Sinopsis Drama Korea : Lovely Runner Episode 1






Cerita dimulai dengan kehebohan munculnya fenomena gerhana matahari yang terjadi 61 tahun sekali. Orang-orang sibuk mengabdikan moment tersebut. Namun, ada juga yang tidak bisa menikmatinya. Contohnya seperti boyband Eclipse yang sedang sibuk melakukan promosi dan seorang perempuan remaja di sebuah rumah sakit.






Perempuan remaja itu bernama Im Sol. Tatapan matanya terlihat kosong. Dia hanya terus mengabaikan keluar jendela dan mengabaikan Ibunya yang sibuk menggunting kuku kaki-nya. Meski terus berusaha bicara dengan ceria, Ibu Im Sol, Park Bok Soon, sebenarnya sangat sedih melihat anaknya yang tidak punya semangat hidup lagi. Bok Soon tidak sengaja memecahkan gelas saat hendak mengambil salep untuk mengobati jari kaki Sol yang terluka karena dia menggunting kukunya terlalu pendek. Saat Bok Soon pergi untuk mengambil peralatan untuk membersihkan pecahan kaca, Sol secara diam-diam mengambil potongan pecahan gelas. Dia hendak bunuh diri.



Sebelum dia melakukan niat itu, hp-nya berbunyi. Sol tidak mau mengangkat, tetapi penghuni kamar lain menyuruhnya untuk mengangkat saja telepon itu. Yang menelpon adalah Sun Jae dari Eclipse. Eclipse sekrang sedang sibuk-sibuknya melakukan promosi grup mereka. Salah satu media promosi adalah radio yang mempunyai program untuk menelpon orang-orang secara random. Seharusnya, program ini menyenangkan, tetapi berubah jadi canggung saat Sol menjawab dengan ketus kalau dia tidak mengenal Sun Jae ataupun Eclipse. Sol sudah sangat lelah dengan hidupnya dan berusaha untuk tidak emosi, tetapi semua runtuh ketika MC radio memberitahu kalau Sol mendapatkan hadiah sepatu lari.


“Kamu sebut itu hadiah? Kamu pikir bisa membuatkan berjalan lagi? itu yang kuinginkan!” teriak Sol. “Jika kamu tidak bisa melakukannya, kenapa kamu menelpon dan menggangguku padahal aku tidak memintanya?! Kamu bersenang-senang melakukan telepon iseng seperti ini? Bagus untuk kalian bahwa hidup menyenangkan bagi kalian! Di suatu tempat di dunia ini, ada orang yang tidak ingin hidup karena cuacanya terlalu bagus. Jadi, jangan melakukan telepon iseng seperti ini lagi. Kamu membuatku ingin membakar stasiun TV-mu!” teriak Sol dan membanting hp-nya.

MC dan staff terkejut karena tidak menyangka dengan respon Sol.


“Apa… kamu masih mendengarku?” tanya Sun Jae, sebelum MC mengakhiri telepon. “Terimakasih karena tetap hidup. Orang-orang terkasihmu di sekitarmu akan lega dan bersyukur bahwa kamu masih bersama mereka. Jadi, kamu harus menjalani hidupmu hari ini karena ini hari yang indah. Besok akan hujan. kalau begitu, selagi kamu menunggu sampai hujan berhenti, hiduplah sehari lagi. Jika kamu terus begitu, mungkin akan datang hari saat hidup tidak tampak begitu menyedihkan,” ujar Sun Jae dengan tulus.


Ucapannya itu membuat tangis Sol pecah. Ibu yang baru kembali terkejut dan ikut menangis bersamanya. Sol masih sangat sulit menerima kenyataan bahwa sebuah kecelakan telah membuatnya tidak bisa berjalan lagi.

