Sinopsis Drama Korea : VOICE Episode 03

Previous Episode

Content and Images Copyrights by OCN
 Episode sebelumnya :
Jin Hyuk dan teamnya menerobos masuk ke dalam sebuah apartemen. Tetapi mereka salah lokasi, didalamnya hanya ada seorang Ibu yang sedang memukul pantat anaknya. Sementara itu, pelaku berhasil menemukan tempat bersembunyian Ah Ram dan memaksanya keluar dari mesin cuci.

Kwon Joo mendengar semuanya dengan panik. Jin Hyuk berdiri di luar bangunan dan melihat sekeliling, mencoba menebak dimana lokasi pelaku sebenarnya.

 EPISODE 03

Pukul 09:40 KST. 10 menit setelah insiden Burim-dong terjadi.


Pelaku mengangkat Ah Ram keluar dari mesin cuci. Ah Ram berteriak meminta maaf. Pelaku tidak peduli dengan teriakan Ah Ram, dia menyeret Ah Ram dan kemudian melemparnya ke sofa. Kwon Joo mendengar semuanya dengan cemas. Jin Hyuk kemudian bertanya kepada Kwon Joo mengenai suara xilofon yang di dengarnya tadi.

“Aku mendengar sesuatu. Tetapi aku tidak tahu suara apa itu.”

“Kamu bilang kepadaku kemaren bahwa kamu dapat tahu segala sesuatu dengan mendengar suaranya. Dengarkan baik - baik. Jika kamu dapat mengetahui lokasinya, aku akan pastikan untuk menyelamatkannya.”

Kwon Joo memegang telinganya dan mencoba berkosentrasi. Dia mencoba mengingat mengenai benda tersebut dari suara yang di dengarnya, namun, tidak bisa. Dia tidak pernah mendengar benda yang memiliki bunyi seperti xilofon sebelumnya. Kwon Joo terlihat bingung dan cemas begitu juga dengan Jin Hyuk.


Ah Ram terus menangis meminta maaf dan meminta agar tidak di bunuh oleh pelaku. Pelaku mendekatkan pisaunya dan menyuruh Ah Ram untuk berhenti menangis dan diam. Jin Hyuk kemudian memerintah Kwon Joo untuk berbicara dengan pelaku di telepon dan mengulur waktu sebanyak mungkin. Kwon Joo terlihat frustasi.

Ah Ram terus menangis dan tidak mau diam. Dia terus meminta maaf. Pelaku kemudian menutup mulut Ah Ram dan berkata bahwa semuanya sudah terlambat untuk meminta maaf. Kwon Joo yang mendengar kata - kata pelaku langsung berteriak menyuruh pelaku untuk tidak melakukan hal tersebut.

Pelaku kaget mendengar suara seseorang dan matanya teralih pada handphone yang berada di genggaman Ah Ram. Pelaku menjadi kaget dan menghentikan niatnya. Dia langsung meraih handphone di tangan Ah Ram.


“Siapa kamu?” teriak pelaku.



“Saya Kang Kwon Joo dari Pusat Panggilan Darurat 112. Polisi sekarang sedang menuju ke tempatmu.”



Pelaku kaget mendengar perkataan Kwon Joo. Dan menatap marah ke arah Ah Ram. “Kamu tidak tahu aku berada dimana. Jangan berbohong!!”



“Kami sudah melacak handphonemu. Ini belum terlambat. Jika kamu menyerahkan diri, mungkin kamu dapat bebas dari tuduhan. Tolong… Demi Ah Ram, bijaksanalah,” nasehat Kwon Joo. Pelaku terduduk lemas.


Jin Hyuk memerintah anggotanya untuk mencari tempat yang ada suara seperti xilofon didalamnya.Semua berpencar. Jin Hyuk mencari bersama Dae Shik. Dae Shik meminta agar Jin Hyuk memberitahu lebih spesifik, benda apa yang di maksudnya memiliki bunyi seperti xilofon.

“Sebuah mainan bayi? Orgel? Ah.. bukankah ada juga mainan yang berbunyi seperti xilofon? Hyung*.. tolong lebih spesifik.”

*hyung = kakak laki - laki (diucapkan oleh pria kepada pria)

“Kau tahu, mainan yang biasa di mainkan anak - anak.”

“Kau yang harusnya lebih tahu sebagai seorang Ayah. Bagaimana aku bisa tahu.”

“Dan kau seharusnya bertindak sebagai seorang polisi,” jawab Jin Hyuk kesal karena Dae Shik yang banyak bertanya. Jin Hyuk terus melihat ke atas - atas bangunan apartemen.

Perhatiannya kemudian teralih pada sebuah lonceng angin yang terdapat di depan sebuah jendela yang terbuka. Dia kemudian bertanya apakah Dae Shik ingat ketika dulu mereka pernah menyamar di Myeonghwa-dong. Di sana bukankah dia pernah salah mengira bunyi gemerincing lonceng angin sebagai bunyi xilofon. Dae Shik membenarkan pertanyaan Jin Hyuk dan berkata kalau Jin Hyuk bahkan sampai mengamuk saat itu karena bunyinya yang sangat keras.

Jin Hyuk kemudian menunjuk bangunan yang memiliki lonceng angin tersebut kepada Dae Shik. Dae Shik melihatnya namun dia meragukan bahwa itu tempat yang mereka cari. Tapi Jin Hyuk mengacuhkannya dan segera berlari menuju kantor keamanan yang tidak jauh dari sana.


Dia masuk dan melihat bahwa ruangan itu kosong. Petugas yang tadi di temuinya tidak ada ada dan di mejanya ada sebuah mesin dengan benda yang berbentuk mangkok terbalik. Sedangkan Dae Shik bertanya kepada para ahjumma yang sedang berkumpul di depan kantor keamanan tersebut.

“Apakah ada anak laki-laki berusia 7 tahun yang tinggal di Unit 406, Gedung 3?”

“Omo**.. itu tempat dimana ibu Jae Eun tinggal,” jawab seorang ahjumma yang pakai baju pink yang tadi sempat bicara dengan pelaku di tempat pembuangan sampah (lih.episode 2). “Mereka hanya punya seorang anak perempuan yang sekarang di rawat di rumah sakit karena sakit meningitis.”

**Omo = Astaga = ungkapan terkejut
“Mereka hanya punya seorang anak perempuan?” tanya Jin Hyuk memastikan pernyataan ahjumma tersebut.

“Ya.”

Jin Hyuk terlihat kecewa tapi dia kemudian teringat kalau Ah Ram memberitahu Kwon Joo (dimana Jin Hyuk juga mendengarnya karena alat yang di pakainya di telinga untuk berkomunikasi dengan Kwon Joo tadi juga sempat mendengar pembicaraan Kwon Joo dengan Ah Ram) jika anak lelaki sebelumnya yang bernama Jin Gu memberitahu kalau ada anak perempuan yang tinggal disana sebelum Ah Ram datang dan sekarang anak perempuan tersebut berada di rumah sakit karena sakit parah.

