Sinopsis
Chinese Drama : The Starry Love Episode 6
Youqin tidak membiarkan Yetan dan Man Man
untuk makan secara gratis. Mereka harus membayar setiap hidangannya dengan
harga yang cukup mahal : 100.000 mutiara spiritual/hidangan. Yetan langsung
protes, tapi Youqin membalas kalau dia hanya melakukan sama seperti yang Yetan
lakukan kepada ketiga Master. Yetan makin kesal karena sudah menjebaknya
padahal dia hanya ingin Sinar Mata Pelangi dilepaskan dari tubuhnya. Intinya,
mereka terus berdebat dan nggak menemukan titik temu.
Fei
Chi mengira kalau rencana mereka gagal dan menyalahkan Youqin yang begitu kaku.
Eh, baru saja dia ngomong seperti itu, Yetan malah sudah kembali dengan membawa
sekantong mutiara spiritual. Dia ternyata nggak tahan sama godaan makanan.
Wkwkwk. Begitu sudah membayar semua hidangan tersebut, dia dan Man Man langsung
makan dengan lahap seperti orang kelaparan tanpa tata krama. Sikapnya yang
demikian, membuat Youqin nggak tahan untuk mengomentari cara makannya yang
begitu bar-bar padahal dia adalah Tuan Putri Suku Manusia. Cara makannya sudah
seperti orang kelaparan seumur hidup, saja.
Satu
kalimat itu langsung men-trigger Yetan. Dia teringat dengan masa-masa
sulitnya di Alam Manusia. Dia yang dikurung dan dibenci semua orang di Istana,
sering sekali kelaparan. Para pelayan tidak melayaninya dengan benar dan selalu
sengaja mengantarkan makanannya terlambat. Udah terlambat, makanan yang
diantarkan juga adalah makanan sisa dan hanya sayur-sayuran. Man Man yang tau
kesulitan Yetan di Alam Manusia, jadi sedih mendengar ucapan Youqin sehingga
tanpa sadar dia membalas ucapannya. Jika Youqin mengalami hidup yang tidak
pasti kapan dapat makanan, takutnya cara makannya bisa lebih jelek daripada
Yetan.
Youqin
jelas heran dengan maksud ucapan Man Man. Artinya, Yetan sering kelaparan? Bukankah
dia Tuan Putri, kenapa hidupnya begitu menyedihkan? Wah, Yetan langsung melotot
ke Man Man karena sudah bicara nggak-nggak dan membuat Youqin curiga. Man Man
dengan cepat membuat alasan kalau Yetan itu dari kecil sudah diajarkan untuk
menjadi Selir Langit. Karena pada Dewa hanya makan biji-bijian, dari kecil
Yetan udah diajar untuk menahan nafsu makan dan sering kelaparan.
Kebohongan
dan akting Man Man begitu buruk. Eh, tapi Youqin malah tertipu. Bukan hanya
tertipu, dia juga merasa bersalah karena Yetan harus menderita demi menjadi
Selir Langit.
Eh,
baru juga kasihan, Yetan malah nggak sengaja batuk dan menumpahkan nasi yang
ada di mulutnya ke baju Youqin. Youqin jelas ngamuk, tapi Fei Chi mengingatkan
kalau Yetan udah membayar semua hidangan. Terpaksa, Youqin menelan kembali
amarahnya.
Hari
demi hari berlalu. Youqin mengumpulkan kembali ‘harta-harta’nya yang telah
hilang dengan menjual makanan pada Yetan. Dan Yetan nggak bisa menahan diri
untuk tidak makan. Hingga akhirnya, semua harta dan benda sihir yang diambilnya
dari ketiga Master menjadi habis dan hanya tersisa selembar kain sutra yang
bisa memanjang mengikuti keinginan pemiliknya.
Untuk
kain tersebut, Man Man tidak setuju untuk memberikannya. Karena sebelumnya,
Yetan udah berjanji kalau kain itu bisa menjadi milik Man Man. Lebih baik Yetan
bertahan saja melewati hari ini dengan sisa kue cemilan kemarin malam. Yetan
nggak mau. Lagian, kalau hartanya habis, dia tinggal mencari ketiga master.
