Sinopsis Doctor Cha Episode 3
Mundur
sedikit ke saat interview Jeong Suk.
Ketika
para dokter pewawancara mempertanyakan usianya yang sudah nggak muda lagi dan
pasti akan sulit untuk beradaptasi.
“Dari
masuk Fakultas Kedokteran, sampai lulus, lalu selesai magang, aku sama sekali
tidak pernah memikirkan ingin menjadi dokter seperti apa karena nilaiku cukup
bagus, aku masuk kedokteran. Hal yang kuinginkan hanyalah menjadi dokter
secepat mungkin supaya bisa membantu keadaan ekonomi keluargaku. Namun,
lucunya, setelah 20 tahun membesarkan dua anak sebagai IRT dan menjalani
operasi besar, yaitu transplantasi liver, baru muncul keinginan untuk menjadi
dokter yang benar-benar baik. Aku juga sangat yakin pengalaman itu akan menjadi
landasan yang baik bagi seorang dokter. Namun, semua keinginan itu baru akan
terwujud jika aku terpilih dalam wawancara ini,” itulah jawaban Jeong Suk dan
juga akhir dari sesi wawancaranya.
Jawaban
dari Jeong Suk sangat bagus dan memukau para profesor yang mewawancarainya.
Tapi, tetap saja, profesor departemen dokter keluarga keberatan menerimanya.
Begitu
wawancaranya selesai, Jung Min langsung mengajaknya bicara empat mata di ruang
kosong. dia benar-benar nggak menyangka kalau Ibunya mengikuti ujian dan
mendaftar menjadi dokter residen. Dia tambah khawatir saat tau kalau Ibunya
merahasiakan ini dari Ayahnya. Jung Min bukannya melarang Ibunya ataupun malu
kalau Ibunya kembali menjadi dokter di usia yang sudah tidak muda. Sebaliknya,
Jung Min bangga karena Ibunya berhasil meraih nilai yang tinggi melampauinya di
ujian residen. Yang dikhawatirkan Jung Min adalah kesehatan Ibunya. Dia takut
Ibunya akan mudah terinfeksi berada di RS karena kondisi liver-nya. Namun,
Jeong Suk menyakinkan Jung Min kalau dia baik-baik saja.
Selesai
berbincang, Jeong Suk pamit pergi duluan karena punya urusan lain. Urusan yang
dimaksud oleh Jeong Suk adalah menemui Seung Hi. Seung Hi shock saat Jeong Suk
tiba-tiba saja berkunjung ke ruang kerjanya. Dengan sopan Jeong Suk
memperkenalkan diri dan mengingatkan Seung Hi kalau mereka dulunya satu
universitas. Seung Hi tentu ingat dan berusaha sekeras mungkin untuk tetap
tenang.
Jeong Suk
menjelaskan kalau dia mendaftar menjadi residen di departemen kedokteran keluarga.
Ternyata, sebelum mendaftar di departemen tersebut, Jeong Suk terlebih dahulu
mencari tau dan nggak sengaja melihat profil Seung Hi di halaman web RS
Universitas Gusan. Dia masih belum tau akan diterima atau tiadk, tapi jika
diterima, dia akan berusaha sebaik mungkin. Respon Seung Hi? Baik. Tapi, di
dalam hati, sangat berharap Jeong Suk tidak diterima.
Sebelum
Jeong Suk pergi, Seung Hi bertanya satu hal, apakah suaminya tau kalau dia
melamar ke RS ini? Jujur, Jeong Suk menjawab kalau In Ho tidak tau dan meminta
Seung Hi untuk tidak memberitau suaminya jika mereka bertemu.
“Kenapa?
Pasangan suami istri akan bekerja di rumah sakit yang sama. Bukankah dia harus
tau?”
“Suamiku
juga tidak memberitahuku kau bekerja di rumah sakit ini,” jawab Jeong Suk, tenang.
Skakmat!
