Sinopsis Drama Special : Queen Of The Ring Episode 04

Content and Images by MBC



Se Gun tiba-tiba memanggil Nan Hee. Nan Hee berbalik dan Se Gun segera mencium dan memotretnya.


Se Gun melihat hasil fotonya dan terlihat kaget. “Apa yang…. kenapa dengan wajahmu…”

Nan Hee juga gugup. Se Gun menatap Nan Hee.


Ternyata, dalam fotopun wajah Nan Hee tetap terlihat seperti bayangan Se Gun. Dia memperlihatkan foto tersebut pada Nan Hee.

“Lihat. Ukuran wajahku dua kali ukuran wajahmu.”


Nan Hee melihatnya. Dan itu terlihat seperti wajah aslinya. Ibu membalas chat Nan Hee [Kamu terlihat cantik jika memakai cincin saat berfoto.] Nan Hee menghela nafas lega.

Se Gun memasukkan foto tersebut ke akun SNS-nya dengan caption : [Park Se Gun, Hari pertama dimulai hari ini]



Seluruh kampus heboh melihat hal itu. Termasuk Deuk Chan sampai melempar ponselnya saking kagetnya. On Hwa juga kaget melihat foto tersebut. Semua mahasiswi merasa kesal karena kalah dari seorang Nan Hee yang bukan siapa-siapa.

Teman Byun Tae memperlihatkan foto tersebut pada Byun Tae. Byun Tae terlihat sedih.



Nan Hee masuk ke kelas menggambar. Semua orang terdiam melihat kedatangannya. On Hwa bertepuk tangan dan menghampiri Nan Hee.

“Aku begitu menghormatimu. Kamu memberi harapan kepada kami para pecundang. Kamu menghidupkan kembali api cinta yang sekarat,” puji On Hwa.


Nan Hee bingung dengan perkataan On Hwa dan bertanya apa maksudnya? On Hwa memperlihatkan akun SNS Se Gun. Nan Hee sangat gembira melihatnya.



Se Gun dan Nan Hee berjalan dikampus sambil bergandengan tangan. Semua mahasiswi yang melihatnya sampai cemburu. Se Gun menatap penuh cinta pada Nan Hee beauty. Nan Hee tersenyum pada Se Gun.

Se Gun mengajak Nan Hee masuk ke dalam kampus tetapi Nan Hee mengajak Se Gun untuk berjalan satu putaran lagi. Se Gun protes karena mereka sudah berjalan 3putaran. Nan Hee memohon. (#Si Nan Hee mau pamer ternyata). Se Gun mengajak Nan Hee berjalan ke tempat lain.

Mereka pergi ke mall. Se Gun membawa Nan Hee beauty melihat baju yang dipajang di manekin toko. Nan Hee mengenali baju itu yang ada dalam peragaan busana Barba Lee.

“Kamu melihatnya?” tanya Se Gun kaget. “Apakah itu terlalu mewah bagi orang yang berusia 50-an? Lama sekali kami tidak bertemu, entah apakah itu terlihat bagus.”

“Kamu sudah lama tidak menemuinya? Siapa? Bibimu?”



Mereka sedang dalam perjalanan pulang dan Nan Hee masih memaksa Se Gun untuk memberitahu siapa orang yang akan dibelikan baju itu oleh Se Gun. Nan Hee memohon dengan memasang wajah imutnya.

“Ibuku.” beritahu Se Gun.

“Ibumu di AS?”

“Ya. Dia datang untuk peragaan busana. Aku ingin dia melihatku menang. Apa yang harus kukatakan saat bertemu denganmu? ‘Hai. Ibu.’ Itu terlalu santai. ‘Sudah lama tidak bertemu?’ Itu canggung.”

Nan Hee menenangkan Se Gun. Dia kemudian berpura-pura menjadi Ibu Se Gun untuk latihan. Awalnya, dia bersikap dengan berteriak memanggil Se Gun putranya. Tapi, Se Gun protes kalau ibunya tidak segila itu.

Nan Hee langsung bersikap lembut memanggil Se Gun putranya. Dan Se Gun membalas dengan membungkuk hormat. Nan Hee langsung mengomentarinya yang terlalu formal. Nan Hee bertanya bagaimana cara Se Gun bicara dengan ibunya, santai atau formal?
Dan Se Gun mengingat sosok ibunya.

