See You in My 19th Life Episode 4
Pada kehidupan ke-3, Ban Ji Eum terlahir menjadi anak laki-laki di keluarga miskin. Di usia yang masih sangat muda, dia sudah harus ke hutan untuk mencari kayu bakar seorang diri. Dan pada suatu hari, ingatannya tiba-tiba kembali. Saat ingatan lampaunya kembali untuk kali pertama, dia bingung dan nggak paham dengan yang terjadi. Yang jelas, dia ingat kalau di kehidupan sebelumnya, dia terlahir sebagai seorang putri dari keluarga bangsawan dengan nama Hae Wol. Dan Ibunya di kehidupan ke-2 sangat menyayanginya. Seketika itu juga, bocah lelaki tersebut langsung meninggalkan kayu bakar yang dibawanya dan berlari ke kota, menuju rumah di kehidupan keduanya.
Saat itu, yang dia pikirkan hanyalah perasaan rindu yang teramat dalam kepada Ibunya. Dia tiba saat hari sudah sangat larut. Dari atas dinding pembatas, dia melihat Ibunya sedang duduk seorang diri dan menjahit. Tanpa berpikir panjang lagi, bocah lelaki itu langsung berlari menuju wanita yang adalah Ibunya di kehidupan kedua sambil berteriak : “Ibu.”
Di kehidupan ke-18. Yoon Ju Won yang sudah mendapatkan ingatannya, mulai menjaga jarak dari Ibunya. Awalnya, Ibu Ju Won mencoba memaklumi tingkah Ju Won yang mulai berubah sejak 1 tahun lalu, sejak mereka kembali dari villa di pantai. Namun, dia udah nggak tahan karena Ju Won tidak mau menceritakan apa yang menjadi masalahnya. Ju Won sering kali bicara sendiri dan terkadang mengigau meminta tidak dilahirkan kembali.
Alasan Ju Won tidak bisa menceritakan permasalahnnya karena ingatan di kehidupan ke-3 nya. Saat itu, ketika dia mendapatkan ingatannya dan berlari untuk menemui Ibunya, Ibunya dikehidupan ke-2 tidak mengenalinya dan memanggil pelayan untuk mengusirnya keluar. Mau sekeras apapun bocah lelaki itu berteriak dan menangis memberitahu kalau dia adalah Hae Wol, sang Ibu tetap mengusirnya.
Ingatan itulah yang membuat Ju Won takut bahwa Ibunya kali ini pun akan seperti Ibu di kehidupan ke-2 yang tidak bisa menerima dirinya yang ‘berbeda’. Dia hanya bisa menangis. Melihat air matanya, Ibu Ju Won menjadi tidak tega untuk memaksanya bercerita. Dia hanya ingin Ju Won tau bahwa Ju Won adalah putrinya yang cantik, pintar dan sangat disayanginya.
“Aku belum pernah punya Ibu seperti Ibu. Aku akan berjanji kepada Ibu. Aku akan ingat Ibu dihidupku selanjutnya. Jika nanti aku mati, aku akan terlahir lagi dan menemui Ibu. Makanya, jangan bersedih. Hiduplah dengan baik,” janji Ju Won.
Dan di kehidupan ke-19,
Ju Won sudah terlahir kembali menjadi Ji Eum. Dia sangat amat merindukan Ibunya dan ingin menepati janji tersebut. Tapi, di salah satu sudut hatinya, pasti ada rasa takut bahwa Ibunya tidak akan mengenalinya sama seperti yang pernah dia alami di kehidupan sebelumnya.
KETIDAKMAMPUAN UNTUK MELUPAKAN ORANG YANG DIRINDUKAN
Tingkah aneh Ji Eum tersebut kelihatan sama Seo Ha. Dan untuk sesaat, saat Ji Eum memanggil namanya dengan cara yang sama seperti Ju Won, dia sempat berpikir bahwa yang dihadapannya adalah Ju Won. Ji Eum hanya terkejut sesaat melihat Seo Ha, tapi sedetik kemudian, dia menghapus air matanya dan tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. Seolah tau apa yang dipikirkan oleh Seo Ha, Ji Eum memberitahu kalau dia adalah Ban Ji Eum. Ban Ji Eum yang menyukai Mun Seo Ha.
