Sinopsis Chinese Drama : The Starry Love Episode 7

 

Sinopsis Chinese Drama : The Starry Love Episode 7



Chao Feng dan Hai Chao udah siap sedia kalau mau dihukum oleh Ibu Kandung Chao Feng. Selir udah tau kalau anaknya selama ini hanya berpura-pura menjadi pencinta wanita demi menyembunyikan ambisinya. Selama ini Chao Feng sudah mengumpulkan semua informasi terkait Wu Dai dan Ding Yun. Dia juga sudah menyusun rencana untuk membuat kedua pangeran tersebut saling menyerang. Selir tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Chao Feng. Dia hanya ingin Chao Feng hidup tenang dan damai tanpa terlibat dalam perebutan tahta suku Chenyuan. Soalnya, gegara masalah kedudukan suku Chenyuan, Ratu sampai membuat Selir mengalami sakit kepala berkepanjangan, memfitnahnya, hingga mengurungnya di gua seperti ini. Dan gara-gara Ratu jugalah, mereka mendapat tuduhan sebagai Pendosa. Makanya, Chao Feng ingin menjadi Raja Suku Chenyuan untuk memberikan kehidupan yang layak pada Ibunya sekaligus membalas perbuatan tidak adil yang mereka alami.



Ratu Li sangat membenci Ibu Chao Feng yang berasal dari suku Fuzhu. Suku itu harusnya dimusnahkan oleh Raja Li, tetapi Raja Li malah menyelamatnya satu nyawa dari suku tersebut yaitu Ibu Chao Feng dan menikahinya. Dari pernikahan tersebut lahirlah Chao Feng. Merasa posisinya terancam dan karena rasa cemburu juga, maka Selir dan Chao Feng diperlakukan tidak adil.


Selir yang selama beribu tahun sudah hidup dalam polemik tahta ini, tentu tidak ingin putranya terlibat. Sayangnya, Chao Feng ingin terlibat.



Hm, tapi tidak salah kalau Ratu Li mampu menjadi Ratu Suku Chenyuan. Kelicikan dan kepintarannya patut diancungin jempol. Dari kejadian yang dialami putranya tadi, dia sudah bisa menebak situasi yang terjadi. Chao Feng selama ini hanya berpura-pura lemah. Dia kuat bahkan mungkin setara dengan Dingyun. Buktinya, dia bisa melepaskan diri dari cengkraman cekikan Dingyun tadi. Dan juga, kelihatannya dia yang memberi informasi kepada Wu Dai mengenai mata-mata yang Dingyun letakkan di pasukan Wu Dai. Mereka harus berhati-hati pada Chao Feng.



Di Alam Langit,

Youqin mulai mengajari Yetan ilmu sihir agar bisa mengikuti ujian 3 hari lagi. Masalanya, ilmu sihir yang harus Yetan amat sangat banyak. Pertama-tama, Yetan mempelajari sihir Menghidupkan Kembali. Dan tentu saja gagal. Ada yang salah dengan mantra yang diucapkan dan gerakan tangannya sehingga Youqin menunjukkannya. Hm, tapi waktu Yetan meminta Youqin mengulang kembali gerakan tangannya, Youqin menolak. Menurut Youqin, ujian kali ini tidak mungkin ujian sihir ‘Menghidupkan Kembali’ karena itu adalah sihir tingkat tinggi. Dia memprediksi bahwa ujian kali ini adalah ‘Transfigurasi.’ Transfigurasi adalah sihir transformasi ilusi. Ada beberapa tingkatan dalam sihir ini. Tingkat pertama adalah mengubah benda A menjadi benda B. Youqin sangat yakin kalau sihir itu yang akan diujikan. Makanya, dia hanya mengajarkan sihir tersebut dan menyuruh Yetan untuk mempelajarinya.


Sebagai manusia biasa, Yetan tentu kesulitan. Andaikan berhasil pun, hasilnya tidak terlalu memuaskan. Contohnya dia mengubah kuas menjadi permen. Bentuk kuasnya nggak berubah, tapi saat dia menjilat ujung kuas, ternyata ujungnya berubah kaku dan manis seperti permen. Dan yah begitulah, Yetan menghabiskan 2 malam untuk belajar sihir Transfigurasi.



Sementara Yetan fokus dan bersiap untuk ujiannya, Di Lanjue sudah tiba di Alam Langit menggunakan benda sihirnya. Benda sihirnya memang hebat untuk terbang, tapi gagal untuk mendarat dengan mulus. Dia mendarat dengan luka di kaki. Belum juga mencari pertolongan, dia malah diketemukan oleh Ziwu. Karena takut identitasnya ketahuan, Lanjue langsung mengubah wujudnya menjadi anjing putih nan lucu. Wkwkwkw, padahal dia adalah siluman serigala, tapi entah kenapa malah selalu menjadi anjing.