Flashback




Ibu Se Gun sangat cantik. Dia sedang menyiram, tanaman. Se Gun pulang dan memanggilnya. Ibu segera membuka tangannya dan memeluk Se Gun. Se Gun bercerita tetapi kita tidak mendengar suaranya. Ibu tersenyum.

Flashback END


“Aku tidak ingat,” jawab Se Gun. Nan Hee bingung.

Se Gun menjelaskan kalau dia belum pernah bertemu ibunya selama 7tahun sejak dia menikah lagi di AS. Jadi, ini kali pertamanya bertemu kali sejak dia berusia 15tahun. Nan Hee menatap sedih padanya. Se Gun menyuruh Nan Hee untuk melupakan ceritanya tadi saja.





“Cobalah. Kamu belum bertemu dengannya selama tujuh tahun. Jika kamu berkata, ‘Ya, Bu,’ atau ‘Hai, Ibu,’ dia akan sangat sedih. Berlatihlah denganku. Pintu gerbangnya terbuka. Ibumu berjalan keluar. Putraku,” ujar Nan Hee dan membuka tangannya, mirip seperti Ibu Se Gun dulu menyambut kepulangan Se Gun. Se Gun terpana dan mengingat sosok Ibunya. Dia langsung membalas memeluk Nan Hee. Nan Hee memeluk Se Gun , “Putraku. Kamu semakin tampan. Kamu sudah dewasa,” berpura-pura sebagai Ibu Se Gun. Se Gun menitikkan air mata. “Jangan menangis di depan orang lain. Aku ingin menjadi satu-satunya orang yang melihatmu menangis, jadi, kamu harus mendatangiku setiap kali kamu ingin menangis.”

Keesokkan harinya,

Mi Joo berjalan dengan Byun Tae di taman kampus. Mi Joo protes karena dia disuruh minta maaf duluan pada Nan Hee. Byun Tae bertanya apa Mi Joo memberitahu kepada Nan Hee alasannya kembali? Nan Hee menjawab dia tidak akan memberitahu Nan Hee. Tidak akan.

“Kenapa kamu tidak mau memberi tahu temanmu?”

“Aku ingin lulus dari universitas di luar negeri, mengadakan pameran, dan akhirnya mengalahkan Nan Hee, tapi aku gagal dan kembali.”

“Dia tidak pernah sekalipun mencoba mengalahkanmu. Dia hanya mencoba mengalahkan dirinya sendiri.”

“Kamu, ibuku… Semua orang memihak Nan Hee.”


“Dasar anak nakal… Nan Hee mengomeliku karena memihakmu dan kamu pun juga begitu.”

“Kamu memihakku di depannya?’

“Benar. Aku diomeli karena memihakmu sejak usiaku tujuh tahun. Jadi, minta maaflah lebih dahulu kali ini demi aku.”


Mi Joo menarik sedikit pergelangan baju Byun Tae dan memintanya untuk memberitahu Nan Hee permohonan maafnya. Byun Tae menolak. Dan menyuruh Mi Joo melakukannya sendiri.



Mi Joo tanpa sengaja melihat Se Gun lewat dan terkejut karena mereka satu kampus. Dia hendak menghampiri Se Gun tetapi kehilangan jejaknya. Dia mengeluarkan nomor Se Gun dari dompetnya dan berucap, “Dia tersangkut jaring. Sekarang saatnya untuk menariknya masuk.”

Deuk Chan sedang melakukan rapat terkait kompetensi yang akan segera tiba. Deuk Chan memberitahu kalau dia sudah mengumpulkan tiga gambar dari tiga anggota baru untuk dimasukkan ke babak penyisihan.

On Hwa menjadi operator proyektor dan menampilkan gambar pertama dari anggota baru pertama. Semua anggota tertawa melihat rancangan busana anggota baru pertama yang kekanak-kanakkan termasuk Deuk Chan. Anggota baru pertama ternyata adalah Byun Tae Hyun, mahasiswa prahukum tahun kedua.

Berikutnya, gambar dari anggota baru kedua. Semua anggota tecengang melihat rancangan busana yang bagus dan artistik tersebut. Dan anggota baru kedua adalah Mo Nan Hee, mahasiswa jurusan seni rupa. Byun Tae dan Se Gun tersenyum dan bertepuk tangan menyambutnya.

Semua anggota mengadakan pesta penyambutan untuk menyambut anggota baru. Se Gun dan Byun Tae berbicara berdua di depan kedai makan.

