Content and Images Copyrights by OCN
- Hellen Keller
Di markas 112, Kwon Joo mendengar dengan seksama lokasi TKP. Dia mendengar suara mesin yang masih menyala dan suara kecil. Dia memikirkannya dan sadar kalau suara kecil itu berasal dari suara gas. Bus-nya ternyata terbalik. Jika terjadi kebakaran sekarang, semua orang di sana akan mati. Dia ingat kalau tadi Jin Hyuk berkata kalau dia akan berangkat menuju Surim-dong. Kwon Joo segera menghubungi Jin Hyuk.
“Det. Moo, apa kau lagi di Surim-dong sekarang? Ada bus yang berangkat dari Gojeong-dong ke Kawasan Industri Sungwun mengalami kecelakan di Woogyeong-ri. Sepertinya sebagian besar penumpang terluka parah.”
“Apa maksudmu?”
“Dan aku dengar suara kebocoran gas dari tangki bahan bakar. Mesinnya masih menyala dalam keadaan pelan, tapi cetus api sedikitpun bisa menimbulkan kebakaran. Layanan Darurat akan tiba disana duluan. Tapi jika tim bantuan terlambat kesana, ditakutkan akan terjadi hal yang berakibat fatal.”
Jin Hyuk kaget kenapa bisa ada bus yang terbalik tetapi Kwon Joo juga belum mengetahui sebabnya. Menurut Kwon Joo karena bus-nya baik-baik saja sebelumnya, jadi bisa saja itu kesalahan dari pengemudi atau masalah mekanis.
Kwon Joo meminta bantuan Jin Hyuk karena para penumpang meminta bantuan. Bus itu milik dari Sungwun Express. Jin Hyuk mengerti dan berkata akan segera ke sana.
Tae Gu melihat Jin Hyuk yang sudah selesai menelpon, menyindirnya kalau sepertinya Jin Hyuk sangat sibuk. Jin Hyuk membalas kalau dia akan bertemu dengan Tae Gu lagi nanti.
Jin Hyuk segera berlari meninggalkan Tae Gu. Tetapi, ketika dia hendak turun menggunakan lift, dia dilarang oleh para petugas yang menjaga lift. Hal itu karena para eksekutif yang sedang ada disana. Jin Hyuk merasa kesal jadinya, dia menelpon Dae Shik dan terpaksa turun menggunakan tangga.
Presdir dari jauh melihat Jin Hyuk. Dia memastikan pada sekretarisnya dan sekretaris membenarkan kalau itu memang Tae Gu. Presdir semakin heran karena Jin Hyuk seharusnya sedang dalam masa percobaan tetapi kenapa dia bisa kesini dan berkeliaran?
“Kurasa dia menargetkan CEO Mo untuk menyerangnya,” jawab sekretarisnya.
Presdir menjadi emosi dan merasa seharusnya Jin Hyuk dikeluarkan saja dari kepolisian. Dia bertanya kepada sekrestarisnya bagaimana hasil investigasi Jaksa Park. Sekretaris dengan sedikit ragu memberitahu kalau dia mendengar jika Jaksa Park tidak memiliki cukup bukti. Presdir semakin marah.
Tae Gu memandangi Jin Hyuk pergi. Dia teringat kunci yang ditunjukkan Jin Hyuk padanya. Tetapi, dia ragu apa benar itu kunci tempat kejahatannya atau bukan.
Jin Hyuk menelpon Dae Shik dan memberitahu kalau bus milik Sungwun Express terbalik, TKP-nya berada di Woogyeong-ri. Tetapi, Dae Shik malah menjawab kalau itu tugasnya Layanan Darurat.
“Hei, semua orang berkewajiban menyelamatkan orang lain,” tegur Jin Hyuk marah. Dia menyuruh Dae Shik untuk segera ke TKP. Dae Shik mengerti dan segera beranjak pergi.
Presdir sedang di wawancara wartawan dan bahkan bertemu dengan beberapa orang penting. Mereka berbincang gembira. Sementara, Sekretaris Presdir pergi ke atap gedung dan menghubungi Komisaris Bae. Dia memberitahu mengenai insiden bus terbalik tersebut dan bahwa team Golden Time juga terlibat dalam penyelamatan bus tersebut.
