Ki Joo sangat dekat dengan pamannya, Seo Ki Won.
Pamannya yang membesarkannya dan mengajarinya cara melawan pada hantu. Makanya,
dia sangat menyanyangi pamannya tersebut. Namun, suatu hari, Ki Won
memberikannya passport beserta tiket dan bilang mereka akan pindah ke Kepulauan
Pitcairn yang merupakan negara dengan populasi terendah. Artinya, jarang ada
yang meninggal di sana. Jadi, ada kemungkinan tidak ada hantu di sana dan
kutukan mungkin tidak akan mengikuti mereka di sana. Mereka harus berusaha
untuk bertahan hidup.
Tetapi, seminggu sebelum tanggal keberangkatan, Ki
Won tiba-tiba pergi dari rumah dan berjanji akan segera kembali agar mereka
bisa pindah ke kepulauan Pitcairn.
Dan kita semua tau, Ki Won tidak pernah kembali.
Dia hilang. Ki Joo juga sudah pasrah menerima kematiannya seperti yang dialami
para leluhurnya. Dia sudah membayangkan berbagai macam kematian yang akan
menghampirinya, namun, tidak pernah terbayangkan olehnya bahwa dia akan mati
ketika di tahan para hantu dan tertimpa papan reklame.
Di saat Ki Joo sudah pasrah mengira akan mati, Han
Bom mendadak muncul dan menariknya, sehingga dia selamat dari kejatuhan papan
reklame. Meski begitu, Han Bom merasa Ki Joo aneh karena menusuk-nusuk sesuatu
ke udara kosong. Padahal, Ki Joo sedang menusuk hantu agar menghilang. Han Bom
yang tidak dapat memahami tingkahnya, salah mengira kalau Ki Joo mau
menusuknya. Dia juga bingung kenapa Ki Joo tiba-tiba membahas ‘lingkaran’?
Ki Joo masih ingin bertanya banyak hal mengenai Han
Bom, tetapi mobil polisi tiba. Han Bom yang menghubungi polisi sebelum mencari
Ki Joo. Dia melaporkan Ki Joo sebagai penculik Yoon Dal.
Bidikan
Ketiga : 100 Hari Zona Aman
Ki Joo dan Han Bom berakhir di kantor polisi. Ki
Joo sebagai terlapor dan Han Bom sebagai pelapor. Ki Joo menjelaskan kalau dia
tidak menculik Yoon Dal karena Yoon Dal dengan sukarela mengikutinya dan dia
juga mengantar Yoon Dal kembali dengan selamat ke panti asuhan. Han Bom menyela
dan memberitahu kalau Ki Joo baru saja pindah ke lingkungan mereka 1 minggu
yang lalu dan tiba-tiba menunjukkan ketertarikan pada Yoon Dal. Ah, Ki Joo juga
mengunjungi panti asuhan dengan pasangan palsu. Setelahnya, Ki Joo mempermainkan
Yoon Dal dengan menunjukkan foto palsu.
Ki Joo tersinggung karena dia tidak melakukan semua
itu. Dan juga, dia tidak pernah mengedit foto-foto tersebut. Misalkan, jika dia
benar-benar memotret Yoon Dal dengan kakaknya, apa mereka akan percaya?
Han Bom ternyata mengenali detektif yang
menginterogasi. Makanya, dia meyakinkan det. Lee kalau Ki Joo benar-benar
mencurigakan. Kasihan Ki Joo karena dia jadi semakin sulit dibebaskan. Ditambah
lagi, dia sudah pernah mendapat banyak laporan (akibat menemuhi permintaan para
hantu). Kalau Ki Joo mau bebas, harus ada orang yang menjaminnya. Satu-satunya,
teman Ki Joo hanyalah para asisten hantunya : Go Sung Ho dan Baek Nam Goo.
Nam Goo tidak mungkin menolong karena dia tidak mau
menipu. Sung Ho adalah satu-satunya hantu yang bisa membantu, tetapi dia malah
lagi sibuk menakuti orang yang bekerja lembur di perusahaan lamanya. Orang itu
duduk di kursinya, tempat dia bekerja dulu. Dan sampai saat ini, Sung Ho tidak
mengizinkan adanya orang lain menepati meja kerjanya tersebut.
