Sinopsis Drama Korea : See You in My 19th Life Episode 05



See You In My 19th Life Episode 5



Ji Eum dan Cho Won sama-sama kaget karena tidak menyangka sama sekali bahwa kematian Ju Won meninggalkan trauma semendalam itu pada Seo Ha. Dengan menahan air matanya, Ji Eum berusaha tetap tenang dan meminta Cho Won untuk pulang duluan semetara dia menjaga Seo Ha. Cho Won masih dalam keadaan bingung, mengiyakan dan pergi.


Baru beberapa langkah keluar dari rumah Seo Ha, tangis Cho Won pecah. Dia sangat menyesali sikapnya pada Seo Ha di masa kecil. Saat itu, Cho Won yang masih bersedih karena kematian Ju Won, mengusir Seo Ha dan menyalahkan Seo Ha atas kematian kakaknya. Dan kini, saat melihat Seo Ha masih hidup dalam trauma kematian kakaknya, Cho Won merasa amat menyesal dan sedih.



Hal yang sama di rasakan oleh Ji Eum. Tangisnya pecah dan dia hanya bisa menggumamkan kata ‘maaf.’ Hatinya semakin pedih saat dia menemukan kotak hadiah yang diberikannya dulu saat ulang tahun Seo Ha, masih dalam keadaan terkunci. Seo Ha masih terus menyimpan kotak itu tanpa pernah sekalipun berusaha untuk melihat isinya.

APAKAH AKU KUPU-KUPU ATAU KUPU-KUPU ADALAH AKU?


Ji Eum sudah pulang ke rumah setelah mengurus Seo Ha. Dalam tidurnya, Ji Eum bermimpi buruk. Mimpi suatu kejadian di kehidupan masa lalunya. Mimpinya hanya terdiri dari 3 warna : hitam, putih dan merah terang. Ada banyak bendera berkibar. Seseorang berjalan membawa lonceng. Kelopak bunga di dalam air. Dan tembakan panah yang mengenai seseorang.


Mimpi itu membuat Ji Eum terjaga. Hari kebetulan memang sudah pagi juga. Begitu bangun, Ji Eum memberitau mimpinya kepada Ae Gyeong. Ini bukan kali pertama Ji Eum bermimpi demikian. Hanya saja, setiap kali dia bermimpi demikian, ada hal tidak baik yang terjadi. Dan buktinya, Ae Gyeong memang terlihat kesakitan tapi bersikap kalau dia baik-baik saja.



Di rumah Seo Ha,

Seo Ha juga bermimpi buruk. Dia bermimpi kalau Ji Eum datang ke rumahnya. Seo Ha tersenyum lebar dan membukakan pintu untuknya. Namun, yang masuk bukanlah Ji Eum melainkan sosok Ju Won yang mengenakan sepatu hak berwarna merah dengan baju dress dan rambut berantakan. Ju Won memanggilnya : “Seo Ha-ah.” Panggilan khas dari Ju Won yang juga entah kenapa terasa mirip saat diucapkan oleh Ji Eum.



Seo Ha langsung terbangun. Telinganya berdengung keras. Dia juga berhalusinasi melihat ada darah di tangannya, padahal tidak ada.


Do Yun datang tidak lama demikian. Baru juga di depan pintu rumah, dia sudah mendengar ada suara yang amat keras dari dalam rumah. Panik, Do Yun bergegas masuk. TV di ruang tamu dibuka dengan suara paling keras dan ruang tamu juga berantakan. Ada banyak pecahan kaca. Seo Ha ada di dalam kamarnya sedang membersihkan luka di tangannya akibat terkena pecahan kaca.


Do Yun yang terkejut, menanyakan apa yang terjadi. Seo Ha tidak mau menjelaskan dan hanya bilang kalau dia mau istirahat hari ini. Diam-diam, Do Yun langsung menelpon Cho Won untuk menginterogasi apa yang terjadi kemarin malam. Do Yun salah paham mengira kalau Seo Ha minum-minum dengan Cho Won. Cho Won langsung menjelaskan kalau Seo Ha minum dengan Ji Eum. Begitu mendengar nama Ji Eum, Do Yun menghela nafas, seolah kesal.