“Presdir sangat khawatir kalau acara penting beliau hari ini akan kena dampak negatif akibat kecelakaan ini,” ujar sekretaris.
Komisaris Bae mematikan telponnya. Dia terlihat ragu sesaat. Tetapi, memutuskan untuk menghubungi Kwon Joo dan menyuruhnya untuk tidak ikut campur dalam insiden bus terbaik dan tunggu saja. Dia memarahi Kwon Joo ditambah Kwon Joo juga menyuruh Jin Hyuk ke lokasi.
“Petugas yang ada di TKP tidak punya tugas yang lain daripada menyelamatkan orang lain. Sama saja dengan Det. Moo. Dia kesana sebagai masyarakat, bukan sebagai petugas,” jelas Kwon Joo.
“Apa kau melawan perintahku?” marah Komisaris Bae.
“Saya harus melawan perintah Anda dan saya tidak segan untuk berhenti demi pekerjaan saya,” jawab Kwon Joo tegas dan menutup telpon. Komisaris Bae bingung harus bagaimana lagi.
Di lokasi kontainer, Gyung Hak bersama team-nya serta para petugas forensik sedang bekerja mengumpulkan bukti. Jin Hyuk menelponnya dan bertanya apa hasil dari petugas forensik? Itu darah masusia, kan?
“Itu sudah cukup lama, tapi itu benar darah. Mereka juga mengatakan kalau ada beberapa yang masih segar,” jelas Gyung Hak.
“Baiklah, periksa apa ada DNA Mo Tae Gu disana,” perintah Jin Hyuk.
Gyung Hak kemudian bertanya kalau bukankah Jin Hyuk sedang dalam masa percobaan? Kau mau kemana? Jin Hyuk kemudian memberitahu kalau dia sedang dalam perjalanan menuju tempat kecelakaan bus terbalik milik Sungwun Express.
Didalam bus yang terbalik, gas yang bocor mulai semakin kuat. Ibu sedang memegang tangan In Jun khawatir. Sementara suami Jung Eun, kakinya ternyata tertimpa dan tidak bisa digerakkan. Dia semakin lemah dan kesakitan.
“Jika aku… mati sebelum melihat bayiku…” tangin suaminya. Jung Eun panik dan meminta suaminya jangan berkata seperti itu. Bantuan sudah dekat. Dia menangis.
Kwon Joo mendengarnya dan memberitahu Jung Eun kalau bantuan sudah dekat dan memintanya untuk bertahan sedikit lagi. Jung Eun berterimakasih dan meminta suaminya bertahan.
Kwon Joo meminta berbicara dengan penumpang lain yang masih sadar dan Jung Eun memberikan pada Ibu yang berada di depannya. Ibu meraihnya dan menangis. Dia meminta untuk tidak mempedulikan dirinya tetapi selamatkan saja putranya. Dia mohon.
“Bagaiman keadaannya sekarang?”
“Darahnya sudah berhenti, namun tubuhnya semakin dingin,” tangis Ibu memberitahu kondisi In Jun.
Kwon Joo berpikir dan menduga sepertinya korban mengalami shock akibat pendarahan. Kwon Joo memberi arahan untuk Ibu agar memjiat In Jun supaya dia menjadi hangat kembali. Dan angkat posisi area yang terluka lebih tinggi daripada jantungnya. Ibu mengikuti perkataan Kwon Joo.
Kwon Joo menghubungi Jin Hyuk dan memberitahu kalau seorang anak sedang dalam kondisi shock dan memintanya untuk cepat.
Mobil Layanan Darurat, patroli dan Jin Hyuk sudah tiba di lokasi. Jin Hyuk memperkenalkan dirinya dan mereka mulai melihat kondisi bus. Dan dilihat dari kondisinya, mustahil untuk menggunakan dongkrak hidrolik agar bisa masuk kedalam.
Semua petugas, mulai menyelamatkan para korban yang terlempar keluar dari bus terlebih dahulu. Para penumpan didalam bus yang masih sadar, mulai berteriak memberitahu kalau mereka masih didalam dan tolong selamatkan. Jin Hyuk berteriak dari celah bus yang terbuka dan menyuruh mereka semua untuk menunggu sebentar.