Saat itu, Ibu mendadak keluar dari rumah. Seo Ha yang melihat, langsung panik dan menarik Ji Eum untuk kabur. Ji Eum mahsenang-senang aja karena Seo Ha menggandeng tangannya. Seo Ha juga akhirnya menanyakan alasan kenapa Ji Eum bertingkah seperti tadi di depan rumah Cho Won. Ji Eum menjelaskan kalau Cho Won mabuk berat, jadi dia mengantarkannya pulang. Terus, saat melihat Ibu Cho Won, dia jadi teringat dengan Ibunya yang kabur sewaktu dia kecil (ini bohong). Seo Ha jadi merasa bersalah karena nggak tau kalau Ibu Ji Eum kabur. Tapi, dia sedikit heran karena Ji Eum menanggapi dengan santai perihal Ibunya yang kabur itu, seolah itu bukan persoalan besar.
Giliran Ji Eum yang bertanya. Apa tadi Seo Ha mau ke rumah Cho Won? Ah, dia bisa merasakan kalau Seo Ha pasti mau meminta maaf dengan Cho Won. Makanya, dia menghibur Seo Ha biar nggak terlalu kepikiran. Lebih baik, minum saja dengannya.
Niatnya ngajak minum, tapi malah ujung-ujungnya Ji Eum membawa Seo Ha ke minimarket untuk makan cup ramyeon.Untuk minum-minumnya, Seo Ha bisa mentraktirnya lain kali. Dan untuk kesekian kalinya, Ji Eum mengingatkan Seo Ha akan Ju Won karena Ji Eum bilang kalau dia lahir di kehidupan kali ini untuk bertemu Seo Ha. Seo Ha teringat dengan ucapan Ju Won yang pernah bilang kalau ‘ini bukan kehidupan pertamanya.’
Pesan Ban Ji Eum : Ciri-ciri jatuh hati
Melihat reaksi Seo Ha, Ji Eum langsung mengalihkan topik. Reaksi Seo Ha juga nggak sedingin saat pertama kali dan lebih santai. Ji Eum dengan pede menyuruh Seo Ha mengatakan padanya jika nanti sering teringat tentangnya. Dia ingin mengucapkan selamat karena sudah jatuh hati. Soalnya, kalau seseorang sering teringat dengan orang lain dan tersenyum saat memikirkannya, itu artinya dia jatuh hati. Dia sangat yakin kalau Seo Ha sudah jatuh hati padanya. Seo Ha terus menyangkal. Ji Eum nggak nyerah dan malah memeriksa detak jantung Seo Ha. Wkwkwk, suasana jadi beneran canggung.
Begitu selesai makan, Ji Eum mencarikan Seo Ha taksi. Dia juga bilang ke supir taksi kalau Seo Ha akan duduk di depan dan tolong antarkan dengan selamat. Seo Ha nampak canggung karena malah Ji Eum yang mengkhawatirkannya. Meski begitu, di dalam taksi, dia malah terus – terusan teringat dengan tingkah-tingkah aneh dan ucapan-ucapan pernyataan cinta Ji Eum. Wah, Seo Ha langsung menyangkal dan bicara ke diri sendiri kalau dia udah kena cuci otak.
Pria misterius, siapakah dia?
Sementara itu, Ji Eum pulang dengan jalan kaki. Di suatu gang, dia nggak sengaja pas-pasan dengan seorang pria. Saat mereka saling melewati, ada perasaan aneh. Ji Eum sempat melirik, namun lanjut jalan. Dan si pria ternyata juga berbalik dan melihatnya terus.