Sosoknya yang menggemaskan (sebagai anjing) membuat Ziwu menyukainya dan mengangkatnya untuk dipelihara. Apalagi setelah melihat kaki anjing yang terluka, dia semakin merasa kasihan dan ingin merawatnya. Hahahha. Di Lanjue sampai bingung harus gimana, karena dia dikeliling oleh banyak Dewi. Mau merubah wujud ke sosok aslinya, Lanjue takut terkena masalah. Karena dia kan menyusup dan hal itu melanggar aturan langit.



Hari Ujian,

Fei Chi sangat khawatir kalau Yetan akan gagal dalam ujian, makanya dia membujuk Youqin agar memanfaatkan posisinya sebagai Putra Mahkota untuk nego perpanjangan hari ke Guru Qingli. Gimanapun, Yetan adalah manusia biasa dan mustahil Yetan bisa langsung menguasai sihir hanya dengan belajar 3 hari.



Udah diduga, Youqin tidak mungkin melakukan itu. Dia akan membiarkan Yetan melalui ujian yang adil tanpa ada embel-embel bantuan darinya. Bahkan, demi biar nggak ada kecurigaan, Fei Chi sampai membantunya berbohong ke Guru Qingli bahwa kedatangan Youqin bukan untuk melihat ujian Yetan. Melainkan, mereka ingin melihat kemampuan para murid. Jika ada yang berbakat, maka kelak akan diberikan posisi penting.

Wkwkwk. Yang pintar pasti tau itu hanya alasan. Yang biasa biasa aja akan percaya. Yang bodoh, mengira itu kebohongan untuk melihat dirinya. Siapakah yang bodoh? Biqiong. Dia senyam senyum sendiri mengira Youqin mau melihatnya.



Ujian dimulai. Guru Qingli memberitahu tema ujian hari ini. Mereka akan menunjukkan kemampuan sihir ‘Menghidupkan Kembali’ Pohon Mati. Mampuss!!! Yetan kan selama 3 hari mempelajari sihir Transfigurasi karena Youqin yakin itu yang akan diujiankan. Youqin juga sama kagetnya seperti Yetan. Nasi udah jadi bubur, mau marah ke Youqin juga percuma. Yetan harus berusaha sendiri mengingat gerakan tangan yang pernah ditunjukkan oleh Youqin sekali.


Sebelum ujian dimulai, semua orang harus melewati pembatas sihir yang sudah dibuat Guru Qingli. Pembatas itu akan menyaring kebenaran dari kepalsuan. Jadi, banyak para Dewa Dewi yang mengubah bentuk tubuh atau rupa mereka yang menurut mereka tidak cantik/tampan, menjadi menawan. Dewi pertama maju. Dia terlihat kurus dan tinggi dengan hidung yang mancung dan pipi tirus, tapi begitu dia melewati pembatas, dia langsung berubah ke sosok aslinya yang berbanding terbalik dengan sebelumnya. Dewa kedua juga lewat dan sama seperti yang pertama, sosoknya sangat berbeda dengan yang ditunjukkan.


Selanjutnya, Dewi Biqiong yang maju. Dia amat percaya diri karena dirinya cantik, makanya dia berani berkoar-koar kalau penampilan itu harus alami. Di dalam hati, Biqiong udah yakin kalau dia yang tercantik dan Youqin pasti akan jatuh cinta padanya setelah ini. Makanya, dia sangat menggebu-gebu menyuruh Yetan untuk memasuki pembatas.



Tanpa ragu, Yetan memasukinya. Dan semua langsung tercengang karena Yetan benar-benar cantik. Cantik alami. Ziwu dan Qingheng juga memuji penampilannya. Hahahha, Biqiong yang kaget karena Yetan nggak memakai sihir ‘Pengubah Penampilan.’ Mana mungkin Yetan memakai sihir seperti itu karena dia kan manusia biasa, ditambah lagi, dia hanya baru belajar satu sihir ‘Transfigurasi.’


Dasar iri hati, Biqiong malah bilang kalau mau secantik apapun Yetan, tidak akan berguna jika dia nanti gagal ujian dan membuat Youqin malu. Ziwu udah mau marah karena kakak iparnya di ganggu, tapi Qingheng menahannya.