Pertemuan
ini dilakukan Jeong Suk hanya untuk mengonfirmasi bahwa Seung Hi, cinta pertama
suaminya, memang benar bekerja di tempat yang sama dengan suaminya. Dari
ekspresinya, kita bisa menebak, ada rasa kekecewaan di hati Jeong Suk karena In
Ho merahasiakan mengenai Seung Hi.
Di malam
hari, In Ho dan Seung Hi masih bertemu. Mereka membicarakan mengenai Jeong Suk.
Seung Hi sudah memastikan kalau Jeong Suk nggak akan diterima. Dan juga, dia
akan cuti selama 2 minggu ke depan untuk menemui ayahnya di Pulau Jeju. Ayahnya
di diagnosis menderita kanker pankreas stadium empat. Hm, sepertinya, hubungan
Seung Hi dengan ayahnya tidak begitu baik. Dan kelihatannya, itu ada
hubungannya juga dengan In Ho.
--
Kita
kembali ke akhir episode 3. Jeong Suk menerima telepon yang menginfokan kalau
dia tidak diterima menjadi dokter residen di RS Universitas Gusan. Jeong Suk
kecewa. Untungnya, Jung Min menghiburnya. In Ho yang bahagia menghadiahkan
Jeong Suk untuk pergi ke liburan.
--
Ya udah,
Jeong Suk akhirnya bersiap liburan dengan Mi Hee. Mereka akan berlibur ke
Boracay. Keduanya udah tiba di bandara dan tinggal check in saja. Sembari menunggu check in, Mi
Hee menginterogasi Jeong Suk. Dia penasaran kenapa Jeong Suk melamar ke RS
tempat In Ho bekerja. Bukankah itu akan membuatnya tidak nyaman? Ternyata
alasannya karena Jeong Suk mengetahui Seung Hi bekerja di RS tersebut. Mungkin
terdengar aneh, tapi dia merasa jengkel mengetahui In Ho bekerja di tempat yang
sama dengan cinta pertamanya. Mi Hee menyimpulkan kalau alasan Jeong Suk untuk
mengawasi In Ho dan Seung Hi. Jeong Suk dengan keras membantah dan beralasan
kalau Universitas Gusan adalah almamaternya, makanya dia ingin bekerja di sana.
Dia juga merasa bisa belajar banyak di sana karena merupakan RS besar. dia
nggak kekanak-kanakan seperti itu. Wkwkwkw Mi Hee tidak memercayai alasan
tersebut.
Sepertinya,
keberuntungan sedang berada di pihak Jeong Suk. Baru saja mau check in, dia
malah menerima telepon dari RS Univ. Gusan bahwa dia diterima menjadi dokter
residen dan diminta untuk masuk kerja hari ini! Jeong Suk tentu langsung
membatalkan liburannya dan bergegas ke RS Univ Gusan. Rasanya seperti dia
menang lotere!!
Kenapa
Jeong Suk bisa diterima? Karena satu orang dokter residen yang baru saja
diterima, mengundurkan diri. Dokter residen itu patah hati setelah diputuskan
pacarnya dan memilih untuk wamil. Akibatnya, ada satu slot kosong untuk dokter
residen departemen kedokteran keluarga.
Baru tiba
saja, banyak dokter salah mengira Jeong Suk sebagai profesor. Seperti yang
sudah diduga, usia Jeong Suk yang tua menjadi penghalang terbesar baginya untuk
akrab dengan kolega sesama dokter residen. Walau begitu, Jeong Suk tetap
berusaha semaksimal mungkin. Hati Jeong Suk lagi berbunga-bunga, berbanding
terbalik dengan Seung Hi dan In Ho.
Seung Hi
dan In Ho langsung mengadakan pertemuan darurat. Seungi menyalahkan In Ho. In
Ho juga bingung dengan situasi ini dan memintanya menunggu karena dia masih
harus memikirkan solusinya. Lagi stress begini, dia malah mendapatkan info bahwa
ada profesor bedah baru di RS mereka. Profesor itu adalah Roy Kim! Roy Kim
kaget karena ternyata satu tempat kerja dengan In Ho. Eh, In Ho malah bersikap
seolah ini adalah pertemuan pertama mereka. Untungnya, Roy Kim cepat tanggap
dan mengikuti In Ho yang berpura-pura tidak mengenalinya.