Kwon Joo memberi tahu kalau tangki bahan bakar bocor dari suaranya pada Jin Hyuk dan Jin Hyuk menyampaikan informasi itu pada petugas lainnya. Jin Hyuk bersama dengan petugas lainnya mulai membuka celah pada bus agar mereka bisa masuk kedalam.
Kwon Joo memberitahu kepada Jung Eun kalau petugas sedang berusaha masuk ke dalam bus. Suami Jung Eun sudah merasa sulit bernapas. Jung Eun semakin panik. Kwon Joo memberitahu kalau suami dari Na Jung Eun sedang dalam kondisi kritis karena mengalami kesulitan bernapas akibat shock. Kakinya juga terhimpit dibawah bus dan agar mengalami serangan panik. Ada juga seorang anak yang terluka parah dan akan segera kehilangan kesadaran. Dia meminta Jin Hyuk untuk cepat.
Jin Hyuk dan petugas sudah berhasil membuka celah pintu bus. Mereka masuk dan mulai menyelematkan keluar korban terdekat. Mobil Dae Shik dan petugas lainnya juga sudah tiba dan membantu eksekusi.
Tangki bahan bakar semakin bocor. Kwon Joo memberitahunya pada Jin Hyuk. Jin Hyuk segera meminta petugas yang lain agar mereka bergerak semakin cepat karena tangki bocor. Kwon Joo dimarkas 112 memberitahu kalau kemungkinan akan terjadi ledakan di tempat kecelakaan bus dan meminta semua petugas yang berada di dekat sana tanpa melihat wilayah yurisdikasi tugas datang untuk menolong.
Jin Hyuk sudah berhasil mengeluarkan Jung Eun, Ibu dan In Jun. Jung Eun terus menangis karena suaminya tidak bisa bernapas. Jin Hyuk meminta alat pemotong untuk memotong besi yang menimpa kaki suami Jung Eun.
Presdir pulan dari tempat acara dengan terburu-buru. Dia meminta semua anggotannya termasuk Tae Gu untuk segera bergegas. Ditambah media mulai mengetahui mengenai kecelakaan tersebut.
Jin Hyuk meminta yang lainnya untuk mulai mendorong bus yang terbalik dari luar agar memberikan celah sehinggan kaki suami Jung Eun bisa dikeluarkan. Semua petugas berusaha dengan kerasa. Seiring dengan celah yang terbuka, suami Jung Eun berteriak semakin keras karena rasa sakitnya. Dan dia berhasil di selamatkan.
Semua korban mulai dibawa ke rumah sakit.
Kwon Joo di markas 112, merasa aneh karena dia mendengar suara mengerang. Ponsel Jung Eun ternyata tertinggal didalam bus. Suara mengerang itu berasal dari supir bus, Tn. Park.
Kwon Joo sepertin mengenal suaranya dan teringat ketika dia dulu bertanya kepada Tn. Park, Tn. Park memberitahu kalau dia bekerja menjadi supir bus. Dia sadar, Tn. Park ada di dalam mobil.
Kwon Joo menghubungi Jin Hyuk dan bertanya apakah supir bus sudah diselamatkan? Jin Hyuk sadar kalau supirnya tidak ada. Kwon Joo memberitahu kalau semua orang didalam bus ada 10orang dan mereka melewatkan satu orang.
Jin Hyuk segera masuk kembali ke dalam bus. Kwon Joo memberitahu nama supir bus itu adalah Park Jong Woo. Jin Hyuk terus masuk dan melihat ada Tn. Park di kursi pengemudi. Dia tidak bisa bergerak karena terhalang-halang besi dan hanya bisa mengerang.
Dae Shik melihat dari kaca samping pintu bus. Jin Hyuk memerintahkan agar dibawakan pemotong. Kwon Joo mendengar suara gas bocor yang semakin berbahaya. Jin Hyuk mengerti dan akan bergerak cepat. Gas dari tangki bocor sudah masuk sampai ke dalam bus.
Dae Shik membawa palu dan mulai memecahkan kaca samping pengemudi bus. Celah sudah terbuka dan kini tinggal mengeluarkan Tn. Park.