Sedangkan di markas pusat panggilan darurat 112, Sang Pil telah berhasil menemukan data pemilik handphone yang digunakan Ah Ram.

“Choi Byung Wook. Pria. Berusia 30-an. Lima tahun lalu, dia menutup restorannya di Burim-dong. Dan sekarang sepertinya, dia bekerja sebagai koki di sebuah restoran. Dia mengadopsi tiga orang anak saat ini. Anak yang pertama meninggal, yang kedua di rawat di rumah sakit. Dan sepertinya, dia sekarang hanya tinggal dengan seorang anak laki-laki yang di adopsinya tahun kemaren,” jelas Sang Pil sambil memberikan datanya kepada Kwon Joo. Sementara, Hyung Ho, mengeluarkan tabletnya dan melakukan sesuatu.

“Dimana alamatnya?” tanya Kwon Joo.

“Di Unit 406, Gedung 3. Dabok Villa. Istrinya bernama Oh Soo Jin.”

“Ms. Kang,” panggil Hyung Ho. Dia menemukan sesuatu dan menunjukkannya pada Kwon Joo. Sebuah foto pria di depan sebuah rumah makan. Kwon Joo melihatnya dan memerintahkannya untuk segera mengirim pada team yang berada di lokasi.


Jin Hyuk mendengar laporan tersebut dan menerima foto yang dikirim Hyung Ho. Dia semakin yakin akan dugaannya. Jin Hyuk segera berlari dan menyuruh anggotanya untuk pergi ke Unit 406, Gedung 3. Dia kemudian memberitahu Kwon Joo bahwa mereka sekarang menuju gedung 3 dan memerintahkan Kwon Joo untuk mengulur waktu sebisa mungkin.

Kwon Joo segera berbicara lagi kepada pelaku yang bernama Ms. Oh.

“Ms. Oh. Tolong tenang. Mari kita bicara. Anda sudah terlalu kejam pada Ah Ram. Dan aku yakin Anda juga berpikir demikian. Apakah Anda benar-benar ingin dia mati seperti ini?”

“Tutup mulutmu! Apa yang kau tahu? Aku… apa kesalahan yang telah kulakukan? Lelaki tua itu bahkan lebih kejam kepada anak-anak. Aku setidaknya memberi makan mereka, memberi mereka pakaian untuk dikenakan, dan mengizinkan mereka untuk tidur,” ujar pelaku dengan penuh kemarahan. Dia bahkan beranjak mendekati Ah Ram dan mencekik lehernya. Ah Ram berteriak mengatakan bahwa itu menyakitkan. Semua yang ada di markas Pusat Panggilan Darurat 112 terkejut mendengar perkataan Ah Ram.

“Ms. Oh. Apakah mungkin Anda pernah berada di situasi seperti ini sebelumnya? Aku bertanya apakah Anda… pernah di siksa…”

“Diam!! Jangan bicara seolah-olah kau mengenalku.”

Mendengar jawaban pelaku, Kwon Joo curiga jika pelaku pernah mengalami penyiksaan. Dia memerintah Hyung Ho untuk mencari tahu mengenai keluarga pelaku (Oh Soo Jin) dan tentang masa kecilnya juga. Jika pelaku diadopsi, dia ingin melihat catatannya. Kwon Joo kemudian melanjutkan pembicaraan dengan pelaku.

“Ms. Oh. Aku pikir sekarang aku mengerti kenapa suaramu terdengar cemas. Bukankah Anda sebenarnya sekarang merasa sangat tertekan? Ah Ram berkata kepadaku bahwa dia mendengar Anda menangis ketika mendengar suara xilofon ketika suamimu pulang. Anda pastinya sangat menderita.”

Pelaku menangis mendengar semua perkataan Kwon Joo sampai melepas cekikannya pada Ah Ram dan berteriak : “Berhenti bicara omong kosong!!” Dia menangis histeris. “Beginilah cara anak - anak seharusnya di besarkan. Anak - anak terlalu ribut dan berantakan. Mereka hanya penganggu!” ujar pelaku histeris.

Tiba - tiba pelaku seperti berhalusinasi dan berkata : “Ayah, aku takkan mengulanginya lagi. Tolong, jangan, Ayah,” dengan ketakutan.

Kwon Joo mendengarnya dengan seksama. Hyung Ho kemudian memberitahu bahwa pelaku adalah anak adopsi. Tapi dia belum mendapat data apapun mengenai orang tua angkatnya tetapi pelaku diketahui pernah kabur dari rumah pada tahun 1997, 1998 dan 1999. Pada tahun 1999, dia dipulangkan kembali ke rumahnya walaupun dalam keadaan luka parah.

“Ms. Oh. Kupikir hidup Anda sangat sulit. Anda mungkin sudah melewati masa yang bahkan manusia lain tak dapat memikirkannya. Tiap hari, kuyakin Anda bertanya pada diri Anda mengapa harus Anda sendiri yang merasakan sakit luar biasa seperti itu ketika semua orang hidup dengan bahagia. Hal itu pasti membuat Anda marah sekali.”

“Kubilang, tutup mulutmu!”

“Tekanan suaranya secara dratis menurun. Itu berarti dia kehilangan kepercayaan dirinya,” pikir Kwon Joo menganalisis suara pelaku. “Ah Ram memberitahuku sebelumnya bahwa dia bahkan tidak berani keluar saat pintu terbuka. Mengapa Anda pikir dia tidak bisa keluar? Kupikir… Anda tahu jawabannya.”



Pelaku kemudian teringat masa lalunya.

Flashback

Pelaku saat itu masih anak - anak. Tubuhnya penuh dengan luka memar. Dia juga mengalami penyiksaa sama seperti Ah Ram. Dia berlari dan melihat pintu rumahnya tidak terkunci tetapi dia tidak berani untuk keluar dari batang ambas pintu. Dia mendengar bunyi lonceng angin. Dia memundurkan kakinya dan dari arah belakang muncul seorang pria dengan membawa sebuah kayu panjang.

Soo Jin (pelaku) berlutut menghadap pria itu. Dengan dua tangan terangkat dia menggosok - gosokkannya dan meminta agar tidak dibunuh. Dia meminta agar di maafkan. Namun, pria itu mengabaikan permohonannya dan tetap memukulnya dengan kayu.




Pelaku terkesiap ketakutan mengingat masa kecilnya.

“Semua perasaan menyakitkan itu. Ah Ram merasakan semuanya sekarang. Entah bagaimana sulit Anda mencobanya, anda tak mampu untuk keluar dari kesedihan itu. Ah Ram merasakannya juga saat ini. Polisi akan segera tiba. Jika sesuatu terjadi pada Ah Ram, Anda akan menghabiskan seluruh hidup Anda di penjara. Tolong biarkan dia keluar. Jika Anda menyerahkan diri, aku akan melakukan yang terbaik untuk menolong Anda, agar Anda dapat hidup normal mulai dari sekarang,” pinta Kwon Joo.