Ujian di mulai. Batas waktunya adala hingga dupa yang ada di depan meja habis terbakar. Setiap siswa mendapatkan satu batang pohon kering.  Udah diduga, diantara para siswa, Yetan yang kesulitan. Dia berusaha keras mengingat gerakan tangan Youqin waktu itu. Tanpa terasa, dupa sudah tinggal hanya seruas telunjuk. Yetan nggak menyerah dan terus berusaha mengingat dan mengulang gerakan tangan yang dilihatnya waktu itu.



Nggak disangka, di sisa waktu yang sempit tersebut, Yetan berhasil dengan cepat membuat batang pohong kering itu tumbuh tinggi melebihi Dewa Dewi lain yang sudah mulai duluan. Ziwu sangat bangga dan menilai kalau Yetan bisa mendapat peringkat A. Biqiong jelas kalang kabut soalnya, batang pohonnya tidak tumbuh setinggi Yetan. Tidak hanya tumbuh tinggi, Yetan juga berhasil membuat burung-burung keluar dari batang pohon tersebut. Menakjubkan. Youqin amat sangat bangga pada Yetan.


Burung-burung berterbangan mengeliling ruang ujian dan melewati Biqiong sehingga Biqiong kehilangan fokus dan kendali pada batang pohon yang sedang disihirnya. Begitu dia kehilangan fokus, batang pohon yang sudah tumbuh langsung kembali seperti semula, menjadi batang kering. Biqiong langsung bergegas untuk menumbuhkan batang pohon tersebut, sayangnya, waktu habis.


Hasilnya? Biqiong gagal dan tidak mendapat peringkat. Qingheng dan Ziwu mendapat peringkat B. Yetan? Semua murid berteriak agar dia mendapat peringkat A. Guru Qingli juga kagum karena Yetan bisa menguasai ilmu ‘Menghidupkan Kembali’ tingkat tinggi hanya dalam waktu singkat. Biasanya, butuh waktu 1 tahun paling cepat untuk yang berbakat dan paling lama 3 tahun untuk menguasai ilmu tersebut. Tapi, kalau sampai tingkat tinggi seperti Yetan yang bisa membuat burung keluar dari pohon, butuh waktu 5 tahun.


Pas tau butuh waktu selama itu, Yetan langsung protes. Dia kesal karena hanya diberi waktu 3 hari padahal Ilmu sihir tersebut butuh waktu lama untuk dipelajari. Jelas-jelas Guru Qingli mempersulitnya. Sialnya bagi Yetan, baru juga dia protes, Guru Qingli malah berhasil membongkar trik curang Yetan. Ternyata, burung yang berterbangan itu bukan karena Ilmu ‘Menghidupkan Kembali’ melainkan Ilmu Transfigurasi. Yetan mengubah daun pohon menjadi burung.


Yetan nggak mau disalahkan. Dia membela diri kalau Guru Qinglie kan nggak ada bilang kalau mereka hanya boleh menggunakan Ilmu Menghidupkan Kembali. Ziwu setuju. Qingheng juga menambahkan kalau Ilmu Transfigurasi Yetan juga hebat. Hm, sebenarnya Guru Qingli juga mengakui kemampuan Yetan karna dia bisa melakukan sihir seperti itu hanya dalam waktu 3 hari. Artinya, bakatnya luar biasa dan dia pintar. Namun,  sikap Yetan juga termasuk penilaian, jadi peringatnya hanya B.

Yetan nggak masalah. Karena dengan peringkat B, dia artinya udah lolos masuk Akademi Dewa.

--


Di alam Chenyuan,

Wu Dai yang sedang melatih para prajurit, tidak sengaja mendengar gosip bahwa Qingkui sering berkunjung ke tempat Chaofeng. Bagaimanapun, Qingkui adalah calon Putra Mahkota dan takutknya, jika dia selalu ke tempat Chaofeng, sama saja dengan menyatakan Chaofeng yang akan menjadi Putra Mahkota. Wu Dai tentu marah mendengar gosip itu dan langsung mengajak pasukan intinya untuk ke tempat Chaofeng.


Eit, yang nggak disadari Wu Dai, prajurit yang bergosip itu ternyata sengaja melakukannya. Mereka pasti adalah suruhan Ratu Li untuk mengadu domba Wu Dai dan Chaofeng.


Chaofeng di kediamannya lagi gembira. Luka yang dipukuli oleh Haichao udah sembuh. Kemampuan pengobatan Qingkui benar-benar hebat. Eh, tapi kalau dia sembuh secepat ini, bukankah ini sama saja merusak kesempatannya untuk mendapatkan perhatian Qingkui? Lebih baik Haichao segera membantunya memanggil Qingkui. Demi Qingkui, Chaofeng rela mengorbankan kaki dan tangannya untuk dipukuli Haichao. Haichao jelas senang kalau untuk memukuli Chaofeng.