Seo Ha nggak pulang ke rumah, melainkan mampir ke rumah Do Yun. Dia juga sangat dekat dengan Do Jin. Buah yang batal di berikannya ke Cho Won, dia berikan ke Do Jin. Seo Ha sudah seperti bagian dari keluarga Do Jin. Do Jin saja bilang kalau dia mulai olahraga dan mau jadi atlet karena terpesona saat melihat Seo Ha mengalahkan tujuh orang seorang diri. Saking dekatnya, Seo Ha bisa menginap sesukanya.
Ban Ji Eum yang mendekati Mun Seo Ha, bukan Yoon Ju Won!
Ji Eum juga akhirnya sampai di rumah. Seperti biasa, dia curhat ke Ae Gyeong tentang apa saja yang sudah dialaminya hari ini. Dia sok kuat bilang kalau dia hari ini ketemu Ibunya di kehidupan lalu, tapi perasaannya biasa saja. Ae Gyeong yang udah lama mengenalnya, tidak percaya karena ekspresi Ji Eum tidak tampak baik-baik saja. Ji Eum emang udah menduga kalau dia pasti akan bertemu dengan orang-orang dikehidupan lalunya sejak memutuskan untuk mendekati Seo Ha. Walau begitu, dia tidak gentar. Dan satu lagi, dia udah memutuskan untuk tidak mendekati Seo Ha sebagai Yoon Ju Won, melainkan Ban Ji Eum karena yang dibutuhkan oleh Seo Ha adalah seseorang yang bisa membuatnya melupakan Yoon Ju Won.
Selama ini, Ji Eum kan mendekati Seo Ha dengan ingatan sebagai Yoon Ju Won. Tapi, dia tidak ingin seperti itu lagi. Dia benar-benar ingin menjadi ‘Ban Ji Eum’ bukan ‘Yoon Ju Won’. Makanya, sedari tadi, setiap melihat ekspresi Seo Ha yang seperti melihat sosok Ju Won dalam dirinya, Ji Eum pasti langsung mengalihkan topik.
Ae Gyeong meminta Ji Eum untuk jujur padanya. Dia pasti takut kan dengan apa yang akan dikatakan Seo Ha jika tau sebenarnya (Ban Ji Eum adalah reinkarnasi dari Yoon Ju Won).
Mun Seo Ha mulai jatuh ke ‘jalan yang salah’?!
Di rumah Ha Do Yun,
Sebelum tidur, Seo Ha mengajak Do Yun untuk ke kebun Cho Won besok pagi. Dia udah mau menerima Cho Won menjadi vendor lanskap hotel karena kemampuan Cho Won. Tadi, di kantor dia hanya terlalu emosi. Do Yun tersenyum simpul dan menilai kalau Seo Ha sudah lebih banyak berubah. Mereka kemudian membahas Ji Eum yang sangat aneh. Meski begitu, Do Yun menilai kalau Ji Eum tidak buruk untuk Seo Ha. Semenjak ada Ji Eum, Seo Ha yang selalu muram setiap kembali ke Korea, tidak lagi demikian. Seo Ha ternyata juga menyadari hal itu. Dan karena takut, dia meminta tolong Do Yun untuk menyadarkannya jika dia ‘jatuh ke jalan yang salah’. Jalan yang salah, yang dimaksud oleh Seo Ha adalah : ‘jatuh hati.’
Hm, tapi Seo Ha terus kepikiran akan sosok Ji Eum yang mengingatkannya akan Yoon Ju Won.
--
Di suatu tempat, seperti rumah tradisional, pria tamapn yang berpas-pasan dengan Ji Eum, membawa keluar sebuah kotak tua dari dalam rumah tersebut. Isi kotak tua itu adalah lonceng-lonceng. Itu lonceng yang mirip kalau dukun Korea lagi mau buat ritual, gitu. Pria ini bernama Min Ki (berdasarkan nama karakter yang tertera di asianwiki.com).