Tidak ada yang bisa datang untuk menjaminnya
keluar. Dan akhirnya, Ki Joo di tahan di penjara kantor polisi. Sebelum
dimasukkan ke sel, dia memohon agar mereka memberikannya garam dan kacang
merah, tetapi tentu saja permintaannya tidak dikenal. Argh, kasihan Ki Joo
karena penjara tempatnya ditahan, dipenuhi dengan hantu gangster. Ki Joo sudah
berusaha meminta bantuan Han Bom, tetapi Han Bom tidak mempercayai satupun
ucapannya. Dia malah menertertawai Ki Joo yang mengaku sebagai fotografer
hantu.
Setelah meninggalkan Ki Joo di penjara, Han Bom
masih bisa menikmati mie instannya. Udah gitu, dia malah kesal karena jam
tangannya rusak akibat tangannya di tarik oleh Ki Joo, tadi. Di pergelangan
tangan Han Bom terlihat ada bekas luka.
Pagi akhirnya tiba. Setelah bermalam di penjara
dengan di penuhi rasa takut, akhirnya, Ki Joo bisa bebas setelah Sung Ho
datang. Dia baru membaca pesan Ki Joo. Begitu tiba, dia langsung merasuki salah
seorang pengunjung di kantor polisi dan menandatangani surat jaminan.
Begitu bebas, tempat pertama yang dikunjungi oleh
Ki Joo adalah gereja. Dia masuk ke ruang pengakuan dosa untuk mengakui rasa
syukurnya karena Tuhan memberikan jawaban, di saat dia sudah hampir menyerah
pada hidupnya. Pendeta yang mendengarkan ceritanya, menanggapi dengan tenang.
Namun, setelah berbincang-bincang, Ki Joo baru sadar kalau pendeta yang bicara
dengannya ternyata adalah hantu. Pendeta itu baru saja meninggal hari ini. Sontak saja, Ki Joo langsung kabur.
Ki Joo kembali ke rumahnya. Dia melihat tenda Han
Bom masih ada di depan rumah, jadi dengan sopan, dia meminta maaf sekaligus mau
menawarkan kesepakatan. Udah bicara panjang lebar, eh, ternyata tendanya
kosong.
Lagi kesal, Nenek datang. Dia minta tolong Ki Joo
untuk memotretnya. Ki Joo bersedia karena dia sekalian mau bertanya-tanya
mengenai Han Bom. Nenek bersemangat menceritakan mengenai Han Bom karena
mengira Ki Joo menyukai cucunya. Han Bom adalah anak pintar yang selalu
mendapat nilai tinggi. Tetapi, saat kecil, Han Bom melihat kedua orangtuanya
sekarat di depan mata. Nenek merasa sedih karena tau kalau Han Bom pasti belum
melupakan kejadian tersebut. Ki Joo tidak lagi bertanya. Dia langsung memotret
Nenek dan sebagai imbalannya, Nenek akan memberitahukan dimana kantor Han Bom.
Hari ini Ki Joo benar-benar sibuk karena dia
berkeliling ke sana kemari. Sekarang saja, dia sudah berada di kantor pengacara
Su Mi untuk menemui Han Bom. Ki Joo masih berusaha menyakinkan Han Bom bahwa
dia benar-benar bisa melihat hantu dan butuh bantuannya. Sebagai bukti, dia
menunjukkan semua barang-barang pengusir setan yang selalu dibawanya. Bukti itu
masih belum cukup bagi Han Bom. Jadi, Ki Joo meminta bantuan Baek Nam Goo.
Awalnya dia mau Nam Goo memakai kekuatannya untuk menggerakan hp di tangan Han Bom,
tetapi gagal. Sepertinya energi Han Bom terlalu kuat. Jadi, mereka memakai
metode lain. Nam Goo membacakan pesan yang masuk ke hp Han Bom dan KI Joo
mengulangi semua ucapannya. Han Bom terkejut karena Ki Joo tau isi pesan yang
masuk padahal berada di depannya.