Eh, belum dipukul, Qingkui malah udah tiba duluan. Langsung deh keduanya akting seolah Chaofeng masih sakit. HAHAHAHAHA. Qingkui memeriksa nadinya, anehnya dia nggak menemukan ada yang aneh. Jadi, dia menyarankan untuk melakukan akupuntur. Chaofeng udah panik dan takut ditusuk jarum. Untunglah Qingkui berubah pikiran. Dia memilih untuk memeriksa kembali kitab medis dan mencaritau penyakit aneh yang Chaofeng derita.



Ah, sebelum pergi, Qingkui memberikan Chaofeng makanan yang udah dia siapkan. Dia membuatkan Chaofeng, kue sayur. Kue sayur itu membuat ekspresi Chaofeng berubah. Kenapa?



Waktu kecil, di saat para pangeran berkumpul untuk makan bersama, Chaofeng dan Ibunya selalu hanya mendapat kue sayur padahal ada banyak daging yang terhidang. Udah gitu, Selir Xue selalu dipersulit dan dipermalukan dihadapan para bawahan yang lain dengan disuruh menuangkan anggur dan sejenisnya. Hal itu yang membuat Chaofeng semakin bertekad untuk menjadi Putra Mahkota.


Chaofeng tidak bisa menjelaskan gamblang alasannya tidak menyukai kue sayur. Dia hanya menjawab kalau dia membenci hari-harinya yang hanya bisa makankue sayur. Qingkui yang percaya sepenuh padanya, bersimpati pada Chaofeng.


Tepat saat itulah, Wudai dan para pengikutnya muncul. Dia melihat Qingkui ada di sana dan menjadi semakin marah dan hendak memukuli Chaofeng. Qingkui nggak bisa hanya diam melihat itu dan menjelaskan bahwa dia datang untuk mengobati luka Chaofeng. Jawaban itu lebih membuat Wudai marah. Soalnya, kan udah menjadi peraturan bagi Suku Chenyuan untuk tidak menerima pengobatan saat terluka. Ini jauh lebih berat dibandingkan Chaofeng berusaha mendekati Qingkui.



Qingkui yang punya jiwa keadilan tinggi, langsung membela Chaofeng mati-matian. Ini kesalahannya. Jika mau menghukum, hukum dia. Tidak tanggung-tanggung, Qingkui malah menantang Wudai bertarung dengan seni bela diri.

Wahhhh!!!! Semua tercengang. Qingkui menjelaskan lebih lanjut kalau dia ingin menunjukkan bahwa ilmu pengobatan juga hebat. Jika dia bisa mengalahkan Wudai dengan ilmu pengobatan, maka artinya, dia tidak bersalah karena sudah mengobati Chaofeng. Begitupun, Chaofeng tidak bersalah karena sudah menerima pengobatan darinya.



Qingkui menegaskan kalau dia tidak bercanda. Wudai sebagai prajurit, tidak mungkin menolak tantangan. Dia membiarkan Qingkui yang menentukan pertarungan menggunakan pedang atau keterampilan. Qingkui dengan lantang menjawab kalau Wudai saja yang menentukan. Hanya saja, sebelum pertandingan dimulai, izinkan dia untuk membiarkannya menusuk beberapa jarum perak ke Wudai. Wudai tertawa lantang dan dengan mudah menyetujui. Dia yakin beberapa jarum perak tidak akan menyakitinya.


Wudai berbaring santai dan membiarkan Qingkui menusukkan jarum perak ke tubuhnya. Chaofeng dan Haichao yag beneran takut kalau terjadi apa-apa pada Qingkui. Giliran Qingkui udah selesai. Sekarang, saatnya Wudai maju. Wudai memberitau peraturannya : asalkan Qingkui berhasil menang satu pukulan darinya, dia akan segera melepaskan Chaofeng. Qingkui setuju dan meminta Wudai segera mulai. Semua prajurit getar getir dan tercengang dengan keberanian Qingkui.




Wudai tidak ada ragunya meskipun Qingkui wanita. Dengan senjata kapaknya, dia mulai berlari dan melompat, bersiap menghantam Qingkui. Chaofeng mulai bersiap menggunakan kekuatannya untuk menolong Qingkui. Sementara Qingkui, tanpa bergeming sedikitpu dan dengan mata penuh ketegasan, menatap Wudai.

 


Post a Comment

Previous Post Next Post