Sinopsis Drama Korea : DUEL Episode 14 - 2



Images by : OCN
Mi Rae berbicara berdua dengan dr. Han. Dia secara jujur memberitahu kalau dia belum bisa memanggil dr. Han dengan panggilan ‘Ibu’ karena dia masih kaget mengetahui hal itu. dr. Han tidak mempermasalahkannya  karena mereka bisa memulai semuanya secara perlahan.

Sung Hoon dirumahnya menyiapkan pistolnya. Dia bergumam kalau mereka tidak mencarinya, maa dia yang akan mencari mereka. Tetapi, pada saat itu, matanya tanpa sengaja menemukan sebuah kertas dibalik mousepad-nya. Itu adalah memo yang ditinggalkan oleh dr. Han : Sung Hoon, mungkin sulit dipercaya. Tapi aku masih hidup. Aku merindukanmu. Aku akan menunggu. Telpon aku kapan saja. Dari : Dokter Jin Soo Jin.
dr. Han sedang berbincang dengan Mi Rae ketika sebuah nomor asing menghubunginya. Itu adalah Sung Hoon. dr. Han sangat senang karena Sung Hoon akhirnya menelponnya.

Deuk Cheon sedang menunggu Soo Yeon. Soo Yeon terbangun dan melihat wajah Deuk Cheon yang penuh kecemasan. Dia bertanya dengan lirih pada ayahnya, kalau dia tidak sakit lagi kan? Deuk Cheon berbohong kalau Soo Yeon tidak sakit lagi. Dan Soo Yeon lanjut bertanya, kenapa dia terus merasa pusing? Apa karena dia kebanyakan tidur? Soo Yeon benar-benar khawatir kalau dia sakit lagi. Deuk Cheon menyakinkannya dan meminta Soo Yeon menunggu sebentar lagi hingga mereka bisa pulang kembali ke rumah. Soo Yeon mengerti dan dia meminta izin tidur lagi karena merasa sangat mengantuk.
dr. Han memberitahu Sung Joon kalau dia akan bertemu dengan Sung Hoon. Dia ingin memberitahu mengenai obat itu pada Sung Hoon. Mi Rae dan Sung Joon merasa khawatir jika dr. Han pergi sendirian. dr.Han memberitahu kalau Mi Rae selama ini tumbuh dengan penuh cinta sementara Sung Hoon selalu menderita. Tanpa dirinya dan Sung Joon, Sung Hoon pasti merasakan kesepian begitu lama. Sung Joon memberitahu kalau dia sudah mendengar dari Deuk Cheon, saat 12tahun lalu, dr. Han mengalami kecelakaan, Sanyoung mengambil Sung Hoon dan melakukan eksperimen padanya. Mi Rae yang baru tahu merasa kaget.
dr. Han sudah bertekad untuk menemui Sung Hoon. Dia tidak peduli bahkan jika Sung Hoon ingin membencinya atau membalas dendam padanya, dia tahu, dia pantas menerimanya. Sung Joon mengerti tetapi dia memaksa untuk ikut juga menemui Sung Hoon.
Mereka hendak pergi, tetapi Deuk Cheon datang menemui dr. Han dan meminta waktu bertemu.
Sung Hoon dalam perjalanan untuk menemui dr. Han. Dia mengingat saat kecilnya saat dr. Han mengajarkan padanya mengenai angin.
Deuk Cheon dan dr. Han berbicara berdua di kantin RS. Deuk Cheon dengan putus asa dan meminta maaf, dia melakukan ini karena dia harus menemukan Soo Yeon, dia bertanya vaksin asli ternyata sudah di gunakan oleh Mi Rae, dan apa yang akan terjadi? (maksudnya, bagaimana mereka bisa menggunakan vaksin itu lagi).
“Aku mengerti yang kau maksud,” jawab dr. Han.
“Maafkan aku. Reporter Ryu baru selamat dari kematian. Aku tahu kalau perkataan ku ini tidak tepat sebagai orang tua. Soo Yeon… aku sangat mencemaskan Soo Yeon-ku.”
“Apa maksudmu. Kau bisa mengatakan itu sebagai seorang ayah. Mengenai vaksinnya… aku tidak tahu harus berkata apa.”
“Tidak apa. Aku sudah siap. Tolong katakan yang sejujurnya.”
Sung Hoon sudah tiba di rumah sakit. Dan tanpa sengaja, dia melihat dr. Han yang sedang bersama dengan Deuk Cheon. Dia mendekat dan menjadi penasaran. Dia memutuskan untuk menguping pembicaraan mereka.
“Aku bilang begini bukan karena Mi Rae putriku. Sementara ini, ia harus istirahat total. Butuh waktu baginya untuk pulih sepenuhnya. Ia harus melakukan berbagai jenis tes. Butuh waktu untuk melakukannya,” jelas dr. Han.
“Aku mengerti. Tapi dokter kau seorang ahli. Setidaknya, kau bisa membuat perkiraan.”
“Detilnya belum diketahui sampai dilakukan tes. Vaksin itu menyembuhkan penyakitnya saat masih kecil. Itu juga menyembuhkan organnya yang pecah. Dengan demikian, perkiraanku Mi Rae selaku pembawa vaksin… dapat berperan sebagai vaksin itu sendiri,” beritahu dr. Han. “Bagi pasien seperti Soo Yeon yang waktunya tidak banyak lagi, kita bisa mencoba transplantasi sel, maksudku, transplantasi sumsum tulang.”
Deuk Cheon merasa lega dan bahagia mendengarnya. Dia benar-benar berterimakasih. Deuk Cheon kemudian bertanya apa Sung Joon juga perlu transplantasi sumsum tulang untuk selamat?
“Untuk Sung Joon … atau Sung Hoon… tidak bisa,” beritahu dr. Han.
Sung Hoon yang bersembunyi, terluka mendengar hal itu. Dia segera pergi dari sana dan tidak mendengarkan penjelasan lanjutan dr. Han.
“Kalau Soo Yeon mendapat transplantasi sumsum tulang lebih dulu, maka Sung Joon maupun Sung Hoon tidak bisa melakukannya. Ia tidak dapat mendonasikan sumsum tulang selama 2tahun setelah transplantasi pertama,” jelas dr. Han.
Deuk Cheon terkejut mendengarnya. Jadi jika demi menyelamatkan Soo Yeon, harus ada orang lain yang mengalah. dr. Han membenarkan karena itu mereka tidak bisa hanya bergantung pada transplantasi sumsum tulang. Mereka harus mengembangkan vaksin baru untuk menyelamatakan semuanya.
Sung Hoon tidak mendengar hal itu. Dia menelpon dr. Han dan membatalkan pertemuan dan meminta bertemu di tempat lain.
dr. Han, Sung Joon dan Deuk Cheon menemui Mi Rae. dr. Han meminta maaf karena tidak bisa menemani Mi Rae karena harus pergi ke tempat lain untuk menemui Sung Hoon bersama dengan Sung Joon. Sementara Deuk Cheon harus menjaga Soo Yeon. Mi Rae tidak masalah karena dia bisa menjaga diri sendiri.