Han Na mengenali Ban Ji Eum sebagai Yoon Ju Won?!

Umur panjang, Ji Eum datang mengunjungi Seo Ha. Seo Ha sebenarnya ada di dalam rumah, namun, dia berpura-pura seakan dia nggak ada. Akhirnya, Ji Eum pun pergi. Di penyeberangan jalan, dia berdiri sebelahan dengan Han Na. Ji Eum tidak mengenali Han Na, tapi Han Na menatap Ji Eum dan tersenyum, seolah dia tau siapa Ji Eum. Hal itu kemudian terbukti ketika seorang anak kecil yang sibuk bermain hp, mau menyeberang jalan padahal masih lampu merah. Ji Eum dan Han Na sontak menghentikannya. Setelah itu, Ji Eum langsung menasehati anak tersebut untuk fokus saat berjalan.


“Ju Won-ah. Kau tumbuh dengan baik,” ujar Han Na secara tiba-tiba sebelum menyeberang.


Saking terkejutnya karena ada yang memanggilnya dengan nama ‘Ju Won’, Ji Eum sampai nggak tau harus bereaksi seperti apa.


Mun Seo Ha mulai menyukai Ban Ji Eum

Sementara itu, setelah mendapatkan telepon dari Do Yun, Cho Won jadi mengkhawatirkan kondisi Seo Ha. Begitu jam kerja sudah usai, Cho Won langsung bergegas ke rumah Seo Ha.


Seo Ha sedang membenamkan diri di kolam renang, seperti kebiasannya saat merasa mumet. Dia terus teringat akan Ji Eum yang membuatnya teringat akan Ju Won. Saat bersama Ji Eum, rasa cemas Seo Ha hilang dan dia menjadi tenang. Dia mulai merasakan kalau dia menyukai Ji Eum. Namun, apa boleh dia merasakan perasaan seperti itu?

Cho Won yang tiba di rumah Seo Ha, langsung panik saat menemukan Seo Ha di kolam renang. Pikirannya kalut dan mengira Seo Ha mencoba bunuh diri dengan menenggelamkan diri di kolam. Sontak, dia langsung berlari memasuki kolam dan menangis keras di hadapan Seo Ha saat Seo Ha berdiri. Seo Ha juga sama terkejutnya karena Cho Won menangis begitu keras.


Akhirnya, Do Yun pun di panggil untuk membantu menenangkan Cho Won. Setelah menenangkan Cho Won, Do Yun pergi memeriksa keadaan Seo Ha.


“Sepertinya aku menyukai Ban Ji Eum,” akui Seo Ha.

Do Yun kaget, dong.Seo Ha juga masih bingung dengan perasaannya. Yang membuatnya berat mengakui perasaannya ke Ji Eum, karena setiap kali dia melihat Ji Eum, dia selalu teringat akan Ju Won dan itu membuatnya merasa akan gila.

--


Esok harinya,

Do Yun dan Cho Won nggak sengaja bertemu di resto cepat saji. Ini benar-benar kebetulan. Karena udah ketemu, mereka terpaksa saling menyapa dan ngobrol basa basi. Do Yun menanyakan soal apa dia pulang dengan selamat kemarin. Cho Won menanyakan keadaan Seo Ha. Cho Won juga minta tolong agar dia bisa bicara berdua dengan Seo Ha. Do Yun mengiyakan kalau dia akan membantu. Setelah berbasa basi sejenak, Do Yun pun pamit untuk pergi duluan.

Selang beberapa menit, Cho Won mendapatkan pesan dari Do Yun yang isinya bocoran kalau dia dan Seo Ha akan ke pantai sekitar jam 2 siang. Kalau dia mau ikut, dia boleh ikut. Cho Won langsung mengiyakan. Dan tanpa diketahui oleh Do Yun, Cho Won juga mengajak Ji Eum.