Hal terakhir yang dilakukan Ki Joo adalah meminta
Han Bom untuk datang ke studionya saat matahari terbenam. Dia akan menunjukkan
kepadanya dunia tempat tinggalnya.
Matahari sudah terbenam. Han Bom tidak pergi
menemui Ki Joo, melainkan menjemput Nenek. Dia bercerita pada Nenek kalau Ki
Joo adalah penipu karena tidak memiliki satupun kontak orang lain di hp. Yang
paling aneh, dia mengubah tempat penyimpanan ketel dibelakang menjadi lorong
dengan taman. Nenek langsung memukulinya karena bicara omong kosong. Itu hanya tempat penyimpanan dan tidak ada
apapun di dalam sana. Setelah membahas
topik Ki Joo, Nenek mulai membahas luka di pergelangan tangan Han Bom. Apa dia
tidak berniat menghilangkannya? Dengan kemajuan teknologi medis saat ini, tidak
susah untuk menghilangkan bekas luka tersebut.
“Ini adalah bukti bahwa aku bertahan sendirian,”
jawab Han Bom.
Di studio Yahan,
Sung Ho sibuk memilih jas yang akan dipakainya
untuk menyambut Han Bom. Ki Joo tidak habis pikir melihatnya karena Han Bom
tidak akan bisa melihat Sung Ho meskipun dia telanjang. Lagi asyik bersiap
menyambut Han Bom, mereka malah kedatangan klien. Klien kali ini adalah pendeta
yang meninggal tadi pagi. Dan permintaannya adalah mereka membantunya menghapus
video yang ada di laptopnya.
Seperti biasa, Ki Joo akan berusaha mengabulkan
permintaaannya dengan bantuan para asistennya. Nam Goo sudah mencuri jadwal
gereja besok pagi. Menurut jadwal, gereja akan kosong sampai besok siang karena
pemakaman. Lebih baik mereka pergi ke kantor pendeta melalui pintu belakang
saat sore hari daripada malam hari. Nah, untuk selanjutnya, Sung Ho dan Ki Joo
yang akan bergerak. Nam Goo menolak untuk ikut serta dalam misi pencurian
lapotp ini karena semasa hidup dia adalah detektif yang tidak pernah melanggar hukum.
Sung Ho marah dan mau menantang Nam Goo, tetapi Ki
Joo menghalangi. Dia memberitahu kalau semasa hidup, Nam Goo adalah detektif
berbakat yang terkenal dengan kemampuannya menangkap dan menghajar para
penjahat. Meskipun Sung Ho adalah seniornya, dia tetap tidak akan bisa
menghadapinya.
Esok harinya,
Nenek sedang sibuk menutup kedai setelah
dagangannya habis. Namun, seorang penjual tiba-tiba saja mecari ribut dengan
meminta jatah tteokbokki milik Han Bom yang disisihkan Nenek. Karena tidak
diberikan, dia mulai menggosipkan Han Bom yang terkenal dilingkungan mereka
sebagai pengangguran. Dia juga memberitahu nenek kalau Han Bom sudah dipecat
dari kantor Kejaksaan karena mengecewakan jaksa yang sangat penting di sana.
Itu sebabnya firma hukum juga tidak akan memperkerjakan Han Bom karena tidak
ingin menyinggung jaksa tersebut. Dia mendengarnya dari kakak ipar. Setelah
mengatakan semua itu, si penjual langsung pamit pergi dengan santai. Dia nggak
melihat ekspresi pucat Nenek setelah tau hal yang dialami Han Bom.
Hari ini Han Bom baru mau datang ke tempat Ki Joo.
Ah, padahal Ki Joo mengundangnya kemarin, tetapi dia malah baru datang.
Untunglah Ki Joo tetap menyambutnya dengan ramah karena dia memang membutuhkan
bantuan Han Bom. Han Bom terkejut melihat sebuah ruangan luas dan megah dibalik
ruang penyimpangan ketel. Mustahil hal itu bisa dijelaskan dengan logika
manusia. Di ruangan itu, dia juga melihat banyak foto-foto hantu yang sudah
diambil selama ini. Ki Joo juga menjelaskan bahwa tempat ini hanya bisa dimasuki
oleh hantu dan orang hidup yang dia izinkan.