Suasana
hati Seung Hi sangat buruk karena kedatangan Jeong Suk. Saat sedang memeriksa
pasien, biasanya para dokter residen akan mengamati dan mencatat diagnosa serta
penanganan yang harus dilakukan. Jeong Suk kesulitan mengikuti arahan Seung Hi
dan meminta untuk diulangi. Tapi, malah mendapat bentakan.
Kembali ke
Roy Kim dan In Ho. In Ho meminta agar Roy Kim merahasiakan hubungan keluarganya
di tempat kerja. Dia juga meminta Roy untuk membujuk Jeong Suk agar berhenti
menjadi dokter dengan alasan kesehatan. Dan permintaan itu langsung ditolak
sama Roy. Setelah membahas itu, In Ho mulai pamer tentang keluarganya yang
merupakan keluarga dokter selama 3 generasi. Dia juga mulai menanyakan
pekerjaan ayah Roy. Pertanyaan itu langsung dibalas Roy dengan jawaban, menurut
sepengetahuannya, orang yang menanyakan pekerjaan ayah orang lain adalah kkondae
(kolot/kuno). Hahahaha, bercanda. Ayah Roy Kim adalah seorang pebisnis yang
menjalankan bisnis real estate di NY.
Sebagai
dokter residen, Jeong Suk sangat sibuk. Kali ini, dia ditugaskan untuk menemui
pasien VIP untuk meminta persetujuan tanda tangan tes endoskopi
gastrointestinal. Pasien VIP tersebut adalah seorang pemilik perusahaan bernama
Oh Chang Gyu. Dia awalnya mengira Jeong Suk sebagai profesor, tapi begitu tau
dia adalah dokter residen tahun pertama, tn. Oh langsung kecewa. Dia terlihat
meremehka Jeong Suk. Dia juga mengatainya yang terlihat tua padahal dokter
residen tahun pertama. Dengan sabar dan sopan Jeong Suk menanggapinya.
Sementara
itu, Seung Hi yang nggak tahan, akhirnya protes ke Kepala Departemen Kedokteran
Keluarga karena sudah menerima Jeong Suk tanpa berunding dengannya. Tapi, yah
memang mereka nggak ada pilihan lain selain menerima Jeong Suk. Menurut peraturan
yang berlaku, RS tidak boleh menolak dokter residen jika ada slot kosong. Dan
dia juga nggak mungkin menahan orang yang ingin masuk militer atau mencuri
pelamar dari RS lain. Satu-satunya pilihan adalah menerima Jeong Suk.
Eh,
tiba-tiba saja ada kabar terbaru, yang entah merupakan hal baik atau tidak.
Seorang dokter residen tahun kedua di departemen bedah, dr. Baek I Yeon, hamil.
Dan karena hamil, dr. Baek mengundurkan diri demi menjaga kesehatan janin. Dan
ini dimanfaatkan oleh Seung Hi.
Jeong Suk
dipindahkan dari departemen dokter keluarga ke departemen bedah untuk
menggantikan dr. Baek. Artinya, In Ho, Jung Min dan Jeong Suk akan bekerja di
departemen yang sama. Hahahhaha, satu keluarga bekerja bersama. Dan itu
benar-benar canggung karena ketiganya harus bersikap tidak saling mengenal.
Bekerja di
departemen bedah jauh lebih sibuk daripada di departemen kedokteran keluarga.
Apalagi, di hari pertamanya, Jeong Suk sudah berjaga di ruang IGD. Lagi sibuk
seperti ini, In Ho malah mengajaknya bicara berdua. Inti pembicaraan, In Ho
marah dan menyuruh Jeong Suk kembali menjadi IRT. Tentu saja, Jeong Suk menolak
dan menyuruh In Ho tidak mengganggunya karena dia sibuk!