Pernyataan cinta pertama Ban Ji Eum!

Seperti biasa, Ji Eum nggak menyia-nyiakan kesempatan untuk ‘merayu’ Seo Ha. Dia sengaja mengajak Seo Ha mengobrol saat Seo Ha sedang berdiri sendirian menikmati pemandangan laut. Berbeda dari biasanya, Seo Ha tiba-tiba saja membahas soal Ji Eum yang terkadang bicara banmalpadanya di situasi tertentu. Dan juga, Seo Ha ternyata sempat tersadar sesaat saat mabuk dan melihat Ji Eum menangis sambil memandanginya.


“Pak Mun. Maukah kau menjadi pacarku? Ini pernyataan cinta pertamaku,” ujar Ji Eum, menyimpang dari topik pembahasan Seo Ha. “Tak perlu dijawab buru-buru.”



Selesai menyatakan cinta, mendadak Ji Eum mengajak Seo Ha untuk menari. Dia menyuruh Seo Ha untuk diam saja dan dia yang akan memimpin gerakan. Untuk sekali ini, Seo Ha ngikut saja. Dan tanpa di sadari, Seo Ha tersenyum lebar. Apa yang mereka berdua lakukan ternyata kelihatan sama Cho Won dan Do Yun yang menikmati pemandangan dari dalam café.Cho Won senang melihat kedekatan keduanya dan berharap kalau Seo Ha dengan Ji Eum pacaran. Do Yun hanya terdiam canggung.



Pembicaraan dari hati ke hati Mun Seo Ha dan Yoon Cho Won

Dan tiba-tiba saja, hujan turun dengan lebat. Seo Ha dan Ji Eum langsung lari ke dalam café. Melihat keduanya yang basah kuyup, Cho Won menawarkan agar mereka mampir ke villa-nya untuk bertukar baju sekalian menunggu hujan reda. Setelah mandi dan berganti baju, Ji Eum langsung tertidur pulas. Hari juga sudah gelap, jadi mereka memutuskan untuk menginap. Seo Ha dan Cho Won yang belum tidur, memutuskan untuk duduk di ruang tamu. Suasana amat canggung.


Cho Won jadi teringat lagi kenangan masa kecilnya. Seo Ha yang masih mengenakan baju rumah sakit, diam-diam pergi ke rumah duka Ju Won. Dia tidak sanggup untuk masuk ke dalam sana dan memutuskan untuk langsung pergi. Ibu Ju Won ternyata melihat kedatangannya dan langsung mengejarnya. Sambil menangis, Ibu Ju Won memeluk Seo Ha karena dia paham kalau Seo Ha juga terpukul dengan kematian Ju Won. Namun, Cho Won yang masih kecil, tidak bisa memahami hal demikian. Dia mengejar Ibunya dan mendorong Seo Ha dengan keras. Sambil menangis terisak-isak dan berteriak, Cho Won mengusir Seo Ha untuk pergi. Dia menyalahkan Seo Ha atas kematian kakaknya. Dan dia tidak ingin Ibunya juga meninggal karena berada di dekat Seo Ha.


“Kau dan Kak Ju Won mirip. Aku berpikir apa kak Ju Won akan mirip dan tersenyum sepertimu jika dia masih hidup,” ujar Seo Ha, memecah keheningan. “Karena itu, aku tak sanggup melihatmu. Maafkan aku,” lanjutnya.

“Terimakasih sudah mengatakannya.”


Pertemuan Min Ki dan Ae Gyeong, apakah kebetulan?

Di kedai sekaligus rumah Ae Gyeong.

