Original Network :
Channel 7
Beberapa hari kemudian, Chuen mendapat kabar
kalau Ibu Choi jatuh sakit. Begitu juga dengan Mr. Niwat, jadi dia bersiap-
siap untuk pergi ke Rungsit. Mengetahui itu, Madam Kanda merasa kesal dan
cemburu.
“Aku tebak, dia mungkin sudah hampir mau
mati. Pergilah ke sana dan ucapkan selamat tinggal dengan baik. Karena kalian
tidak akan saling bertemu lagi,” kata Madam Kanda dengan ketus dan dingin.
“Khun Kanda. Apa kamu tahu bahwa seseorang
dengan kebencian dan dendam didalam hati mereka, mereka tidak berbeda dengan
orang yang berdiri ditengah api membara yang akan membakar kebahagiaan dan
hidup mereka. Ketahui itu,” balas Mr. Niwat dengan ketus dan dingin.
Mendengar itu, Madam Kanda menjerit keras.
Tapi Mr. Niwat tidak peduli dan pergi.
Malam hari. Chuen pulang ke Rungsit, ditemani
oleh Lady Veena dan Tor. Tidak seperti dulu, kali ini Kakek Chom menyambut
kedatangan Lady Veena serta Tor dengan sikap dingin. Kakek Chom menolak, Dokter
yang akan diundang oleh Lady Veena, dia mengatakan kalau keluarganya bisa
mengurus diri sendiri.
Merasakan sikap dingin Kakek Chom, Tor jadi
bertanya- tanya pada saat pulang ke vila bersama dengan Lady Veena, apakah ada
sesuatu sehingga sikap Kakek Chom pada mereka berubah. Dan Lady Veena langsung
mengalihkan pembicaraan, dia menyuruh Tor untuk mandi dan beristirahat, karena
Tor pasti capek.
Chuen memberitahu Kakek Chom, besok Lady
Veena akan menyuruh Wing untuk memanggilkan dokter. Tapi Kakek Chom tidak
setuju, karena di desa mereka juga ada dokter dan juga dokter tersebut sudah
mengobati Ibu Choi sejak lama. Hal yang lebih penting, dia tidak ingin menerima
bantuan apapun dari keluarga Chawal. Inilah alasan dia mengirim Chuen, yaitu
untuk menghancurkan Chawal, bukan bergantung pada Chawal. Mendengar itu, Chuen
diam.
“Kamu mulai melunak ya. Jangan! Jangan pernah
melunak! Karena aku tidak akan pernah memaafkanmu,” kata Kakek Chom, penuh
penekanan, ketika dia melihat sikap Chuen.
Mr. Niwat datang bersama dengan Dokter yang
dibawanya dari kota. Saat mereka berdua sampai, Lady Veena dan Tor menyambut si
Dokter dengan ramah. Lalu Tor membawa si Dokter yang baru sampai untuk
beristirahat.
Setelah Tor dan si Dokter pergi, Lady Veena
memberitahu Mr. Niwat kalau Kakek Chom menolak Dokter yang akan mereka bawa
untuk mengobati Ibu Choi. Jadi Lady Veena menyarankan agar Mr. Niwat jangan
ikut campur dalam hal ini, apalagi dulu Kakek Chom pernah menembak kaki Mr.
Niwat.
“Jika sesuatu terjadi kepada Cheewan, Chuen
akan sangat sedih. Aku tidak ingin dia sedih,” kata Mr. Niwat. “Aku tidak akan pernah membiarkan sesuatu
terjadi pada Cheewan.”
Tengah malam, Ibu Choi terbangun dan merasa
haus, jadi dia membangunkan Chuen yang tidur di sampingnya. Mendengar panggilan
Ibu Choi, Chuen langsung bangun, lalu dia mengambilkan air untuk Ibu Choi. Dan
Ibu Choi meminum itu.
“Berapa hari Ibu sudah sakit?” tanya Chuen,
perhatian.
“Sudah berhari- hari,” jawab Ibu Choi dengan
jujur. Lalu dia menghela nafas, “Ini tidak serius. Dokter mengatakan untuk
meminum obat yang dia resepkan. Lalu aku akan membaik nanti,” jelasnya,
menenangkan Chuen.
“Tapi menurutku, Ibu semakin kurus,” komentar
Chuen.
“Ketika aku makan banyak, aku akan mengemuk
lagi,” kata Ibu Choi. Lalu dia merasa agak tidak nyaman. Melihat itu, Chuen pun
menyarankan Ibu Choi untuk kembali tidur. “Chuen, tidur disebelahku ya,” pinta
Ibu Choi sambil memegang tangan Chuen.
“Iya,” jawab Chuen dengan senang. Lalu dia
mencium pipi Ibu Choi. “Bermimpi Indah ya, Bu,” kata Chuen. Lalu dia menutup
matanya dan tidur duluan.
Pagi hari. Mr. Niwat serta yang lainnya, bersiap
untuk berangkat ke rumah Chuen. Mr. Niwat bertekad untuk menyakinkan dan
membujuk Kakek Chom, tidak peduli apapun resiko nya, sehingga Dokter yang
dibawanya di izinkan untuk mengobati Ibu Choi.
