Sinopsis Lakorn : The Cupid Series - Kammathep Hunsa Episode 01 - 4



Images by : Channel3
Cupid Hut,
Hunsa sudah menemui Peem dan Jae Lee. Dia dengan gugup, panik, takut dan sedih memberitahu kalau dia sudah menemui Tim tetapi permintaan maafnya di tolak dan dia juga di usir. Hunsa bicara terbalik-balik.
Waralee (Jae Lee) menenangkannya Hunsa karena dia tidak mengerti apa yang dikatakan Hunsa. Dia meminta Hunsa agar menulisnya saja.
Peem setuju. Dan Ben memberikan buku untuk ditulisi oleh Hunsa. Setelah selesai menulis, Hunsa memberikan kembali buku pada Ben. Peem menyuruh Ben untuk membacakannya.
Ben membaca apa yang ditulis oleh Hunsa. Tetapi, Hunsa menulis dengan nada yang salah (sepertinya dalam tulisan thai ada diberikan tanda di atas huruf mengenai apakah kalimat di baca dengan nada tinggi, rendah dan penekanan. Dan kata yang sama dengan penekanan berbeda sepertinya bisa memiliki makna yang berbeda pula). Hal ini membuat Ben jadi kesal karena dia tidak bia mengerti maksud tulisan Hunsa.
Jae Lee meminta Hunsa untuk tenang dan berbicara dengan perlahan. Hunsa berusaha tenang dan mengucapkan berkalimat. Nu’Sa minta maaf, Khun Tim sangat galak. Nu’Sa tidak bisa menghadapinya.


Peem segera berteriak kesal karena hanya itu saja yang hendak dikatakan Hunsa daritadi. Hunsa jadi panik dan latah. Jae Lee menegur Peem. Dan Peem dengan amarah yang ditahan berbicara lembut sambil tersenyum. Dia menjelaskan kalau orang lain yang membuat sesuatu seperti yang Hunsa lakukan, dia pasti sudah memecat mereka dari lama. Tetapi, karena Cupid Hut ingin Hunsa untuk berkembang, itulah alasan mereka masih memperkerjakannya. Jae Lee membenarkan dan menyemangati Hunsa agar tidak menyerah. Mereka sudah dewasa dan harus bisa menggunakan masalah sebagai alat untuk semakin bertumbuh. Ben juga menyemangati Hunsa agar tidak menyerah.
Peem melanjutkan dengan tegas kalau Hunsa harus bisa bernegosiasi dengan Tim agar mencabut tuntutan. Hunsa jadi ketakutan tetapi tetap mencoba semangat.
Keesokan harinya,
Hunsa sudah menunggu di depan rumah Tim. Dan tepat jam 7, Tim keluar dari rumah dan berangkat kerja. Hunsa segera mengikutinya.


Tim pergi ke salah satu perusahaan untuk melihat gudang. Dia melihat ke para pegawai yang menyambutnya dan tidak terlihat manager Pon yang seharusnya mendampinginya ke gudang. Pat menjelaskan kalau anak Khun Pon terjatuh dari tangga dan dibawa ke rumah sakit. Jadi, Khun Pon akan terlambat 1jam. Tim tidak menerima alasan tersebut dan mulai marah-marah mengenai waktunya yang sangat berharga. Dia bahkan memerintahkan Pat untuk memotong separuh gaji Khun Pon d bulan ini sebagai hukuman karena tidak bisa memisahkan urusan pribadi dan pekerjaan. Dia juga memberitahu Pat kalau dia akan duluan pergi ke gudang dan suruh Pon menemuinya jika sudah datang.
Tim kemudian beranjak pergi.
Sepeniggal Tim, raut wajah Pat berubah. Dia mengeluarkan ponselnya dan ekspresi-nya terlihat mencurigakan.