Ae Gyeong sedang membersihkan kedai sendirian dan tiba-tiba saja, perutnya kembali terasa sakit. Tepat saat itu, seseorang masuk ke kedai. Orang itu adalah Min Ki. Dia datang untuk melamar menjadi pekerja paruh waktu. Belum juga mewawancarai Min Ki, Ae Gyeong tiba-tiba saja pingsan karena rasa sakitnya. Min Ki langsung menelepon 119 dan membawanya ke rumah sakit.




Tingkah aneh Ban Ji Eum

Di tempat Ji Eum, hujan juga mendadak turun lagi. Kali ini, di sertai dengan petir yang keras. Suara petir itulah yang membangunkan Ji Eum. Karena udah terbangun, Ji Eum memutuskan untuk berjalan-jalan melihat villa. Dia teringat dengan masa kecil bahagianya saat menghabiskan waktu di villa itu bersama dengan Cho Won. Dulu, dia pernah bermain dengan Cho Won, yaitu menyembunyikan boneka kesukaan Cho Won. Saat itu, Ju Won menyembunyikannya di bawah celah yang ada di lemari jam. Dan kini, saat dia memeriksanya, boneka itu masih ada di sana dalam keadaan berdebu. Cho Won masih belum bisa menemukannya hingga saat ini. Ji Eum tertawa kecil dan menyembunyikan kembali boneka tersebut.


Yang tidak disadari oleh Ji Eum, Cho Won ternyata juga terbangun dan diam-diam mengikutinya. Dia melihat gelagat aneh Ji Eum yang mengitari rumah seolah nostalgia. Dia juga melihat Ji Eum menemukan alat pengukur tinggi badan di dinding yang disembunyikan di balik lemari buku. Cho Won semakin terkejut dan nggak bisa menahan diri lagi.


Ji Eum juga sama terkejutnya karena tidak menyangka kalau Cho Won ada di belakangnya. Seo Ha juga terbangun dan melihat keduanya. Ji Eum yang panik dengan cepat mencari alasan kalau dia barusan terbangun dan pergi ke kamar mandi, kemudian memutuskan melihat-lihat. Dan barusan dia  mencari ikat rambutnya yang terjatuh dan nyelip di bawah lemari buku.



Ji Eum juga menyadari kalau Seo Ha ada di sana. Seo Ha yang udah ketahuan, beralasan kalau dia mau keluar karena tidak bisa tidur. Cho Won melarang karena sedang hujan deras. Tapi, Seo Ha bilang kalau tidak apa-apa. Setelah Seo Ha pergi, Cho Won lanjut menginterogasi Ji Eum. Kali ini, dia menanyakan gimana Ji Eum bisa menemukan boneka yang disembunyikan di lemari jam. Ji Eum beralasan kalau dia hanya sedang melihat-lihat lemari jam yang terlihat cantik dan nggak sengaja menemukannya. Dia minta maaf karena sudah asal menyentuh.



Cinta Pertama yang Tidak Terwujud

Setelah menjawab semua pertanyaan Cho Won, Ji Eum pergi menyusul Seo Ha. Seo Ha sekarang benar-benar kebingungan apalagi melihat Cho Won dengan Ji Eum tadi. Di matanya, Ji Eum memang sangat mirip seperti Ju Won. Dia juga langsung mengemukakannya ke Ji Eum, bahwa Ji Eum sangat aneh.


“Apa aku sangat aneh?” tanya Ji Eum, balik. Wajahnya terlihat sedih.

“Kau bilang aku cinta pertamamu, kan? Cinta pertamaku tidak terwujud. Cinta pertamamu juga akan begitu.”

“Apa ini jawaban untuk pernyataan cintaku?”


“Ya.”


Setelah menjawab pertanyaan Ji Eum, Seo Ha pergi meninggalkannya. Ji Eum terlihat sedih untuk penolakan Seo Ha kali ini.

--



Ae Gyeong akhirnya sadar. Dia berada di IGD dan di sampingnya ada Min Ki. Udah sekitar 5 jam Ae Gyeong pingsan. Ae Gyeong berterimakasih karena Min Ki sudah menjaganya. Setelah itu, Ae Gyeong meminta tolong Min Ki untuk merahasiakan yang terjadi padanya hari ini kepada siapapun. Dia tidak ingin ada yang tau kalau dia sakit.