Pelaku menangis mendengarnya dan kemudian melihat ke arah Ah Ram. Anak itu dengan tubuh kecil dan pucat serta berdarah berada di sofa. Mukanya penuh ketakutan dan air mata tetapi dia tetap memanggil pelaku dengan sebuatan “Ibu.”

“Ibu.. ini sakit..Ibu maafkan aku. Bahkan jika Ibu menyakitiku, aku takkan mengadu. Aku minta maaf.”

Pelaku menangis mendengar penuturan Ah Ram. Dia menyesal. Pelaku kemudian meminta tolong kepada Kwon Joo agar dapat di selamatkan.

Kwon Joo menghelas nafas lega dan memuji keputusan pelaku. Dia berjanji akan menepati janjinya dan melakukan yang terbaik untuk menolongnya.



Pelaku mendekati Ah Ram dan memegang luka Ah Ram berusaha menghentikan pendarahannya.

Tiba - tiba pintu rumah pelaku terbuka dan kita melihat benda yang mempunyai suara seperti xilofon tersebut. Ternyata benar itu adalah lonceng angin tetapi gantungannya bukan besi berbentuk panjang seperti biasanya tetapi dari sesuatu yang mirip gigi yang di ikat jadi satu. Pelaku terlihat ketakutan mendengar suaranya. Kwon Joo juga mendengar suaranya dan bertanya apakah polisi sudah sampai disana.

Kita kemudian melihat sebuah sepatu hitam mengkilap melangkah masuk. Itu bukan Jin Hyuk karena Jin Hyuk dan Dae Shik baru tiba di depan gedung dan belum masuk.

Jin Hyuk dan teamnya berlari menaiki tangga. Ketika sampai di depan pintu apartemen dia memberitahu Kwon Joo jika dia sudah tiba di depan pintu apartemen 406 dan akan segera masuk. Kwon Joo terlihat bingung karena sebelumnya dia mendengar sudah ada yang datang dan menyuruh Jin Hyuk menunggu.

Tetapi Jin Hyuk dan teamnya sudah keburu masuk. Dengan pistol di tangan, mereka menangkap pelaku Oh Soo Jin. Tetapi di ruangan itu hanya ada pelaku yang terduduk di depan sofa sedangkan Ah Ram tidak ada. Jin Hyuk memerintah untuk menggeledah tempat tersebut dan menemukan Ah Ram.

“Oh Soo Jin, Anda ditahan dengan tuduhan penyiksaan dan percobaan pembunuhan. Anda berhak memiliki pengacara dan apa yang Anda katakan dapat dipergunakan untuk melawan Anda di pengadilan.” ujar Jin Hyuk kepada pelaku. Sementara pelaku hanya terduduk diam dengan tatapan kosong mendengar semua perkataan Jin Hyuk.

Dae Shik kemudian tiba dan melaporkan bahwa Ah Ram tidak di temukan di dalam ruangan.

Kwon Joo yang mendengar berkata tidak mungkin. Dan kemudian berkata seseorang telah mengambilnya sebelum mereka tiba disana. Jin Hyuk bertanya kepada pelaku dimana Ah Ram? Apakah suaminya yang mengambil Ah Ram? Di mana dia sekarang? Tetapi pelaku tetap diam, hal ini membuat Jin Hyuk marah dan meneriakinya agar segera bicara.

Kwon Joo kemudian mengatakan jika Ah Ram tertusuk di perut dan terluka sangat banyak. Dia sudah menyuruh Ah Ram untuk menekan lukanya tersebut untuk menghentikan darah keluar tetapi jika mereka tidak segera menemukannya maka Ah Ram bisa kehabisan darah.

Dae Shik mendapat telepon yang melaporkan jika Choi Byung Wook (suami pelaku) sudah sebulan tidak pergi bekerja. Jin Hyuk kemudian menelpon anggota polisi lainnya dan memberitahu untuk mencari pelaku bernama Choi Byung Wook yang berusian 39tahun, merupakan tersangka penyiksaan dan penculikan. Dia juga memerintahkan untuk menutup jalan Burim-dong dan memeriksa semua kendaraan yang lewat. Sementara itu, pelaku Ms. Oh ditahan dan di bawa petugas polisi yang bersama Jin Hyuk. Pelaku Oh sempat melihat ke arah sebuah lonceng angin yang berbunyi yang terdapat di depan jendela.

Jin Hyuk dan Dae Shik segera keluar dari apartemen dan menuju mobil namun sebelum dia sempat masuk, Kwon Joo menyuruhnya berhenti sebentar dan mengemukakan analisisnya. Kwon Joo memberitahu jika pelaku tadi berkata bahwa ‘pria tua’ tersebut lebih kejam dari dirinya. Menurut pendapat Kwon Joo, ini sangat aneh bagi pelaku untuk mengatakan suaminya dengan istilah ‘pria tua’ karena melihat fotonya, Choi Byung Wook (suami pelaku), masih muda dan sehat. Lagipula, dia sempat mendengar langkah kaki seseorang yang masuk dan membawa Ah Ram dan langkahnya tidak seperti seorang pria yang masih sehat.

“Hei.. kita mendapatkan data bahwa Choi Byung Wook dan Oh Soo Jin mengadopsi 3 anak bersama. Kupikir dia menculik anak itu untuk menghilangkan bukti.”

“Tapi..”

“Hei. Pembicaraannya sudah selesai, jadi kau harus siap-siap. Kita akan mengurus sisanya. Nyalakan mesinnya,” ujar Jin Hyuk sambil masuk kedalam mobil.

“Pembicaraannya memang telah selesai. Namun, bukan berarti bahwa kasus atau pekerjaanku sudah selesai. Akulah satu-satunya yang mendengar suara langkah kaki tersangka. Kita bahkan belum menemukan Ah Ram.”

“Kaupikir hanya kau saja yang bekerja? Disini sudah seperti medan perang juga! Kau kesini dan temukan dia. Apa yang kau tunggu? Cepat jalan.” Teriak Jin Hyuk pada Kwon Joo. Dia tidak mau mendengar Kwon Joo dan memerintahkan Dae Shik untuk segera jalan mengejar pelaku, Choi Byung Wook.

Hyung Ho sudah mendapat informasi mengenai orang tua angkat Oh Soo Jin. Dia diadopsi oleh Dokter Baek Sung Hak pada 1993. Status adopsinya dibatalkan pada tahun 2000, saat dia berumur 16 tahun.

“Aku bertanya-tanya mengapa aku tidak bisa mendapat data apapun dan ternyata pihak pengelola menyembunyikannya karena Ayah angkatnya menyiksanya,” jelas Hyung Ho.

