Images by : QQLive
“Apa hubunganmu dengan Gu Cheng Ze?” tanya Ibu saat mereka mencuci piring bersama.
“Dia atasanku,” jawab Yan Shu berusaha cuek.
“Dia tidak punya kerjakah hingga mau datang ke rumah pegawainya?”
“Paman Han mengundangnya.”
Ibu tidak percaya dan terus mencerca pertanyaan pada Yan Shu dan membuat Yan Shu tidak nyaman. Ibu juga menilai Cheng Ze yang sangat tidak sopan sebagai seorang tamu. Yan Shu segera membela Cheng Ze. Ibu jadi semakin curiga. Dia juga bertanya hubungan Jun Yao dengan Jin Yun, karena waktu itu, Jun Yao pernah ke rumah untuk mencari Jun Yao. Dia menyuruh Yan Shu untuk lebih berhati-hati dan jangan membiarkan Jun Yao mencuri Jin Yun darinya.
“Jangan ikut campur urusan orang lain. Itu hak Han Jun Yao untuk memilih siapa yang disukainya. Ibu tidak bisa mengaturnya.”
“Aku tidak bisa mengaturnya, tetapi ini berhubungan dengan Gu Jin Yun, jadi aku tidak bisa tenang.”
Ibu terus mengoceh dan kemudian menduga kalau Yan Shu terlibat cinta segitiga dengan Jin Yun dan Cheng Ze. Yan Shu tidak suka mendengarnya, di tambah lagi Ibu menghina Cheng Ze yang tidak sopan dan hanya adopsi. Pada akhirnya, Cheng Ze tidak akan punya warisan sementara Jin Yun adalah pewaris sah Shenghong. Ibu ingin Yan Shu berhubungan dengan Jin Yun dan bukannya dengan Cheng Ze. Dan tanpa mereka sadari, Cheng Ze mendengar semua itu, saat dia ke dapur untuk mencari Yan Shu.
“Aku dan Gu Cheng Ze hanya teman kerja. Aku sduah berulang kali, jangan ikut campur urusanku,” tegas Yan Shu. “Aku tahu apa yang harus ku lakukan.”
Cheng Ze terluka mendengar jawaban Yan Shu. Dia mengira kalau Yan Shu juga akan memilih Jin Yun daripada dirinya yang hanya anak adopsi. Dia segera pergi dari sana.
Jin Yun sedang berada di dalam kamar Jun Yao dan melihat album foto SMA Jun Yao. Mereka tertawa-tawa mengingat teman - teman SMA mereka. Jin Yun kemudian melihat foto selanjutnya dan merasa heran karena ada foto seorang gadis muda tetapi dia tidak ingat mereka pernah punya teman berwajah itu. Jun Yao tersenyum dan memberitahu kalau itu adalah foto ibunya sewaktu muda. Jin Yun merasa tertarik dan bertanya kenapa Jun Yao tidak pernah membicarakan ibunya? Apa karena ibunya sudah bercerai dari ayahnya.
“Dia meninggal. Ketika aku berusia 13tahun,” beritahu Jun Yao.
Jin Yun langsung tidak enak. Dia segera membalik halaman album lagi dan malah mendapati ada fotonya saat sedang bermain basket saat SMA. Dia tentu merasa heran dan bertanya kapan Jun Yao mengambil foto itu? Jun Yao segera merebut albumnya dari tangan Jin Yun dan mengajak Jin Yun turun.
Jin Yun dan Jun Yao turun dan berbincang dengan Zhi Peng. Zhi Peng mengajak Jin Yun untuk bermain catur bersamanya. Ibu di dapur, menyuruh Yan Shu untuk pergi ke ruang tamu dan menemani Jin Yun, jangan biarkan Jun Yao mengambil kesempatan.
Yan Shu ke ruang tamu, dan merasa heran karena hanya melihat Jin Yun dan Jun Yao yang ada di sana. Dia berkeliling rumah dan memeriksa kamar mandi tetapi tidak menemukan Cheng Ze. Yan Shu jelas semakin heran dan mencoba menghubungi Cheng Ze, tetapi nomor Cheng Ze tidak ada.
Zhi Peng berbincang dengan Jin Yun dan memberitahu kalau dia sangat suka bermain catur tetapi tidak pernah punya teman bermain. Jin Yun dengan ramah menjawab kalau mulai sekarang, jika Zhi Peng ingin bermain catur, dia bisa mengundangnya. Zhi Peng senang mendengarnya.
Yan Shu kembali ke ruang tamu dan bertanya kemana Cheng Ze? Zhi Peng memberitahu kalau Cheng Ze tadi sudah pamit pulang karena dia bilang ada urusan yang harus di urus.
“Dia pergi tanpa memberitahumu?” tanya Jun Yao menyindir Yan Shu.
