Sinopsis C - Drama : The Fox’s Summer Episode 09 - 2




Images by : QQLive

Flashback
Dalam perjalanan pulang, masih Yan Shu yang menyetir mobil. Cgeng Ze duduk di kursi belakang dan terlihat tidak nyaman. Dia bahkan sampai berkeringat dingin. Yan Shu menyadarinya dan bertanya ada apa? Cheng Ze hanya menyuruh Yan Shu untuk berhenti di depan dan menyetir dengan lebih cepat. Yan Shu tersenyum mendengarnya dan menduga kalau Cheng Ze pasti lapar sekarang. Tadi dia suruh sarapan, nggak mau sih. Cheng Ze mengabaikannya dan mukanya terlihat serius.

Yan Shu berhenti di depan sebuah bangunan dan Cheng Ze segera keluar dari mobil dengan cepat. Dia memegangi perutnya kesakitan. Yan Shu terkejut melihatnya. Dia melihat jam-nya dan kemudian tersenyum.
“Kau bukan lapar melainkan sakit perut,” ejek Yan Shu saat Cheng Ze kembali.
Cheng Ze mengabaikannya dan berjalan dengan lemas menuju mobil. Tapi, belum sempat dia masuk, perutnya kembali memberontak dan dia kembali ke WC. Yan Shu tertawa senang melihatnya. Tapi dia juga heran kenapa Cheng Ze bisa sakit perut padahal tidak makan apapun. (hahahha… dia nggak tahu aja kalau kemaren malam Cheng Ze diam-diam makan snack yang dibelinya).
Perjalanan kembali dilanjutkan. Cheng Ze bersandar dengan lemas di kursi belakang. Yan Shu khawatir dan bertanya apa Cheng Ze mau ke toilet lagi? Cheng ze hanya menyuruhnya menyetir. Yan Shu bertanya sekali lagi memastikan karena di depan mereka tidak akan menemukan toilet lagi. Cheng Ze tetap hanya menyuruh Yan Shu untuk menyetir saja.
Yan Shu mengerti dan bergumam kenapa Cheng Ze bisa sakit perut padahal tidak makan apa-apa. Cheng Ze menutup matany dan menyuruh Yan Shu untuk berhenti bicara dan berikan dia ketenangan.
Flashback END
Yan Shu tertawa senang menceritakan hal itu pada Gao Yang, “jadi, dia terkena diare yang sangat parah. Aku memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit,” akhiri Yan Shu.
Gao Yang memberitahu kalau Cheng Ze itu gila kebersihan dan pasti tidak akan mau ke RS. Yan Shu akhirnya mengerti. Dia memberitahu Gao Yang, kalau dia tidak jadi membawa Cheng Ze ke RS karena Cheng Ze menolak dan bersikeras agar di tinggalkan saja di rumah.

“Jika Presdir membawaku dalam perjalanan bisnis, sesuatu seperti ini tidak akan pernah terjadi,” ujar Gao Yang menatap Yan Shu. “Membiarkan dia sakit juga bagus. Lain kali dia akan tahu siapa yang harus dibawa dalam perjalanan bisnis,” lanjut Gao Yang dan beranjak pergi. Yan Shu sampai terkejut mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau Gao Yang bisa cemburu hanya karena tidak di bawa ikut.
Hari sudah malam,
Yan Shu pulang ke apartemen dan heran melihat Cheng Ze yang sedang sibuk dengan laptop-nya. Dia menasehati Cheng Ze untuk istirahat dan tidak bekerja. Dia juga memberikan obat-obatan yang di berinya.
“Jika sakitmu parah, kau harus minum banyak. Jika sakitmu ringan, kau cuma minum sedikit,” jelas Yan Shu. “Ku lihat kau harus minum banyak.”
Cheng Ze tidak mengerti dan menyuruh Yan Shu untuk memperjelas kata-katanya.
“Oh… Oke. Presdirku tersayang, dokter bilang, jika kau mengeluarkan banyak, maka kau minum banyak. Mengeluarkan sedikit, kau minum sedikit,” jelas Yan Shu.
Cheng Ze menegur Yan Shu yang menjelaskan seperti itu padahal dia seorang wanita. Yan Shu tidak masalah karena siapapun pasti mengalaminya. Dia mulai menyiapkan obat dan air untuk Cheng Ze. Dia juga memberikan kabar kalau Han Lian Na menandatangani kontrak. Cheng Ze tidak terkejut mendengarnya, menurutnya, hanya orang gila yang akan menolak kerjasama ini. Han Lian Na memang bodoh tetapi managernya tidak.
Yan Shu kesal melihat reaksi Cheng Ze. Dia menduga kalau Gao Yang pasti sudah memberitahunya tadi makanya dia bisa bereaksi biasa saja. Cheng Ze tidak menjawab. Yan Shu kesal dan menyebut Cheng Ze yang berpura-pura tinggi dan kuat, seperti seseroang yang tidak takut apapun, tapi berubah menjadi kucing kecil ketika ada petir. Cheng Ze bertanya siapa yang dimaksud Yan Shu? Yan Shu menjawab kalau itu adalah Cheng Ze.
“Apa kau memiliki penyakit ilusi?” hina Cheng Ze.
Yan Shu jadi makin kesal mendengarnya. Dia mengingatkan Cheng Ze kalau semalam Cheng Ze menerobos ke kamarnya ketika hujan.
“Seorang pria datang ke kamarmu di tengah malam, mengapa kau tidak menolaknya?” balas Cheng Ze.Yan Shu jadi bingung menjawabnya. “Jangan bilang kalau kau menyukaiku,” lanjut Cheng Ze.
Yan Shu benar-benar speechless mendengarnya dan memilih pergi. Dia tidak menyadari tatapan Cheng Ze padanya.