Makanya, dia merasa Han Bom istimewa karena dia
adalah satu-satunya orang yang bisa masuk ke tempat ini tanpa izin darinya.
Ditengah pembicaraan, tiba-tiba sebuah bunga melayang ke depan Han Bom. Itu
bunga dari Sung Ho. Ki Joo memperkenalkannya meskipun Han Bom tidak bisa
melihatnya. Sung Ho sangat yakin kalau Han Bom adalah orang yang bertukar pesan
dengannya saat dia masih hidup.
Tidak lama sebuah nampan melayang ke depannya. Yang
membawa nampan itu adalah Nam Goo.
Selagi Han Bom masih terkesima, Sung Ho berteriak
meminta Ki Joo menyampaikan pesannya. Ki Joo menyampaikan semuanya kepada Han
Bom. Eh, ternyata Han Bom tidak mengenali Sung Ho. Dia tidak pernah terlibat
kencan buta. Dan juga, tidak pernah berjanji akan menonton Crash Landing on You
karena dia lebih menyukai Won Bin daripada Hyun Bin. Sepertinya Sung Ho sudah
salah orang.
Sung Ho masih yakin kalau Han Bom adalah orang yang
bertukar pesan dengannya, sehingga tanpa sadar dia mau memegang Han Bom.
Sebelum dia sempat melakukannya, Sung Ho langsung terlempar karena lingkaran
pelindung Han Bom menyala.
Setelah dari ruang studio, Ki Joo membawa Han Bom
ke ruangan yang dipenuhi buku. Itu adalah buku yang ditulis oleh leluhurnya
yang berisi semua pengalaman hidup mereka selama menjalani studio foto
tersebut. Ki Joo memberitahu Han Bom bahwa dia bisa melihat hantu dari kecil.
Dan para hantu selalu mengejarnya dan mencoba membunuhnya. Alasannya karena
studio foto tidak terbuka untuk semua orang mati. Jadi, hantu yang tidak bisa
datang ke sini untuk mencoba membunuhnya untuk mencuri kamera dengan kekuatan
misterius. Dia tidak pernah keluar rumah dengan perasaan nyaman. Dia tidak bisa
mengendarai mobil, pergi ke bioskop dan makan bersama seseorang. Karena dia
tidak tau kapan mereka akan datang untuk membunuhnya.
Han Bom baru terlihat sedikit menyesal karena
teringat meninggalkan Ki Joo di penjara beberapa hari lalu. Ki Joo menyampaikan
maksudnya yang ingin bantuan Han Bom. Dia ingin Han Bom yang mempunyai
lingkaran yang tidak bisa dimasuki para hantu untuk melindunginya selama 100
hari (ini sisa waktu Ki Joo sebelum menginjak usia 35 tahun). Setelah 100 hari,
dia akan mengembalikan unit atap yang disewanya pada Han Bom.
Entah apa jawaban Han Bom karena kita sudah
berpindah keesokan harinya. Ki Joo, Sung Ho dan
Pendeta pergi ke gereja untuk menghapus video yang ada di dalam
laptopnya. Masalahnya, Pendeta tidak ingat apa passwordnya sementara orang
gereja sudah kembali. Ki Joo juga gagal untuk kabur. Dia akhirnya di tangkap
sebagi pencuri.
Sementara itu, Han Bom di undang ke acara reuni.
Dia pergi bersama Su Mi. Sebenarnya, Su Mi mencegah Han Bom untuk datang karena
Lee Hyeon Oh juga akan datang ke acara tersebut. Dia takut kalau Han Bom akan
dipermalukan Jaksa Lee. Dan apa yang ditakutkan oleh Su Mi terjadi, malah lebih
buruk karena juniornya di masa lalu, kini juga meremehkannya. Dia menyebut Han
Bom sebagai pembunuh. Jadi, kasus yang membuat Han Bom terlibat masalah dengan
Jaksa Lee adalah kasus pembunuhan Rumah Liburan Ahnjin. Han Bom merasa
pelakunya tidak bersalah dan membebaskannya dengan pembebasan bersyarat, namun,
tidak lama kemudian, pelaku tersebut ditemukan tewas. Yang membuatnya berseteru
dengan Jaksa Lee, karena dia mengabaikan perintah Jaksa Lee dan membuat
keputusan berdasarkan keadilan.