Ucapannya
itu terdengan sama Youqin. Dia udah menduga kalau Yetan akan melakukan itu,
makanya, dia sudah menyegel kantin mulai hari ini. Jadi, nggak peduli sebanyak
apapun uang yang Yetan miliki, tidak ada gunanya. Yetan nggak terima karena
Youqin sudah mengambil semua uangnya dan langsung menyegel kantin padahal kantin
adalah tempat yang Permaisuri Langit dirikan untuknya! Dia akan mengadu ke
Permaisuri Langit!!
Youqin
nggak peduli. Kebetulan, dia membawa perintah dari Kaisar dan Permaisuri
Langit. Besok, pukul 07.00, Yetan akan ke Akademi Dewa untuk belajar aturan dan
sihir dewa dari Guru. Ini supaya Yetan segera berkultivasi menjadi seorang Dewi
dan tidak membuat kekacauan. Sebagai imbalan Yetan ke Akademi Dewa, Youqin akan
mengirim orang untuk mengantarkan tiga set makanan tanpa perlu dibayar. Jika
dia nggak mau pergi ke Akademi Dewa, dia akan kelaparan.
Youqin
ternyata diam-diam perhatian juga. Selama Yetan makan di kantin, Youqin
ternyata memperhatikan makanan apa yang menjadi kesukaan Yetan. Dan dia
membuatkan list makanan kesukaan Yetan untuk diberikan ke Fei Chi agar
menyiapkan makanan itu untuk Yetan. Wow! Fei Chi sangat senang dan ingin menge-test,
apakah Youqin tau makanan kesukaannya? Jawabannya, tidak. HAHAHHAHA, kasian
Fei Chi.
--
Di
Alam Chenyuan,
Chao
Feng harus menjalani proses interogasi. Makanya, dia diantarkan oleh Kepala
Penjaga Gua Pengerat Jiwa ke hadapan Raja Li. Masuk ke dalam istana, ada banyak
penjaga dan dimata penjaga itu, Chao Feng terlihat diperlakukan dengan buruk
oleh Kepala Penjaga, padahal nyatanya tidak. Kepala Penjaga berada di pihak Chao
Feng Dia sendiri nggak habis pikir kenapa Raja Li mau melakukan interogasi ini
padahal hanya kehilangan Jiiuyin. Semua juga bisa tau bahwa ini gegara Dingyun.
Sebenarnya, kalau masalah kekuatan, yang paling kuat adalah Wu Dai. Tapi, soal
taktik dan kelicikan, Dingyun dan Ibunya yang paling hebat. Andai saja rencana
awal mereka, dimana Chao Feng membunuh Wu Dai dan memfitnah Dingyun, maka hal
seperti hari ini tidak akan terjadi.
Tenang
saja, Chao Feng ternyata sudah memiliki rencana lain. Dia akan memanfaatkan Wu
Dai untuk ‘bermain-main’ sejenak dengan Dingyun.
Chao
Feng sudah tiba di depan Raja Li. Di samping Raja Li ada Ratu Li and Dingyun
yang tersenyum sinis. Raja Li masih
belum bicara, tapi Ratu Li udah berkoar-koar membicarakan latar belakang Chao
Feng. Ibu Chao Feng adalah orang dari Suku Fuzhu yang sudah dimusnahkan dan
‘beruntung disukai’ oleh Raja sehingga melahirkan Chao Feng. Padahal, dia udah berbaik hati membiarkan
Chao Feng hidup karena dia adalah keturunan Raja Li, tapi dia malah berani membunuh
Jiuyin yang adalah bawahan Dingyun.