Saat jam
makan siang, Jeong Suk makan dengan Jung Min. Jeong Suk nggak bisa menghentikan
kebiasaannya di rumah dan mengomeli Jung Min yang pilih-pilih sayur. Jung Min
sampai harus mengingatkan kalau mereka bukan lagi di rumah. Sama seperti In Ho,
Jung Min meminta Ibunya untuk memikirkan ulang keputusannya. Dan sekali lagi,
Jeong Suk menyakinkan kalau dia bisa
melakukannya.
Takut
Ibunya salah paham, Jung Min mengirim pesan ke Jeong Suk begitu selesai makan.
Dia bukannya menentang Ibunya, hanya saja, dia merasa khawatir terhadap kondisi
kesehatan Ibunya. Jika Ibunya butuh bantuan, Ibunya bisa menghubunginya.
Di jam
pulang kerja, akhirnya Jeong Suk dan Roy bertemu. Dunia memang sempit karena
pertemuan kali ini mereka bertemu sebagai profesor bedah dengan dokter residen
departemen bedah. Roy beneran blak-blakan. Di pertemuan kali ini, dia langsung
bertanya, kapan Jeong Suk akan menceraikan suaminya? HAHAHAHAHA.
Jeong Suk
kaget dengan pertanyaan tersebut. Dia nggak ada niat untuk bercerai karena
bercerai tidak semudah itu. Dia mulai membalikkan topik dengan menanyakan
alasan Roy belum menikah. Roy menjawab kalau dia nggak yakin bisa mencintai
satu wanita dan mengabdi untuk keluarga. Jeong Suk langsung berujar kalau
bercerai butuh 100 kali lebih yakin dibandingkan saat menikah. Kembali ke
topik, Roy memuji kesabaran Jeong Suk. Dia kagum.
Dari
pembicaraan itu, Jeong Suk tau kalau Roy adalah orang Amerika karena sudah
diadopsi dari kecil. Hm, tapi entah itu bercanda atau serius. Dia ingin membuat
Jeong Suk terus penasaran dengan identitasnya.
Hari ini
benar-benar melelahkan. Dan begitu sampai di rumah, Jeong Suk malah harus
menghadapi omelan mertuanya yang intinya menyuruhnya berhenti bekerja dan fokus
mengurus anak. Dia memberitahu kalau hari ini, I Rang harus pulang dengan taksi
dan beli makan malam di luar. Padahal Ny. Kwak bisa memasakkan makan malam
untuk cucunya, tapi dia menolak. Dia nggak mau melakukan pekerjaan rumah. Dia
juga bilang kalau I Rang adalah anak Jeong Suk, jadi Jeong Suk yang harus
mengurusnya.
Belum
cukup satu, saat Jeong Suk lagi cuci piring, I Rang datang untuk marah-marah.
Dia mengingatkan Ibunya kalau dia udah kelas 3 SMA dan harusnya Ibunya fokus
padanya sama seperti saat Jung Min kelas 3 SMA. Apa Ibunya mau dia kuliah atau
tidak?! Pertanyaan tersebut membuat Jeong Suk marah.
“Lalu? Kau
yang kelas 3 SMA, bukan Ibu. Kau belajar untuk kebaikanmu. Kenapa Ibu
diharuskan berkorban? Kau masuk kuliah untuk kebaikanmu, bukan untuk kebaikan
Ibu, kan? Benar. Ibu memang pernah hidup dengan pemikiran seperti itu. Namun,
pemikiran ibu berubah. Ibu sudah membesarkanmu dan Jung Min sebesar ini. Sudah
waktunya kalian mengurus hidup kalian sendiri tanpa bantuan Ibu. Ibu akan
selalu mendukung dan membantumu
kapanpun. Ibu akan berusaha untuk melakukan yang terbaik.”
“Yang
terbaik? Ibu hanya melakukan yang Ibu inginkan,” teriak I Rang dan masuk ke
dalam kamarnya.