--
Keesokan harinya,
Seperti yang sudah dikatakan kemarin malam oleh Seo Ha, dia dan Do Yun pergi ke kebun Cho Won. Mereka akan membicarakan kontrak kerja sama. Dan PR yang akan bertugas untuk kontrak adalah Ban Ji Eum. Cieee… kayak double date. Selagi Seo Ha dan Do Yun melihat-lihat kebun, Cho Won menyiapkan teh dengan dibantu oleh Ji Eum.
Ada satu hal yang mengganjal di hati Cho Won, mengenai belaian Ji Eum kemarin malam dan ucapan-ucapannya yang penuh perhatian padahal mereka baru bertemu beberapa kali. Meskipun dia dalam keadaan mabuk berat, samar-samar dia ingat kelakuan aneh Ji Eum dalam memperlakukannya. Di tambah lagi, apa dia yang meminta Ji Eum mengantarkannya ke rumah orang tuanya? Ji Eum tersenyum kaku, membenarkan. Cho Won semakin heran karena semabuk apapun dia, dia nggak pernah minta di antar pulang ke rumah orang tuanya.
Ji Eum mencoba tetap tenang dengan beralasan kalau bisa saja Cho Won teringat orang tuanya karena mereka banyak membicarakan kisah masa lalunya. Cho Won terus bertanya. Kali ini, dia menanyakan usia Ji Eum. Soalnya, dia merasa sudah mengenal Ji Eum sejak lama, padahal mereka baru bertemu beberapa kali.
“Apa kita… pernah bertemu sebelumnya?”
Saat mendengar pertanyaan itu, di dalam hatinya, Ji Eum sempat berpikir untuk menjawab : Benar, aku adalah kakakmu.”Karena pertanyaan tidak terduga itu, Ji Eum menjadi sedikit panik dan nggak sengaja menjatuhkan nampan berisi gelas-gelas kaca. Suara pecahan terdengar sampai keluar. Seo ha dan Do Yun langsung berlari panik untuk memeriksa keadaan. Untunglah tidak ada yang terluka.
3 kali kesempatan!
Nah, tiba-tiba aja, entah gimana, Do Yun jadi sama Cho Won diajak nge-teh dulu sebelum pulang. Sementara Seo Ha dengan Ji Eum di taman ngobrol. Ji Eum memberitahu kalau mulai dari sekarang :
“Aku sudah membuat keputusan. Mulai hari ini, aku akan tiga kali saja mengajakmu berpacaran. Jika kau menolak itu semua, aku akan menyerah.”
Seo Ha setuju dan menyuruh Ji Eum langsung nyatakan saja sekarang sebanyak 3 kali karena dia akan menolaknya dengan cepat. Ji Eum nggak mau. Dia ingin memanfaatkan kesempatannya dengan baik. Dia sangat amat yakin kalau Seo Ha tidak akan menolak pernyataan cintanya sebanyak tiga kali.
Seo Ha nggak tau harus merespon gimana dan langsung pergi aja, mengabaikan J iEum. Hal itu kelihatan sama Do Yun dan Cho Won yang kepo dengan apa yang mereka bicarakan. Dan emang Cho Won dengan Ji Eum ada telepati atau gimana, Cho Won malah tiba-tiba saja nanya apakah Do Yun punya pacar? Ayo kencan buta dengannya!
Do Yun kaget. Di matanya, Cho Won tampak bersinar. Namun, dia malah mengepalkan tangan dengan erat dan menolak ajakan kencan buta Cho Won. Cho Won nggak nyerah dan menanyakan alasannya. Do Yun menjawab kalau dia tidak menilai dari sifat atau wajah, hanya saja dia mencari orang yang cocok dengannya. Cho Won masih nggak nyerah dan ingin tau tipe Do Yun.
“Kesombonganmu yang yakin kita bisa cocok, tidak cocok denganku,” jawab Do Yun, “Kuharap kita hanya berurusan soal kerja ke depannya.”
Meski Do Yun udah menjawab dengan kejam gitu, tapi Cho Won nggak kelihatan bakal nyerah juga.
