Chuen.
“Lepaskan aku,” kata Chuen, sambil
memberontak sedikit.
“Chuen, aku tidak akan melepaskanmu.
Kamu dengarkan aku dulu,” balas Ton. Dan Chuen pun berhenti memberontak. “Siapa
yang memberitahu mu bahwa aku tidak menginginkan hadiah darimu?” tanyanya.
“Tidak ada yang memberitahuku. Aku hanya
tahu,” balas Chuen.
Dengan sangat tulus, Ton menjelaskan kepada
Chuen bahwa besok dia sudah akan pergi, dan akan sangat lama bagi mereka
sebelum mereka bisa saling bertemu lagi. Jadi dia tidak punya waktu untuk
membuat Chuen mengerti kalau perkataannya ini tulus. Yang jelas, dia benar-
benar membutuhkan sweater dari Chuen ini.
Mendengar penjelasan Ton, perasaan sedih
Chuen menghilang dan dia tersenyum senang. Lalu dia pamit dan pergi dengan
perasaan agak malu- malu.
Dari jauh, Nanny Aon memperhatikan semua itu.
Dan dia tersenyum senang untuk Ton serta Chuen.
Madam Kanda dan Kade masih belum menyerah
untuk menghancurkan Chuen. Karena sekarang Songwut sedang dikejar- kejar
polisi, maka Songwut tidak bisa digunakan lagi. Jadi Madam Kanda berencana
mencari pria lain, dan Kade sangat setuju. Kade ingin saat beberapa tahun lagi,
ketika Ton pulang, Chuen sudah memiliki banyak anak. Sehingga tidak mungkin
bagi Chuen dan Ton untuk bersatu.
Tepat disaat mereka bertiga sedang
mengobrolkan hal jahat, Mr. Niwat pulang. Tapi dia tidak memperdulikan mereka
bertiga, dan dia berjalan melewati mereka begitu saja.
Melihat Mr. Niwat lewat begitu saja, Madam
Kanda juga tidak peduli. Tapi kemudian dia menyuruh Kade untuk menemui Mr.
Niwat dan beritahu Mr. Niwat bahwa Kanok bolos sekolah. Karena jika mereka
tidak beritahu, nanti Mr. Niwat malah mengira mereka menelantarkan Kanok lagi.
Walaupun Kade tidak senang, tapi dia tetap
berdiri dan pergi ke kamar Mr. Niwat.
Ketika Kade bertemu dengan Mr. Niwat, dia
langsung mengomel kesal. Dia mengatakan kalau Mr. Niwat akhir- akhir ini
terlalu sibuk dengan anak dari istri sirih dan tidak memperdulikan mereka lagi.
Dan Mr. Niwat tidak mengerti apa maksud Kade, karena dia melihat kalau Kade dan
yang lainnya tampak baik- baik saja.
“Kanok bolos sekolah. Apa itu yang kamu sebut
baik- baik saja? Ibu pindah ke kamarku. Itukah yang kamu sebut baik- baik
saja?! Ayah, apa kamu tahu Ibu minum obat tidur setiap hari?” tanya Kade dengan
sangat ketus, menyindir Mr. Niwat.
“Kanok bolos sekolah? Siapa yang memberitahu
mu?” tanya Mr. Niwat, tidak terlalu percaya kalau Kanok bakal bolos.
“Guru yang menginfokan pada kami,” jawab
Kade.
Setelah menginfokan tentang Kanok, Kade turun
dan memberitahu Madam Kanda. Dengan nada iri, Kade mengatai nampak sekali kalau
Mr. Niwat sangat mengasihi Kanok. Karena setelah dia memberitahu tentang Kanok,
Mr. Niwat bereaksi. Tapi saat dia memberitahu tentang Madam Kanda serta
dirinya, Mr. Niwat sama sekali tidak bereaksi.
“Kade, jika kamu kembali ke rumah besar,
suruh Jan untuk datang menemuiku,” perintah Madam Kanda.
“Oh, ada apa?” tanya Yupa, ingin tahu.
“Karena orangmu menghilang ntah kemana. Jadi
aku harus mencari orang baru,” keluh Madam Kanda. Lalu dia pergi ke kamarnya.
Mr. Niwat datang ke asrama tempat Kanok
tinggal, dengan perhatian, dia ingin mencari tahu apa alasan Kanok bolos
sekolah. Tapi Kanok bersikap acuh dan dingin, juga dia tidak mau mengatakan
apapun tentang alasannya bolos sekolah, karena menurutnya hal seperti itu tidak
membutuhkan alasan.
“Aku mencintaimu!” kata Mr. Niwat, ketika
Kanok ingin pergi.
“Aku tidak akan pulang minggu ini,” balas
Kanok.
Siang hari. Pelayan Jan pergi menjemput
keponakannya. Lalu supaya orang- orang tidak tahu kalau mereka berdua saling
kenal, sesampainya di kediaman Sarayut, Pelayan Jan memberitahu keponakannya
bahwa dia akan masuk duluan, setelah 1 jam si keponakan baru boleh masuk ke
sana. Dan keponakan si mengiyakan.
