Sinopsis Doctor Cha Episode 2

 

Sinopsis Doctor Cha Episode 2


Mundur sedikit ke saat operasi,

Jeong Suk sempat mengalami gagal jantung ketika operasi. Dan di saat yang sama, Seung Hi sedang berdoa di gereja. Dia berdoa sambil mengingat ucapan peramal yang bilang untuk menunggu sebentar lagi karena akan ada satu kesempatan yang datang dalam waktu dekat.



Jeong Suk selamat. Operasinya sukses. Dan hal pertama yang diingatnya adalah Ny Kwak yang menentang In Ho menjadi pendonor dan merobek-robek formulir donor. In Ho juga emang nggak ada niat. Saat membaca pesan Seung Hi yang memohon untuk tidak menjalani operasi, dia langsung goyah.


Roy Kim saja kecewa saat tahu In Ho batal jadi pendonor. Bayangkan perasaan Jeong Suk yang tau kalau suami dan mertuanya begitu menentang untuk menjadi pendonornya. Untungnya, ada seorang pasien mati otak yang hatinya cocok untuk Jeong Suk. Berkat itu, Jeong Suk bisa hidup kembali.


Makanya, kalimat pertama yang dikatakannya pada In Ho saat sadar adalah : “Dasar bajingan!” Jung min dan I Rang aja sampai kaget.

Seung Hi lagi pulang dan melihat etalase baju pengantin. Dia beneran kesal karena kesempatan yang dibilang peramal tidak terjadi!!

--



Hari ini Jung Seok sudah bisa pulang ke rumah. In Ho datang untuk membantunya. Ah, tapi dia masih kesal dengan ucapan Jung Seok saat pertama kali sadar dan berusaha berpikir positif kalau Jung Seok hanya melantur karena pengaruh bius. Eh, Jung Seok malah menjawab kalau dia nggak pernah bicara melantur. Yang artinya, ucapannya serius menyebutnya sebagai ‘bajingan.’


Pulang ke rumah, rutinitas Jeong Suk kembali seperti semula. Menjalani hidup sebagai IRT. Baru juga keluar kemarin, Ny Kwak sudah menyuruhnya untuk mengambilkan tas pesanannya di sebuah toko di mall karena hari ini dia ada janji dengan temannya yang baru pulang di AS. Tapi, sifat Jeong Suk sedikit berubah. Dia mulai sedikit melawan pada Ny. Kwak. Padahal, dia baru sembuh kemarin, tapi suami dan anak-anaknya malah mengeluh padanya.


Hingga di satu titik, Jung Seok mulai mempertanyakan apa arti dirinya di mata keluarganya. Dia merasa kesepian.


Rasa sakit hatinya semakin membuncah saat In Ho menyuruhnya untuk mendaftar level disabilitas. Dan tujuannya hanya supaya dia bisa memanfaatkan parkir untuk penyandang disabilitas. Dia juga mengeluh dengan penyaring udara dengan harga murah yang Jeong Suk beli.



Setelah memikirkannya, Jeong Suk akhirnya memutuskan untuk berubah. Dia akan memikirkan dirinya sendiri daripada keluarganya. Hal pertama adalah belanja sepuasnya. Selama ini dia selalu menahan diri, tapi dia sudah berhasil kembali dari kematian. Yang kaget adalah In Ho. Dia mendapat banyak pesan pemakaian kartu kredit dengan jumlah besar yang jika ditotalkan bisa digunakan untuk membeli 1 buah mobil.

Jeong Suk tidak lupa untuk menjemput tas pesanan mertuanya. Berbeda dari biasanya, dia tidak mau memeriksa tas itu ada cacat atau tidak. Sebaliknya, dia juga membeli tas yang sama.


