Sinopsis Lakorn : Ps. I Hate You Episode 17

Sinopsis Lakorn : Ps. I Hate You Episode 17


May lagi sedih. Hari ini adalah hari ulang tahunnya, tapi para sahabatnya malah nggak punya waktu untuk merayakannya. 

Aku banyak pikiran saat itu. Kita terlahir sendirian. Apa gunanya memiliki teman?


Tapi, ternyata semua hanya prank.  Teman-temannya sudah menyiapkan kejutan ulang tahun untuknya. May jelas merasa senang. Para sahabatnya juga ikut berbahagia. Hanya satu orang yang tidak terlihat senang. Siapakah dia? Pal.

Atau mungkin kita harus memutuskan apakah kita ingin mati sendirian atau membakar semua orang bersama kita.



Meen sangat berduka atas kematian May. Untungnya, ada Pitch yang bersamanya untuk menguatkannya. Pitch juga yang membantunya membereskan condo karena dia akan mulai tinggal bersama Pitch. Ditengah rasa dukanya, pemilik condo malah mendadak datang untuk membahas kepindahannya. Pemilik condo protes karena Meen pergi setelah sudah ada yang meninggal, kalau begini, mana mungkin ada yang mau menyewa condo-nya. Padahal, Meen sudah mengajukan berhenti menyewa sebelum kasus May, tapi pemilik condo tidak peduli. Pemilik condo terus marah-marah dan menyebut May sebagai orang egois. Emosi Meen tersulut. Perdebatan tidak terelakkan. Pitch lah yang menengahi mereka dan memberikan solusi kalau dia akan membayarkan sewa untuk beberapa bulan ke depan, meskipun Meen sudah tidak tinggal di sana. Anggaplah itu sebagai kompensasi.

--


Saras diajak bertemu oleh atasan May. Sebelum ke topik utama, atasan May menyampaikan rasa dukanya dan rasa sesalnya atas apa yang terjadi pada May. Andaikan dia tau apa yang dialami May, dia tidak akan begitu menekannya. Dia adalah bos yang buruk karena hanya mempedulikan perusahaan. May pasti sangat menderita hingga bun*h diri tanpa ragu.


Setelah menyampaikan penyesalannya, atasan May kemudian memberitahu kalau dia sempat bicara dengan ayah May dipemakaman. Dan ayah May bilang dari hasil autopsy, menunjukkan bahwa hanya ada satu sayatan besar di pergelangan tangannya. Biasanya, orang yang menyayat lengan mereka memiliki sayatan lebih kecil di pergelangan tangannya karena adanya perasaan ragu. Namun, dalam kasus May, dia pasti sudah memutuskannya sejak lama.

Saat mendengar ucapan atasan May, Saras terdiam. Wajahnya terlihat bingung. Seolah ada yang janggal. Tapi, belum sempat dia memikirkannya lebih lanjut, dia malah mendapat telepon dari pembantu rumah Neneknya.


Sekarang, kondisi Nenek Saras tidak begitu baik. Dia sakit keras dan hanya bisa terbaring di atas tempat tidur dengan berbagai peralatan medis, sama seperti Ibu Saras dulu. Kedatangan Saras ke sana, tentu tidak di sambut ramah oleh Nenek. Nenek tetap bermulut tajam dan menuduh Saras yang datang untuk melihat apakah dia sudah mati atau belum kan? Dia pasti sudah lama menunggu untuk melihatnya dalam kondisi seperti ini kan?




Jujur, di dalam hati Saras, dia masih bisa ingat jelas bagaimana Neneknya sering memukulinya semasa kecil dan mengurungnya di dalam kamar mandi. Neneknya tidak peduli meskipun dia menangis dan memohon agar di keluarkan. Nenek yang dulu begitu menyeramkan, kini hanya bisa terbaring diatas tempat tidur. Rasa dendam itu seolah menghilang dari hati Saras. Atau, mungkin, sedari awal, dia tidak pernah dendam kepada neneknya.




“Jangan khawatir. Aku akan datang ke sini untuk menemui Nenek tiap hari. Mengenai bunga Lily, aku akan mencari seseorang untuk merawatnya. Agar saat melakukan terapi fisik, Nenek masih bisa mengagumi semua bunga yang mekar. Aku tahu. Nenek sangat menyukai kebun Lily. Saat aku masih kecil dan berlari ke taman, lalu menginjak bunga-bunga Nenek, Nenek menjadi sangat marah. Maafkan aku,” ujar Saras dengan lembut dan mengabaikan semua kekejaman kata-kata Neneknya.