“Aku tidak tahu kamu tertarik dengan mode. Kamu selalu memakai kemeja kotak-kotak.”

“Kemarin, pola argyle. Pola tartan sehari sebelumnya, kin genggang. Aku kira anggota klub mode akan tahu bedanya.”

“Aku tahu alasan resmimu untuk mendaftar. Apa alasanmu yang sebenarnya?”

“Aku ingin mengenalmu. Nan Hee terlihat cantik hanya jika dilihat saksama. Kamu harus melihat dalam waktu lama. Aku sudah dekat dengannya selama 15tahun, dan menjadi orang bodoh yang baru menyadari betapa cantiknya dia. Aku bertanya-tanya bagaimana kamu menyadarinya setelah 15menit.”

“Kamulah yang salah. Kenapa butuh waktu lama untuk tahu dia cantik? Hanya butuh satu detik.” Byun Tae merasa heran.


Se Gun dan Byun Tae masuk kedalam kedai. On Hwa menyarankan agar mereka minum teh celup soju untuk merayakan anggota baru. Se Gun kaget dan bertanya kalau Kang Mi Joo (Nan Hee real) yang mengajari On Hwa ‘kan, mengenai hal itu?




Byun Tae lebih terkejut karena Se Gun mengenal Mi Joo. On Hwa juga kecewa karena dia mengira Se Gun tidak akan mengenal Mi Joo karena Se Gun cuti tahun lalu. Deuk Chan juga mengenal Mi Joo sebagai gadis cantik dari departemen seni rupa dan berkata dia sangat ingin bertemu dengannya. Nan Hee sendiri merasa panik. Se Gun lebih kaget karena mendengar Deuk Chan menyebut Mi Joo sebagai gadis tercantik di seni rupa. Semuanya membenarkan. (Mi Joo yang mereka maksud adalah the real Mi Joo sedangkan Mi Joo yang dimaksud Se Gun adalah Nan Hee dengan wajah asli yang dilihatnya).

On Hwa kemudian kembali ke topik dan berkata kalau teh celup soju itu diciptakan oleh Nan Hee dan dia belajar darinya. Byun Tae membenarkan. Tetapi, Se Gun bersikeras kalau dia tahu dari Mi Joo. Mereka semua menatap Nan Hee, menanti penjelasan.

Nan Hee berpikir. Dia tiba-tiba berdiri dan berkata dia akan bernyanyi. Dia menyanyikan lagu Twice yang ada TT-nya itu. Semua orang memandang aneh dan malu pada Nan Hee karena suaranya yang fals.


Hanya Se Gun yang memandang penuh kekaguman. Dalam pandangannya, Nan Hee sangat elegan dan cantik menggerakkan TT.


Nan Hee datang ke mall untuk membeli baju yang waktu itu dilihatnya dengan Se Gun. Gaun untuk ibu Se Gun. Parmuniaga memberitahu kalau baju sudah terjual habis karena ada yang memesannya. Nan Hee kemudian memesan baju itu. Harganya 628dollar.

Se Gun tiba-tiba muncul dibelakang Nan Hee. Nan Hee kaget karena dapat bertemu Se Gun disini padahal dia tidak bilang akan kesini.

“Bagaimana aku tidak menemukan satu mawar diladang cumi-cumi?” jawab Se Gun.


“Apa aku secantik itu bagimu?” tanya Nan Hee. Se Gun menarik Nan Hee beauty ke cermin dan memperlihatkan diri Nan Hee yang cantik. Tentu saja hanya dalam penglihatan Se Gun.

“Kuharap aku bisa melihat betapa cantiknya aku.” Se Gun bingung dengan perkataan Nan Hee. Dia terpikir sebuah ide.

Nan Hee membawa Se Gun keruangan melukis. Dia meminta Se Gun melukis betapa cantik dirinya sesuai yang dilihat Se Gun.


Se Gun mulai melukis Nan Hee didepannya.


Selesai. Nan Hee menghampirinya dan melihat lukisan itu. Dia terkejut. Itu lukisan Mi Joo. Se Gun melihat Mi Joo di dalam dirinya.

“Kamu bilang kali pertama melihatku di Namsan, bukan?” tanya Nan Hee bingung.