Sung Hoon ternyata masih ada di rumah sakit. Dia menggunakan pakain dokter dari dokter yang sudah dibuatnya pingsan terlebih dahulu. Saat sudah tidak ada orang diruangan Mi Rae, Sung Hoon segera masuk ke sana. Mi Rae mengira kalau yang datang adalah Sung Joon tetapi, Sung Hoon segera menyuntikkan obat bius pada Mi Rae.

Sung Hoon membawa Mi Rae dengan menggunkan kursi roda. Salah seorang dokter yang merawat Mi Rae, melihat mereka dan merasa heran. Sung Hoon membawa Mi Rae turun dengan lift. Dokter yang tadi melihat mereka, pergi untuk mengecek kondisi Soo Yeon. Dan saat itu, dia memberitahu kalau tadi dia melihat Sung Joon memakai jubah dokter dan pergi membawa Mi Rae. Dia mengira Sung Joon juga adalah dokter seperti dr. Han.
Deuk Cheon tentu terkejut mendengarnya. Dokter memberitahu kalau mereka baru pergi dengan menggunakan lift. Deuk Cheon meminta agar dokter menjagai Soo Yeon. Deuk Cheon segera berlari keluar dan melihat salah satu lift menuju ke basement.
Dia berlari turun dengan tangga dan menelpon Sung Joon. Dia bertanya apa Mi Rae bersamanya? Dan tentu saja tidak. Deuk Cheon segera memberitahu kalau Sung Hoon menculik Mi Rae. Sung Joon terkejut dan segera membalikkan mobilnya menuju RS. Deuk Cheon juga menelpon Hyung Shik dan menyuruhnya untuk segera datang ke RS dan bawa senjata juga.

Deuk Cheon tiba di basement dan melihat mereka. Dia segera berlari dan menghajar Sung Hoon yang membawa kabur Mi Rae. Mereka saling bertarung. Tepat saat itu, dr. Han dan Sung Joon juga tiba dan membuat perhatian Deuk Cheon teralih. Sung Hoon memanfaatkan kelengahan itu dan segera menendang jatuh Deuk Cheon. Dia mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya ke Mi Rae.