Kwon Joo terlihat berpikir ketika mendengar profesi ayah angkatnya yang ternyata seorang dokter. Pelaku Oh Soo Jin sedang di bawa oleh petugas polisi kedalam mobil patroli. Semua tetangganya berkumpul dan melihat tidak percaya. Kwon Joo ternyata menghubungi salah seorang petugas polisi yang menahan Soo Jin dan memintanya agar dapat berbicara dengan pelaku. Kwon Joo bertanya kepada pelaku apakah benar yang menculik Ah Ram adalah suaminya, Choi Byung Wook? Namun, pelaku tidak mau mengatakannya dan menjawab bahwa dia tidak tahu.

“Choi Byung Wook itu tinggi, namun pria itu punya langkah yang pendek dan menyeret satu kakinya. Sepertinya ia pincang. Siapa orang itu?” tanya Kwon Joo sambil mengingat langkah kaki yang di dengarnya.

“Bagaimana kau bisa tahu?” tanya Soo Jin bingung karena Kwon Joo dapat tahu pelaku pincang. “Aku.. Aku tak tahu apa-apa. Jangan tanya aku.”

“Apa dia orang yang melakukan itu pada Anda? Apa dia Ayah angkat Anda?”

“Tidak!”

“Tolong. Ini kesempatan terakhir untuk Anda dan Ah Ram. Anda masih muda. Anda harus menerima hukuman Anda dan memulai hidup baru lagi. Anda tidak perlu takut dengan orang seperti dia. Ms. Oh…”

“Aku... Aku tak tahu apa-apa. Aku tidak bisa. Aku tidak bisa melakukannya,” ujar pelaku dengan tatapan ketakutan melihat sekeliling.

“Apa dia berada didekat sana? Apa dia bisa melihat Anda?” Tapi pelaku tetap tidak menjawab. Dia pun sudah di bawa pergi oleh polisi. Kwon Joo kemudian memerintahkan Hyung Ho untuk mencari alamat Baek Sung Hak (ayah angkat pelaku).

Kwon Joo kembali menghubungi Jin Hyuk dan berusaha menyakinkan bahwa pelaku bukan Choi Byung Wook karena langkah kaki yang di dengarnya bukan milik orang bertubuh besar. Jin Hyuk terlihat masih ragu. Dae Shik menerima telepon dan memberitahu kepada Jin Hyuk.



“Aku mencarinya seperti yang diperintahkan. Oh Soo Jin diadopsi dan disiksa oleh Ayah angkatnya,” kata Dae Shik.



“Dia disiksa?” tanya Jin Hyuk memastikan,



“Ya. Ayah angkatnya dulunya seorang dokter gigi anak terkenal di Uijeongbu. Dia memiliki banyak utang setelah mengalami kegagalan investasi. Dia mulai menyiksa anak angkatnya untuk mendapatkan uang asuransi. Namun, dia ketahuan dan diceraikan oleh istrinya. Saat ini, dia menghilang.”




“Dia seorang dokter gigi?” Jin Hyuk terlihat mengingat sesuatu. Lonceng angin di rumah Oh Soo Jin memiliki gantungan seperti bentuk gigi. Di meja kantor keamanan dia melihat benda yang mirip seperti lonceng angin di rumah Soo Jin dan alat mirip bor gigi. Dia kemudian teringat melihat celana pria yang penuh serbuk putih.
Kemudian datang laporan bahwa seseorang pria melarikan diri ketika di interogasi di Burim-dong. Jin Hyuk kemudian memerintahkan Dae Shik menepikan mobilnya. Dia turun dan mengatakan kepada Dae Shik dia akan pergi kembali ke Villa dan Dae Shik pergi ke persimpangan Burim-dong untuk menangkap pria yang kabur tersebut.

Kwon Joo masih berusaha membujuk pelaku Oh Soo Jin untuk mengatakan apakah ayah angkatnya tinggal di dekat rumahnya tapi pelaku berteriak menyuruhnya diam.

“Ini juga sulit bagiku. Tiap malam dalam mimpiku, anak-anak datang padaku dan menangis.”

“Dengarkan aku. Dia bukan lagi Ayah angkat Anda. Dia menyiksa Anda saat Anda masih kecil dan sekarang dia melakukan balas dendam. Dia bukan apa-apa, dia hanya kriminal yang menjijikan. Apa Anda berencana disalahkan atas tindakannya? Tolong. Inilah cara Anda untuk menghukumnya.”

09:50 KST. 20 menit setelah insiden Burim-dong terjadi

Jin Hyuk sampai kembali ke kantor keamanan Villa Dabok. Dia bertemu kembali dengan petugas satpam yang pertama kali di temuinya tadi (lih. episode 2). Petugas itu bertanya apakah Jin Hyuk berhasil menemukan anak tersebut? Jin Hyuk menjawab tidak dan dia kesini untuk mengecek sesuatu.

“Apa pernah seseorang mengunjungi Oh Soo Jin dan mengaku sebagai orang tua angkatnya? Kudengar ia seorang dokter gigi,” tanya Jin Hyuk.

“Aku tidak yakin. Banyak orang yang keluar masuk disini. Aku tidak mengingatnya,” jawab petugas itu, Baek Sung Hak.

Jin Hyuk terlihat curiga jika petugas itu adalah Baek Sung Hak, ayah angkat dari Soo Jin dan juga pelaku penculikkan Ah Ram.

Jin Hyuk kemudian bertanya mengenai benda yang ada di mejanya tadi. Apa dia membersihkannya? Petugas Baek Sung Hak menjawab jika itu hanya hobinya saja untuk membuat sesuatu jika bosan. Pelaku kemudian memberikan sebuah minuman kepada Jin Hyuk dan berkata minuman itu dapat menurunkan kolestrol. Jin Hyuk menerimanya tetapi belum meminumnya. Dia kemudian bertanya dari mana petugas tadi.

“Ya, aku pergi ke ruang mesin.”

“Apa yang ada disana? Apa ada tempat untuk menyembunyikan seorang anak?”

“Ruangan itu penuh dengan mesin-mesin. Tidak ada orang yang bisa masuk.”

Jin Hyuk kemudian meminta agar petugas Baek Sung Hak membawanya pergi ke ruang mesin tersebut karena dia ingin melihatnya. Petugas menyanggupinya dan meminta Jin Hyuk untuk meminum minumannya dulu sebelum pergi. Jin Hyuk meminum minumannya dan mengikuti petugas.

Pelaku Oh Soo Jin akhirnya memberitahu mengenai ayah angkatnya. Kwon Joo segera menghubungi Jin Hyuk tetapi Jin Hyuk tidak mengangkatnya. Yang mengangkat adalah Dae Shik dan dia memberitahu jika Jin Hyuk kembali ke Villa Dabok. Kwon Joo kaget mendengarnya dan menyuruh Dae Shik untuk segera kesana karena petugas keamanan Villa Dabok adalah pelakunya. Jin Hyuk dalam bahaya. Dae Shik kemudian memberitahu polisi lainnya untuk kembali putar arah ke Villa.