Jaksa Lee sangat arogan. Dia masih dendam pada Han
Bom. Bisa-bisanya dia menyindir bahwa dia kurang bekerja keras karena Han Bom
masih bisa bekerja di bidang hukum. Dia juga mengejek bahwa para klien akan
menderita jika pengacaranya adalah Han Bom.
Ucapan-ucapan tersebut mengusik Han Bom. Dia sakit
hati. Makanya, sebelum acara selesai, dia sudah pergi dari tempat pesta. Baru
juga mau kembali ke rumah, dia malah dapat telepon dari kepolisian. Ternyata,
Ki Joo yang ditangkap meminta polisi untuk menelpon Han Bom sebagai walinya.
Ki Joo sedang diinterogasi. Dia sangat kesal karena
tidak bisa menjelaskan situasinya. Pendeta juga merasa bersalah karena Ki Joo
jadi disalahpahami akibat membantunya. Sung Ho sudah berusaha merasuki polisi
biar bisa membebaskan Ki Joo, tetapi polisi punya pertahanan yang kuat dan
tidak bisa di rasuki. Satu-satunya harapannya hanyalah Han Bom.
Cara Ki Joo untuk bebas adalah dia harus
membuktikan bahwa dia tidak berniat mencuri laptop. Ki Joo berbohong kalau
Pendeta meminjamkan laptop itu padanya, makanya dia membawanya. Sebagai bukti,
dia harus tau apa password laptop tersebut. Masalahnya, Pendeta lupa
passwordnya. Eh, setelah diam sejenak, tampaknya Pendeta ingat sesuatu. Dengan
malu-malu, Pendeta memberitahu passwordnya : MYAESPA.
Dan video yang ingin dihapus oleh Pendeta adalah
video MV lagu-lagu Aespa. Dia adalah fans Aespa, tapi dia malu memberitahu
orang-orang. Salah satu harapannya adalah bisa menikmati Aespa bersama yang
lain. Dan sepertinya keinginannya terkabul karena ternyata para muridnya juga
menyukai Aespa. Dan saat video Aespa diputar, seolah dirasuki hantu,
orang-orang mulai menari. Wkwkwk.
Nenek sudah pulang ke rumah dan sedari tadi
menyesali sikapnya selama ini pada Han Bom. Dia tidak tau kalau Han Bom dipecat
dan dipersulit untuk mendapatkan pekerjaan. Jika tau begitu, dia tidak akan
bersikap perhitungan padanya.
Ki Joo sudah dibebaskan dan Han Bom mengajaknya
untuk minum bersama. Saat itulah Han Bom baru tau kalau Ki Joo belum pernah
minum-minum. Alasannya karena Ki Joo takut di serang oleh para hantu ketika
mabuk. Han Bom semakin merasa kasihan padanya. Dia menuangkan sedikit untuk Ki
Joo minum dan akan menjaganya seperti kata Ki Joo. Ki Joo menolak karena Han
Bom belum bilang bersedia atau tidak pada tawarannya.
Han Bom tidak menjawab dan malah menceritakan
mengenai masalahnya. Dia sudah dipecat dari Kejaksaan. Hal ini dia sembunyikan
dari Neneknya. Seseorang meninggal karena dia. Kalau saja dia tidak membebaskan
orang tersebut dan tidak salah menilai, mungkin orang itu tidak akan mati.
Orang itu mungkin masih di penjara dan tetap hidup. Jadi, bagaimana bisa orang
sepertinya melindungi seseorang?