Salah satu petugas, pergi ke arah tangki bocor. Dia melihat ke roda bus dan kaget karena rem bus sudah rusak dan retak bahkan ban-nya sudah tidak layak pakai. Petugas berlari memberitahu kepada petugas lain dan Jin Hyuk yang masih ada dalam bus untuk segera keluar karena bus akan segera meledak. Petugas lain menyuruh petugas itu mencoba menghentikanya.
Kwon Joo memberitahu Jin Hyuk kalau dia bisa mendengar percikan api dan memintanya untuk segera keluar. Jin Hyuk tetap berusaha menyelamatkan Tn. Park. Kwon Joo semakin cemas. Tn. Park berhasil di tarik keluar.
Percikan api timbul dan menimbulkan ledakan kecil. Jin Hyuk masih di dalam bus dan berusaha keluar. Dan tepat dia keluar, terjadi ledakan besar. Bus meledak. Kwon Joo cemas mendengarnya. Dia meminta Jin Hyuk untuk menjawabnya.
Semua petugas selamat termasuk Jin Hyuk. Mereka segera berlari ke tempat yang lebih aman. Petugas pemadam kebakaran mulai memandamkan api. Jin Hyuk melapor kalau semuanya selamat termasuk Tn. Park. Kwon Joo dan semua di markas menghela nafas lega mendengarnya.
Petugas menghadap Jin Hyuk dan memberitahu kalau bus memiliki banyak bagian yang rusak termasuk kabelnya. Mereka mengira kalau itu karena pengawasan yang buruk terhadap kelayakan kendaraan.
Tn. Park mendengarnya. Dia memanggil Jin Hyuk dengan suara pelan beberapa kali hingga Jin Hyuk menyadarinya. Tn. Park mengucapkan terimakasih dan memberitahu kalau dia sudah melaporkan ke perusahaan mengenai perihal itu.
“Aku memberitahu mereka bahwa berbahaya dan aku tidak bisa mengemudikannya.”
Jin Hyuk mengerti dan berkata agar Tn. Park beristirahat dan di obati terlebih dahulu. Dia menutup pintu ambulans dan ambulans bergerak pergi.
“Aku menemukan sesuatu di barang-barangnya.”
“Aku akan membawanya kesana,” jawab Jin Hyuk dan mengambil barang Jong Woo.
Jin Hyuk kemudian melihat barang tersebut yang ternyata merupakan Asuransi Kecelakaan. Dan lebih parahnya lagi, asuransi itu memuat hal berikut : Jika penerima asuransi meninggal akibat kecelakaan, perusahaan akan mengklaim asuransinya.
Jin Hyuk tidak percaya membacanya. Dasar brengsek, ujarnya. Dia kemudian berteriak kepada Dae Shik kalau dia akan pergi ke rumah sakit dan menyuruh Dae Shik untuk pulang duluan.
Jin Hyuk masuk ke mobil dan menelpon Kwon Joo. Dia memberitahu akan mengirimkan polis asuransi Park Jong Woo dan memintanya untuk menyelidiki polis tersebut di Sungwun Express dan cari tahu apa ada kasus yang sama sebelumnya. Kwon Joo bingung dan bertanya polis asuransi apa?
“Mereka bukan hanya menggunakan onderdil tidak layak pakai, mereka juga mempermainkan nyawa orang lain. CEO mereka adalah pembunuh gila, jadi ini bukan kejutan lagi. Omong-omong, setelah kau menemukan sesuatu, bawalah ke RS Woogyeong. Datanglah ke ruang inap Park Jong Woo.”
Kwon Joo mengerti. Dia segera memerintahkan Hyun Ho untuk memeriksa dokumen yang berisi tentang perjanjian apabila supirnya meninggal, mereka akan menerima asuransinya. Periksa apa ada kasus serupa di Sungwun Express. Hyun Ho mulai mencarinya.
Eun Soo bertanya kepada Hyun Ho maksud dari polis khusun yang membolehkan perusahaan menerima uang asuransi?
“Uangnya cair bersamaan dengan gaji para supir, namun Sungwun bertingkah seperti mereka yang membayarnya. Mereka benar-benar keparat,” jelas Hyun Ho.