Tidak hanya itu, Saras juga membersihkan kantong urine Neneknya. Melihat itu, Nenek terdiam. Dan begitu Saras pergi, dia mulai menangis pilu. Cucu yang selama ini dia hina dan perlakukan dengan kejam, adalah satu-satunya orang yang bersedia merawatnya saat ini.

--



Meen sedang membereskan barang-barangnya. Dan diantara barang-barang tersebut, ada gaun bridesmaid yang dikenakannya di pernikahan Prae. Melihat gaun itu, Meen jadi teringat kenangannya ketika mencoba gaun tersebut bersama Prae. Ketika itu, Prae terlihat gundah dan curhat mengenai kehidupannya yang akan berubah setelah menikah. Rasanya, dia hanya seperti berpindah penjara. Mendengarkan keluh kesah Prae, Meen memberikan penghiburan dengan memeluknya. Pelukan itu membuat Prae merasa lebih tenang. Dia menyebut Meen adalah ‘My Lavender’ nya karena bisa membuatnya tenang.

Dari sorot mata Prae saat itu, terlihat kalau dia menyukai Meen lebih dari seorang teman. Namun, Meen tidak memahaminya.

Dan sekarang, Meen memutuskan akan melupakan semua kenangan menyakitkan yang ada dan memulai hidup yang baru.

--



Sementara itu, Wanwan sedang sibuk membersihkan sepatunya. Namun, ada yang aneh dengan salah satu sepatunbya. Di salah satu sepatunya terdapat noda merah yang Wanwan tidak ingat darimana noda itu berasal. Belum sempat dia mencaritahu, terdengar suara bel. Saras yang datang untuk mencoba gaun bridesmaid-nya. Saras mengira kalau yang akan menjadi bridesmaid Wanwan adalah dia dan Meen, makanya dia cukup kaget saat Wanwan bilang kalau Meen tidak akan datang.



Saras nggak bertanya lebih lanjut dan mencoba gaunnya. Selesai mencoba, dia baru mengajak Wanwan untuk bicara sedikit. Ini terkait keputusan Wanwan menikahi Non. Intinya, dia nggak mau Wanwan menikahi Non hanya demi menyelamatkan perusahaan. Pikirkan semuanya baik-baik. Jangan buat pernikahan ini menjadi pernikahan yang menbyakitkan bagi Non.

Huft, tapi mau seperti apapun nasehat Saras, Wanwan tidak bergeming. Dia tetap akan menikahi Non.




Pembicaraan mereka berhenti karena kedatangan Nee. Padahal hari masih siang, tapi Nee sudah setengah mabuk. Dia sampai salah mengenali Saras sebagai May. Merasa nggak nyaman di antara mereka, Saras pun mengajukan diri membantu saat Nee meminta Wanwan membawakan gaunnya ke dalam kamar. Hm, entah itu adalah keputusan buruk atau tidak, yang jelas, di dalam kamar Nee, Saras menemukan baju yang disembunyikan dibawah tempat tidur. Di baju itu, ada sebuah kancing yang hilang dan kancing itu sama seperti kancing yang ditemukan di ranjang yang ditiduri May. Dan di baju itu juga ada noda darah. Saras langsung teringat ucapan atasan May mengenai luka sayatan ditangan May yang tidak ada keraguan.



Hanya dengan menyatukan petunjuk-petunjuk tersebut, Saras sudah bisa menebak apa yang terjadi. Dan karena ketakutan, dia langsung berbegas izin pulang ke Wanwan tanpa bertukar baju. Gelagatnya yang seperti itu, sudah membuat Nee bisa menebak kalau Saras mengetahui rahasianya. Dan sudah bisa diduga, Saras gagal kabur dari Nee. Malah, dia mendapatkan ancaman dari Nee secara eksplisit.

Intinya, Nee menyuruh Saras untuk tau kapan harus diam. Dia pasti lebih pintar dari temannya kan (May)?

--




Meen pergi menemui Khun dan Pu untuk menyampaikan kabar pernikahannya. Dia dan Pitch akan menikah bulan depan. Cukup cepat dan mendadak. Tapi, Khun dan Pu memberikannya selamat. Mereka juga sedikit berbincang santai. Hingga, Pu membahas Prae yang selalu melindungi Meen dan menyebut Meen dengan panggilan ‘My Lavender.’ Kata-kata ‘My Lavender’ yang berulang kali teringat dikepalanya hari ini, membuat Meen jadi mencurigai sesuatu.


Begitu kembali ke condo-nya, Meen langsung menyalakan laptop dan mencoba membuka file di hdd Prae. Dia mencoba memasukkan password : “My Lavender” and voilaa… file terbuka. Sebuah file yang membuatnya amat sangat terkejut.