Flashback


Ternyata Mi Joo ke Namsan tidak sendiri. Dia bersama dengan Nan Hee. Nan Hee menunggu Mi Joo dibawah sebuah pohon dan protes karena Mi Joo sangat lama. Mi Joo meminta maaf karena tadi dia bertemu seseorang. Mi Joo membawa sebuah buku catatan merah.

Flashback END


“Apa aku membawa buku catatan merah?” tanya Nan Hee.

“Ya. Aku melihatnya dirumahmu saat lokakarya kedelai fermentasi. Kamu memasukkan nomorku disana, tapi tidak menelepon selama 6bulan,” jelas Se Gun.




Nan Hee teringat pertanyaan Mi Joo apakah dia harus menelpon atau mengirim pesan pada seseorang yang ditemui 6bulan lalu. Dan saat Se Gun terus menerima telpon dari nomor yang tidak dikenalanya. Serta sebuah SMS yang berkata dia gadis yang di temui di Namsan. Nan Hee juga ingat saat di bar, Mi Joo melihat ponselnya dan kesal karena belum ditelpon. Nan Hee tidakpercaya dengan semua ini.



Se Gun bertanya ada apa. Nan Hee menatap Se Gun dan kemudian pergi keluar. Se Gun mengejarnya. Tetapi, Nan Hee bersembunyi.


Setelah Se Gun pergi, Nan Hee kembali ke ruangan melukis. Dia menatap lukisan dirinya yang dilihat Se Gun.

“Kenapa kamu? Kamu bisa dicintai oleh siapapu. Ini kali pertama bagiku. Itu kali pertama aku dicintai. Mi Joo-yah.. apa yang harus kulakukan?” Nan Hee menangis. Dia bingung. Yang satu adalah sahabatnya dan satu lagi orang yang dicintainya.






Keesokkan harinya,

Nan Hee berjalan dengan tidak bersemangat. Byun Tae mengirim pesan chat yang mengingatkan untuk bekerja hari ini jam 5 sore. Mi Joo menelpon Nan Hee. Nan Hee sedikit ragu tetapi memilih mengangkatnya.

Mi Joo bertanya posisi Nan Hee dan meminta waktu untukbicara. Nan Hee memberitahu kalau dia berada di kampus. Mi Joo senang karena dia juga ada di kampus. Nan Hee jadi kaget dan bertanya kenapa Mi Joo ada dikampus.

“Kamu ingat pria yang kuceritakan? Ternyata dia kuliah disini,” jawab Mi Joo.

Nan Hee bertanya dimana posisi Mi Joo? Di depan fakultas seni dan desain, jawab Mi Joo.

Nan Hee mematikan telponnya dan berlari kencang ketempat Mi Joo.





Se Gun keluar dari kelas dan melihat Mi Joo didepan fakultas. Dia hendak menghampirinya karena mengira itu Nan Hee beauty. Nan Hee masuk kedalam gedung dari pintu belakang dan melihatnya. Dia meraih botol pemadam api.


Nan Hee berlari ke arah Se Gun dan menyemprotkan pemadam api ke arah kaca sehingga asap menghalangi pandangan mereka berdua. Mi Joo dan Se Gun tidak saling berpandangan pada akhirnya.



Se Gun melihat Nan Hee beauty dan menanyakan kondisinya. Dia sangat khawatir karena Nan Hee beauty lari begitu saja kemarin. Nan Hee bingung harus menjelaskan apa dan malah membawa Se Gun mengikutinya. Mi Joo masih menuggu di depan fakultas.

Kemana Nan Hee membawa Se Gun?




Ke tempat kerjanya bersama Byun Tae. Byun Tae protes tetapi Nan Hee hanya meminta maaf.

Se Gun melihat rancangannya dan memasukkannya ke dalam tas Nan Hee.

Pemotretan sudah selesai. Semua sedang beres-beres.

Mi Joo menelpon Byun Tae. Dia memberitahu Byun Tae kalau Nan Hee pasti sangat marah dengannya karena menutup telponnya. Byun Tae memberitahu kalau dia sedang bersama dengan Nan Hee sekarang.


Byun Tae menghampiri Nan Hee dan bertanya kenapa Nan Hee menutup telpon Mi Joo.

“Aku punya alasanku sendiri.”

“Belakangan ini kamu sering mengatakan itu. Ada rumor kamu dan Se Gun berpacaran. Apakah itu benar?”  

Nan Hee terdiam. “Kami berpacaran. Tapi dia tidak memacariku,” jawab Nan Hee sedih. Byun Tae bingung dan bertanya maksudnya.