Didalam rumah. Madam Kanda memberitahu Lady
Veena bahwa Boun mau berhenti, karena Ibu Boun ingin Boun pulang ke kampung dan
membantu pekerjaan keluarga. Namun sebelum berhenti, Boun ada mengenalkan
seorang teman sebagai penggantinya.
Sebenarnya, Lady Veena agak ragu menerima
orang baru, karena dia tidak tahu apakah orang baru ini nantinya bisa dipercaya
atau tidak. Namun karena Madam Kanda terus menjamin bahwa dia tidak perlu
khawatir, maka diapun setuju.
Chuen memakai kalung pemberian Mr.Niwat.
Melihat itu, Ton mengomentari kalau Mr. Niwat pasti akan senang, tapi Madam
Kanda dan Kade akan sebaliknya. Dan Chuen beralasan bahwa dia memakai nya,
karena Ton yang menyuruhnya untuk menerima ini, jadi dia hanya mendengarkan Ton
dan memakainya didepan Ton saja.
“Jangan berbicara pintar. Aku tahu apa
maksudmu,” kata Ton, tahu kalau perkataan Chuen tidak jujur. Alasan sebenarnya,
Chuen ingin pamer pada Madam Kanda dan Kade. “Janji padaku, kamu akan fokus
bersekolah,” katanya, dia tidak ingin selama dia tidak ada, Chuen membuat
masalah.
“Iya. Aku janji. Dan aku akan menuliskan
surat padamu setiap nilai ku keluar,” kata Chuen, berjanji dengan mudah. Dan
mendengar itu, Ton tersenyum senang.
Tapi ketika Ton mengingat tentang Tor,
senyumnya menghilang. “Juga laporkan pada Khun Tor juga. Dia sangat khawatir
padamu, lebih daripada siapapun,” jelasnya.
“Lebih daripada mu?” tanya Chuen, agak
kecewa.
“Iya,” jawab Ton.
Tor kemudian datang menghampiri mereka
berdua. Saat dia tahu kalau Ton membantunya berbicara baik didepan Chuen, Tor
sangat senang sekali dan puas.
Ton berganti pakaian dan turun ke lantai
bawah bersama- sama dengan Tor serta Chuen. Lalu Kade langsung mendekati Ton,
dan dia membantu merapikan dasi Ton. Melihat itu, Chuen merasa agak tidak
nyaman.
Ramai- ramai, seluruh orang mengantarkan ke
pergiaan Ton sampai ke mobil. Keponakan Jan, yang merupakan supir baru di
keluarga Sarayut, dia memperhatikan Chuen yang menjadi targetnya. Tapi Chuen
tidak menyadari itu.
Disekolah. Teman Kade, Si Jahat (Maaf, lupa
namanya), dia menyebarkan gosip ke orang- orang, dia memberitahu bahwa setelah
Ton pulang dari luar negri, Ton akan menikahi Kade. Lalu mengenai Chuen, dia
memberitahu bahwa Chuen itu memiliki perasaan pada Ton, tapi Ton menolak Chuen.
Jadi sekarang Chuen mencoba menjebak Tor, tapi sayangnya Tor menyukai Yupa,
sepupu Kade.
Tepat disaat itu, Ying yang sedang bermain
basket, bolanya tidak sengaja mengenai si Jahat, ketika dia akan melemparkan
bola. Dan melihat itu, Chuen dan teman- temannya menertawai si Jahat dengan
keras.
Dengan kesal, Si Jahat dan geng nya mendekati
Chuen. Dan Ying langsung maju untuk melindungi Chuen. Lalu dia menarik Chuen
untuk pergi saja.
Ketika Ying baru selesai berganti pakaian, Si
Jahat dan geng nya datang serta memukuli nya. Sayangnya, Ying bukanlah tipe
cewek lemah. Tapi dia cewek yang kuat. Di tambah Chuen kemudian datang dan
membantunya, sehingga Si jahat dan gengnya pun kalah.
Sialnya setelah itu, Si Jahat dan gengnya
serta Chuen dan Ying, mereka semua dipanggil ke ruangan guru. Disana ketika
Guru bertanya, tidak ada satupun yang mau mengaku salah. Jadi sebagai Guru, diapun
menghukum mereka semua. Dia memukul kaki mereka sebanyak dua kali, lalu setelah
itu, dia mengizinkan mereka semua untuk pergi.
Dirumah. Madam Kanda memanas- manasi Lady
Veena. Dia mengatai kalau sikap Chuen yang bertengkar dengan teman- teman
disekolah telah menjadi skandal, dan ini sangat memalukan. Jadi dia menyarankan
Lady Veena untuk menghukum Chuen. Tapi Lady Veena tidak mau menghukum Chuen,
karena sekolah sudah menghukum Chuen. Lalu dengan penasaran, Lady Veena
menanyai, darimana Madam Kanda menemukan tentang ini.