Tahun demi tahun berlalu…



31 Desember 2022

Sol sudah bisa beradaptasi dengan kondisinya dan sudah kembali menjadi ceria. Meski harus menggunakan kursi roda, tetapi dia masih memiliki orang-orang yang menyanyanginya seperti Ibunya, Neneknya (Jung Mal Ja), kakaknya (Im Geum) dan sahabatnya (Lee Hyun Joo). Dan dia juga punya orang yang dia sukai, Ryu Sun Jae dari Eclipse. Sol adalah penggemar beratnya. Kamarnya saja dihias dengan pernak pernik Eclipse yang berhubungan dengan Sun Jae. Sol juga rela membeli jam tangan Sun Jae dari lelang sebesar 3000 dolar. Ah, tentu saja dia bohong ke Ibunya kalau dia membelinya dengan harga 300 dolar.

Hari ini, Sol akan datang ke konser Sun Jae untuk pertama kalinya. Sudah 5 tahun sejak Eclipse mengaitudakan konser, jadi wajar jika konser ini adalah konser yang ditunggu oleh para penggemar.


Sementara itu, di tempat konser, Sun Jae sedang berdebat dengan managernya. Managernya memaksanya untuk menerima tawaran film dari seorang sutradara terkenal dan sebagai imbalannya, dia akan mengizinkan Sun Jae untuk mengambil cuti panjang. Sun Jae menolak. Yang dia inginkan bukanlah cuti tetapi pensiun. Permintaan itu tidak mungkin dikabulkan oleh managernya.


Sebelum pergi, Sol harus melakukan tugas mengedit video dari klien-nya. Sekarang, Sol bekerja sebagai editor freelance.  Video yang harus di editnya adalah video seorang peramal yang membahas soal kehidupan setelah kematian dimana setelah mati, jiwa yang mati harus melewati Sungai Sanzu. Selesai melakukan pekerjaannya, Sol langsung bergegas pergi ke tempat konser.



Untunglah ada sahabatnya, Hyun Joo, yang bersedia mengantarkannya ke tempat konser. Hyun Joo terlihat sangat peduli dengan Sol hingga rela beli mobil yang lebih besar agar Sol lebih nyaman. Hyun Joo juga tau kalau Sol adalah penggemar berat Sun Jae, jadi dia meminjam buku tahunan milik junior dari seniornya yang merupakan lulusan Angkatan 13 di SMA Jagam. SMA Jagam merupakan tempat Sun Jae dulu bersekolah dan di buku tahunan itu ada foto Sun Jae. Tentu saja, Sol langsung minta izin untuk mengambil foto Sun Jae saat SMA. Penyesalan Sol adalah kenapa dia tidak mengenali Sun Jae sejak dulu padahal SMA Jagam berada di seberang SMA mereka. Hyun Joo mengingatkan kalau saat SMA kan Sol adalah penggemar seseorang. Ah, saking sudah lamanya, Sol sampai lupa. Btw, orang yang disukai Sol saat SMA juga sekolah di SMA Jagam dan satu angkat dengan Sun Jae, tapi orang itu berhenti sekolah sebelum kelulusan makanya tidak ada fotonya di buku tahunan. Menurut rumor, orang tersebut berkelahi dengan murid-murid SMA lain, tidak lama setelah kecelakaan Sol. Beritanya sangat heboh saat itu. Harusnya orang itu dikeluarkan, tetapi pihak sekolah mengizinkannya untuk keluar (ingat ya, beda antara DO dan keluar sendiri).



Begitu sampai di tempat acara, Sol langsung sibuk mengambil foto dengan poster Sun Jae. Tidak lupa, meninggalkan pesan di board yang telah disediakan. Padahal hari ini hari konser Eclipse setelah 5 tahun, tetapi ada saja fans-fans yang membandingkan para personel. Salah satunya fans In Hyuk yang tidak terima karena  ada segmen Sun Jae akan tampil solo di panggung. Mendengarnya saja sudah membuat Sol emosi.


Baru juga mau emosi, Sol dapat telepon dari Bon Cinema yang telah melihat CV yang dikirimnya dan memintanya datang sekarang juga untuk interview. Karena ini hal yang sudah ditunggu-tunggu Sol dan masih ada waktu hingga 2 jam sebelum konser, Sol menyanggupi untuk datang sekarang juga.