Tidak lama, saat Jeong Suk lagi asyik minum wine di sebuah restoran mahal, In Ho menelponnya. Dia ingin tau kenapa Jung Seok belanja begitu banyak. Dengan tenang, Jung Seok menjawab semua omelan In Ho. Selama 20 tahun dia tidak pernah belanja dan hanya memakai pakaian, tas dan sepatu bekas Ny. Kwak. Dia nggak punya pekerjaan ataupun aset atas namanya, jadi dia nggak bisa membuat kartu kredit. Dia harus belanja dengan kartu kredit atas namanya yang dibuat oleh In Ho dan itu membuatnya merasa diawasi setiap memakainnya. Tapi, sekarang dia ingin menikmatinya.




Mi Hee yang mendengar semuanya, bertepuk tangan bangga dengan ucapan Jeong Suk. Jeong Suk kelihatan sekali mulai bertanya-tanya mengenai tujuan hidupnya. Dia yang selama ini hidup menahan diri, memutuskan untuk tidak melakukannya lagi. Contohnya, dia akhirnya meluapkan emosinya karena suaminya hidup tenang disaat dia masuk rumah sakit ketika itu. Cara Mi Hee meluapkan emosinya, dia menampar suaminya dengan keras saat suaminya lagi tidur nyenyak.


In Ho kaget, ditampar sekeras itu. Apalagi, alasan Jeong Suk hanyalah dia kesal. Jeong Suk juga mengomentari kulit wajah In Ho yang begitu bagus. Sepertinya, hanya dia yang menua. In Ho beneran lelah dengan perubahan Jeong Suk. Dia mengira kalau psikis Jeong Suk terganggu karena efek operasi. Dia akan berusaha memahaminya. Dia juga menyarankan Jeong Suk untuk bersantai dan fokus pada pemulihannya. Tidak perlu memikirkan urusan rumah tangga dan berbelanjalah sewajarnya.


Ya udah, karena In Ho juga udah bilang begitu, Jeong Suk akhirnya berhenti menjadi IRT. Esok harinya, Jeong Suk tidak lagi membuat sarapan dan hanya membuat segelas jus untuk dirinya sendiri. Dia menyuruh I Rang membuat sarapan sendiri karena selalu mengeluh dengan masakannya. Dia juga menyuruh Ny. Kwak membuat jus dan In Ho membuat kopi sendiri. Tidak hanya itu, dia juga titip gelasnya untuk di cucikan. Jeong Suk juga sudah tidak mengambilkan masker untuk I Rang.


Selesai minum jus, Jeong Suk pergi ke rumah Ibunya untuk sarapan. Ny. Oh tentu heran tapi tetap saja dia senang dengan kedatangan Jeong Suk. Dia juga masih merasa bersalah karena suplemennya pemberiannya hampir membuat Jeong Suk celaka. Dia benar-benar menyesal. Disisi lain, dia merasa amat bersyukur dengan mendiang yang udah mau mendonorkan liver-nya ke Jeong Suk. Sekarang, di ingin agar Jeong Suk bisa menikmati hidup dan melakukan yang disenangi.


Jeong Suk bingung karena dia nggak tau apa yang disenanginya. Ny. Oh mengingatkan kalau Jeong Suk kan suka belajar. Dari kecil, Jeong Suk selalu mendahulukan belajar daripada bermain. Hm, ucapan Ny. Oh membuat Jeong Suk jadi kepikiran. Apalagi, saat dia menemukan buku test ujian masuk residen lamanya. Dia mencoba mengerjakannya dan ternyata, dia masih ingat sebagian besar jawabannya.



Usai menemui Ibunya, di sore hari, dia pergi bertemu Mi Hee. Mereka mengadakan pesta wine di sebuah gedung tinggi. Banyak hal yang  mereka bicarakan, salah satunya adalah masa lalu. Mi Hee mengungkit mengenai Seung Hi, cinta pertama In Ho. Jeong Suk sudah lama melupakan nama itu.