“Ayah angkat Oh Soo Jin adalah penjaga keamanan Baek Sung Hak. Pria itu menyiksa anak-anak untuk mendapatkan uang asuransi. Namun dia ketahuan oleh Oh Soo Jin. Itulah mengapa dia kembali ingin membalas dendam. Dia pelakunya. Oh Soo Jin menderita penyakit kepribadian yang umum dialami oleh anak-anak yang disiksa. Dia tidak punya pilihan selain mengikuti perintah Baek Sung Hak.”

Flashback

Soo Jin dengan anaknya baru pindah ke villa tersebut. Mereka pergi ke kantor keamanan untuk mengucapkan salam kepada petugas yang ada disana. Petugas itu ternyata adalah ayah angkat Soo Jin dulu, yaitu Baek Sung Hak. Soo Jin ketakutan melihatnya. Sementara, Sunng Hak tersenyum karena bertemu anak angkatnya dulu.



Kwon Joo menghubungi Jin Hyuk dan menyuruhnya untuk segera keluar tapi Jin Hyuk tidak dapat mendengarnya. Kwon Joo bingung kenapa Jin Hyuk tidak bisa dihubungi. Sang Pil berkata jika jaringannya sepertinya tidak sampai. Kwon Joo terus berusaha menghubungi Jin Hyuk dan bertanya apakah dia bersama petugas kemanan villa terbeut. Pria tersebut adalah tersangkanya. Tetapi, Jin Hyuk tetap tidak mendengarnya.

“Ini di basement. Tidak ada signal disini,” ujar petugas Baek Sung Hak karena melihat Jin Hyuk terus berusaha berbicara melalui alat di telinganya. “Mengapa banyak sekali yang harus dilakukan hanya karena seorang anak?”

“Apa maksud Anda?”

“Maksudku… Bukan apa-apa. Maksudku, itu salah orang tua anak itu. Orang tua saat ini terlalu lemah pada anaknya. Mereka bilang anak harus dihormati, namun itu tidak masuk akal.”

“Namun tetap, anak-anak lebih baik daripada orang dewasa saat ini. Mereka jujur dan polos. Bukankah begitu?”

“Kau tidak tahu apa yang kau bicarakan saat ini. Anak-anak harus dipukuli oleh orang dewasa agar mereka bisa belajar. Begitulah cara mereka tumbuh dengan benar. Aku juga punya seorang putri. Dia selalu membuatku sakit kepala.”

“Anda punya putri?”
“Astaga. Bukankah kau menemuinya tadi? Kau berlari kesana-kemari untuk menangkapnya,” ujar petugas itu ketika melihat Jin Hyk yang terjatuh lemah karena meminum minuman yang di berikannya. “Mengapa kau mau minum sesuatu dari orang orang asing? Minuman itu mengandung midazolam*.”

*Midazolam menekan syaraf pusat dan biasa digunakan sebagai anastesi. Dapat menyebabkan kesulitan bernapas.

Jin Hyuk kesulitan bernapas. Petugas itu kemudian mengeluarkan sebuah obat dan suntikan. Dia menyutikkan obatnya ke dalam suntikkan tersebut.

“Satu suntikan dapat membuat seekor babi mati.”

“Berapa banyak yang sudah kau bunuh?”

“Bunuh? Mereka semua akan dibuang seperti sampah. Mereka bisa hidup seperti manusia karena diriku. Mereka seharusnya berterima kasih. Jika bukan karena aku, mereka sudah mati bahkan setelah mereka dilahirkan.”

“Oh Soo Jin… Kau yang memengaruhi dia, bukan? Mengapa kau melakukannya? Mengapa?”

“Dia melaporkanku. Aku tidak bisa membiarkannya hidup bahagia. Ini tidak adil.” Petugas tersebut juga mengaku bahwa dia sudah membunuh Choi Byung Wook.



Diapun mengararhkan suntiknya ke arah Jin Hyuk dan berkata akan mengirim Jin Hyuk menemui anak - anak yang sudah pergi. Jarum sudah mendekat. Jin Hyuk berusaha menahannya dengan memegang tangan petugas tersebut. Petugas tersebut berusaha menusukkan suntikan tersebut,

Jin Hyuk terus berusaha menahan tangan pria tersebut. Dia meminta agar petugas itu menunggu dan melepaskannya.

“Hahhhh…” nafas Jin Hyuk tersengal - sengal. Dia meraih dadanya... dan mengeluarkan handphonenya yang ternyata merekam pembicaraan mereka dari tadi.

“Aigooo.. Kau mengaku, kan?” ujar Jin Hyuk tersenyum. Dan kemudian menendang petugas sampai terjatuh. Suntikannya terjatuh. Pria itu terkejut. “Aigoo. Aigoo. Mengapa kau begitu terkejut? Kau begitu terbawa suasana. Jadi aku bermain sedikit. Bagaimana aktingku? Bagus? Hei, aku benci mulberry. Baunya menjijikan.”

Ternyata ketika meminum minuman tadi, mata Jin Hyuk tanpa sengaja mengarah ke tong sampah dan melihat ada botol obat bekas Midazolam. Dia berpura - pura meminumnya tetapi tidak menelannya dan sebelum memasuki gedung di membuang minuman yang ada di mulutnya tersebut.

Petugas tersebut berusaha kabur tetapi Jin Hyuk menarik kakinya. Petugas itu marah dan mengatakan bahwa dia tidak bisa di perlakukan seperti ini dan membutuhkan seorang pengacara. Jin Hyuk menjawab dia akan memberi dia pengacara terbaik di dunia tetapi dia tetap harus bertanggung jawab karena sudah membunuh anak - anak itu. Dia kemudian memukul lutut petugas tersebut dengan sebuah benda besi yang biasa di pakai tukang dan memintanya memberitahu dimana dia menyembunyikan Ah Ram. Petugas itu tidak mau memberitahunya. Jin Hyuk tertawa tidak percaya dan kembali memukul lutut petugas tersebut. Ternyata itu kaki palsu. Kaki palsunya sampai rusak dan hendak lepas. Petugas itu tidak mau mengaku. Jin Hyuk kemudian berkata akan memukul terus di tempat yang sama sampai petugas itu memberitahu dimana Ah Ram. Jin Hyuk hendak memukulnya lagi sampai dia mendengar suara Kwon Joo walaupun terputus - putus.


“Detektif Moo. Kau baik-baik saja? Jangan habiskan waktumu pada orang itu. Ah Ram… Dia pasti ada disekitar sana. Kau harus menemukannya.”

“Apa yang kau bicarakan?”

“Kupikir aku mendengar Ah Ram beberapa saat lalu. Tolong naikkan volume suaranya (dari walkie talkie yang di bawa Jin Hyuk), agar aku bisa mendengarkan suaranya melalui walkie-talkie. Aku akan mencarinya.”