Sol sudah sangat antusias saat datang ke tempat Bon Cinema. Tempatnya sangat bagus dan terlihat nyaman. Tetapi, rasa antusias itu lenyap saat melihat kalau kantornya berada di tingkat 2. Orang yang menelpon untuk wawancara juga kaget saat melihat Sol menggunakan kursi roda. Terpaksa, dia menolak Sol sebelum interview. Alasannya karena tempat kerja mereka di lantai 2 dan tidak ada lift di sana. Sol sedih, tetapi berusaha tetap baik-baik saja dengan memikirkan Sun Jae.



Masalahnya, bus yang dinaiki Sol terjebak macet parah. Saat dia tiba di gedung acara, sudah tidak ada fans lagi karena semua sudah masuk. Panitia juga tidak bisa membiarkannya masuk karena gedung sudah ditutup. Sol tidak menyerah dan mulai berekspresi sedih sambil menceritakan kesulitannya untuk datang dengan bus. Panitia akhirnya luluh karena melihat kondisi Sol. Saat semua sudah lancar dan mengizinkan Sol untuk masuk, Sol malah kehilangan tiketnya. Sepertinya, tiketnya jatuh saat dia mengeluarkan hp dari tasnya untuk membayar ongkos bus.





Konser di dalam berlangsung sangat meriah. Sol tidak beranjak pergi. Dia tetap duduk di luar gedung dan memakai bando fans-nya. Dari luar, dia bisa sayup-sayup mendengar suara nyanyian. Meski tidak berada di dalam gedung konser, Sol tetap ikut bernyanyi.  Konser ditutup dengan nyanyian solo dari Sun Jae.


Konser sudah berakhir dan saatnya untuk pulang. Meski hanya berada di luar, Sol tetap bahagia. Ditambah lagi, salju pertama turun hari ini. Baru juga mau pulang, seseorang malah menabraknya hingga ponsel di tanganya terjatuh dan layarnya pecah.




Di dalam ruang tunggu konser, sedang terjadi perkelahian. In Hyuk sudah mendengar tentang Sun Jae yang akan pensiun. Dia tidak terima dan tidak menanyakan alasan Sun Jae sedikitpun. Sun Jae juga tidak ingin bicara banyak dan meminta mereka memberikannya waktu untuk sendiri. Saat sendiri, entah kenapa Sun Jae terlihat sangat lelah.



Sol sendirian melewati jembatan untuk menuju halte bus. Cuaca sangat dingin dan dia tidak membawa hotpack. Eh, mendadak kursi roda nya malah mati karena kehabisan baterai. Air mata Sol akhirnya tumpah. Dia sangat kesal karena hari ini sangat sial. Dia di tolak kerja karena kondisinya. Tidak bisa melihat konser Sun Jae. Ponselnya jatuh dan layarnya rusak. Sekarang, kursi rodanya malah habis baterai di tengah jembatan.





Sun Jae yang mau pulang, ternyata melewati jembatan itu dan melihat Sol. Dia langsung berhenti untuk menolongnya. Sol tercengang. Dia sangat bahagia karena bisa melihat idolanya. Saking bahagianya, dia sampai tidak tahu harus berkata apa. Sun Jae tidak hanya bicara padanya, tetapi juga memberikannya hotpack dan menawarkan tumpangan. Hm, baru juga mau mengiyakan tumpangan Sun Jae, Hyun Joo malah datang untuk menjemputnya. Sebelum Sun Jae pergi, Sol memberikan setoples permen kesukaan Sun Jae.


Setelah sampai di rumah dan bertukar baju, Sol mengajak Ibunya berbincang. Dia mau tau, siapa nama orang yang menyelamatkannya dari kecelakaan belasan tahun lalu. Ibu terdiam sejenak dan tampak gugup kemudian menjawab tidak ingat karena sudah terlalu lama. Kenapa tiba-tiba menanyakan itu?