Chao
Feng membela diri. Dia hanya anak yang tau bersenang-senang dan tidak mungkin
melawan Dingyun. Hanya saja, hari itu, Jiuyin terlihat mencurigakan, jadi dia
ingin menanyainya. Tapi, Jiuyin malah menyerangnya dan dia hanya membela diri
dan tanpa sengaja membunuhnya. Dingyun nggak terima dan menuduh Chao Feng
berbohong. Ratu Li menambahkan kalau ada yang mencurigakan, harusnya Chao Feng
melaporkannya ke Raja Li, bukan malah membunuhnya.
“Raja.
Jika Chao Feng tidak dibunuh, kelak semua orang di Alam Chenyuan akan kacau
balau,” ujar Ratu Li.
Tanpa
mendengarkan atau mencari tau lebih sendiri, Raja Li memberitanda pada Dingyun
kalau dia boleh membunuh Chao Feng. Nggak pakai ba bi bu, Dingyun langsung
mencekik Chao Feng. Chao Feng pasti mati jika dia nggak menggunakan kekuatannya
untuk melepaskan cengkeraman Dingyun. Raja semakin marah karena Chao Feng tidak
mau menuruti perintahnya : mati.
Tepat
saat itu, terdengar suara laporan mengenai kedatagan Wu Dai. Dia datang bersama
pasukannya. Wajahnya terlihat amat marah
padahal dia baru saja kembali dari perbatasan. Namun, wajah itu berubah
tersenyum setelah memastikan kalau Chao Feng membunuh. Dia memuji apa yang
sudah Chao Feng lakukan.
Alasannya,
karena dia menangkap mata-mata yang dikirim Dingyun ke dalam pasukannya untuk
mengadu domba Pasukannya. Dia menangkap mata-mata itu setelah menerima kabar
beberapa hari lalu. Saat dia memeriksa kebenaran kabar tersebut, ternyata
memang benar ada banyak mata-mata. Dan mata-mata itu mengaku bahwa mereka
melakukannya atas perintah Jiuyin.
Dingyun
menyangkal dan menyebut Wu Dai memfitnahnya. Wu Dai nggak terima dan
menendangnya. Dingyun juga nggak terima dan hendak membalas. Ratu juga mau ikut
campur karena tidak terima Wu Dai menendang putranya. Sebelum perdebatan pecah
menjadi perperangan, Raja Li menyuruh keduanya untuk diam. Dingyun nggak terima
dan mau protes, tapi Ratu Li memberi tanda padanya untuk diam. Situasi udah
berbalik. Sekarang, Dingyun yang dianggap hendak berkhianat. Apalagi mata-mata
yang ditangkap Wu Dai, semuanya mengaku bahwa mereka di perintahkan oleh
Dingyun.
Raja
Li murka. Dia tidak mau mendengar pembelaan apapun dari Dingyun dan dari Ratu.
Dia lebih memercayai ucapan Wu Dai, yang mempunyai sifat mirip dengannya dan
membawa saksi. Sebagai hukuman atas pengkhianatan Dingyun yang mencoba
memecahbelah pasukan Wu Dai, semua anak buah Dingyun diperintahkan untuk
langsung dibunuh. Dan perintah itu langsung dilaksanakan oleh Wu Dai. Raja Li
juga mencabut semua jabatan Dingyun.
Kejadian
ini juga memberi keuntungan bagi Chao Feng karena dia memperoleh kepercayaan Wu
Dai dan Raja Li. Dia juga mendapat
jabatan dan hak untuk memantau para Jenderal. Ratu Li jelas tidak senang dengan
hal ini.
Semua
berjalan sesuai rencananya. Dia yang mengutus Hai Chao untuk memberikan
petunjuk pada Wu Dai melalui surat anonim bahwa ada mata-mata di pasukannya. Setelah
semua masalah ini selesai, Chao Feng masih harus menghadapi satu orang lagi.
Ibu kandungnya sudah mendengar apa yang terjadi.