--


Kembali ke Saras. Setelah ragu sesaat, Saras memutuskan untuk melaporkan kecurigaannya terkait kematian May. Sayang, niat itu langsung batal ketika Term bersama anggotanya datang ke condo. Term datang bukan sebagai mantan pacar melainkan sebagai Letnan untuk menjemput Saras ke kantor polisi.

--



Non membawa Wanwan ke rumahnya untuk bertemu Nenek. Dengan sopan, Non meminta Neneknya untuk ke rumah Wanwan, bertemu Ibunya dan melamarnya sesuai seharusnya. Dia paham kesehatan Neneknya kurang baik, tapi dia tetap ingin Nenek melakukannya. Mendengar permintaan Non, malah Wanwan yang cemas dan berkata kalau dia nggak keberatan. Dia tidak ingin membebani Nenek. Nenek diam sesaat sebelum akhirnya meminta Non membiarkannya bicara berdua dengan Wanwan.



Nenek mungkin tidak punya kesan baik dengan Wanwan, tapi semua sudah sampai seperti ini. Dia juga sudah melihat Non banyak berubah sejak bersama Wanwan. Jadi, dia merestui hubungan mereka dan berdoa untuk kebahagiaan mereka. Semua ucapan Nenek itu membuat hati Wanwan menjadi amat terharu. Dia sangat bahagia karena akhirnya hubungannya dengan Non telah direstui.

--



Dikantor polisi,

Term sudah menemukan sedikit petunjuk mengenai kasus Nat dan itu sebabnya dia menginterogasi Saras. Saras ketakutan tapi dia tetap dapat berbohong dengan baik. Dia mengatakan alibinya sama seperti yang pernah May ajarkan padanya, dulu. Tapi, ketika Term mulai menanyakan hubungannya dengan Key, suami Nat, Saras nggak berbohong. Dia mengakui bahwa dia punya hubungan lebih dengan Key. Pengakuan itu secara tidak langsung, mengiyakan bahwa dia adalah selingkuhan Key dan hal ini diketahui oleh Nat.

--


Begitu Wanwan pulang, Nee sudah menunggu. Dia memberikan kalung yang dulu didapatkannya dari ayah Wanwan saat mereka menikah. Dan sekarang, dia mewariskannya ke Wanwan. Seharusnya, ini menjadi moment yang membahagiakan, tapi nyatanya tidak. Wanwan malah menginterogasinya terkait passport Wee yang ditemukannya di kamarnya. Tapi, mau didesak bagaimanapun, Nee tetap tidak mau memberitahu alasan sebenarnya passport Wee ada di sana. Dia hanya beralasan kalau Wee sudah lama menitipkan passport itu padanya hingga dia sudah melupakannya.

--


Interogasi Saras masih terus berlanjut. Dari interogasi, Term mengetaui bahwa Nat memilih rekaman suara yang merupakan bukti perselingkuhan Saras dengan Key. Tapi, Saras menyangkal menemui Nat. Hal ini membuat Term mengambil kesimpulan kalau May yang menemui Nat menggantikan Saras. Term menyimpulkan demikian karena ternyata dia menemukan rekaman CCTV di dekat TKP yang merekam saat-saat May memasuki TKP dan itu adalah perkiraan jam Nat jatuh. Dan juga, May diketahui ada pergi ke mall dekat sana dan mencoba memasuki area security (yang dia pergi dengan Wanwan itu). Setelah Term memeriksa waktunya, itu adalah saat Saras terluka di kaki dan dia bawa ke RS. Jadi, apa selama ini Saras mendekatinya untuk mencari informasi demi membantu May? Dan Saras mengiyakan.


Terakhir, Saras berbohong bahwa May adalah pelaku yang mendorong Nat dari tangga.


Kebohongan itu membuat Saras begitu ketakutan hingga membuang ponsel Nat yang diambilnya waktu itu ke tong sampah. Dan ponsel itu diambil oleh Ruj yang masih berkeliaran di dekatnya.

--


Hari pernikahan Wanwan,

Non amat sangat bahagia karena akan menikahi Wanwan.



Wanwan juga sudah siap-siap dengan Saras di ruang tunggu pengantinnya. Dan sebelum pernikahan diselenggerakan, Meen datang. Khusus untuk menemui Wanwan.

“Kamu yang menukar presentasi pernikahan Prae dan menyalahkanku, bukan?” tanya Meen.


“Benar,” akui Wanwan.


Post a Comment

Previous Post Next Post