“Tidak apa-apa. Karena aku bertemu orang yang membuatku hidup, aku bertanya-tanya tentang orang yang menyelamatkanku. Aku merasa bersalah karena tidak berterimakasih saat itu,” jawab Sol.



Sebelum tidur, Sol menata barang-barang milik Sun Jae yang dimilikinya. Seperti jam tangan dan hotpack yang diberikan Sun Jae tadi. Untuk sesaat, layar jam tangan tersebut sempat bersinar. Namun, saat diperiksa, tidak ada yang salah. Sol pun tidak jadi menyimpannya dan memakainya lagi.




Namun, rasa bahagia menghilang ketika grup fans Sun Jae dipenuhi dengan chat terkait artikel yang baru saja keluar beserta video. Artikelnya tentang Ryu Sun Jae yang bunuh diri dengan melompat ke kolam renang dan kini sedang dilarikan ke rumah sakit Universitas Hanguk. 


Sol yang masih tidak percaya segera pergi ke rumah sakit tanpa didampingi siapapun. Dia pergi dengan menggunakan kursi roda biasa. Ditengah jalan, dia bertabrakan dengan pesepeda dan jam tangannya terjatuh ke bawah sungai dangkal. Sol segera ke bawah untuk mengambil jam tangan tersebut.



Jam tangan berhasil di dapatkan bersamaan dengan munculnya berita konfirmasi kematian Sun Jae di billboard. Sol masih tidak mau percaya dan segera memeriksa berita dari hp-nya. Semua penuh dengan berita kematian Sun Jae dan kemungkinan bahwa itu bunuh diri. Sol mulai menangis tidak terima. Padahal, mereka baru saja bertemu beberapa jam lagi. Padahal, Sun Jae yang memberikannya semangat untuk meneruskan hidup. Tetapi, kenapa?



Keajaiban tiba-tiba terjadi.  Sekitar Sol membeku. Waktu berjalan mundur. Dan tiba-tiba saja, Sol sudah berada di ruang kelas. Gurunya sedang memarahinya karena tidur. Sol masih sangat bingung dan merasa semua adalah mimpi karena dia bisa merasakan kakinya lagi. Semua orang bingung dengan tingkahnya yang mengabaikan guru. Dan tiba-tiba saja, Sol berlari keluar sekolah menuju SMA Jagam yang ada di seberang gedung sekolahnya. Dia bertanya kepada siswa yang dilihatnya, dimana Sun Jae?




Sun Jae sedang berada di gedung kolam renang untuk menjadi teman kompetisi latihan Park Tae Hwan untuk Musim Panas Beijing 2008. Gedung itu berada agak jauh dari sekolah. Tetapi Sol tetap nekat menuju ke sana. Saat harus menyeberang jalan raya, Sol agak ketakutan. Dia harus menarik nafas panjang dan menghitung dari 1 sampai 5. Sepertinya itu adalah trauma Sol. Begitu lampu penyeberang berwarna hijau, Sol langsung berlari kencang menyeberanginya.


Pintu gedung kolam renang di kunci, tetapi entah gimana caranya, Sol berhasil menemukan jalan masuk lain. Begitu melihat Sun Jae di kolam renang, Sol langsung berteriak kencang memanggil namanya kemudian berlari dan memeluk Sun Jae dengan erat. Orang-orang sekitar tentu kebingunan. Apalagi security yang sibuk melindungi Park Tae Hwan karena mengira Sol adalah fans Tae Hwan, eh, ternyata malah memeluk Sun Jae.


“Kamu pasti kesulitan sendirian, merasa sangat kesepian. Kamu bahkan tidak bisa memberitahu siapapun bahwa kamu kesulitan. Aku tidak tau kamu sangat menderita. Maaf aku tidak menyadarinya,” ujar Sol, menangis. “Aku mencintaimu, Sun Jae.”