Tim masuk ke dalam gudang. Gudang tersebut di kunci dengan password. Dan Hunsa mengamatinya. Setelah yakin kalau Tim sendirian di dalam gudang, Hunsa segera masuk. Dia merasa ini adalah kesempatannya untuk bicara dengan Tim.
Dan ternyata Tim mengetahui kalau Hunsa mengikutinya. Dia bertanya untuk apa Hunsa mengikutinya? Hunsa gugup dan bicaranya jadi terbalik-balik lagi. Untungnya Tim mengerti perkataan Hunsa. Tetapi, dia memarahi Hunsa karena sudah mengganggu privasinya dan dia bsia menuntuk Hunsa. Dia mengusir Hunsa untuk keluar tetapi Hunsa jadi bingung. Dia hanya berjalan mundur dan tidak mau keluar.
Tanpa disadari, seseorang menyiramkan minyak ke sebuah tali.
Hunsa mulai meminta Tim mencabut tuntutan. Tetapi, dia terus bicara terbalik-bali. Tim jadi kesal mendengarnya dan mulai menasehati Hunsa. Dia beralasan kalau dia akan mengajari Hunsa sebagai bagian dari amal.
“Ketika kamu bicara, jangan terlalu bersemangat. Dan kemudian hitung 1 sampai 3 di dalam hati sebelum mulai bicara. Dan ketika kamu bicara, jangan bicara sepotong-potong. Susun grammar, verb dan noun! Dan baru ucapkan.” saran Tim.
Hunsa mengerti. Dia mulai mengikuti saran Tim dan berhasil! Dia tidak bicara terbalik-balik lagi. Dan Hunsa merasa sangat senang karena akhirnya bisa bicara dengan benar.
“Bahasai Thai adalah bahasa kelas dunia. Disana ada bahasa resmi, bahasa santun dan kasual,” jelas Tim, lagi.
Tim juga tetap menolak untuk mencabut tuntutan pada Cupid Hut. Dan dia menekankan kalau tidak ada lagi negosiasi.
Hunsa jadi sedih mendengarnya.
Sementara itu, seseroang menutup pintu dan mengganti password.

Tim dan Hunsa mendengar pintu yang tertutup. Mereka segera ke pintu dan menekan password pintu dari dalam. Tetapi password tidak berhasil. Hunsa menyarankan agar menggunakan kartu tetapi pintu tidak terbuka. Dia mencoba berkali-kali dan tetap tidak bisa. Dia akhirnya menyimpulkan kalau kartu pintu sudah rusak. Tim menatapnya kesal dan berkata kalau dia sudah tahu daritadi. Apa Hunsa pikir dia bodoh? Hunsa tidak bisa menjawab.
Tim berusaha memanggil seseorang di luar tetapi tidak ada jawaban. Dia akhirnya memutuskan untuk menelpon. Tetapi tidak ada signal. Hunsa dengan semangat menawari ponselnya dan tentu saja tidak ada signal juga. Tim menatapnya kesal.


Mereka mulai berjalan ke dalam gudang untuk mencari signal. Dan akhirnya ketemu! Tetapi, tepat saat mereka mendapat 2signal, kaki Hunsa terjerat tali. Dia berteriak histeris sambil memeluk Tim berkata kalau ada ular di kakinya. Tetapi, kemudian dia menyadari kalau itu adalah tali. Tim benar-benar kesal dan memarahi Hunsa yang buka otaknya saja yang tidak bagus tetapi matanya juga. Hunsa cuma bisa minta maaf. Tim makin kesal karena signal yang tadi ada kembali hilang.

Akhirnya, mereka kembali mencari signal. Dan ketemu! Hunsa berbalik senang karena ada signal dan tidak menyadari kalau Tim berada tepat dibelakangnya. Akhirnya mereka bertabrakan dan kehilang keseimbangan. Mereka berdua jatuh ke dalam bak yang berisi butiran - butiran putih. Dan ponsel mereka juga terjatuh ke sana.
Tim benar-benar kesal. Dia memarahi Hunsa karena sangat mengganggu. Hunsa jadi kesal. Dia berkata kalau bahasa Thai Tim memang bagus dan dia juga pintar dalam belajar, tetapi siapa yang mengajari cara bicara Tim yang kasar itu?  Tim balas menjawab Hunsa yang tidak pantas bicara seperti itu.
Hunsa cuma diam dan mulai mencari ponselnya. Mereka mencari ponsel masing-masing.
Tanpa mereka sadari, seseorang menyalakan pemantik dan menjatuhkannya ke tali yang di siram minyak tadi. Dan tali itu menuju ke lemari yang berisi cairan mudah terbakar.