“Itu aku, tapi…” Nan Hee tidak bisa menjelaskannya. Byun Tae semakin bingung dan menyuruh Nan Hee menjernihkan kepalanya.

“Ini salah, bukan? Aku tahu dia melihatku sebagai siapa. Ini tidak benar.” Byun Tae semakin bingung dengan jawaban Nan Hee. “Kurasa aku harus memberitahunya. Mungkin aku harus memberitahunya,” ujar Nan Hee dan berlari pergi.




Nan Hee berbicara dengan Se Gun dipinggir kolam. Mereka saling berhadapan.

“Kamu menyukaiku karena aku cantik, bukan?”

“Ya, kamu sangat cantik. Itukah yang ingin kamu dengar?”

“Bagaimana jika aku tidak cantik?”

“Kenapa kamu berpikir tentang itu? Kamu cantik sekali.”

“Bagaimana jika aku tidak cantik?” tanya Nan Hee marah menegaskan pertanyaannya.

“Bukankah itu sama saja untukmu? Kamu menyukaiku karena aku tampan. Apa salahnya tentang itu? Apakah terjadi sesuatu? Kamu sudah bertingkah aneh sejak kemarin.”





Nan Hee hendak beranjak pergi. Se Gun menghentikannya dan menyuruhnya memberitahu apa yang terjadi. Nan Hee hendak melepaskan diri dari Se Gun tetapi malah membuat mereka berdua terjatuh kedalam kolam. Se Gun berusaha menyelamatkan Nan Hee. Cincin Nan Hee terlepas. Se Gun mendekat dan kaget melihat wajah Nan Hee beauty berbeda. Itu wajah Mi Joo yang dikenalnya. Dia terlalu kaget hingga berhenti mendekati Nan Hee, tetapi Nan Hee juga terlalu kaget menyadari cincinnya terlepas dan segera naik ke atas kolam.


Nan Hee berlari bersembunyi di sebuah ruangan. Se Gun mengejarnya tetapi kehilangan jejak. Nan Hee tidak berani keluar karena kehilangan cincinnya. Dia takut.



Se Gun masih mencari Nan Hee. Dia masih bingung dengan wajah Mi Joo (Nan Hee real) yang dilihatnya. Byun Tae lewat dan Se Gun bertanya apa dia melihat Nan Hee? Byun Tae lebih bingung karena setaunya dia bersama Se Gun. Byun Tae hendak menghubungi ponsel Nan Hee tetapi Se Gun memberitahu kalau Nan Hee tidak membawa ponselnya.

Byun Tae bertanya apa mereka bertengkar? Se Gun membantah hal itu.

“Kamu sudah berteman dengan Nan Hee selama 15tahun, bukan? Ada yang salah dengan mataku atau dia. Aku tidak bisa melihat dengan jelas karena kami berada di dalam air, tapi untuk sesaat dia terlihat seperti orang lain.”

“Kamu sudah mencurigakan sejak awal. Setelah selalu membuat keributan tentang betapa cantiknya dia, sekarang dia terlihat seperti orang lain?”

Se Gun bingung menjelaskannya. Byun Tae kemudian memutuskan untuk membantu mencari Nan Hee.



Dia menemukan Nan Hee di kantin. Dia bertanya keadaan Nan Hee dan bertanya kenapa Nan Hee basah? Dia memberikan jaketnya pada Nan Hee. Tetapi Nan Hee malah bertanya mengenai Se Gun yang mencarinya. Byun Tae memarahinya karena masih memihak Se Gun. Dia memberitahu kalau tadi Se Gun berkata padanya kalau Nan Hee terlihat seperti orang lain tadi. Nan Hee terkejut. “Dia melihatku.”



Byun Tae menarik tangan Nan Hee dan mengajaknya untuk bertukan pakaian dulu. Nan Hee menolak karena Se Gun tidak boleh melihatnya. Byun Tae emosi melihat sikap Nan Hee dan berteriak menanyakan ada apa dengan mereka berdua.

“Tae Hyun, ada sesuatu yang harus kudapatkan kembali,” pinta Nan Hee.

Se Gun menghubungi Byun Tae. Nan Hee memohon agar Byun Tae memberitahu Se Gun kalau dia sudah pulang.

“Jika kamu bilang aku pergi, aku akan menceritakan semuanya,” mohon Nan Hee.