“Tn. Seok, kita pertama kali bertemu di kantor
polisi mengenai Nn. Jang, kan? Kita bertemu lagi di kantor polisi mengenai Yoon
Dal. Dan bertemu lagi di kantor polisi mengenai Pendeta. Lalu, kita mungkin
pergi ke tempat yang lebih berbahay daripada kantor polisi, bukan? Aku tidak
bisa membiarkan seseorang berada dalam bahaya lagi. Aku memahami betapa putus
asanya kau terhadap lingkaran ini, namun, aku akan terus hidup sebagai warga
negara yang jujur dan baik hati,” ujar Han Bom. Ini adalah jawabannya.
Mendengar jawabannya, Ki Joo terdiam. Dia tidak
bisa memaksanya.
Nenek pergi menjemput Han Bom ke tendanya. Rasa
penyesalannya semakin besar. Dia mengizinkan Han Bom untuk kembali tinggal
bersamanya. Setelahnya, dia mengajak Han Bom untuk berjualan bersamanya. Nenek
berbohong kalau sekarang dia merasa kesepian dan bosan. Ah, padahal dia ingin
Han Bom menjalani hidup lebih baik daripada jalan yang sulit. Han Bom mengira
Nenek hanya bicara sambil lalu. Dia mulai curhat mengenai rasa berat di hatinya
yang menolak membantu seseorang membutuhkan, padahal dia bisa melakukannya (Ki
Joo). Dia menolak karna tidak ingin terlibat dalam hal berbahaya. Bukankah dia
jahat?
Nenek tidak setuju. Dia memuji Han Bom sudah
memilih dengan benar. Inilah cara bertahan hidup di dunia dengan mundur dan
melarikan diri pada saat tertentu. Meski begitu, Han Bom tetap sedih dengan
pilihannya. Nenek jadi ikut sedih dan menyuruh Han Bom untuk mencarinya
kapanpun merasa tidak bisa bertahan. Dia akan memberi Han Bom makan hingga dia
mati (artinya, tidak perlu takut kelaparan).
Besok harinya, Nenek pergi ke penjual julid yang
kemarin dan memberikannya semangkok tteokbokku. Tapi, dia harus menanyakan
kepada kakak iparnya, siapa nama jaksa brengsek (yang memecat Han Bom)? Setelah
mendapatkan namanya, Nenek pergi ke Kejaksaan dengan membawa sekotak kue.
Sepanjang jalan, Nenek sudah terlihat sesak nafas, namun, dia tetap memaksakan
diri untuk pergi menemui Jaksa Lee. Hm, tetapi namanya kantor, tidak mudah
menemui petinggi tanpa janji. Nenek di usir dan diabaikan oleh Jaksa Lee yang
kebetulan lewat. Nenek mau menemui Jaksa Lee untuk memintanya memaafkan Han
Bom, tetapi karena sudah di usir, Nenek berencana kembali lagi besok.
Sayang, nasib tidak berpihak padanya. Tidak ada
lagi hari esok untuknya. Nenek tiba-tiba saja mengalami serangan jantung dan
meninggal.
Han Bom baru saja mendapatkan klien. Hatinya sangat
bahagia. Dan rasa bahagia itu lenyap saat mendapat telepon dari rumah sakit.
Orang-orang
selalu menganggap kematian itu sangat jauh. Masa depan yang sangat jauh yang
pada akhirnya akan datang. Tapi, sebenarnya kita tahu. Bahwa momennya akan
datang lebih cepat dari yang kita kira.
Di studio Yahan,
Ki Joo kedatangan klien baru. So Geum Soon, nenek
Han Bom. Nenek sudah meninggal dunia.
Han Bom dalam suasana hati yang kacau bergegas ke
rumah sakit. Dia tidak bisa fokus saat menyeberang dan menghalangi mobil-mobil.
Saat itulah Ki Joo muncul dan membawanya ke tepian jalan.
“Apa kamu melihat nenekku?” tanya Han Bom. “Tidak!
Kamu tidak melihatnya kan? Aku salah kan? Ayo katakan aku salah!” tangis Han
Bom.
Tapi
kita tahu, bahwa momen itu datang kepada kita lebih cepat dari yang
diperkirakan.
Ki Joo hanya terdiam. Di ujung jalan dia bisa
melihat hantu Nenek yang terlihat khawatir melihat Han Bom.