Cho Won sangat penasaran dengan identitas Ji Eum. Dan akhirnya, dia pun bertanya ke Do Yun, gimana Ji Eum dan Seo Ha bisa saling mengenal? Do Yun menjawab jujur kalau Seo Ha dan Ji Eum bertemu karena Ji Eum melamar kerja ke hotel. Tapi, sebelumnya, mereka juga sudah pernah bertemu sebentar saat masih kecil.



Ji Eum udah sampai di rumah. Baru juga dia pergi sehari, di kedai udah ada pegawai baru aja. Ae Gyeong menerima Min Ki untuk bekerja. Oh ya, Min Ki juga akan tinggal bersama mereka. Anggap saja Min Ki sebagai bagian dari keluarga. Ji Eum sebenarnya kurang setuju tapi karena Ae Gyeong yakin kalau Min Ki adalah anak baik, ya udah, Ji Eum mencoba menerima.




Cho Won masih saja memikirkan Ji Eum. Dia ingat, waktu kecil, dia menangis karena tidak bisa menemukan boneka yang disembunyikan Ju Won dan mengira kalau boneka itu udah hilang. Saat itu Ju Won tetap tidak mau memberitahu dimana dia menyembunyikannya dan hanya bilang kalau dia pasti bisa menemukannya suatu saat nanti jika terus mengingatnya. Dan ucapan Ju Won terbukti karna dia menemukannya saat sudah dewasa karena Ji Eum. Tapi, kenapa Ji Eum bisa tau? Apa Ji Eum dan kakaknya Ju Won berteman? Ah, tidak mungkin karena umur mereka terpaut jauh.



Yeon Ok mulai terancam oleh Mun Seo Ha!

Seo Ha udah kembali bekerja dan langsung menemui Yeon Ok di ruangannya. Tanpa basa basi, Seo Ha langsung menunjukkan dokumen pengajuan anggaran dana dari tiga tahun lalu yang realisasinya tidak terlihat di hotel. Yeon Ok dengan santai menanggapi kalau memang dia yang menandatangani dokumen tapi kalau ada yang nggak sesuai, maka itu adalah tanggung jawab karyawan yang kerjanya tidak becus. Jika mau dipecat, pecat saja karyawan itu karena dia tidak akan menghalangi. Seo Ha langsung menimpali kalau karyawan bersangkutan mengaku bahwa anggaran di pakai secara pribadi oleh Yeon Ok.


Ketenangan Yeon Ok langsung hilang. Dengan emosi dia menanyakan maksud tujuan Seo Ha. Sambil tersenyum, Seo Ha menjawab kalau dia hanya mau meluruskan beberapa praktik tercela hotel. Yeon Ok nggak terima dan membalas, emang dia pikir Sang A (ibu Seo Ha) berbisnis dengan jujur dulu? Seo Ha terlihat marah namun tetap tidak dikuasai emosi, membalas kalau Yeon Ok bicara sembarangan lagi tentang Ibunya. Dia juga tau kalau Yeon Ok berusaha keras untuk mencapai posisinya sekarang tetapi jangan berpikir kalau dia akan tetap di posisi itu selamanya.

Sebelum pertengkaran tidak berarti ini berlangsung lebih lama, Seo Ha langsung ke inti dari yang diinginkannya. Dia ingin Yeon Ok memilih : di usir (di pecat) atau bernegosiasi (mundur)? Setelah mengatakan itu, Seo Ha menunjukkan dokumen yang berisi bukti penyelewengan dana ke Yeon Ok sebelum keluar.