Berita mengenai bus yang terbalik sudah menyebar dan hampir semua stasiun menyiarkannya. Presdir melihat berita itu di kantornya. Dia mematikan televisi dan mulai memarahi para direktur di perusahaanya karena kejadian ini terjadi di hari yang baik.
Dia menyebut para reporter dan masyarakat itu bodoh karena bagaimana bisa mereka menghindari kecelakaan saat menjalankan bisnis bus. Dia memerintah para direktur untuk mengatasi agar berita ini tidak muncul lagi di media dan mulai menendak tungkai kaki mereka satu persatu.
Presdir bertanya keberadaan Tae Gu tetapi sekretaris hanya tau kalau Tae Gu pergi ke suatu tempat. Presdir menghela nafas.
Tae Gu pergi ke sebuah rumah besar. Dia masuk ke rumah tersebut yang memiliki pintu kaca. Dia berjalan ke ruang tamu dan melihat sekitar. Dia kemudian menatap keluar jendela dan tersenyum menyeringai.
Tae Gu menghela nafas, “Aku tahu. Tidak mungkin Moo Jin Hyuk tahu tempat ini,” ujarnya. “Beraninya dia berbohong.”
Tae Gu kemudian beranjak pergi dari ruang tamu. Dia turun melalui tangga yang gelap dan tiba di sebuah pintu. Pintu itu memiliki alat pengaman canggih. Tae Gu mengeluarkan sebuah kartu (seperti kartu atm) dan menempelkannya ke LCD pengaman pintu. Pintu terbuka.
Tae Gu berjalan masuk ke dalam ruangan tersebut. Dia menghirup udaranya. Dan merasakannya. Ruangan itu kosong dan tidak ada apa-apa tetapi sangat luas. Tiba-tiba terdengar suara Sang Tae.
Sang Tae muncul dari kegelapan, “Aku dulu menganggapmu sebagai adikku. Kau monster… Terkutuklah kau, keparat.”
“Itu masalahmu. Kau pendendam. Jika Moo Jin Hyuk tahu, dia tidak akan sediam ini.”
“Apa kau ingin tahu dimana aku menyimpan kuncinya?”
Tae Gu terdiam. Dia dengan penuh kewaspadaan memutuskan untuk pergi dari ruangan tersebut. Tiba-tiba terdengar suara wanita yang berucap, “Tae Gu-yah… jangan lihat.” Tae Gu terkejut dan melihat sekeliling dengan panik. Dia seperti ketakutan. Dari kegelapan tampak seorang wanita dengan ekspresi sedih meminta agar tidak dibunuh. Tae Gu semakin bingung dan melihat sekeliling padahal ruangan itu benar-benar kosong.
Jin Hyuk pergi kerumah sakit mencari Park Jong Woo. Jung Eun melihatnya dan memanggilnya. Dia berterimakasih karena Jin Hyuk sudah menyelamatkan mereka semua. Ibu juga berterimakasih. Jin Hyuk kemudian bertanya kondisi suami Jung Eun dan kandungannya. Jung Eun memberitahu kalau suaminya sedang di operasi dan dokter berkata dia akan baik-baik saja dan bayi-nya juga baik-baik saja. Jung Eun menangis dan berkata kalau dia berutang pada Jin Hyuk. Ibu juga berkata demikian dan memberitahu kalau putranya, In Jun baik-baik saja. Jin Hyuk membalas kalau semuanya karena mereka mengikuti instruksi dengan baik.
Jin Hyuk kemudian pergi menemui Jong Woo. Dia berteriak memanggilnya dan Tn. Park bangkit untuk menyambutnya. Jin Hyuk menyurhnya untuk berbaring saja.
Eun Soo melihat data yang berhasil ditemukan dan kaget karena semua kecelakaan berhubungan dengan Sungwun Express. Hyun Ho menambahkan kalau kebanyakan supir bus mereka tidak punya tempat tinggal dan keluarga.
Hyun Ho melaporkan hal ini pada Kwon Joo yang sedang berjalan di koridor. Bahwa Sungwun Express mengeksploitasi supir bus yang berasal dari kalangan tersebut.
“10tahun terakhir, 50orang meninggal, dan 500orang terluka,” lapor Hyun Ho.