Tim dan Hunsa masih mencari di dalam bak. Tanpa sengaja mata mereka saling bertatapan. Dan Hunsa dengan senang berkata kalau adegan ini mirip dalam lakorn (kalau di Indonesia disebutnya sinetron) dimana kedua pemeran utama saling menatap. Tim dengan tegas mengatakan kalau mereka tidak punya chemistry dan tidak mungkin menjadi pasangan. Hunsa setuju dan mereka lanjut mencari.
Tepat saat itu, ponsel mereka ketemu. Tetapi, saat itu pula mereka melihat api yang sudah menyebar.

Hunsa jadi panik dan terus berteriak histeris meminta tolong. Tim menegurnya dan menyuruh Hunsa untuk tenang dulu. Dia juga menyeret turun Hunsa dari bak dan mencari jalan keluar. Hunsa terus berteriak ketakutan. Tim menyuruhnya diam. Dia menegaskan kalau dia adalah pemilik perusahaan dan gudang ini jadi dia tidak akan mati disini. Tim mulai berteriak meminta tolong. Dan Hunsa sendiri jatuh pingsan karena menghirup banyak asap.
Tim membuka jasnya dan memberikannya pada Hunsa. Dia menggendong Hunsa dan membawanya ke sudut gudang yang belum terlalap api. Tim sendiri mulai batuk-batuk karena asap dan merasa lemas. Tetapi, dia berusaha bertahan dan menjaga Hunsa.
Tim sudah mulai kehilangan kesadaran.

Langkah kaki seorang pria mendekat ke arahnya. Dan dia adalah Pat. Anehnya, Pat hanya diam melihat Tim dan tidak berusara. Tetapi, terdengar kemudian suara orang berteriak mengenai api di gudang. Dan Pat baru berusara memanggil mereka dan memberitahu mengenai Tim dan Hunsa yang pingsan.

Tim dan Hunsa sudah berada di bawah rumah sakit. Mereka sudah sadar. Pat datang menemui Tim dan memberitahu kalau Tim pingsan karena menghirup terlalu banyak asap. Tetapi, dokter sudah memeriksa semuanya dan kondisi Tim baik-baik saja. Tim kemudian bertanya pada Pat apa yang sebenarnya terjadi.
Hunsa sudah sadar. Dia bangkit dari tempat tidurnya dan menguping pembicaraan Tim dan Pat.

Tim memarahi Pat karena terlambat menemukannya. Dia bertanya Pat kemana saja? Harusnya ketika dia tidak segera kembali, Pat harus pergi mencarinya. Bagaimana bisa Pat hanya diam saja dan tidak mencarinya. Gara-gara Pat dia hampir mati. Pat hanya bisa meminta maaf. Tim juga memerintahkan Pat untuk menelpon ke gudang dan memecat semua orang yang ada di gudang karena tidak ada yang menjaga gudang. Pat berusaha menjelaskan kalau gudang itu baru di bangun dan sistem keamanan belum di pasang. Pat juga memperkenalkan pria yang berdiri di sebelahnya dari tadi. Pria itu adalah Letnan Pratchawin. Dia polisi yang menangani kasus kebakaran gudang.
Letnan memberi salam pada Tim. Dia memberitahu kalau anak buahnya sedang menyelidiki mengenai kebakaran tersebut karena dia menemukan banyak hal aneh. Dia menjelaskan kalau gudang itu adalah bangunan baru tetapi mereka menemukan adanya segalon minyak di dalam gudang. Letnan mencurigai sesuatu kalau ini adalah usaha pembunuhan. Dia bertanya apa Tim memiliki seorang musuh atau saingan bisnis? Pat segera menjawab kalau ada seorang bernama Sia Pailok yang baru saja kehilangan sebuah pulau karena kalah lelang dari perusahaan mereka di pulau Phuket. Dia sangat marah saat itu.
Tim kemudian mengingat saat Sia Pailok mengucapkan selamat padanya setelah acara lelang berakhir. Tetapi, saat itu Tim menolak ucapan selamat dari Sia karena dia tahu kalau ucapan selamat Sia itu tidak tulus. Sia tentu saja marah dengan kelakuan Tim. Dia menegur Tim agar bersikap lebih hormat kepada orang yang lebih tua. Dia juga mengingatkan Tim bahwa dengan kepribadian Tim yang seperti ini, lebih baik dia berhati-hati karena bisa saja dia tidak akan hidup lama!