“Teman Kade. Dia yang bertengkar dengan
Chuen,” kata Madam Kanda.
“Kamu harusnya mendengarkan dari dua sisi,”
kata Lady Veena, menasehati. “Aku mendengar dari pihak kepala sekolah. Dia
memberitahuku. Lalu aku juga mendengar dari pihak Chuen. Tapi ini bagus, kamu
mengenal pihak lain, jadi sebagai wali Chuen, aku bisa berbicara dengannya.
Jadi kita bisa tahu siapa yang benar dan siapa yang salah,” jelasnya.
Mendengar itu, Madam Kanda diam.
Malam hari. Madam Kanda, Kade, serta Yupa,
mereka berkumpul diruang tamu dan mengomel- ngomel mengenai Lady Veena yang
berpihak kepada Chuen. Setelah puas mengomel, Madam Kanda teringat tentang
Songwut, lalu diapun menanyai Yupa, apakah Songwut ada menghubungi Yupa. Dan
Yupa menjawab tidak, tapi Songwut ada mengirimkan surat padanya. Mengetahui
itu, Madam Kanda langsung menegur Yupa dengan keras, agar jangan menerima surat
dari Songwut atau berkomunikasi menggunakan cara apapun dengan Songwut. Sebab
bila Songwut tertangkap, mereka bisa terseret juga.
“Dia memanggil untuk meminta uang,” kata Yupa
dengan berhati- hati.
“Dia gagal melakukan pekerjaannya dan dia
berani meminta uang!” dengus Kade, ketus. “Jangan berikan dia apapun, ma,”
jelasnya pada Madam Kanda.
“Jika kita tidak memberi dia apapun, dia akan
terus menganggu kita sampai dia mendapatkannya. Aku hanya khawatir, seseorang
akan menangkap kita,” balas Yupa, beralasan.
Pagi- pagi, Kade datang ke taman. Dia
berpura- pura meminta Loy untuk mengambilkan beberapa bunga mawar untuknya.
Padahal sebenarnya dia datang untuk mencari tahu apakah Chuen ada mendapatkan
surat dari Ton. Lalu saat dia tahu, kalau Chuen sama sekali tidak ada mendapatkan
surat dari Ton, dia mengejek Chuen dan pamer pada Chuen, karena dia ada
mendapatkan surat dari Ton, sedangkan Chuen tidak.
“Snow kejar dia!” perintah Chuen, malas
mendengarkan suara Kade. Dan dengan patuh, Snow langsung menggonggong serta
mengejar Kade.
Melihat Kade berlari panik, Chuen dan Loy
tertawa keras.
Didepan Kade, Chuen berpura- pura tidak
peduli, apakah Ton ada mengirimkan surat padanya atau tidak. Tapi setelah Kade
pergi, Chuen mulai murung. Tepat disaat Chuen sedang merasa murung, Tor datang.
Tor memberitahu Chuen bahwa Ton ada menuliskan surat untuknya, dan didalam
surat Ton mengatakan kalau Ton merindukan Chuen. Mengetahui itu, Chuen merasa
senang. Sedangkan Tor, merasa cemburu, karena melihat Chuen tampak senang
ketika mendengar ‘Ton merindukan Chuen’.
Lalu Tor memberitahu Chuen, kalau Ton ada
mengirimkan beberapa surat. Untuk dirinya, Ayah, Kade, dan Nanny Aon.
Mengetahui itu, Chuen langsung pamit dan buru- buru mau pergi ke tempat Nanny
Aon. Dan ini membuat Tor semakin merasa cemburu.
Chuen menghampiri Nanny Aon, dan menanyai
dimana surat dari Ton. Kemudian setelah Nanny Aon menjawab, dengan senang dia
mencium pipi Nanny Aon. Lalu dia pergi ke kamar Nanny Aon untuk mengambil surat
dari Ton yang diletakkan di meja.
Aku sudah menerima suratmu. Terima kasih sudah menulis
surat untukku. Sekarang, aku tidak akan kesepian lagi. Tidak seperti, pertama
kali aku sampai disini.
Aku bertemu beberapa teman lama dan teman baru. Tapi aku
tidak pernah melupakan siapapun di kediaman Sarayut.
Tolong beritahu Nanny, bahwa benar wanita asing dsini
cantik dan manis. Tapi mereka tidak cocok denganku. Jadi dia tidak perlu
khawatir.
Cuaca disini sangat dingin. Salju mulai turun. Jadi aku
mengenakan sweater yang kamu rajutkan. Aku sangat senang kamu mendapatkan juara
satu di kelas mu. Aku berharap kamu akan mencapai hasil yang sama di akhir
tahun nanti. Oh ya, jangan lupa jaga Snow untukku. Selalu memikirkanmu. Saran
Sarayut.
Ton menuliskan surat untuk Chuen sambil tersenyum senang. Dan Chuen membaca surat tersebut sambil tersenyum juga.