Kwon Joo menyuruh Hyun Ho mengirimkan data itu ke ponselnya. Di koridor, Kwon Joo berpapasan dengan Jaksa Park tetapi dia mengabaikannya.
Eun Soo menduga bahwa mungkin ada lebih banyak kecelakaan lain yang mereka tidak tahu. Hyun Ho membenarkan kalau ada beberapa kecelakaan lain yang terjadi dan sepertinya itu karena mereka memastikan para supir tidak buka mulut.
Seseorang menghubungi ke Hyun Ho mengenai rekaman CCTV yang diminta Hyun Ho. Hyun Ho mengucapkan terimakasih dengan sopan pada orang tersebut. Eun Soo bertanya ada apa?
“Det. Moo memintaku untuk menemukan pemilik dari ponsel ilegal itu,” jelas Hyun Ho.
Eun Soo memuji Hyun Ho yang pintar dalam segala hal tetapi Hyun Ho menyangkalnya. Buktinya dia tidak pandai minum. Hyun Ho menggoda Eun Soo yang mungkin tidak bisa minum juga karena penampilannya seperti orang cupu tetapi Eun Soo menyangkalnya. Dia tidak pernah terkalahkan kalau dalam urusan minum.
Gyung Hak di ruangannya dan memberikan Choong Ki sebuah berkas mengenai Shim Chang Soo, ayah Dae Shik, yang bekerja di perusahaan Sungwun Express dari tahun 1994 s.d 2014 sebagai supir bus. Dia meminta Choong Ki untuk menyelidiki lebih banyak mengenai Shim Chang Soo dan tanyakan juga pada Ji Choon Bae mengenai hubungannya dengan Nam Sang Tae.
Choong Ki membaca berkas tersebut dan kaget karena Shim Chang Soo merupakan Ayah dari Dae Shik. Gyung Hak menyuruhnya untuk memeriksa saja. Choong Ki bertanya apa yang sebenarnya terjadi tetapi Gyung Hak menjawab tidak ada apa-apa.
“Kami tidak bodoh. Pelaku sebenarnya dari kasus Eunhyung-dong, bukankah CEO Mo dari Sungwun Express? Jika dia pembunhnya, kita harus bergerak cepat,” ujar Choong Ki.
“Aku mencoba mengumpulkan bukti sekarang,” jawab Gyung Hak.
Dia meminta Choong Ki melakukan seperti apa yang diperintahkannya dan juga rahasiakan dari orang lain.
“Jadi, maksudmu, mereka memaksa Anda menandatangani polis asuransi ini dan membuat Anda menyetir bus ini yang sebenarnya tak layak jalan, benar?”
“Kecuali busnya rusak, mereka menolak mengganti onderdil yang sudah rusak. Sejujurnya, kecelakaan terjadi karena aku mengemudikannya dijalanan tidak beraspal. Jika aku mengemudikannya dengan hati-hati dijalan biasa maka busnya tidak akan terbalik seperti itu.”
“Gosshh.. para bajingan itu. Mereka membiarkan Anda mengendarai bus rusak itu. Apa itu masuk akal?”
“Orang sepertiku ini miskin dan tidak punya kuasa apapun dan hanya bisa mematuhi perintah atasan. Aku benar-benar menyesal…”
Jin Hyuk menjadi sangat kesal. Kwon Joo ternyata datang ke rumah sakit dan menemui Jin Hyuk. Dia juga menayakan kondisi Tn. Park. Tn. Park mengenalinya sebagai polisi yang mewawancarainya dulu. Jin Hyuk memberitahu Tn. Park kalau Kwon Joo lah yang memberitahukan pada mereka kalau Tn. Park ada didalam bus yang terbalik makanya mereka dapat menyelamatkannya. Tn. Park merasa terharu dan berterimakasih berkali-kali.
Kwon Joo mengajak Jin Hyuk untuk bicara berdua. Mereka pergi ketempat lain dan Kwon Joo memberikan data yang di dapatnya. Dia membenarkan dugaan Jin Hyuk bahwa memang terjadi penipuan asuransi.
“Sungwun Express menerima klaim asuransi dalam jumlah yang sangat besar. Aku sangat terkejut dengan fakta bahwa tidak ada yang mengetahui itu,” jelas Kwon Joo.