Suasana mengharukan tersebut diinterupsi oleh para security yang menyeret Sol keluar. Sol masih mengira semua adalah mimpi terus berteriak mencintai Sun Jae sambil di seret. Setelah di seret keluar, security memperingati Sol untuk tidak memberitahu pertandingan rahasia ini ke siapapun. Karena Sol begitu gigih mau masuk kembali, security tidak sengaja mendorongnya agak keras hingga terjatuh. Ah, sakit!



Eh, kenapa terasa sakit? Sol bingung. Sambil terus berjalan tidak tentu arah, Sol memikirkan kenapa di dalam mimpi bisa terasa sakit? Jam tangan Sun Jae juga masih ada bersamanya. Tidak terasa, Sol udah sampai di depan jembatan. Ah, dia langsung ingat tentang Sungai Sanzu yang dibilang kliennya. Apa dia juga sudah mati?



Sun Jae udah siap latihan dan melewati jalan yang dilewati Sol. Dia bingung melihat Sol yang duduk di depan jembatan. Wkwkwkw. Sol benar-benar mengira kalau dia sudah mati. Sun Jae juga melihat jam tangan Sol yang mirip seperti miliknya dan Sol bilang kalau itu memang jam tangan Sun Jae. Sol juga bicara aneh soal kematian dan bilang akan menemaninya, tetapi kemudian menangis karena memikirkan Ibunya. Sangat aneh!



Sol juga melarang Sun Jae untuk melewati jembatan. Sun Jae tidak mendengarkannya. Terpaksa, Sol memeluknya untuk menahannya. Dia juga mengajak Sun Jae untuk hidup bersama. Sun Jae langsung ketakutan dan lari ke dalam taksi, meninggalkan Sol. Eh, kenapa di akhirat ada taksi?


Masih bingung dengan yang terjadi, Ibunya menelpon dan memarahinya untuk segera pulang! Berani-beraninya dia bolos sekolah!!

--


Sun Jae udah tiba di rumah dan siap untuk belajar. Saat dia mau menyimpan jam tangannya, dia menemukan jam tangannya masih ada di mejanya. Ini bukan jam tangannya. Tetapi, kenapa Sol bilang itu jam tangannya?




Sol juga sampai di rumahnya yang membuka tempat sewa DVD. Sangat aneh. Kenapa semuanya termasuk gedung-gedung sekitar sama seperti masa lalu? Kenapa ibunya terlihat sangat muda? Ibu mengira Sol hanya berusaha memuji agar dia tidak dimarahi. Sol masih bingung. Dan bertambah bingung saat melihat kalender tahun 2008, bulan Juni. Untuk meluruskannya, dia mencari Neneknya. Neneknya ingat padanya! Soalnya, di tahun 2022, Neneknya sudah pikun dan tidak pernah memanggil namanya lagi.



Sol akhirnya paham bahwa dia kembali ke masa lalu, sebelum dia mengalami kecelakaan dan kehilangan kemampuannya berjalan. Sol kembali menangis. Tangisan bahagia karena bisa berjalan lagi.  Tetapi, dia takut kalau ini hanya mimpi sesaat, jadi dia pergi ke kamar Ibu dan Neneknya untuk tidur bersama mereka.

--


Pagi harinya,

Saat bangun, Sol tidak bisa menggerakan kakinya lagi. Sol langsung sedih karena ternyata semua hanya mimpi. Eh, ternyata karena kakaknya, Im Geum, tidur menimpa kakinya. Hahahahaha. Semua bukan mimpi.



Sun Jae sudah tiba di sekolah tetapi tidak langsung masuk gerbang, melainkan melihat ke gedung sekolah seberang. Dia mau mengembalikan jam tangan Sol. Seolah takdir, Sol melihatnya. Matanya berkaca-kaca karena teringat Sun Jae di masa depan akan meninggal. Hujan turun.



Sun Jae melihatnya dan mendekatinya. Dia agak bingung karena Sol menangis. Meski begitu, dia memayunginya. Ini membuat Sol teringat saat Sun Jae memayunginya dari salju.


 

Post a Comment

Previous Post Next Post