Di luar ruangan, dia malah pas-pasan dengan Ji Eum. Tidak lama, Yeon Ok keluar sambil marah-marah kalau dokumen yang ditujukkan Seo Ha tidak akan bisa menjatuhkannya. Lain kali, bawa yang lebih pantas untuk dinegosiasikan. Usai bilang gitu, dia malah mau main fisik dengan memukul Seo Ha menggunakan map dokumen. Ji Eum yang melihat itu, langsung refleks melindungi Seo Ha. Yeon Ok nggak nyesal dan mau nyerang lagi. Kali ini, Seo Ha menahan tangannya dan memperingati kalau dia nggak akan tinggal diam.


Sebelum situasi semakin memanas, paman Seo Ha mendadak muncul dan menarik Yeon Ok untuk kembali ke ruangan. Seo Ha juga meminta maaf ke Ji Eum yang terkena pukulan.


Yeon Ok masih tidak terima karena dia berusaha lebih keras dalam membesarkan hotel MI Grand dibandingkan Seo Ha. Dari caranya bicara, Yeon Ok seperti lupa daratan dan merasa MI Grand adalah miliknya. Makanya, dia tidak terima saat Seo Ha hendak mengambil alih. Paman Seo Ha langsung menebak kalau Yeon Ok seperti ini karena putranya (yang diusir oleh Seo Ha). Supaya Yeon Ok tenang, dia menjanjikan akan mendidik Chan Hyeok (nama putra Yeon Ok) di kantor pusat. Yeon Ok pesimis karena para direktur tidak menyukai Chan Hyeok. Paman Seo Ha menyakinkan kalau dia yang akan mengurus dan memasukkan Chan Hyeok sebagai penerus langsung.



Han Na semakin misterius

Sementara itu, Han Na datang mengunjungi hotel. Dia berkeliling melihat foto-foto CEO Hotel MI dari yang pertama hingga sekarang : Yeon Ok. Dan di foto Yeon Ok, dia menujuknya seolah itu tanda. Dan saat berpas-pasan dengan paman Seo Ha, wajahnya kelihatan terkejut.


Penculikkan Mun Seo Ha

Dong U (kakak Ji Eum) buat masalah. Dia berhutang pada rentenir dan tidak punya uang untuk membayarnya. Saat di gerebek sama rentenir, dia langsung menjual nama Ji Eum, adiknya yang bekerja di MI, sebagai orang yang akan membayarkan hutangnya. Bukan hanya menjual nama Ji Eum, dia juga menyusun strategi untuk mengancam Ji Eum agar mau memberikan uang yaitu dengan menculik pacar Ji Eum (Dong U salah mengira kalau Seo Ha adalah pacar Ji Eum karena saat itu Seo Ha membantu Ji Eum).



Tidak buang waktu, para rentenir dan Dong U langsung pergi menculik Seo Ha. Seo Ha baru saja pulang kerja dan ada janji temu dengan Do Jin, untuk merayakan kemenangan Do Jin. Penculikan itu kelihatan sama Do Jin sehingga dia langsung mengejar. Ji Eum juga mendapat pesan dari Dong U yang mengirimkan foto Seo Ha beserta pesan agar dia datang ke tempat yang diberitahukan jika tidak ingin pacarnya terluka.



Seo Ha di bawa ke sebuah bangunan kosong. Setelah memahami situasi kalau mereka adalah para rentenir dan ingin mengancam Ji Eum untuk membayar hutang kakaknya, Seo Ha baru bertindak. Karena mereka pakai kekerasan, dia juga pakai kekerasan. Wkwkwk, mereka memilih lawan yang salah karena Seo Ha jago berkelahi. Udah gitu, Do Jin juga datang dengan membawa besi untuk membantunya. Eh, Seo Ha malah panik karena Do Jin adalah atlet dan malah pakai senjata, soalnya kalau dibawa ke kantor polisi, dia takut Do Jin terkena imbas. Do Jin mana peduli masalah itu dan lebih mementingkan keselamatan Seo Ha yang adalah putra Direktur Grup MI.