Jin Hyuk membacanya, “Yahhhhhh… Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Para keparat itu … Sementara menjalankan perusahaan bus, mereka menyalahkan semuanya pada supir mereka atas kecelakaan yang terjadi. Saat supir mereka meninggal atau terluka, mereka menggunakan mereka untuk mengklaim uang asuransinya. Mereka pasti sudah lama melakukan ini. Para bajingan ini harus ditangkap. Ini bagus. Ini bukti penting.”
Jin Hyuk kemudian mengeluarkan ponselnya. Dia menghubungi ‘Tabloid’ dan memberitahu kalau dia punya berita besar untuknya. Dia memberitahu mengenai perusahaan Sungwun Express yang memaksa supir bus untuk menandatangani polis asuransi, dimana klaim asuransi adalah di tangan Sungwun Express. Dia menyuruh Tabloid untuk meneruskan berita ini ke media dan bongkar semuanya.
Kwon Joo melihat Jin Hyuk selesai telepon dan bertanya mengenai kontainer tersebut. Dia bertanya apa Jin Hyuk yakin jika Mo Tae Gu membunuh para tunawisma untuk bersenang - senang?
“Seperti deskripsimu, itu tempat tertutup dekat laut dimana suara yang ada dapat bergema. Banyak petunjuk lain juga. Kepala Jang sedang menelusurinya. Kami akan segera mendapatkan buktinya.
“Dan, Petugas Oh sedang melacak pemilik ponsel ilegal itu. Dia orangnya dalamnya, bukan?” tanya Kwon Joo. Maksud Kwon Joo pemilik ponsel ilegal itu adalah orang dalam kepolisian yang menghalangi mereka selama ini.
Kwon Joo bertanya apakah Jin Hyuk mencurigai seseorang? Jin Hyuk menyuruhnya untuk membicarakannya lain kali. Karena dia juga belum yakin.
Kwon Joo mengerti. Dia kemudian memberitahu Jin Hyuk kalau mereka sudah menyiapkan berkas untuk menyangkal surat perintah yang dikeluarkan Jaksa Park. Dan mereka sudah mendapatkan bukti yang membuktikan Jin Hyuk tidak bersalah.
“Dia sudah terlalu jauh untuk menjatuhkan tim kita dalam masalah,” ujar Kwon Joo.
Hyun Ho sudah berhasil melacak ponsel ilegal tersebut. Hyun Ho sangat bersemangat. Dia kemudian menggunakan ponselnya dan mencoba menghubungi nomor ponsel ilegal tersebut. Tetapi, Hyun Ho kemudian bersikap aneh.
Eun Soo melihatnya dan bertanya ada apa? Hyun Ho gugup dan menjawab tidak ada apa-apa. Mungkin dia salah menekan nomor. Dia mulai menekan nomor lagi dan mencocokkannya, tetapi aneh.
Jaksa Park sedang berada diruangan Komisaris Bae. Mereka membicarakan mengenai Presdir yang pasti sangat marah karena berita-berita yang tersebar. Jaksa Park membenarkan apalagi ditambah dengan Jin Hyuk yang ikut ke TKP dan membesarkan masalah.
“Mengenai mereka (team Golden Time) ke TKP, banyak orang sedang sekarat. Mereka kesana untuk membantu,” belas Komisaris Bae.
“Komisaris, satu apel busuk bisa membuat yang lainnya busuk juga. Anda tahu itu. Saat aku ‘mengasapi’ mereka, Anda harus mengeluarkannya sendiri,” jawab Jaksa Park. Intinya, dia menyuruh Komisaris untuk memecat Jin Hyuk.
Dari luar, terdengar suara Jin Hyuk yang sedang berdebat dengan penjaga yang melarangnya untuk masuk ke dalam ruangan Komisaris. Tetapi, Jin Hyuk tetap menerobos masuk.
Ditangannya, Jin Hyuk membawa berkas yang membuktikan dirinya tidak bersalah atas tuduhan Jaksa Park. Jin Hyuk memberi hormat pada Komisaris.