Chuen berusaha membujuk Kakek Chom agar
membiarkan Dokter datang dan mengobati Kakek Chom. Tapi Kakek Chom terus
menolak, tidak peduli bagaimana Chuen membujuk, Kakek Chom tetap menolak.
“Sekitar jam 4 pagi, Ibu mulai merasa tidak
sehat. Kepadahal pas tengah malam, dia masih bisa duduk dan berbicara denganku,”
kata Chuen, menjelaskan kondisi Ibu Choi.
“Oh Chuen, Ibumu selalu seperti ini. Ini
bukan pertama kalinya,” balas Kakek Chom.
“Tapi aku khawatir padanya,” kata Chuen,
memohon.
“Dan aku tidak khawatir? Ibumu adalah
putriku,” balas Kakek Chom dengan sikap santai. “Percaya padaku, dia akan baikan, ketika dia meminum obat,”
jelasnya.
Dengan kecewa, Chuen pun kembali ke kamar Ibu
Choi. Ketika dia kembali, Ibu Choi yang masih tidur, mengingau memanggil
namanya dan dia juga berkeringat sangat banyak. Jadi Chuen pun langsung
mendekati Ibu Choi, lalu dia mengelapkan keringat Ibu Choi juga.
Ketika Mr. Niwat serta yang lainnya sampai,
Kakek Chom mengarahkan pistol kepada mereka. Dan memperingatkan mereka untuk
pergi.
Loy datang ke kamar Ibu Choi dan melaporkan kejadian
itu kepada Chuen. Lalu terdengar suara tembakan, jadi Chuen pun langsung keluar
dari kamar.
Kakek Chom menembak ke langit sebagai
peringatan, tapi Mr. Niwat tetap bersikeras dan tidak mau pergi. Lalu saat
Kakek Chom ingin menembak Mr. Niwat, Chuen datang serta menghentikan Kakek
Chom. Sampai menangis, Chuen memohon kepada Kakek Chom agar membiarkan Dokter
mengobati Ibu Choi. Tapi Kakek Chom tetap menolak, menurutnya Ibu Choi akan
membaik juga nantinya. Lalu Chuen pun berlutut di hadapan Kakek Chom.
“Kakek, kamu sudah tahu Ibu tidak sehat,
tolong biarkan Dokter mengecek dia,” pinta Chuen, memohon dengan sangat.
Sebenarnya, Kakek Chom juga khawatir pada kondisi Ibu Choi. Tapi dia tetap bersikap keras kepala. Dia menahan air matanya dan menatap Chuen, “Takut? Takut Ibumu akan mati? Aku beritahu kamu, orang seperti Ibumu telah mengalami kesakitan yang melebihi ini, dan dia masih bertahan. Dia tidak akan mati semudah itu!” jelasnya.
Mr. Niwat maju dan ikut berlutut pada Kakek
Chom sambil menangis. Dia memohon dengan sangat kepada Kakek Chom, agar
mengizinkan mereka. Bila Kakek Chom ingin membunuh atau menyiksanya, maka
silahkan, asalkan Kakek Chom mengizinkan Dokter untuk mengobati Cheewan.
Mendengar nama ‘Cheewan’, Chuen agak
terkejut. Jadi diapun bertanya. Dan Kakek Chom langsung mengarahkan pistol ke
arah Mr. Niwat serta mengusirnya.
Chuen cepat- cepat menghentikan Kakek Chom.
Lalu dia menarik Dokter untuk ikut dengannya dan memeriksa Ibu Choi. Dan kali
ini, Kakek Chom membiarkan Chuen. Kemudian Mr. Niwat ingin ikut, tapi Chuen
tidak setuju, karena ini tidak ada hubungannya dengan Mr. Niwat. Namun walaupun
Chuen tidak setuju, Mr. Niwat tetap ikut, bersama dengan Lady Veena.
Kali ini, Kakek Chom sama sekali tidak
menghentikan siapapun. Dia membiarkan mereka semua dan dia diam- diam mengelap
air matanya.
Hasil pemeriksaan Dokter, kondisi Ibu Choi
tidak bagus. Mendengar itu, Chuen menangis dan Lady Veena memeluknya serta
menghiburnya.
Jika Ibu Choi mati, Chuen pasti akan
menyalahkannya. Tapi jika Ibu Choi berhasil sembuh, maka Mr. Niwat pasti akan
menertawainya, dan dia berhutang terima kasih pada Mr. Niwat yang paling dia
benci. Hal ini membuat Kakek Chom merasa dilema. Lalu dia memberitahu Paman Mun
bahwa dia lebih memilih supaya putrinya, Ibu Choi, meninggal, daripada
membiarkan seseorang seperti Mr. Niwat menertawainya.
Mendengar itu, Paman Mun diam. Dan
mendengarkan saja.
Ketika Mr. Niwat datang ke kamar Ibu Choi. Chuen mengusirnya untuk pergi.
Makasih....
ReplyDeleteDtunggu lanjutannnya