Original Network : Channel 7
Pagi hari. Chuen bermain- main bersama dengan Snow didekat
danau, lalu Ton datang serta ikut bermain dengan Snow. Melihat Ton datang,
Chuen mengatakan kepada Ton bahwa dia ada menyiapkan hadiah untuk Ton yang akan
segera pergi keluar negri. Tapi bukannya mengucapkan terima kasih, Ton malah
mersa curiga, dan menanyai, untuk apa Chuen melakukan ini. Dan Chuen pun
menjawab bahwa dia hanya ingin membalas kebaikan Ton yang membelikannya pakaian
pada hari itu.
“Itu tidak perlu,” kata Ton, menolak.
“Ini perlu,” balas Chuen dengan serius. “Aku tahu kamu
berniat baik padaku, bahkan walaupun terkadang kamu bersikap ketat padaku. Aku
membuat hadiah ini dengan kedua tanganku sendiri,” jelasnya.
Merasakan ketulusan Chuen, Ton sangat senang. Lalu dia
ingin mengatakan sesuatu, tapi Chuen merasa agak malu, jadi diapun pamit dan
pergi.
Ketika Chuen ingin kembali ke dalam rumah, dia bertemu
dengan Mr. Niwawt. Dan seperti biasa, Chuen bersikap ketus padanya. Tapi Mr.
Niwat mempermasalahkan hal itu, dengan sikap baik seperti biasa, dia berbicara
kepada Chuen, lalu dia memberikan hadiah kepada Chuen. Dan Chuen menolak.
Tepat disaat itu Ton datang. Dia menghampiri Chuen dan
menyuruh Chuen untuk menerima hadiah Mr. Niwat tersebut. Lalu dengan terpaksa,
Chuen pun menerima hadiah dari Mr. Niwat tersebut, kemudian dia pergi dengan
rasa kesal.
Dengan senang, Mr. Niwat mengucapkan terima kasih kepada
Ton, karena telah membantunya. Dan Ton menjawab tidak apa, lalu dia menyarankan
agar sebaiknya Mr. Niwat memberikan yang sejujurnya kepada Chuen, sehingga
setidaknya Chuen tidak akan terlalu membenci Mr. Niwat. Tapi Mr. Niwat tidak
setuju.
“Dia akan semakin membenciku. Aku mohon padamu, jangan
beritahu Chuen,” pinta Mr. Niwat. Kemudian dia menepuk bahu Ton dengan pelan,
dan lalu dia pergi.
Karena ini urusan keluarga Mr. Niwat, maka Ton tidak enak
untuk memaksa atau berkomentar terlalu banyak. Maka Ton pun diam serta
membiarkan Mr. Niwat pergi.
Chuen tidak ingin menerima hadiah dari Mr. Niwat
tersebut, dan dia berniat untuk memberikan itu kepada para pelayan saja. Tapi
dia penasaran dengan isi hadiah didalam amplop yang Mr. Niwat berikan. Jadi
diapun membukanya, dan ternyata isi amplop tersebut adalah kotak perhiasan, dan
didalam kotak perhiasan itu, tersimpan sebuah kalung yang sangat cantik. Namun
di tengah kalung tersebut, ada liontin dengan foto Ibu Choi, melihat itu Chuen
sangat terkejut.
“Bagaimana pria itu bisa memiliki foto Ibu? Atau dia
jatuh cinta dengan Ibu? Lalu siapa Cheewan? Atau Ibu dan Cheewan adalah orang
yang sama?” gumam Chuen, berpikir.
Disaat Chuen sedang berpikir, Ton datang mengetuk pintu
kamarnya dan memanggilnya. Jadi diapun membukakan pintu bagi Ton.
“Kita perlu bicara,” kata Ton.
Diruang tamu. Ton mengomentari sikap Chuen yang tidak
sopan kepada Mr. Niwat, menurutnya sikap Chuen itu tidak baik. Kepadahal dia sudah
pernah memberitahu Chuen bahwa Mr. Niwat adalah orang yang baik. Dan sebagai
orang yang lebih muda, Chuen seharusnya menghormati orang yang lebih tua,
khususnya kepada orang tua yang baik pada Chuen. Mendengar itu, Chuen diam
sambil cemberut.
“Aku memberitahumu karena aku memiliki niat yang baik. Terserah kamu mendengarkan atau tidak, itu terserah padamu,” kata Ton, cape dengan sikap keras kepala Chuen. Lalu diapun pergi sambil menghela nafas.
Diruang makan. Tidak biasanya, Tor membantu Kade untuk
mendekati Ton. Tapi Ton menanggapi itu dengan sikap acuh.
Diruang tamu. Selesai makan, Ton mengobrol dengan Lord
Pichai. Ton memberitahu Lord Pichai mengenai Tor yang menyukai Chuen. Dan Lord
Pichai sudah mengetahui itu. Ton mengatakan ini, karena dia ingin Lord Pichai
merestui Tor serta Chuen, sebab mereka berdua saling mencintai. Dan Lord Pichai
setuju.
“Seperti yang kita tahu, status Chuen tidak lebih rendah
daripada orang lain, karena dia adalah putri Mr. Niwat. Aku bahagia bila dia
menjadi menantuku,” kata Lord Pichai.
“Khun Tor akan bahagia juga,” gumam Ton.
Nanny Aon menangis sedih, karena Ton akan segera
berangkat. Dan Chuen menghibur Nanny Aon untuk tidak perlu sedih. Lalu tepat
disaat itu, Ton datang.
“Ada apa? Aku belum pergi, tapi kamu menangis sambil
matamu bengkak,” kata Ton, perhatian kepada Nanny Aon.
“Aku akan merindukanmu. Tapi Khun Chuen memberitahuku
bahwa kamu akan pulang tanpa terasa suatu hari nanti,” jawab Nanny Aon.
Dengan bersemangat, Nanny Aon kemudian memegang tangan
Chuen dan tangan Ton. Dia menyarankan mereka untuk saling berbicara, mumpung
masih ada waktu. Jika nanti Ton sudah berangkat, maka mereka pasti akan jarang
berbicara lagi.
Setelah menyatukan tangan Chuen dan Ton, Nanny Aon pun
pamit dan pergi.
Tepat disaat itu, Kade lewat dan melihat kejadian
tersebut. Dengan kesal, Kade ingin mendekati Chuen dan Ton untuk memisahkan
mereka berdua. Tapi Yupa langsung menghentikan Kade serta menarik Kade untuk
ikut pergi dengannya.
“Nong Kade, aku takut jika kamu menghampiri mereka tiba-
tiba, Khun Ton akan marah padamu. Karena Khun Ton akan berpikir kamu
mengikutinya,” jelas Yupa.
“Jadi apa yang kamu ingin aku lakukan?! Aku tidak ingin
Ton sendirian dengannya,” keluh Kade, cemburu.
“Khun Ton orang yang sangat berhati- hati, dia tidak akan
melakukan sesuatu yang kamu takutkan ini,” kata Yupa, menenangkan Kade.
Chuen memberikan hadiah yang dijanjikannya kepada Ton. Dan Ton menerima hadiah tersebut, lalu dia meminta izin untuk membuka serta melihatnya. Dan Chuen mengizinkan.
Terimakasih
ReplyDeleteSemngatt..ya..