“Hei. Baiklah, namun kali ini kau harus cepat,” ujar Jin Hyuk sambil melepas pelaku dan membuang alat pemukulnya. Jin Hyuk menyalakan walkie talkie dan mengangkatnya ke atas. Kwon Joo mendengar dengan seksama dan mengarahkan agar Jin Hyuk harus bergerak ke arah mana.

Kwon Joo berkosentrasi. Dia ingat ketika Ah Ram masih di mesin cuci, dia menyuruhnya jangan menyerah dan mengetuk ponselnya jika dia mendengar suaranya. Dia juga ingat mengatakan jika Ah Ram harus mengetuk seperti itu jika hendak memanggilnya karena dia akan mendengar suaranya walau sekecil apapun. Dan benar di salah satu sudut bangunan tersebut, Ah Ram dalam keadaaan lemah, mengetuk - ngetuk besi.

Jin Hyuk mengikuti petunjuk arah yang di berikan Kwon Joo. Ah Ram terus mengetuk. Jin Hyuk mengikuti petunjuk Kwon Joo dan berakhir di sebuah koridor. Tapi Kwon Joo menyuruhnya untuk terus berjalan. Jin Hyuk berakhir di jalan buntu. Tidak ada lagi jalan dan yang ada hanya dinding. Kwon Joo mendengarkan dengan seksama dan berkata Ah Ram ada di balik tembok tersebut. Jin Hyuk melihat tembok tersebut dan mengetuknya. Terdengar kosong dari arah belakang.




Jin Hyuk melihat ada sebuah palu di samping tembok tersebut. Dia meraihnya dan memecahkan tembok tersebut. Dia mengarahkan senternya ke dalam tembok tersebut dan terkejut melihat banyak plastik berbungkus dan disana ada sebuah kurungan dengan jeruji - jeruji besi. Jin Hyuk berteriak memanggil Ah Ram.

“Ah Ram, Aku detektif. Apa kau baik-baik saja?” Jin Hyuk berteriak memanggil Ah Ram yang berada di belakang jeruji. Kondisinya memprihatinkan. Ah Ram terus mengetukan jarinya.




Jin Hyuk kemudian lanjut memecahkan tembok hingga dia dapat melewatinya. Dia berhasil masuk dan memecahkan gembok jeruji dan mengeluarkan Ah Ram. Jin Hyuk bertanya keadaan Ah Ram. Ah Ram kemudian bertanya mengenai Kwon Joo.

“Ahjussi*...Dimana polisi perempuan itu?”
*Ahjussi = paman

Jin Hyuk menyalakan walkie talkienya dan menempelkannya ketelinga Ah Ram.

“Aku menepati janjiku. Nuna*… memberitahuku demikian. Nuna bilang Nuna bisa mendengarnya tidak masalah sekecil apapun suara itu,” ujar Ah Ram dengan suara lemah.
*Nuna = kakak perempuan (diucapkan laki-laki kepada perempuan yang lebih tua)

“Benar. Sudah selesai. Terima kasih,” jawab Kwon Joo matanya berlinang air mata. Ah Ram tiba - tiba berkata dia mengantuk. Jin Hyuk panik dan segera menelepon anggotanya untuk segera mengirimkan ambulans karena kondisi korban yang mengalami pendarahan hebat.
10:00 KST. tersangka kasus Burim-dong ditangkap selama Golden Time

Tanda darurat di matikan oleh Kwon Joo. Dia memberitahu jika anggotanya sudah bisa fokus menerima telepon lainnya karena kasus darurat sudah di tangani. Kwon Joo beranjak ke luar ruangan. Hyung Ho memandangi Kwon Joo dengan pandangan baru dan berkata bahwa Kwon Joo sungguh hebat. Sang Pil memberitahu jika Kwon Joo mempelajari voice profiling (analisis suara) di Amerika.

Kwon Joo ternyata keluar untuk menghubungi pelaku Oh Soo Jin. Dia memberitahu jika Ah Ram sudah selamat. Soo Jin lega mendengarnya dan berkata jika Baek Sung Hak layak untuk di hukum seumur hidup karena dia sangat terganggu selama ini.

“Apa yang harus kukatakan pada Ah Ram?” tanya Kwon Joo dengan suara sedih.

“Katakan padanya bahwa aku membuangnya. Aku tidak akan menemuinya lagi.” Soo Jin kemudian mematikan teleponnya.

Dia kemudian meminta di izinkan untuk membuka jendela. Jendela di bukakan dan di membuang gantungan lonceng angin yang telah menghatuinya selama ini. Dia melihat keluar dan wajahnya menunjukkan kelegaan yang sangat.

Ambulans tiba dan membawa Ah Ram. Para tetangga berkumpul dan melihatnya. Mereka tidak menyangka pelakunya penjaga keamanan. Dae Shik juga tiba dan tidak menyangka pelakunya dia. Dae Shik kemudian bertanya bagiaimana Jin Hyuk bisa tahu pelakunya. Tidak ada jawaban.

Kwon Joo pergi ke kamar mandi dan mencuci mukanya. Dia teringat perkataan Ah Ram yang percaya jika dia bisa mendengar suaranya tidak peduli seberapa kecilnya. Kwon Joo tersenyum. Akhirnya, ada satu orang yang mempercayai perkataannya.


Jin Hyuk datang menemui Kwon Joo. Kwon Joo memuji kerja Jin Hyuk tapi Jin Hyuk tidak tertarik. Dia melihat ke belakang dan kedepan memastikan tidak ada orang lain selain mereka.

“Kau… Sejak kapan kau mendengar suara-suara aneh? Dan siapa saja yang tahu bahwa kau bisa mendengar suara-suara aneh itu? Katakan padaku,” Jin Hyuk sepertinya mulai percaya kepada Kwon Joo.

“Sejak aku berumur 12 tahun. Aku mengalami kecelakaan dan aku harus hidup layaknya orang buta selama 2 tahun. Kupikir saat itulah aku mulai mendengar suara-suara yang orang lain tak mampu dengarkan. Ini adalah rahasia antara Ayahku dan aku. Dan sekarang, kau mengetahuinya juga. Ini adalah rahasia yang hanya kita bertiga yang tahu.”

“Jadi, kaubilang kau mulai mendengar suara-suara tersebut sejak saat itu?”

“Kuharap kau mengerti.”

Jin Hyuk kemudian meminta Kwon Joo menceritakan apa yang sebenarnya terjadi hari itu (hari kematian istrinya) dan rekaman apa yang hilang saat itu. Dia minta Kwon Joo menceritakannya karena sulit mempercayai cerita tersebut.