--
Di
Alam Langit,
Sepertinya,
Youqin tidak mempunyai hari tenang setelah bertemu Yetan. Baru juga selesai
menyusun kotak buku Yetan, dia malah kedatangan tamu. Dewi Biqiong, adik
sepupunya. Dia menyukai Youqin dan datang hanya untuk menyampaikan kalau besok
dia akan belajar di Akademi Dewa, jadi ingin mendengar sepatah dua kata dari
Youqin. Eh, Youqin malah menyampaikan agar Biqiong membantu menjaga Yetan yang
besok juga akan masuk ke Akademi Dewa. Dasar pelakor, dia malah sok
merajuk karena Youqin hanya memperhatikan Yetan.
Mau
seperti apapun Biqiong sok sedih, Youqin tetap menjaga jarak darinya. Melihat
gelagat Biqiong yang terus membuat alasan mau belajar darinya, Youqin akhirnya
bersedia menjadi guru Biqiong. Besok, Biqiong bisa datang ke Istana Penglai
untuk ritual pengangkatan murid. Dia akan mengangkat Biqiong menjadi muridnya.
Biqiong jelas senang mendengarnya.
Namun,
begitu mereka pergi, dayangnya yang sedari tadi mendengarkan, bertanya heran,
kenapa Biqiong malah bahagia mau diangkat murid oleh Youqin dan bukannya marah?
Dan dengan bodohnya, Biqiong menjawab kalau dia senang karena tidak perlu
bersusah payah untuk mendekati Youqin lagi. Dayang tersebut langsung
mengingatkan aturan langit, dimana begitu menjadi guru, maka sang guru akan
selamanya dianggap sebagai ayah oleh murid. Tidak boleh ada hubungan pribadi
diantara guru dan murid. Jika mereka melakukan ritual pengangkatan murid, maka
sudah tidak mungkin bagi mereka untuk bersama.
Hah?!
Biqiong shock. Dia udah tertipu. Argh, lebih tepatnya, dia yang bodoh karena
tidak belajar padahal dayangnya saja tau aturan tersebut.
Di
Halaman Tianpa,
Yetan
amat sangat senang mempersiapkan diri untuk belajar ke Akademi Dewa besok.
Baginya, ke Akademi Dewa bukan sebuah hukuman, melainkan sebuah pencapaian
cita-cita. Rasa bahagianya makin bertambah saat mendapatkan kotak buku yang
dikirimkan Youqin. Soalnya, dari kecil, Yetan tidak diizinkan untuk belajar di
Akademi. Hanya Qingkui yang bisa belajar, sementara dirinya harus diam-diam
mengintip dari belakang jendela kelas.
Esok
pagi,
Biqiong
udah sampai duluan di Akademi Dewa. Dari cara jalannya saja, dia sudah terlihat
angkuh. Dia nggak melihat kiri kanan dan mendongakkan kepala tinggi. Ketika
bertabrakan dengan Dewi kecil, dia langsung memarahinya dan menghina aroma
tubuhnya. Sang Dewi dengan ketakutan dan menundukkan kepala, meminta maaf
sembari memberitau bahwa dia orang Suku Wuxin, namanya adalah Hu Sui (daun
ketumbar). Setelah tau identitasnya yang hanya Dewi daun ketumbar, Biqiong
semakin meremehkannya. Dia nggak mau permintaan maaf dan menuntut ganti rugi
dari Hu Shui, jika tidak mari selesaikan ke Biro Leiting.
Yetan
dan Man Man yang baru tiba, melihat pertengkaran keduanya dan memutuskan untuk
tidak ikut campur. Itu niatnya. Tapi, begitu mendengar hinaan Biqiong pada Hu
Shui, emosi Yetan memuncak. Soalnya, ucapan Biqiong mengingatkannya pada
kata-kata hinaan yang diterimanya saat di Alam Manusia. Yetan pun gagal menahan
diri untuk tidak ikut campur.
Dengan
cara yang sama seperti Biqiong, Yetan dengan sengaja menabrakan diri ke Biqiong
dan memarahinya. Dia juga menuntut ganti rugi yang nominalnya sama seperti yang
Biqiong minta ke Hu Sui. Ketika Biqiong protes, Yetan membalas kalau dia kan
meniru apa yang Biqiong lakukan tadi. Bukannya menyadari kesalahannya, Biqiong
semakin kesal dan mulai menggunakan kenalan (wkwkwk, sama kayak orang kena
tilang. Ngaku – ngaku kalau keluarganya adalah pol*si). Biqiong pamer kalau
bibinya adalah Permaisuri Langit dan Yetan akan terkena masalah.
