Sinopsis Lakorn : Chuen Cheewa (2016) Episode 9 part 2

 

Original Network : Channel 7


Beberapa hari kemudian, Chuen mendapat kabar kalau Ibu Choi jatuh sakit. Begitu juga dengan Mr. Niwat, jadi dia bersiap- siap untuk pergi ke Rungsit. Mengetahui itu, Madam Kanda merasa kesal dan cemburu.

“Aku tebak, dia mungkin sudah hampir mau mati. Pergilah ke sana dan ucapkan selamat tinggal dengan baik. Karena kalian tidak akan saling bertemu lagi,” kata Madam Kanda dengan ketus dan dingin.

“Khun Kanda. Apa kamu tahu bahwa seseorang dengan kebencian dan dendam didalam hati mereka, mereka tidak berbeda dengan orang yang berdiri ditengah api membara yang akan membakar kebahagiaan dan hidup mereka. Ketahui itu,” balas Mr. Niwat dengan ketus dan dingin.

Mendengar itu, Madam Kanda menjerit keras. Tapi Mr. Niwat tidak peduli dan pergi.


Malam hari. Chuen pulang ke Rungsit, ditemani oleh Lady Veena dan Tor. Tidak seperti dulu, kali ini Kakek Chom menyambut kedatangan Lady Veena serta Tor dengan sikap dingin. Kakek Chom menolak, Dokter yang akan diundang oleh Lady Veena, dia mengatakan kalau keluarganya bisa mengurus diri sendiri.

Merasakan sikap dingin Kakek Chom, Tor jadi bertanya- tanya pada saat pulang ke vila bersama dengan Lady Veena, apakah ada sesuatu sehingga sikap Kakek Chom pada mereka berubah. Dan Lady Veena langsung mengalihkan pembicaraan, dia menyuruh Tor untuk mandi dan beristirahat, karena Tor pasti capek.


Chuen memberitahu Kakek Chom, besok Lady Veena akan menyuruh Wing untuk memanggilkan dokter. Tapi Kakek Chom tidak setuju, karena di desa mereka juga ada dokter dan juga dokter tersebut sudah mengobati Ibu Choi sejak lama. Hal yang lebih penting, dia tidak ingin menerima bantuan apapun dari keluarga Chawal. Inilah alasan dia mengirim Chuen, yaitu untuk menghancurkan Chawal, bukan bergantung pada Chawal. Mendengar itu, Chuen diam.

“Kamu mulai melunak ya. Jangan! Jangan pernah melunak! Karena aku tidak akan pernah memaafkanmu,” kata Kakek Chom, penuh penekanan, ketika dia melihat sikap Chuen.

Mr. Niwat datang bersama dengan Dokter yang dibawanya dari kota. Saat mereka berdua sampai, Lady Veena dan Tor menyambut si Dokter dengan ramah. Lalu Tor membawa si Dokter yang baru sampai untuk beristirahat.


Setelah Tor dan si Dokter pergi, Lady Veena memberitahu Mr. Niwat kalau Kakek Chom menolak Dokter yang akan mereka bawa untuk mengobati Ibu Choi. Jadi Lady Veena menyarankan agar Mr. Niwat jangan ikut campur dalam hal ini, apalagi dulu Kakek Chom pernah menembak kaki Mr. Niwat.

“Jika sesuatu terjadi kepada Cheewan, Chuen akan sangat sedih. Aku tidak ingin dia sedih,” kata Mr. Niwat.  “Aku tidak akan pernah membiarkan sesuatu terjadi pada Cheewan.”


Tengah malam, Ibu Choi terbangun dan merasa haus, jadi dia membangunkan Chuen yang tidur di sampingnya. Mendengar panggilan Ibu Choi, Chuen langsung bangun, lalu dia mengambilkan air untuk Ibu Choi. Dan Ibu Choi meminum itu.

“Berapa hari Ibu sudah sakit?” tanya Chuen, perhatian.

“Sudah berhari- hari,” jawab Ibu Choi dengan jujur. Lalu dia menghela nafas, “Ini tidak serius. Dokter mengatakan untuk meminum obat yang dia resepkan. Lalu aku akan membaik nanti,” jelasnya, menenangkan Chuen.


“Tapi menurutku, Ibu semakin kurus,” komentar Chuen.

“Ketika aku makan banyak, aku akan mengemuk lagi,” kata Ibu Choi. Lalu dia merasa agak tidak nyaman. Melihat itu, Chuen pun menyarankan Ibu Choi untuk kembali tidur. “Chuen, tidur disebelahku ya,” pinta Ibu Choi sambil memegang tangan Chuen.

“Iya,” jawab Chuen dengan senang. Lalu dia mencium pipi Ibu Choi. “Bermimpi Indah ya, Bu,” kata Chuen. Lalu dia menutup matanya dan tidur duluan.

Pagi hari. Mr. Niwat serta yang lainnya, bersiap untuk berangkat ke rumah Chuen. Mr. Niwat bertekad untuk menyakinkan dan membujuk Kakek Chom, tidak peduli apapun resiko nya, sehingga Dokter yang dibawanya di izinkan untuk mengobati Ibu Choi.