Pat kembali memberiahu Letnan kalau ada juga seoang musuh bernama mr. Sakon. Perusahaan mr. Sakon mengalami banyak kerugian karena Tim pernah berkata di sebuah interview kalau perusahaan mr. Sakon tidak memiliki standar.
Tim mengingat saat dia menjalani interview dan mengomentari Sakon yang adalah seorang playboy dan kerjanya hanya pergi liburan dengan artis-artis sexy. Dan dia tidak menyukai hal itu. Dia rasa, dalam industri rumahsakit, seorang manager (mr.Sakon) harusnya orang yang memiliki kredibilitas. Saat itu Sakon mendengar apa yang diucapkan Tim dan tentu saja dia marah. Dia menegur Tim agar tidak usah ikut campur dalam masalah pribadinya. Dia menegur Tim yang sepertinya mencari masalah dengannya. Dia benar-benar marah saat itu.
Pat lanjut memberitahu kalau masih ada Cupid Hut. Hunsa yang mendengar nama Cupid Hut dibawa-bawa merasa terkejut. Pat menjelaskan pada Letnan kalau mereka sedang menuntut Cupid Hut saat ini.
Letnan mengerti. Dia akan menyelidiki hal itu.

Hunsa tidak tahan lagi dan keluar dari tempat persembunyiannya. Tim yang melihatnya segera menarik tangan Hunsa kasar. Dia menuduh kalau kebakaran gudang untuk membunuhnya adalah perbuatan Hunsa. Diia menuduh Hunsa melakukannya karena dia tidak mau melakukan apa yang diminta Hunsa (mencabut tuntutan terhadap Cupid Hut). Dia membentak - bentak Hunsa.
Hunsa berusaha menjelaskan kalau itu bukan perbuatannya. Tetapi Tim menyuruhnya diam. Dia bertanya pada Hunsa apa Hunsa tahu seberapa berharga hidupnya? Seseroang seperti dirinya, jika terluka atau mati, maka bagaimana keluarga para bawahannya akan hidup? Tetapi di sisi lain, seseorang seperti Hunsa, perusahaannya, adalah sampah!
Hunsa menangis sedih mendengarnya. Dia benar-benar tersakiti dengan perkataan Tim. Dia menarik nafas dan menghitung dalam hati seperti yang di ajarkan oleh Tim sebelumnya agar dia bisa berbicara dengan benar.
“Kamu suka memandang rendah pada orang lain!” balas Hunsa pada Tim. “Kamu pantas mendapatkannya. Orang-orang itu ingin membakar mu! Mulutmu yang kasar itu selalu menyumpahi orang lain! Kamu tahu? Perkataan kasar mu itu menyakiti hati orang sangat lama. Itu lebih kejam dari pada menggunakan pisau atau pistol!” teriak Hunsa. “Nu’Sa tahu hidup Nu’Sa tidak senilai denganmu! Tetapi Nu’Sa juga mencintai hidup Nu’Sa yang seperti sampah! Dan biarkan Nu’Sa bertanya satu hal, jika Nu’Sa yang menyalakan api kenapa Nu’Sa juga harus berada di dalam gudang itu? Kamu menghina banyak orang! Kamu telah menghina orang sepanjang waktu! Mulutmu! Hatimu yang hitam! Siapapun juga ingin membunuhmu! Dan itu tidak berhubungan dengan Cupid Hut!” marah Hunsa. Dia benar-benar marah.
Tim terdiam sesaat. Dia berjalan menjauh dari Hunsa. Tim memerintahkan Pat untuk memberikan kompensasi pada Hunsa terkait kejadian itu. Dan untuk Hunsa, dia memerintahkannya untuk tidak memberitahu orang lain terkait hal ini. Hunsa balas berteriak kalau dia tidak menginginkan uang Tim. Tim memandangnya tajam.


Post a Comment

Previous Post Next Post