--
Mun Seo Ha vs Jang Yeon Ok
Seo Ha kembali ke hotel duluan. Baru juga sampai, suasana hatinya langsung rusak karena bunga segar yang ada di lobby,udah diganti lagi dengan bunga palsu. Udah gitu, anak Yeon Ok datang lagi dan bersikap sok ramah padanya. Dia juga nggak tau malu dengan bilang kalau dia datang untuk bertemu Ibunya. Seo Ha nggak peduli dan langsung memerintahkan security untuk menyeret anak Yeon Ok keluar, soalnya kan dia udah suruh untuk dimasukkan ke daftar blacklisthotel.
Setelah itu, Seo Ha langsung ke ruangan Yeon Ok. Nggak pakai basa-basi, dia langsung melaporkan mengenai putra Yeon Ok yang datang berkunjung dan udah di usir security. Untuk kesekian kalinya, Seo Ha memperingatinya untuk bertemu putranya di luar hotel.
“Apa kau pikir aku tidak tau apapun?”
“Apa… yang kau tau dan sebanyak apa? Aku penasaran,” balas Yeon Ok, tersenyum sinis.
Seo Ha tidak menjawab dan keluar begitu saja dari ruangan Yeon Ok. Dia langsung memerintahkan Do Yun untuk mengumpulkan riwayat anggaran hotel selama 3 tahun karena dia akan memeriksanya. Awalnya dia ingin memeriksa setelah renovasi hotel, tapi tampaknya ini lebih mendesak. Do Yun langsung menjalankan perintah.
Dia mengumpulkan data laporan keuangan. Namun, dikumpulkannya dengan diam-diam. Saat jam istirahat dan nggak ada karyawan di kantor accounting, Do Yun menyelinap ke dalam gudang penyimpanan buku besar dan mulai mengumpulkan semua data terkait anggaran, kontrak kerja sama dan laboran laba rugi. Hm, artinya mereka ingin memeriksa apakah ada penyimpangan pemakaian dana.
Dan karena sibuk memeriksa, nggak terasa hari udah malam aja. Do Yun juga nggak bisa bekerja lebih larut lagi karena dia udah ada janji. Seo Ha langsung menebak kalau dia dipanggil oleh ayahnya. Do Yun membenarkan.
--
Han-na? Siapa dia?
Di sebuah klub,
Seorang wanita sedang menampikan street dance.Penampilan itu dilihat oleh Min Ki. Wanita itu adalah wanita yang mengganti bunga di lobby hotel waktu itu. Nama wanita itu adalah Han-Na. Ada yang aneh dengan wanita ini karena saat teman-temannya bertanya apakah dia udah punya pacar, Han Na menjawab kalau ada orang-orang yang dia perhatikan.
--
Ban Ji Eum dalam kesulitan?
Seo Ha pulang sendirian dengan naik taksi. Dan di suatu persimpangan jalan, tanpa sengaja, dia melihat Ji Eum sedang berlari-lari karena di kejar seorang pria. Pria yang mengejar Ji Eum adalah Ban Dong U, abang Ji Eum. Dia memperlakukan Ji Eum dengan kasar. Contohnya saja, dia menjambak rambut Ji Eum tanpa peduli dengan orang-orang di sekitar. Saat Ji Eum membalas dengan gerakan Flamenco,dia malah menjambak dengan lebih kuat karena udah berlatih menghadapi gerakan Ji Eum.
Intinya, dia mau minta uang ke Ji Eum. Padahal, dulu Ji Eum udah memberikan banyak uang sebagai tanda bayaran kalau hubungan mereka (sebagai kakak-adik) sudah berakhir. Dia udah nggak mau berhubungan dengan abang dan ayahnya lagi. Dong U yang nggak tau diri malah kembali setelah mencaritahu nomor Ji Eum dan meminta uang dengan kekerasan. Seo Ha yang melihat tadi, ternyata turun dari taksi dan langsung membantu Ji Eum. Dong U yang nggak tau Seo Ha, memukul Seo Ha dengan keras.