Chuen berusaha membujuk Kakek Chom agar membiarkan Dokter datang dan mengobati Kakek Chom. Tapi Kakek Chom terus menolak, tidak peduli bagaimana Chuen membujuk, Kakek Chom tetap menolak.

“Sekitar jam 4 pagi, Ibu mulai merasa tidak sehat. Kepadahal pas tengah malam, dia masih bisa duduk dan berbicara denganku,” kata Chuen, menjelaskan kondisi Ibu Choi.

“Oh Chuen, Ibumu selalu seperti ini. Ini bukan pertama kalinya,” balas Kakek Chom.

“Tapi aku khawatir padanya,” kata Chuen, memohon.

“Dan aku tidak khawatir? Ibumu adalah putriku,” balas Kakek Chom dengan sikap santai. “Percaya padaku,  dia akan baikan, ketika dia meminum obat,” jelasnya.

Dengan kecewa, Chuen pun kembali ke kamar Ibu Choi. Ketika dia kembali, Ibu Choi yang masih tidur, mengingau memanggil namanya dan dia juga berkeringat sangat banyak. Jadi Chuen pun langsung mendekati Ibu Choi, lalu dia mengelapkan keringat Ibu Choi juga.


Ketika Mr. Niwat serta yang lainnya sampai, Kakek Chom mengarahkan pistol kepada mereka. Dan memperingatkan mereka untuk pergi.

Loy datang ke kamar Ibu Choi dan melaporkan kejadian itu kepada Chuen. Lalu terdengar suara tembakan, jadi Chuen pun langsung keluar dari kamar.


Kakek Chom menembak ke langit sebagai peringatan, tapi Mr. Niwat tetap bersikeras dan tidak mau pergi. Lalu saat Kakek Chom ingin menembak Mr. Niwat, Chuen datang serta menghentikan Kakek Chom. Sampai menangis, Chuen memohon kepada Kakek Chom agar membiarkan Dokter mengobati Ibu Choi. Tapi Kakek Chom tetap menolak, menurutnya Ibu Choi akan membaik juga nantinya. Lalu Chuen pun berlutut di hadapan Kakek Chom.

“Kakek, kamu sudah tahu Ibu tidak sehat, tolong biarkan Dokter mengecek dia,” pinta Chuen, memohon dengan sangat.



Sebenarnya, Kakek Chom juga khawatir pada kondisi Ibu Choi. Tapi dia tetap bersikap keras kepala. Dia menahan air matanya dan menatap Chuen, “Takut? Takut Ibumu akan mati? Aku beritahu kamu, orang seperti Ibumu telah mengalami kesakitan yang melebihi ini, dan dia masih bertahan. Dia tidak akan mati semudah itu!” jelasnya.


Mr. Niwat maju dan ikut berlutut pada Kakek Chom sambil menangis. Dia memohon dengan sangat kepada Kakek Chom, agar mengizinkan mereka. Bila Kakek Chom ingin membunuh atau menyiksanya, maka silahkan, asalkan Kakek Chom mengizinkan Dokter untuk mengobati Cheewan.

Mendengar nama ‘Cheewan’, Chuen agak terkejut. Jadi diapun bertanya. Dan Kakek Chom langsung mengarahkan pistol ke arah Mr. Niwat serta mengusirnya.


Chuen cepat- cepat menghentikan Kakek Chom. Lalu dia menarik Dokter untuk ikut dengannya dan memeriksa Ibu Choi. Dan kali ini, Kakek Chom membiarkan Chuen. Kemudian Mr. Niwat ingin ikut, tapi Chuen tidak setuju, karena ini tidak ada hubungannya dengan Mr. Niwat. Namun walaupun Chuen tidak setuju, Mr. Niwat tetap ikut, bersama dengan Lady Veena.

Kali ini, Kakek Chom sama sekali tidak menghentikan siapapun. Dia membiarkan mereka semua dan dia diam- diam mengelap air matanya.


Hasil pemeriksaan Dokter, kondisi Ibu Choi tidak bagus. Mendengar itu, Chuen menangis dan Lady Veena memeluknya serta menghiburnya.


Jika Ibu Choi mati, Chuen pasti akan menyalahkannya. Tapi jika Ibu Choi berhasil sembuh, maka Mr. Niwat pasti akan menertawainya, dan dia berhutang terima kasih pada Mr. Niwat yang paling dia benci. Hal ini membuat Kakek Chom merasa dilema. Lalu dia memberitahu Paman Mun bahwa dia lebih memilih supaya putrinya, Ibu Choi, meninggal, daripada membiarkan seseorang seperti Mr. Niwat menertawainya.

Mendengar itu, Paman Mun diam. Dan mendengarkan saja.


Ketika Mr. Niwat datang ke kamar Ibu Choi. Chuen mengusirnya untuk pergi.

1 Comments

Previous Post Next Post