I Rang
sangat marah dan curhat ke teman les-nya kalau dia harus naik taksi mulai
sekarang. Eh, temannya, Eun Seo, membalas kalau dia udah pulang pergi naik
taksi sejak datang ke Korea.
Dan
ternyata, Eun Seo adalah anak Seung Hi.
Kembali ke
Jeong Suk. Baru saja menjalani hari melelahkan sebagai dokter residen, sampai
rumah kena omelan mertua, berantem dengan I Rang, sekarang saat masih tidur, In
Ho malah masuk ke kamar dan mengomelinya lagi. In Ho menegaskan kalau dia nggak
akan melarang Jeong Suk lagi, tapi Jeong Suk jangan bersikap mengenalnya di RS.
Jangan pernah menunjukkan kelelahannya atau meminta tolong! Jangan harap dia
akan membantu. Dia akan memperlakukan Jeong Suk sama seperti residen lainnya!!!
Dan memang itu yang diinginkan oleh Jeong Suk.
Keesokan
harinya, Jeong Suk telat bangun dan mau nebeng In Ho ke rumah sakit tapi
langsung di tolak. In Ho malah menyuruhnya agar tidak datang lebih telat
darinya. Dasar licik. Dia sengaja begitu agar punya alasan memarahi Jeong Suk.
Begitu Jeong Suk keluar rumah, In Ho juga langsung bergegas berangkat.
In Ho lebih cepat selangkah tiba di RS. Dia juga melihat Jeong Suk yang berlari menunjuk
lift tapi dengan sengaja langsung menutup pintu lift agar Jeong Suk terlambat.
Beruntung sekali, Roy juga baru tiba dan menahan pintu lift tidak tertutup.
Berkat itu, Jeong Suk tidak terlambat. Melihat keakraban Roy dan Jeong Suk, In
Ho jelas cemburu.
Hari ini,
para dokter residen berkumpul untuk memberitahu kondisi pasien dan diagnosa
penanganan kepada In Ho. Jung Min melakukan kesalahan karena salah melakukan
satu prosedur. Selanjutnya, dia memarahi Jung Seok karena tidak bisa menjawab
pertanyaannya.
Tidak
hanya dimarahi oleh In Ho, Jung Min juga di marahi oleh seniornya, dr. Jeon So
Ra, karena tidak bisa menjawab pertanyaan In Ho tadi. Sebagai Ibu, Jeong Suk
nggak bisa menutupi nalurinya untuk menghibur Jung Min dengan menepuk
pantatnya. Eh, hal ini malah kelihatan sama So Ra. Tapi, keduanya langsung
akting nggak ada apa-apa. Wkwkwkw, tapi kelihatan sekali kalau Jeong Suk kesal
dengan So Ra yang udah memarahi putranya dengan keras.
Seung Hi
dan In Ho lagi-lagi mengadakan pertemuan darurat. Topiknya masih mengenai Jung
Seok. Ternyata, meski Seung Hi berhasil mengirim Jung Seok ke departemen bedah,
tapi tiga bulan lagi, Jung Seok akan kembali ke departemen kedokteran keluarga
dan menjadi anak didiknya. Dan Seung Hi sangat nggak suka hal itu. In Ho
memintanya untuk tenang karena dia akan membuat Jung Seok mengundurkan diri.
Dia akan membuat Jung Seok lelah secara fisik dan mental. Jika terus dimarahi
karena nggak bisa melakukan hal benar, dia yakin Jung Seok akan malu dan
menyalahkan diri sendiri.
Oh ya,
malam ini, Kepala dept. bedah berencana untuk mengadakan pesta sebagai perayaan
bergabungnya Roy Kim dan dokter residen. Meski tersenyum mengiyakan, tapi In Ho
khawatir. Dia mau melarang Jung Seok untuk ikut, tapi telat. Semua udah
berkumpul untuk pergi bersama.
Di tempat
lain, Ny. Kwak mengajak Ny. Oh ketemu. Dari cara bicaranya, dia merendahkan Ny.