Ji Eum ternyata sedari tadi hanya menahan diri. Begitu melihat sudut bibir Seo Ha terluka, Ji Eum langsung ngamuk dan memukuli Dong U. Dong U yang ketakutan langsung kabur sambil berteriak agar Ji Eum mengiriminya uang.
“Siapa orang tadi?”
“Orang tua kami sama menurut DNA, dan nama kami di kartu keluarga yang sama secara hukum.”
“Kenapa berputar-putar? Artinya kalian saudara, kan?”
Ji Eum menjawab dengan lemas, kalau dia nggak mau mengakui makanya dia bilang begitu. Untuk menghibur Ji Eum agar tidak terlalu sedih, Seo Ha mentraktirnya minum sebagai bayaran atas hutang tempo hari. Karena udah hidup sangat lama, Ji Eum jadi sangat ahli dalam meracik sojudengan bir. Tubuhnya juga sangat kuat untuk minum bergelas-gelas. Kenapa bisa demikian?
Karena, di kehidupan ke-4, Ji Eum terlahir menjadi pria Arab, pembuat minuman. Di sanalah dia meracik minuman dan menghasilkan soju.
Makanya, tubuhnya menjadi sangat kuat dengan alkohol. Seo Ha sama sekali bukan tandingannya. Karena Seo Ha udah mabuk berat, Ji Eum mengakhiri minum-minum dan mengajaknya untuk duduk di pinggir sungai Han. Sebelum Seo Ha duduk, Ji Eum membentangkan jaketnya. Hal itu membuat Seo Ha teringat dengan Ju Won, karena Ju Won pun demikian, membentangkan sapu tangan untuk menjadi alas duduknya.
Seo Ha yang melihat itu, memasangkan kembali jaket Ji Eum, baru duduk. Ji Eum ternyata memasangkan alas karena Seo Ha tidak kunjung duduk, kirain karena takut kotor. Apa yang dia pikirkan? Seo Ha udah sangat mabuk berat dan setiap perkataan Ji Eum terus membuatnya teringat pada Ju Won. Di dalam hatinya, dia bertanya-tanya, kenapa Ji Eum membuatnya teringat pada Ju Won padahal wajahnya sama sekali tidak mirip dengan Ju Won.
Karena udah sangat mabuk, saat Ji Eum menggoda mau menciumnya, Seo Ha langsung setuju. Untunglah Ji Eum nggak mengambil kesempatan karena dia takut Seo Ha menyesal begitu bangun besok. Dia akan mencium Seo Ha saat Seo Ha benar-benar sadar.
Trauma Mun Seo Ha
Seo Ha yang udah mabuk berat, mulai menceritakan kecelakaan masa kecilnya dan juga tentang perempuan yang dicintainya, meninggal sambil memeluknya. Dan untuk keluar dari mobil yang kecelakaan itu, butuh waktu yang sangat lama. Lama-kelamaaan, tubuh perempuan yang dicintainya menjadi dingin. Dia bisa merasakannya. Sejak saat itu, dia merasa kesulitan saat bersentuhan dengan orang lain.
Mendengar cerita itu, Ji Eum merasa sedih. Dia sama sekali tidak tau hal tersebut karena saat itu, dia sudah meninggal.
--
Do Yun ketemuan sama Ayah Seo Ha. Dia melaporkan apa yang dilakukan oleh Seo Ha dan bahwa tindakannya bisa bermasalah dengan Yeon Ok, tapi tidak ada yang perlu di cemaskan. Ayah Seo Ha kesal karena baru sebentar Seo Ha udah mau buat masalah. Terus, dia juga mau mendengar laporan mengenai Ban Ji Eum. Diam-diam, ayah Seo Ha sudah menyelidiki latar belakang Ji Eum yang mempunyai keluarga cukup ‘sulit.’ Dia tidak mau ada masalah yang muncul nantinya. Do Yun hanya bisa menjawab kalau hal itu tidak akan terjadi.
“Orang dapat mengubah hatinya karena uang. Kau pasti lebih tau,” ujar Ayah Seo Ha dan meletakkan seamplop uang di atas meja.