Dulu, semasa kuliah, Seung Hi dan In Ho berpacaran. Suatu hari, saat liburan musim dingin tahun kedua, beberapa mahasiswa di angkatan In Ho dan Jeong Suk berkumpul dan memutuskan untuk pergi ke Gunung Seorak. Mereka sepakat untuk mendaki sampai Heundeulbawi. Namun, karena tidak berhati-hati, Jeong Suk terjatuh dan kakinya terkilir hingga harus kembali ke penginapan. Entah kenapa, In Ho yang mengantarkannya kembali.

Saat tiba di penginapan, pemilik penginapan menyalakan pemanas begitu tinggi. Keduanya amat kepanasan. Hanya ada mereka berdua di kamar itu. Dan tergoda nafsu, mereka akhirnya ‘melakukan’ itu.



Jeong Suk hamil dan mengandung Jung Min. In Ho memutuskan untuk bertanggung jawab dan memutuskan Seung Hi. Kejadian itu sangat terkenal di kampus mereka dulu. Jeong Suk yang hamil besar tetap berkuliah dan selalu ditemani In Ho, tapi semua orang lebih merasa kasihan kepada Seung Hi.


Kejadian itu sudah lama. Dan mereka menyadari kalau In Ho adalah bajingan. Jeong Suk setuju, namun, dia juga sadar kalau dia sama saja seperti In Ho. Saat itu, In Ho bertanggung jawab padanya dan anak-anaknya, makanya dia merasa sangat bersyukur dan hidup berdedikasi untuk In Ho.

Setelah kejadian itu, begitu lulus, Seung Hi langsung pergi melanjutkan sekolah ke LN. Sejak itu, tidak ada yang tau kabar Seung Hi. Ada rumor yang bilang kalau Seung Hi punya anak dan sudah bercerai. Yah, tapi Seung Hi pasti baik-baik saja karena dia adalah anak orang kaya, pemilik waralaba klinik dengan lebih dari sepuluh cabang. Dia juga punya kepribadian yang baik.


Mereka tidak tau kabar terbaru Seung Hi tapi In Ho tau. Pertemuan In Ho dan Seung Hi selanjutnya adalah saat In Ho menjalani pelatihan di RS Amerika. Di sana dia bertemu dengan Seung Hi dan hubungan mereka terus berlanjut hingga sekarang.

Ah, sudahlah jangan membahas masa lalu lagi. Sekarang, Mi Hee ingin tau langkah hidup Jeong Suk selanjutnya. Jeong Suk berencana untuk meminta agar namanya ditambahkan ke surat kepemilikan rumah.


Nggak buang waktu, Jeong Suk memberitahu niat itu kepada In Ho. Dia pergi mengunjungi In Ho di RS. Jawaban In Ho, dia tentu nggak setuju dengan alasan kalau dia juga mewarisi rumah tersebut dari ayahnya. Jeong Suk hanya ingin jawaban pasti dan menyuruh In Ho memberikan jawaban itu saat di rumah.



Saat mau pulang, Jeong Suk berpas-pasan dengan Roy Kim yang entah kenapa juga ke RS tersebut. Ya udah, karena udah sering bertemu, keduanya udah akrab dan saling bertukar nomor hp. Roy Kim meminta nomor Jeong Suk untuk mengirimkan Jeong Suk foto saat Jeong Suk di ruang operasi melihat operasi waktu itu. Mereka juga mulai mengobrol ini itu dan Roy Kim menyarankan Jeong Suk untuk menjadi dokter lagi. Dia bisa melakukannya.



Saat sampai di rumah, In Ho bicara dengan Ibunya mengenai permintaan Jeong Suk. Tentu saja, ny Kwak nggak setuju dan marah besar. In Ho langsung menyampaikan itu ke Jeong Suk. Jeong Suk udah menduganya. Ah, tapi Jeong Suk ingin hal lain, dia ingin kembali menjadi dokter dan akan ikut ujian dokter residen. Keinginannya itu langsung ditertawakan oleh In Ho. Jeong Suk kesal dan mengingatkan kalau saat kuliah, nilainya selalu lebih bagus daripada In Ho. Ada satu kali nilai In Ho lebih bagus dari Jeong Suk dan itu ketika Jeong Suk melahirkan Jung Min sehingga tidak bisa belajar.