Baru
juga bilang gitu, Zi Wu dan Qingheng yang baru datang malah menyapa Yetan
dengan panggilan ‘kakak ipar’. WKWKWKWK. Biqiong langsung shock karena
yang daritadi bertengkar dengannya adalah calon Selir Langit.
Pas
saat itulah datang Guru yang melihat keributan yang terjadi padahal kelas belum
dimulai. Dia langsung membawa Yetan dan Biqiong untuk bicara. Huft, belum
apa-apa, Biqiong udah langsung akting nangis menceritakan situasi tadi. Intiya,
dia membela diri kalau dia tidak salah karena yang menabrak adalah Hu Sui dan
membuat gaun bordirannya kotor. Kemudian, Yetan malah menginjak kakinya dan
membuatnya kesakitan.
Yetan
geram karena dari cerita Biqiong aja udah nggak masuk akal. Gimana bisa,
dirinya yang manusia biasa, melukai Biqiong yang adalah Dewi? Dan benar saja,
hanya dengan sedikit trik aja, udah ketahuan kalau kaki Biqiong baik-baik saja.
Hm, tapi itu malah membuat Guru semakin marah. Dia merasa kalau harusnya Yetan
melapor kepadanya dan bukan membalas Biqiong. Yetan membela diri kalau dia menunggu
untuk melapor pada Guru, takutnya ketika Guru datang, Biqiong udah membawa Hu
Sui ke Biro Leiting.
Guru
malah semakin tidak menyukai Yetan, apalagi dia udah mendengar rumor mengenai
Yetan. Dia menegaskan kalau ini adalah Akademi Dewa, jadi Yetan harus menuruti
peraturannya. Biqiong jelas senang karena Guru berada dipihaknya.
“Jelas
terjadi perselisihan antara dua orang. Mengapa Guru hanya menyalahkan Qingkui?
Mungkinkan aturan Akademi Dewa hanya melindungi sesama dewa?” marah Yetan.
Guru
juga marah. Dia mengeluarkan Yetan dari Akademi Dewa. Dan secara diam-diam,
Biqiong tersenyum senang.
Kabar
dikeluarkannya Yetan dari Akademi sampai ke telinga Youqin. Youqin marah dan
memerintahkan Fei Chi agar membongkar kantin. Sebelum dia melakukannya, Hu Sui
tiba dan memohon agar Youqin tidak marah pada Yetan. Hu Sui akhirnya
menjelaskan semua yang terjadi dan bahwa Yetan membantunya makanya berkonflik
dengan Biqiong dan akhirnya dikeluarkan. Selama Hu Sui bercerita, Qingheng yang
datang berkunjung juga mendengar semuanya.
Man
Man dan Yetan udah kembali ke Halaman Tianpa. Keduanya kesal karena
dikeluarkan. Padahal, belajar di Akademi Dewa adalah hal yang sudah di
nanti-nantikan oleh Yetan. Tidak lama, Youqin datang bersama Fei Chi. Dia sudah
mendengar dari Hu Sui, makanya dia nggak marah pada Yetan. Malahan, dia
membantu Yetan. Sebelum bertemu dengan Yetan, Youqin udah bertemu Guru Qingli
terlebih dahulu untuk menjelaskan duduk perkaranya dan bahwa Yetan tidak
sepenuhnya salah. Masalahnya, meskipun Yetan nggak salah, tapi sikap dan
sifatnya salah. Setelah bujuk membujuk dan berdiskusi, akhirnya Youqin dan Guru
Qingli mencapai kesepakatan. Tiga hari lagi akan diadakan ujian Akademi Dewa.