Flashback

Kwon Joo baru tiba dan mulai bekerja ketika dia membca pesan pernikahan Ayahnya. Dia terlihat kesal. Tiba - tiba alarm tanda bahaya di bunyikan. Telah terjadi kasus perampokan di rumah delegasi partai daerah Songjin-dong yang kemungkinan serangan terorisme sehingga suasana menjadi tegang. Semua sibuk menangani kasus tersebut. Tiba - tiba sebuah panggilan masuk. Panggilan yang mengubah hidup Jin Hyuk dan Kwon Joo.

Kwon Joo melihat sekeliling tetapi tidak ada yang menjawab panggilan tersebut sehingga dia yang mengangkat. Jawaban dari istri Jin Hyuk, Seo Ji Hye. Dan sama seperti episode 01, panggilan di ambil alih oleh senior Kwon Joo. Telepon terputus dan seniornya memerintahkannya untuk menelepon ulang. Kwon Joo ragu karena sepertinya dia mendengar sesuatu, namun, seniornya malah menekan tombol redial dan menelepon ulang. Dan karena panggilan itu, pelaku mengetahui posisi Ji Hye dan menyerangnya. Telepon terjatuh. Kwon Joo mendengar semuanya dengan jelas, suara Ji Hye yang meminta tolong tidak di bunuh hingga suara pelaku yang mengatakan itu salahnya Ji Hye.


Kwon Joo memanggil - manggil Ji Hye tapi tidak ada jawaban karena pelaku terus memukulinya hingga tewas. Seniornya melihat Kwon Joo yang panik segera mengambil alih. Seniornya segera menelepon poisi dan menyuruh untuk segera ke lokasi. Sementara itu, telepon yang mengatakan perampokan yang kemungkinan teroris di rumah partai ternyata hanya karena seekor anjing menggigit kabel rumahnya dan menyebabkan korsleting. Kepala Emergency Call 112 terlihat kesal karena hal itu.

Senior Kwon Joo segera menemui Kepala yang berada di luar dan memberitahu situasi darurat. Sementara itu Kwon Joo masih berada di ruangan Emergency Call dan terlihat cemas. Walkie Talkienya tiba - tiba berbunyi dari ayahnya.



“Kwon Joo, apa kau baik-baik saja? Ayah berada dekat dengan lokasinya.”

“Apa? Apa yang Ayah bicarakan?”

Terlihat ayahnya Kwon Joo yang sedang menyusuri gang - gang sendirian mengejar pelaku. Ayah Kwon Joo ternyata berpatroli di daerah tersebut.

“Ayah mendengar semuanya melalui radio. Ayah sedang di area itu. Ayah akan kesana. Tempatnya di jalan 24, benar?”

Kwon Joo menghentikan ayahnya untuk pergi sendiri karena berbahaya. Dia bahkan bertanya dimana rekan ayahnya, petugas Jang.

“Hari ini ulang tahun Ibunya yang ke 70,” lanjut ayahnya mengacuhkan pertanyaan Kwon Joo.

“Ayah, divisi patroli sedang menuju kesana. Tunggulah disana. Lakukan seperti apa yang aku katakan, ya?” ujar Kwon Joo dengan cemas. Rekan - rekannya sampai melihat ke arah Kwon Joo.

Tiba-tiba di dekat simpang, pelaku tudung hitam tanpa sengaja menabrak ayah Kwon Joo. Ayah Kwon Joo berusaha mengejarnya. Kwon Joo menyuruh ayahnya berhenti dan jangan mengikutinya. Tunggu polisi lain untuk sama - sama mengejar agar aman. Tetapi ayahnya mengabaikannya dan terus berteriak menyuruh pelaku berhenti. Dia berkata jika dia adalah polisi dan tugsannya memang menangkap penjahat. Kwon Joo mendengar semua dengan sangat amat cemas.

Hingga pelaku masuk ke sebuah gang dan ayah Kwon Joo kehilangan jejaknya. Namun, dia tidak menyerah. Dia masuk ke gang tersebut dan melihat sekeliling. Nafasnya tersengal karena habis berlari. Ayahnya kemudian bertanya apakah Kwon Joo mendengar sesuatu yang lain? Kwon Joo mendengar langkah kaki.




Benar, dari arah belakang ayahnya muncul seorang pria berjas hitam dan berpakaian rapi. Dia tidak sengaja menabrak ayah Kwon Joo. Pria itu hendak pergi. Kwon Joo melarang ayahnya untuk menangkap pria itu. Tetapi ayah Kwon Joo meraih tangannya dan bertanya kenapa di tangannya ada darah. Ya, dia adalah pelaku yang melepas tudung dan jas hujannya. Ayah Kwon Joo berhasil menjatuhkannya. Tetapi ketika ayah Kwon Joo mengambil borgolnya dan hendak memborgol pelaku, pelaku menendang ayah Kwon Joo hingga terjatuh. Walkie talkienya terjatuh. Dia kemudian mengeluarkan senjatanya, senjata yang sama yang di gunakan membunuh Ji Hye, bentuknya besi bulat dengan genggaman. Dia kemudian memukul kepala ayah Kwon Joo berkali - kali.

Kwon Joo berteriak memanggil ayahnya. Semua rekannya bingung mendengar teriakkan Kwon Joo. Pelaku selesai memukuli ayah Kwon Joo. Dari ujung gang, sebuah mobil berhenti untuk menjemputnya. Pelaku bergegas pergi tetapi dia mendengar suara Kwon Joo dari walkie talkie di tanah.



“Apa ini? Putrimu seorang polisi juga?”

“Siapa kau? Kau pelakunya, bukan? Aku dengar suara retakan yang kau buat saat kau berbicara. Aku mendengarnya dengan sangat jelas. Serahkan dirimu sekarang juga.”

“Sungguh lucu. Kau benar-benar bisa mendengarnya?”

“ Apa?”

“Dia masih hidup.”

“Tolong tinggalkan Ayahku. Ayahku… akan segera pensiun. Dia hanya seorang pria tua yang lemah.”

“Sudah terlambat sekarang.”

“Tolong jangan bunuh Ayahku.”

“Dia melihat wajahku.”

“Tidak! Kau...Kau pikir kau bisa lari? Jangan coba-coba menyakiti Ayahku. Aku akan memburumu dan membunuhmu!”

Pelaku tidak mendengar permintaan Kwon Joo dan kembali memukul ayah Kwon Joo hingga tewas. Hari itu, sama seperti kematian Seo Ji Hye, istri Jin Hyuk, Ayah Kwon Joo juga tewas.


Saat Kwon Joo berduka, kabar bahwa pelaku telah di tangkap di siarkan di televisi. Kwon Joo melihatnya. Namun, ketika mendengar suara pelaku yang di tangkap, Kwon Joo terkejut karena itu bukan suara pelaku yang di dengarnya. Belum selesai dia terkejut, berita lain mengenai kematian ayahnya keluar. Namun, berita tersebut mengatakan ayahnya tewas karena kecelakaan ketika memburu pelaku tabrak lari. Hal ini berbeda dengan kenyataanya.