dr. Han terkejut dan berusaha menenangkannya. Dia memohon agar Sung Hoon tidak melakukannya.
“Kenapa?” tanya Sung Hoon marah. “Kau takut putrimu mati? Karena dia putri kandungmu sendiri?”
“Kau tahu dari mana?” tanya dr. Han heran.
“Kau pasti khawatir sekali,” ujar Sung Hoon menatap Deuk Cheon dan tidak menjawab pertanyaan dr. Han. “Agar putrimu selamat, hanya dia satu-satunya vaksin penyembuh.”
Sung Hoon kemudian menatap mereka semua, “Tapi, kenapa kalian semua menjadi akrab? Aku berencana balas dendam tanpa tahu apa-apa. Pasti menyenangkan melihatku begini.”
“Kalau mau balas dendam, lakukan padaku,” pinta Deuk Cheon, “Reporter Ryu tidak ada hubungannya.”
“Aku juga tidak mau menembaknya.  Wanita ini akan jadi vaksinku.”
dr. Han berusaha mendekat. Sung Hoon segera mengarahkan pistol pada dr. Han walaupun tangannya gemetar. Deuk Cheon berusaha menyadarkan Sung Hoon kalau dr. Han adalah ibu yang dia rindukan.
“Ibu? Dia cuma dokter yang melakukan eksperimen padaku. Makanya, mudah baginya bicara tidak bisa meyelamatkan aku!” marah Sung Hoon penuh rasa kekecewaan.
“Sung Hoon, apa maksudmu?” tanya dr. Han tidak mengerti.
“Kenapa? Tidak masalah menyelamatkan nyawa putrimu sementara aku mati? Karena kalian manusia sungguhan dan aku cuma kloning?!”
“Bukan begitu. Aku tidak pernah berpikir kau berbeda dengan manusia lain, satu kalipun. Aku tidak berpikir tak masalah kau mati.”
Tetapi, Sung Hoon tidak mau mendengarnya. dr. Han berusaha menjelaskan kalau dia baru saja hendak memberitahu Sung Hoon mengenai vaksin itu dan dia juga baru tahu hal itu. Sung Hoon benar-benar tidak percaya karena Sung Joon sebelumnya bilang kalau dia tahu dimana vaksin itu. Selama ini, Sung Joon tahu kalau vaksin ada pada Mi Rae. Dia tidak percaya lagi dengan mereka semua. Dia mulai memikirkan perkataan Park San Young dan akhirnya menyimpulkan kalau Park San Youn benar, dr. Han hanya membohonginya.
dr. Han menangis dan meminta maaf karena telah meninggalkan Sung Hoon dan membuatnya sendirian selama ini. Dia tidak punya pilihan saat itu.
“AKU MASIH HIDUP!!!” teriak Sung Hoon frustasi. “Aku hidup… kau tahu itu… kau tahu aku masih hidup tapi tidak menolongku. Lalu, kau kepala penelitian farmasi Sanyoung. Jawab!”
“Benar.”
“Kau kepala peneliti Sanyoung tapi kau bilang tidak tahu tentang eskperimenku?? kau mau aku percaya itu?”
“Maafkan aku, Sung Hoon,” pinta dr .Han.
Sung Joon dan Deuk Cheon memperhatikan mereka dengan tegang.
“Kau harus tahu… rasanya dikhianati oleh orang yang sudah kau anggap keluarga sendiri,” ujar Sung Hoon.
“Selain minta maaf… aku tidak punya kata lain. Maaf, Sung Hoon,” jawab dr. Han dan mendekat.



Sung Joon juga berusaha mendekat. Deuk Cheon meminta dr. Han untuk tidak mendekati Sung Hoon. Tangan Sung Hoon yang memegang pistol bergetar dan meminta dr. Han untuk berhenti mendekatinya. Dan dalam keadaan kalut, melihat dr. Han yang terus mendekat bersama dengan Sung Joon, Sung Hoon menembakkan pistolnya ke arah Sung Joon. Dan dr. Han segera berlari melindungi Sung Joon hingga dia yang tertembak. Tepat saat itu, Mi Rae sadar dan melihat hal itu. Dia berteriak ‘Ibu’ melihat dr. Han yang tertembak. Sementara, Sung Hoon, dia benar-benar tidak menyangka hal itu dan melarikan diri sendirian.


Semua pada shock yang melihat hal itu. Dan Hyung Shik serta Soo Ho baru datang. Deuk Cheon segera meminta pistolnya dan dia bersama dengan Soo Ho segera pergi mengejar Deuk Cheon. Sementara, Hyung Shik, dia segera memanggil ambulans dan membawa Mi Rae ke tempat yang lebih aman.  
Sung Hoon mengedarai mobilnya dengan perasaan kalut. Dia terus berteriak menyakinkan dirinya kalau bukan dirinya yang menembak. Lee Sung Joon. Lee Sung Joon-lah yang membunuh dr. Han.
Deuk Cheon dan Soo Ho berusaha mengejarnya tetapi mereka kehilangan jejak. Deuk Cheon memutuskan untuk pergi ke rumah Sung Hoon. Tetapi, dia mendapat telpon dari Hyung Shik.
“Hyungnim! Hyungnim, celaka!” ujar Hyung Shik panik. “Mi Rae-ssi menghilang.”


Post a Comment

Previous Post Next Post