Jin Yun di rumahnya, mengambil sebuah album lama. Itu adalah album yang berisi foto-fotonya dengan Yan Shu saat SMA. Dia mulai mengingat kenangan manis mereka saat berkencan di taman bermain. Dia juga teringat perkataan Ibu mengenai Yan Shu yang masih menyimpan fotonya.

Yan Shu ternyata pergi ke rumah tetangga. Dia menunjukkan ponselnya yang berisi foto-foto Cheng Ze saat pingsan semalam. Dia mengomel kesal kepada tetangga kalau Cheng Ze masuk sendiri ke kamarnya dan dia juga tidak mengikatnya. Cheng Ze juga mendengkur dan mengganggu tidurnya. Tetangga tertawa mendengarnya. Yan Shu memberitahu kalau setiap hari Cheng Ze berpura-pura kuat, jadi dia mengambil foto itu dan mungkin bisa berguna suatu hari nanti.
“Tapi, setelah aku pikirkan. Dia benar juga,” ujar tetangga. “Jika dia masuk ke kamarmu dan kau tidak menendangnya keluar, dengan mempertimbangkan fakta bahwa kalian berdua lajang, kau tidak takut dia mengambil keutungan darimu?” tanyanya serius.
Yan Shu sampai terdiam mendengarnya. Dia tidak terpikir sampai ke sana.
“Kau tidak memiliki perasaan padanya, kan?”
“Tidak!” bantah Yan Shu cepat. “Tentu saja tidak.”