Jika Yetan bisa lulus dari ujian tersebut, maka Yetan akan diizinkan untuk
kembali bersekolah di Akademi Dewa.
Demi
menghadapi ujian tersebut, Youqin sendiri yang akan mengajari Yetan di Istana
Penglai. Yetan tentu senang.
Di
Akademi Dewa,
Ruang
Akademi Dewa suah kosong dan Hu Sui sedang berberes. Tidak sengaja dia
menemukan gulungan yang tertinggal. Setelah memastikan tidak ada orang lagi, Hu
Sui mulai belajar ilmu sihir seperti yang tertulis di gulungan. Dan hal itu
terlihat oleh Qingheng. Hu Sui kaget dan langsung memberi hormat sembari
meminta maaf karena sudah belajar diam-diam. Dia tidak bermaksud.
Qingheng
tidak mempermasalahkan hal itu. Malah, dia sedari tadi yang sudah mengikuti Hu
Sui dari Istana Penglai dan ingin mengucapkan terimakasih karena Hu Sui sudah
membela kakak iparnya. Hu Sui tidak menerima ucapan terimakasih itu karena dia
melakukan yang seharusnya, meluruskan kesalahpahaman terhadap Yetan yang sudah
membantunya. Hm, btw, saat mendengar nama Hu Sui, Qingheng langsung
bertanya, apakah Hu Sui adalah daun ketumbar yang pernah dia sirami diam-diam?
Jadi,
waktu kecil, Qingheng sering ke Kediaman Xuanhuang. Disana, dia melihat
sebatang daun ketumbar dari dunia bawah di dalam Cermin Sumber. Dan diam-diam,
Qingheng mengambil Guci Embun milik Master Xiao Yu untuk memberikan daun
ketumbar itu embun kolam giok. Saat ketahuan, dia dihukum. Qingheng yakin kalau
embun itu yang pasti membuat Hu Sui menjadi Dewi. Dengan riang, Qingheng juga
bilang akan melindungi Hu Sui jika ada yang berani menidasnya.
“Namun,
kekuatan spiritual Hu Sui rendah, selama ribuan tahun baru bisa berkultivasi
menjadi dewi. Mana ada kesempatan untuk menikmati embun Kolam Giok. Pangeran
Qingheng sudah salah orang,” ujar Hu Sui, menyangkal kalau dia adalah daun
ketumbar yang pernah disiram Qingheng.
Hm,
tapi tingkah Hu Sui sangat mencurigakan. Selama dia menjelaskan itu, dia terus
menekan tangannya dengan erat, seolah cemas (?),
Walau
begitu, Qingheng mencoba memercayai ucapannya dan tetap mengajak Hu Sui untuk
berteman. Dia juga menawarkan akan memberikan Hu Sui gulungan sihir jika dia
ingin membacanya, jadi tidak perlu mencuri dari yang lain. Hu Sui tersenyum
mengiyakan.
--
Di Alam Binatang,
Di
Lanjue lagi memikirkan caranya untuk kabur dari penjara (wihiii, udah lama
nggak lihat Di Lanjue). Dan setelah memikirkannya, dia memutuskan untuk kabur
keluar dengan cara menyamar dan menumpang ke kereta yang membawa kotoran.
Wueeek, amat bau dan mual. Tapi, nggak apa-apalah demi bisa bebas dan mencari
Yetan.
Hm,
tapi Yetan kan sekarang di Alam Langit, sementara Di Lanjue di bawah. Dia juga
siluman serigala, nggak bisa terbang, jadi gimana caranya dia ke Alam Langit?
Tenang saja, Di Lanjue udah menyiapkan sebuah alat yang jika dilempar akan
membentuk awan dan bisa membantunya untuk terbang. Jangan meremehkan alat
tersebut yang sudah pernah menang kompetisi.
--
Di
Alam Chenyuan,
Chao
Feng dan Hai Chao udah sampai dan berlutut di hadapan Ibu dengan memegang alat
cambuk. Mereka siap jika Ibu Chao Feng hendak memukuli mereka karena sudah
membuat kekacauan.