Byun Tae menemui Se Gun dan memberitahu kalau Nan Hee sudah pergi. Se Gun kaget karena Nan Hee pergi tanpa memberitahunya. Byun Tae beralasan kalau Nan Hee sakit dari kemaren. Se Gu sedikit tidak percaya.



Dari kaca di ruangan kantin, Nan Hee melihat Se Gun yang sudah pergi. Dia menghela nafas lega. Tetapi, disatu sisi, juga merasa sedih,

Nan Hee sudah menceritakan semua mengenai cincin tersebut pada Byun Tae.

“Kamu berharap aku percaya itu?”

“Jika ini tidak benar, bagaimana kamu bisa menjelaskan kenapa dia jatuh cinta denganku? Kamu tidak bisa menjelaskan itu.”


Byun Tae berpikir. Dia teringat selama ini Se Gun selalu berucap kalau Nan Hee cantik. Tapi masih sulit baginya untuk memercayai semua itu.


“Kamu akan melihatnya sendiri setelah aku menemukan cincin itu.”

“Baiklah. Meskipun aku masih tidak memercayainya, anggaplah ada cincin itu. Apa yang akan kamu lakukan sekarang? Kamu akan tetap bersamanya dengan terlihat seperti orang lain? ”

“Tadinya aku ingin memberitahunya. Setelah tahu siapa yang dia lihat, bagaimana aku bisa bersamanya? Apa pun yang terjadi, aku ingin mengucapkan perpisahan sebagai gadis yang dia suka. Aku tidak ingin dia tahu gadis yang dia suka sebenarnya terlihat seperti ini. Aku juga tidak ingin dia melihat wajahku yang sebenarnya. Jadi. Tolong bantu aku menemukan cincin itu. Aku akan mengakhiri hubunganku dengannya. Tolong bantu aku. Maukah kamu membantuku.”

Byun Tae menghela nafas.



Se Gun sedang menunggu taksi di pinggir jalan. Tiba-tiba, sebuah taksi lewat dan penumpangnya adalah Mi Joo. Se Gun melihatnya dan kaget melihat Nan Hee beauty didalam taksi.


Byun Tae berdiri di pinggir kolam. Dia teringat permohonan Nan Hee dan janjinya untuk mengakhiri hubungan dengan Se Gun. Byun Tae melompat ke dalam kolam mencari cincin itu.


Mi Joo menghubungi Byun Tae tetapi tidak diangkat. Se Gun berdiri didepannya. Mereka bertemu. Mi Joo asli, wanita idaman Se Gun.

Mi Joo kaget, bisa bertemu dengan Park Se Gun.


“Kenapa kamu berada disini?” tanya Se Gun kesal.

“Itu cara yang agak kasar untuk menyapa seseorang,” ujar Mi Joo bingung.

“Aku bertanya kenapa kamu ada di sini, Mo Nan Hee!” marah Se Gun.

“Mo Nan Hee?” bingung Mi Joo.

Nan Hee asli masuk. Dia kaget melihat Se Gun dan Mi Joo. Se Gun melihatnya, “Kang Mi Joo?” ujar Se Gun pada Nan Hee.

Nan Hee menatap Mi Joo , “Mi Joo-yah!”

Mereka saling bertatapan.
 

9 Comments

  1. tolong dong mba iklan popupnya di hilangin banyak temenku yg kesel dan akhirnya males baca di sini. makasih.

    ReplyDelete
  2. Oke.. Thanks utk sarannya.. Iklan popupnya akan dikurangi..
    Soalnya saya jg bekerja utk membiayai kuliah saya sndiri + org tua dan berpikir utk menggunakan hobby saya menonton drakor sbg media lain utk mencari serupiah..

    Jd sy nggak bisa janjikan akan hapus iklan tp akan sy kurangi ..

    Trimakasih sdh mau mampir dan menyampaikan aspirasinya.

    Semoga dpt menikmati sinop disini dan sy akn brusaha utk lbh baik lg dlm menyajikan sinopsis dan blog

    Regards,

    Owner Chu

    ReplyDelete
  3. Unni yg semangat yaa nulis sinopsis nya

    ReplyDelete
  4. Smangat trs y nulis sinopsisnya ^^

    ReplyDelete
  5. nggak sabar nunggu sinopsis selanjutnya semangat unni!!!

    ReplyDelete
Previous Post Next Post