Keesokan harinya, Ny. Kwak mengajak Jeong Suk bincang-bincang di restoran mahal. Tujuannya jelas, membujuk Jeong Suk untuk nggak meminta hak rumah. Jeong Suk udah tau maksud itu dan langsung bilang aja kalau dia nggak menginginkannya lagi. Dia juga menolak mobil bekas pemberian mertuanya.




Ya, Jeong Suk nggak menginginkannya karena dia lebih ingin menjadi dokter. Dia ingin membuktikan pada suaminya kalau dia masih mampu. Diam-diam, tanpa sepengetahuan keluarganya, Jeong Suk mulai giat belajar dan berolahraga.



Dan hari ujian pun tiba! Usaha tidak mengkhianati hasil! Jeong Suk mendapat nilai 49 dari 50. Bahkan putranya saja, Jung Min, mendapat nilai 45 dari 50. Setelah lulus dan mendapatkan sertifikat, langkah selanjutnya adalah mendaftarkan diri ke RS. Setelah pertimbangan yang panjang, Jeong Suk memutuskan melamar menjadi dokter residen departemen dokter keluarga di RS Universitas Gusan. Itu adalah RS dimana suaminya bekerja.

--



RS Universitas Gusan,

Resume / lamaran pada kandidat residen sudah dibagi sesuai dengan departemen pengajuan. Yang mengajukan untuk masuk ke departemen dokter keluarga ada 4 orang sementara slot ada 3 orang. Profesor departemen tersebut juga berunding untuk memutuskan kandidat, salah satu profesor yang ikut serta adalah Seung Hi. Beberapa profesor tertarik dengan Jeong Suk yang memiliki nilai tinggi tapi usia yang  nggak muda lagi. Seung Hi jelas menentang untuk di pilihnya Jeong Suk. Dia beralasan kalau Jeong Suk terlalu tua dan tidak bisa berbaur dengan kolega-nya. Dia juga pernah menjalani transplantasi liver. Dan ya udah pasti, profesor langsung memutuskan untuk tidak menerima Jeong Suk.


Begitu selesai rapat, Seung Hi langsung menelepon In Ho sambil marah-marah memberitahu Jeong Suk yang melamar menjadi residen di departemennya. In Ho shock. Dia baru tau hal ini dari Seung Hi!


Sayang udah terlambat. Karena Jeong Suk udah tiba di RS dan menjalani interview. Kasihan Jeong Suk karena dia udah pasti nggak dipilih tapi dia nggak tau itu dan tetap antusias dengan interview-nya padahal itu hanyalah formalitas. Jung Min yang juga ada di ruang tunggu untuk interview tahun kedua residen, kaget melihat Ibunya.


Interview Jeong Suk di mulai. Yang pertama di bahas adalah mengenai transplantasi livernya sehingga dia nggak bisa bekerja terlalu berat. Udah itu, baru pewawancara membahas usianya yang sudah 46 tahun. Kedua hal itu akan menjadi hal yang sulit bagi Jeong Suk.



Dan yah benar saja, Jeong Suk memang tidak diterima. Jung Min yang tau itu, mencoba menghibur Ibunya dan menyarankan untuk mencoba melamar ke rumah sakit kecil. In Ho yang tau itu, pura-pura nggak tau dan menyuruh Jeong Suk untuk pergi berlibur saja. In Ho sebenarnya amat sangat senang karena Jeong Suk gagal.


Sayang beribu sayang. Kesenangan itu tidak bertahan lama. Keesokan harinya, saat dia sedang keliling RS, dia malah melihat Jeong Suk yang memakai seragam dokter bersama Seung Hi.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post