“Aku lihat 2 pria yang disponsori oleh Sungwun Express sedang minum teh bersama. Kalian pasti sibuk. Aku hanya akan memberikan ini dan pergi,” ujarnya sembari meletakkan berkasnya di meja depan Jaksa Park. “Ini sebuah hadiah. Kertas bertandatangan yang menyangkal surat perintah itu. Jika kalian membaca ini, kau akan tahu alasan bagus mengapa team Golden Time harus segera kembali.”
Jaksa Park tertawa mendengar omongan Jin Hyuk. “Kenapa kau tidak bisa mengerti? Kau masih belum mendapatkan gambarannya? Bagaimana bisa kau menginvestigasi dengan otak bodohmu itu?” marahnya.
Jin Hyuk tidak terpancung amarah. Dia balas menghina Jaksa Park yang bekerja sangat keras karena banyaknya sogokan yang diterimanya. Tapi, hal itu malah membuarnya jadi terlihat mencurigakan. “Perusahaan bus itu mengalami kecelakaan saat membawa penumpang hari ini. Semua penumpang hampir meninggal. Dengan CEO perusahaan itu yang benar - benar psiko, bukankah sudah jelas bagaimana dia menjalankan perusahaannya? Aku akan menangkap CEO yang membunuh orang sebanyak yang dia suka karena uang dan kuasa yang dia miliki. Aku tidak akan menyerah. Jika kau mau mengakhiri ini, daripada mengeluarkanku dari divisi tempatku bekerja, bunuh saja aku sekarang. Aku membahayakan nyawaku dengan melakukan semua ini.”
Jaksa Park berdiri dari sofanya dan menatap Jin Hyuk, “Kau sepertinya sudah gila. Tidak peduli seterkenal apa Detektif itu, dan mantan Manajer Tim Unit Kriminal Khusus, kau bukan siapa-siapa selain anak buah yang diturunkan pangkatnya jadi sersan. Jika seorang jaksa memberitahukanmu untuk melakukan sesuatu, LAKUKANLAH!” marahnya.
Jin Hyuk tidak takut dan balik menegur Jaksa Park untuk berbicara sesuai eranya. Mereka sudah hidup di zaman digital tetapi Jaksa Park masih berbicara seperti orang yang hidup di zaman komputer masih menggunakan DOS.
“Kau tidak diberikan lencana agar kau bisa menyembunyikan orang yang punya uang dan kuasa. Mereka menjadikanmu jaksa agar kau bisa melindungi orang-orang yang lemah dan terluka.”
Jaksa Park terpancing emosinya dan hendak menampar Jin Hyuk (padahal lelaki tetapi kok malah main tampar-tamparan? Nggak macho dan gentle itu, Jaksa Park) tetapi Jin Hyuk menangkap tangan Jaksa Park.
“Kau mau tahu rasa pukulanku? Jika kau kupukul di sisi kiri, kau akan tidak sadarkan diri. Jika disisi satunya, kau akan mati. Bagian mana yang kau pilih? Jangan lakukan apapun sebelum kau tahu, siapa yang akan kau lukai. Mengerti, Jaksa Park??” ancam Jin Hyuk. Diapun melepaskan tangan Jaksa Park kasar hingga Jaksa Park terjatuh dikursi.
Komisaris Bae bangkit dan menyuruh Jin Hyuk untuk berhenti. Jin Hyuk memberi hormatnya dan dengan suara kemarahan dia berkata kalau dia akan selalu melakukan tugasnya, Komisaris. Jin Hyuk pun keluar dari ruangan.
Jaksa Park segera bangun dari kursi dan merapikan jasnya. Dia terlihat kesal sekaligus malu bisa kalah oleh Jin Hyuk. Dia mengambil berkas yang diberikan Jin Hyuk dan membacanya.
Dokumen Pembenaran : Sikap tidak kerja sama Baek Sung Hak membuat konflik. Luka pada pipi Yang Ho Shik murni akibat kesalahan diri sendiri.
Gyun Hak sudah menunggu Jin Hyuk di depan ruangan. Ketika melihat Jin Hyuk yang baru kembali dari ruangan Komisaris Bae, Gyung Hak segera mengajaknya bicara. Gyung Hak memberitahu kalau mereka sudah mendapatkan hasil DNA yang ditemukan di dalam kontainer.
Tags:
Voice