Tetangga tersenyum penuh arti melihat reaksi Yan Shu. Yan Shu mulai menjelaskan dengan begitu panjang lebar kalau dia hanya merasa kasihan. Tetangga mendengarkan dengan seksama dan membenarkan semua perkataan Yan Shu tapi dia tahu kalau ada hal lain yang dirasakan Yan Shu.
“Kau adalah orang yang sangat penyayang,” gumam tetangga. Yan Shu sendiri terlihat memikirkan perasaannya.
Keesokan harinya,
Yan Shu memberitahu pada sutradara mengenai konsep yang hendak mereka tampilkan dalam iklan. Jin Yun datang ke tempat syuting dan memperhatikan Yan Shu dari belakang.
Han Lian Na datang tidak lama kemudian dan heran melihat Jin Yun yang ada di sana. Jin Yun segera berdalih kalau dia datang ke sini untuk bertemu Lian Na dan memberikan surprise. Lian Na tersenyum senang mendengarnya dan segera masuk ke dalam. Yan Shu menyapanya ramah dan meminta kru make up untuk mulai memake-up Lian Na.
Setelah, Lian Na pergi ke ruang make-up, Jin Yun mendekati Yan Shu dan mengajaknya bicara berdua. Yan Shu tidak mau tetapi Jin Yun menariknya paksa ke sebuah lorong sepi. Yan Shu dengan sabar menyuruh Jin Yun untuk segera bicara.
Jin Yun mengeluarkan foto dari sakunya dan menunjukkannya pada Yan Shu. Itu adalah foto diriny dengan Yan Shu saat SMA. Yan Shu awalnya terkejut tetapi dia masih bisa mempertahankan ekspresinya dan bertanya kenapa Jin Yun menunjukkan foto lama ini padanya?
“Orang yang membawa foto lama ini bukan aku. Tapi ibumu,” beritahu Jin Yun.
“Kau bertemu ibuku?” tanya Yan Shu. Ekspresinya terlihat marah. “Kapan?”
“Saat itu, aku sangat penasaran, jika kau bersama denganku karena uang, mengapa kau masih menyimpan foto ini? Dan berdasarkan apa yang ibumu katakan, foto ini disimpan bersama dengan peninggalan ayahmu. Maka bisa aku pikir, kau masih memiliki perasaan terhadapku, kan?”
“Biar ku beritahu, bahkan jika aku masih menyimpan foto ini, ini tidak ada hubungannya denganmu. Jadi kau bisa berhenti sekarang. Dan aku peringati, jangan bertemu dengan ibuku lagi,” tegas Yan Shu.
Jin Yun merasa marah mendengarnya. Dia menahan tangan Yan Shu kasar agar tidak pergi. Dia memperingati Yan Shu kalau dia bisa bertemu dengan siapapun yang dia mau dan Yan Shu juga tidak punya hak untuk memperingatinya. “Juga, orang yang tidak mengucapkan selamat tinggal adalah kau. Kau salah. Dan kau bermain sebagai korban? Kau terlihat sangat cantik. Karena kau terlihat cantik, jangan berpikir terlalu cantik. Benarkan?” hina Jin Yun.
Yan Shu terluka mendengarnya. Dia menendang tulang kering Jin Yun agar melepasnya. “Bahkan jika aku salah, aku memutuskan untuk menjadi salah sampai akhir. Menjauhlah dariku!” marah Yan Shu dan beranjak pergi.
Jin Yun tidak terima. Dia berteriak menyuruh Yan Shu agar menjaga ibunya agar tidak datang mencarinya lagi.
Lian Na menjalani proses syuting dan photoshoot. Yan Shu memperhatikan dengan serius. Dan Jin Yun juga berada di sana dan sengaja menyulitkan Yan Shu. Dia memerintah Yan Shu untuk membenarkan posisi bunga dan bahkan menyuruh Yan Shu menyuruh Yan Shu memberikan air pada Lian Na dengan gelas kaca. Untungnya, Lian Na tidak mempermasalahkan diberikan minum dengan gelas kertas.
Pemotretan selanjutnya, photographer meminta Lian Na difoto dengan menaiki tangga. Jin Yun kembali berulah dan menyuruh Yan Shu untuk memegangkan tangga yang dinaiki Lian Na. Yan Shu benar-benar kesal tetapi tidak bisa membantah karena Jin Yun adalah boss-nya.


Saat Yan Shu hendak memegangi tangga, dia tanpa sengaja menyenggol tangga tersebut dan membuat Lian Na terjatuh. Semua langsung panik, namun, Yan Shu ternyata menahan tubuh Lian Na yang terjatuh dengan tubuhnya. Sialnya, saat terjatuh, berat tubuh Lian Na terpusat di dekat kaki Yan Shu. Yan Shu menjerit kesakitan.
Gao Yang memberi laporan pada Cheng Ze kalau Lian Na mengalami kecelakaan di lokasi. Cheng Ze langusng bertanya keadaannya. Gao Yang memberitahu kalau kondisi Lian Na tidak parah dan hanya luka tergores. Serta karena disana ada Jin Yun dan insiden itu tidak sengaja, maka Lian Na tidak memperbesarnya.
“Bagaimana dengan Li Yan Shu?” tanya Cheng Ze khawatir.
“Karena dia jatuh tertimpa Nn. Hai, cederanya lebih parah dan dibawa ke rumah sakit,” jawab Gao Yang.
“Terus?”
“Kemudian…. tidak ada kemudian lagi,” jawab Gao Yang bingung. Karena tidak ada lagi kelanjutan dari laporannya. “Dept. Adm sudah mengirim orang.”
Cheng Ze terlihat khawatir dan menanyakan perndapat Gao Yang apakah dia perlu pergi melihatnya? Dia berdalih karena ini adalah hari pertama syuting. Gao Yang dengan gugup memberikan saran kalau Cheng Ze tidak perlu pergi. Lagipula sebentar lagi, Cheng Ze harus menghadiri rapat pertemuan anggaran untuk kuartal ketiga.

Cheng Ze mengikuti rapat dengan tidak fokus. Dia terus melihat ponselnya dan tidak mengabaikan laporan para direktur. Dia hendak mengirim pesan pada Yan Shu tetapi bingung harus berkata apa. Dia terus menerus menghapus dan menulis kembali pesan.
Para direktur sedang berdebat mengenai biaya dan membuat kosentrasi Cheng Ze yang sedang berpikir mau kirim pesan apa jadi terganggu. Dia memukul meja dengan keras dan membuat para direktur terdiam.

Post a Comment

Previous Post Next Post