“Kau tahu bagaimana itu terjadi dari sana. Tak peduli berapa kali aku mengatakannya...Ayahku dibunuh oleh pelaku yang sama membunuh Heo Ji Hye, tidak ada yang memercayaiku. Seharusnya ada rekaman lain saat aku berbicara dengan Ayahku melalui walkie-talkie.”
Di pengadilan, Kwon Joo mengatakan ada rekaman lain, yaitu pembicaraannya dengan ayahnya kepada hakim. Tapi, ternyata rekaman itu tidak pernah diterima oleh pengadilan.



“Setelah sidang, aku dipanggil oleh Sekretaris Umum Cha. Kau benar. Sekarang dia menjabat sebagai perwira di Seoul. 3 tahun yang lalu, dia menjadi perwira di Sungwun.”

Kwon Joo bertemu dengan sekretaris umum Cha yang memerintahkannya untuk membatalkan pernyataannya mengenai pelaku.

“Aku mengerti kau seperti ini karena perasaan bersalah, namun apa yang kaupikirkan, bicara omong kosong tanpa bukti?”

“Pak, ini bukan omong kosong belaka.Aku mendengarnya dengan jelas dengan kedua telingaku…”

“Petugas Kang! Apa kau tak tahu betapa banyak masalah yang diakibatan oleh kasus ini? Dan kau masih berani bicara seperti itu? Jika kau membuat masalah lagi, Aku akan menganggap kau sudah tidak ingin lagi jadi seorang polisi dan kau tak menginginkan Ayahmu diberi gelar kehormatan. Jika kau ingin Ayahmu dimakamkan di Pemakaman Kepolisian Nasional, bersikaplah dengan benar. Ini peringatan terakhirmu,” ancam sekretaris umum Cha, Kwon Joo menangis. Dia mengenggam tangannya dengan erat. Menahan kemarahan dan kekecewaannya terhadap hhukum.
“Aku menyadari setelahnya. Orang-orang ingin menutupi pelaku sebenarnya berada didalam kepolisian. Ini bukan hanya kasus pembunuhan yang sederhana. Ini mengenai beberapa orang yang menggunakkan kekuasannya untuk menyalahgunakan hukum dan keadilan. Aku memilih untuk pergi ke Amerika. Aku memutuskan untuk menjadi lebih kuat agar aku bisa menangkap pelaku yang sebenarny,” ujar Kwon Joo kepada Jin Hyuk mengakhiri ceritanya.

“Jadi kau bilang, bahwa orang itu membunuh istriku dan Ayahmu dan bahkan memusnahkan rekaman itu?” tanya Jin Hyuk.

“Ya.”

“Hei. Dengarkan aku baik-baik. Apa yang barusan kaukatakan hanya sebuah pengandaian belaka. Pria yang membunuh istriku tetaplah Go Dong Chul. Bagiku, dialah pelakunya. Begitulah seharusnya," ujar Jin Hyuk dan beranjak pergi.

“Pasti ada perjanjian yang terjadi antara pelaku yang sebenarnya dan Go Dong Chul. Itulah mengapa jas hujan penuh darah itu ditemukan dirumah Go Dong Chul,” ujar Kwon Joo menghentikan langkah Jin Hyuk, “Jadi, ada kemungkinan besar bahwa pelakunya sudah lari ke luar negeri setelah Go Dong Chul bebas akibat kesaksianku.”

“Bawakan aku buktinya. Jika kau berhasil mendapatkan bukti yang nyata, aku akan memercayaimu.”

“Pria yang membunuh Ayahku dan istrimu berbeda dari pembunuh biasanya. Dia adalah seorang monster. Napasnya sangat stabil bahkan saat dia membunuh orang. Dan jika seseorang seperti itu, memiliki kekuasaan dan uang …”

“Bawakan aku buktinya,” Jin Hyuk menghentikan perkataan Kwon Joo. Dia berteriak bahwa dia akan mempercayainya jika ada bukti.

“Pria itu dan Go Dong Chul ada di Sungwun sekarang,” ujar Kwon Joo, berdiri dan menghadap Jin Hyuk. Dia tidak gentar dengan kemarahan Jin Hyuk.

Jin Hyuk terkejut mendengar perkataan Kwon Joo. Matanya membesar.
Kompleks Industri Yeongdong, Sungwun


Di tengah sebuah gang, tempat yang mirip seperti kasus 3 tahun lalu, ada 2 orang pria di tengah jalan tersebut. Itu adalah pria bertudung hitam pelaku pembunuhan istri Jin Hyuk dan ayah Kwon Joo. Dia bersama dengan seorang pemuda yang ternyata adalah Go Dong Chul, terdakwa pembunuhan istri Jin Hyuk. Pria bertudung hitam membawa senjatanya yaitu besi bulat dan membenturkannya ke kepala Dong Chul. Dong Chul memohon untuk tidak dibunuh, namun, pria tersebut menjawab jika seharusnya Dong Chul tidak datang mencarinya Dia terus menerus mengayunkan senjatanya hingga Dong Chul tewas. Mobil patroli muncul di belakangnya. Pria itu menoleh. Wajahnya tidak di perlihatkan. Dan kita tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya.


“Go Dong Chul dan pria itu ada disini sekarang?” tanya Jin Hyuk. Kita kembali melihat pembicaran Jin Hyuk dan Kwon Joo.

“Perjanjian yang mereka sepakati mungkin sudah tidak ada lagi. Dia disini untuk menemui pelaku sebenarnya. Aku yakin,” jawab Kwon Joo penuh keyakinan.

Walkie talkienya kemudian berbunyi. Laporan dari salah seorang anak buahnya : “Ms. Kang, aku menerima laporan bahwa seseorang meninggal akibat jatuh dari Jembatan Penyebarangan Sungwun. Kami mendapatkan KTPnya. Nama korban adalah Go Dong Chul. Pelaku dari kasus Eunhyung-dong 3 tahun lalu.”

Kwon Joo dan Jin Hyuk mendengar berita itu dengan kaget, tidak percaya bahwa korban adalah Go Dong Chul. Dugaan Kwon Joo benar. Kwon Joo menatap Jin Hyuk.


4 Comments

  1. Min tolong dilanjut ya sinopnya... jangan berenti ditengah jalan... susah banget cari sinop maker yg mau bikin sinopsis drama kriminalitas kaya gini apalagi dari OCN... I will waiting for the next episode

    ReplyDelete
  2. Sinopsisnya tersampaikan dengan sangat baik. Pengen belajar buat bisa bikin sinopsis sebaik chunov , kalo boleh bagi infonya atau kontaknya buat tanya tanya kak

    ReplyDelete
  3. Kalau habis data paketan lari ke baca sinopsis..makasii banyaak untuk penulis..tulisannya dimengerti..penyampaiannya bagus..tetap semangat !

    ReplyDelete
Previous Post Next Post