Wwkwwk, Do Jin bicara dengan suara keras, jadi Dong U juga dengar identitas asli Seo Ha. Tidak lama kemudian, terdengar suara sirine polisi. Sontak, semua rentenir dan Dong U langsung kabur. Yang datang adalah Ji Eum sambil membawa toa dan memutarkan suara sirine. Hahahaha. Melihat kedekatan keduanya, Do Jin salah paham mengira kalau Ji Eum adalah pacar Seo Ha. Dia langsung memperkenalkan dirinya dan mengajaknya untuk ikut makan bersama mereka. Reaksi Ji Eum? Tentu dia mau ikut!



Salah Paham Yoon Cho Won terhadap Ban Ji Eum

Di saat yang sama, Cho Won dan Do Yun nggak sengaja ketemu. Seperti biasa, mereka pun mengobrol basa basi. Saat berbincang, topik Ji Eum mendadak muncul. Do Yun tidak menyukai Ji Eum yang terlihat suka ikut campur. Cho Won jadi semakin penasaran dan menceritakan kesulitannya selama berada di sisi Ji Eum, soalnya dia merasa Ji Eum seperti kakaknya. Ucapan Cho Won membuat Do Yun jadi teringat dengan Seo Ha yang juga merasa Ji Eum seperti Ju Won. Ya udah, Do Yun cerita kalau dia pernah berbincang dengan Ji Eum dan Ji Eum bilang kalau dia punya motif tersembunyi. Pikiran Cho Won langsung kacau.



Seo Ha dan Ji Eum lagi bincang-bincang berdua di luar kedai sementara Do Jin makan. Pembicaraan mereka sampai ke pertanyaan Ji Eum yang ingin tau apa yang Seo Ha sukai dari Ju Won. Seo Ha tersenyum dan menjawab kalau mata Ju Won sangat pengertian dan indah. Ji Eum langsung mendekat dan menanyakan pendapat Seo Ha tentang matanya. Seo Ha nggak terpengaruh dan mendorong kepala Ji Eum menjauh. Setelah itu, dia masuk kembali ke dalam kedai. Pas sekali, Ji Eum mendapat telepon dari Cho Won.


Setelah mendapat telepon itu, Ji Eum langsung pergi menemui Cho Won. Cho Won udah mabuk berat. Pikirannya kalut setelah pembicaraannya dengan Do Yun. Dia mengira Ji Eum sengaja mendekatinya untuk mendapatkan informasi mengenai Ju Won yang disukai Seo Ha, agar bisa berlagak seperti Ju Won di depan Seo Ha. Karena Ju Won adalah kelemahan Seo Ha. Dia marah karena Ji Eum menggunakan rasa sakit orang lain untuk tujuannya.



Ji Eum kebingungan dengan salah paham Cho Won. Dia ingin menjelaskan tetapi Cho Won tidak mau mendengar. Dalam kemarahannya, Cho Won meluapkan semuanya. Mengenai sosok Ju Won yang dilihatnya di dalam diri Ji Eum. Dia selalu merasa Ji Eum adalah kakaknya, Ju Won. Dia nggak mengerti kenapa melihat sosok kakaknya dalam diri orang lain. Dan kenapa Ji Eum bisa tau banyak hal yang tidak pernah dia beritahu? Hal ini hanya mungkin jika Ji Eum adalah kakaknya. Saking frustasinya, Cho Won menangis keras.




Pengakuan Ban Ji Eum

Ekspresinya saat menangis masih sama seperti saat dia masih kecil. Dan ini membuat Ji Eum merasa sedih dan nggak bisa menahan dirinya lagi. Dia sadar kalau dia mungkin akan menyesali pilihannya saat ini, tapi…

“Cho Won. Lihat kakak.”


“Apa katamu?”

“Cho Won. Aku… Yoon Ju Won. Aku ingat kehidupan lampauku. Lalu, dikehidupan lampauku, aku adalah Yoon Ju Won.


Post a Comment

Previous Post Next Post