Do Yun hanya menatap amplop tersebut. Dan seolah menantang ayah Seo Ha, dia mempertanyakan alasan Ayah Seo Ha meminta mereka kembali ke Korea. Pertanyaan itu sukses memancing emosi ayah Seo Ha. Dia memperingati Do Yun untuk memperbaiki kebiasaannya agar tidak memberi pertanyaan yang sulit dijawab saat dengar hal yang tak ingin dia dengar.
Tanpa berkata apapun, Do Yun pun pamit pergi tanpa membawa amplop uang pemberian ayah Seo Ha.
--
Seo Ha udah nggak sadarkan diri. Do Yun juga nggak mengangkat telepon, jadi Ji Eum yang akan mengantarkan Seo Ha pulang. Meski sulit, tapi dia tetap senang karena bisa mendengar suara dengkuran Seo Ha. Yang paling sulit itu, karena tubuh Seo Ha tinggi dan mereka berada di daerah yang jarang dilewati taksi. Secara kebetulan, Ji Eum melihat ada kakek pengumpul kertas kardus. Sebuah ide cemerlang langsung muncul di kepala Ji Eum.
Dia membeli gerobak si kakek dan membaringkan Seo Ha di dalam gerobak kemudian menariknya. Ah, ini membuatnya jadi nostalgia.
Di kehidupan ke-16, Ji Eum terlahir menjadi seorang pemuda yang bekerja sebagai penarik gerobak penumpang. Dia terlihat sangat bahagia.
Dan mungkin karena udah terlalu lama, Seo Ha yang dibawa dengan gerobak malah jatuh meluncur turun. Hahahahaha. Ujung-ujungnya, Ji Eum menelpon Cho Won untuk meminta tolong membawa Seo Ha pulang. Saat Cho Won tiba, Ji Eum meminta agar Seo Ha di dudukkan di kursi depan. Cho Won sedikit bingung. Dia baru menanyakannya ketika mereka udah jalan.
“Dia pernah kecelakaan di bangku belakang. Jadi, dia hanya duduk di depan dan tak bisa menyetir,” jelas Ji Eum, dengan sedikit canggung.
Cho Won jadi sedih karena dia sama sekali tidak tau trauma Seo Ha tersebut. Saat udah sampai di rumah Seo Ha, Cho Won menelpon Do Yun untuk menanyakan passwordpintu rumah Seo Ha. Setelah mendengar penjelasan Cho Won, Do Yun baru memberitahu. Saat memberitahu, ekspresi Do Yun agak nggak enak. Passwordnya adalah 0423. Tanggal ulang tahun Seo Ha sekaligus tanggal Ju Won meninggal.
Setelah masuk, mereka membaringkan Seo Ha di kasur. Cho Won pergi mengambilkan air sementara Ji Eum mengurus Seo Ha. Samar-samar, Seo Ha udah terbangun dan teringat akan hari kecelakaannya. Saat itu, mobil dalam keadaan terbalik sehingga petugas 119 cukup sulit mengeluarkan mereka. Dibutuhkan waktu cukup lama untuk membelah mobil agar ada celah besar untuk mengevakuasi korban. Ju Won yang sudah meninggal yang pertama kali di evakuasi karna dia berada di atas tubuh Seo Ha. Saat petugas menarik tubuh Ju Won, Seo Ha berusaha menahannya agar tidak pergi.
Dan sekarang, dia menarik tangan Ji Eum yang beranjak pergi.
“Jangan pergi…. kubilang jangan pergi….,” ujar Seo Ha, lirih. Air matanya mengalir teringat akan kematian Ju Won.
Aku sudah melalui banyak kehidupan, tetapi tidak pernah merasa terbiasa dengan waktu paling sulit.
Itu adalah saat harus melepaskan tangan seseorang yang kucinta.
Tangisan lirih Seo Ha membuat Ji Eum dan Cho Won merasa sangat sedih.
Seo Ha masih hidup di waktu itu.
“Jangan pergi… jangan pergi, kak.”