Oh. Tidak diduga, Ny. Oh selalu bisa membalas semua ucapannya dan balik
membuatnya malu. Contohnya, soal kulit wajahnya yang cantik alami dengan
sedikit keriput dan tidak melakukan suntik botoks. Ny. Kwak sampai kesulitan
membalas setiap ucapan Ny. Oh.
Setelah
basa basi yang cukup panjang dan lebar, Ny. Kwak akhirnya ke inti pokok
pertemuan. Ini terkait Jung Seok yang ingin kembali menjadi dokter. Dia ingin
Jung Seok mengundurkan diri. Berbeda dengan Ny. Kwak yang kebanyakan basa basi,
Ny Oh langsung menasehatinya to the point. Kesimpulannya, Ny. Kwak bukan
mengkhawatirkan putrinya tapi khawatir kalau Jung Seok akan menyusahkan In Ho
karena bekerja di RS yang sama. Ah, asal Ny. Kwak tau aja, nilai putrinya jauh
lebih bagus dari In Ho. Jika In Ho membantu mengurus anak, yang akan mendapatkan
jurnal terbaik di Nature bukan In Ho melainkan putrinya.
“Jadi,
sebaiknya kau tidak bicara apapun dan mengganggunya serta diam saja. Diam,”
peringati Ny. Oh.
Kembali ke
tempat pesta RS Univ Gusan departemen bedah.
Jeong Suk
udah menilai So Ra secara negatif karena memarahi Jung Min. Makanya, saat So Ra
menunjukkan kemampuannya membuat campuran bir, dalam hati Jeong Suk menilainya
sebagai pemabuk. Namanya juga pesta, semua dokter mulai mengajukan berbagai
pertanyaan. Salah satunya ke In Ho. Mereka kagum karena In Ho selalu menjaga
untuk tidak pulang dalam keadaan mabuk. Hahahaha, tapi yang tau faktanya jelas
hanya Jung Min dan Jeong Suk. Semua memuja muji In Ho sebagai suami yang baik
dan pantas mendapatkan penghargaan Nobel. Mereka juga membahas In Ho yang
bahkan berniat mendonorkan liver untuk istrinya.
Tanpa rasa
malu, In Ho mengiyakan. Jung Min, Jeong Suk dan Roy Kim sampai melongo
mendengar jawaban tidak tau malunya. Para kolega yang nggak tau, tentu
memujinya dan iri pada istri In Ho. Perkataan itu langsung membuat Jeong Suk
tertawa keras. Benar-benar lucu!!! Tidak ada yang tau kebenarannya selain Jeong
Suk.
In Ho
jelas kesal sehingga diam-diam, dia meminta bantuan Jung Min untuk membujuk
Jeong Suk untuk pulang saja. Eh, tidak di sangka, Jung Min malah menolak.
Biarkan saja Ibunya bersenang-senang karena dia pasti sudah lama tidak ke
tempat seperti ini.
Ditengah
pesta, So Ra memerintahkan Jung Min untuk memanggang daging. In Ho dan Jeong
Suk langsung kesal karena putranya di perintah- perintah. Tapi, yang berani
protes hanyalah Jeong Suk. Jung Min langsung gercep memanggang daging sebelum
identitas mereka sebagai Ibu dan anak terungkap.
Kepala
departemen bedah yang penasaran dengan Jeong Suk mulai menanyakan perihal
keluarga Jeong Suk. Apa pekerjaan suami Jeong Suk? Roy Kim langsung bersemangat
mau tau jawaban Jeong Suk. In Ho dan Jung Min tegang.
“Sudah meninggal,”
jawab Jeong Suk tenang.
Jawaban
yang membuat In Ho langung keselek dan menyemburkan bir yang sedang di
minumnya. Jung Min juga terkejut dengan jawaban Ibunya hingga tidak sengaja
tangannya terkena panggangan. Refleks, Jeong Suk langsung berteriak “Jung
Min-ah,” dengan khawatir.