Jin Yun sendiri senang mendengarnya dan mengajak Zhi Peng untuk lanjut bermain lagi.
Yan Shu sudah pulang ke apartemen tetapi apartemen gelap. Yan Shu tentu heran, dia segera pergi ke lantai atas dan mencari Cheng Ze tetapi Cheng Ze tidak ada. Itu berarti Cheng Ze belum pulang ke rumah. Yan Shu merasa khawatir dan mencoba mengubungi lagi tetapi tetap tidak masuk.
Yan Shu memutuskan untuk menunggu Cheng Ze di ruang tamu sambil menonton TV.
Hari sudah pagi,
Yan Shu tertidur di sofa ruang tamu dan di selimuti selimut. Yan Shu tentu heran melihat selimut tersebut. Dan benar saja, Cheng Ze sudah pulang. Yan Shu segera menyapanya dan bertanya kapan Cheng Ze pulang, kenapa kemaren tidak menjawab teleponnya, kemaren kemana saja? Tetapi, tidak ada satupun pertanyaannya yang di jawab oleh Cheng Ze. Cheng Ze mengabaikannya dan pergi ke kantor. Yan Shu jadi bingung sendiri melihat sikap Cheng Ze.
Hai Lian Na sedang melakukan rekaman di pabrik pakaian Han. Dia memperkenalkan pabrik tersebut yang digunakan untuk memproduksi barang-barang berkualitas New Face.
Jun Yao dan Yan Shu memperhatikan proses perekaman tersebut. Tetapi, Yan Shu tidak bisa fokus karena masih memikirkan sikap Cheng Ze tadi pagi padanya.
Saat sedang merekam, tiba-tiba Lian Na menghentikan proses perekaman karena dia lupa kalimat yang harus di ucapkannya. Director mengerti dan menyuruh kameramen untuk berhenti. Lian Na kemudian mengeluh mengenai konten video-nya, dan ternyata kameramen belum mematikan kamera-nya dan terus merekam. Lian Na jadi marah karena di rekam walaupun dia sudah minta berhenti. Dia bahkan berteriak tidak mau syuting lagi dan pergi.
Direktur dan yang lain jadi bingung karena Lian Na marah untuk hal sepele. Jun Yao yang melihatnya juga geram dan bergumam kalau Lian Na benar-benar mengerikan, dia mengeluh sendiri, kemudian marah-marah tanpa alasan. Yan Shu kemudian meminta director dan yang lain untuk istirahat saja dulu.
Yan Shu pergi menemui Lian Na ke ruangannya dengan membawakan kopi pesanan Lian Na. Tetapi, Lian Na malah berkata dia tadi menyuruh Yan Shu beli kopi itu hanya bercanda, lagipula Yan Shu beli banyak kopi, apa mau membuatnya gendut? Yan Shu sebenarnya kesal tetapi mencoba sabar, dia meminta Lian Na untuk syuting lagi. Lian Na malah mengeluh macam-macam dan bahkan meminta untuk mencium bau kopi yang dibawa oleh Yan Shu. Yan Shu dengan terpaksa menurutinya.
Jun Yao yang datang ke ruangan itu dan melihat hal itu, merasa tidak tahan dan mengomentari sikap Lian Na. Lian Na yang tidak terima, balas bertanya siapa Jun Yao. Jun Yao dengan tenang memberitahu kalau Lian Na sekarang sedang berada di perusahaanya, Han.
Lian Na yang tidak senang, malah mengancam apa Yan Shu masih ingin berkolaborasi dengannya? Dia bahkan segera pergi dari sana. Yan Shu jadi kesal dan menegur sikap Jun Yao. Jun Yao membela dirinya kalau dia tidak membuat masalah, dia sudah mengorbankan waktu berharganya untuk proses syuting dan begitu juga dengan para pegawainya, dan mereka tidak bisa membuang banyak waktu lagi hanya untuk membujuk Lian Na. Jun Yao juga mengomentari sikap Yan Shu yang lembek pada Lian Na. Yan Shu langsung menjelaskan kalau dia melakukannya juga demi kelangsungan New Face dan Han. Jun Yao kesal karena tetap disalahkan tetapi Yan Shu sudah keluar.
Yan Shu sudah kembali ke Shenghong, dan dia segera menuju ruangan Cheng Ze. Di dalam ruangan, Cheng Ze sudah menunggunya bersama dengan Lian Na. Yan Shu yang melihatnya sudah menduga kalau Lian Na pasti mengadukan soal tadi.
“Kamu datang di saat yang tepat. Nn. Hai Lian Na bilang dia tidak bisa syuting lagi. Apa yang terjadi?” tanya Cheng Ze serius.
“Ini hanya salah paham,” jawab Yan Shu.
“Salah paham? Biar kuberitahu, ketika aku memulai karirku, aku tidak pernah melihat orang sepertimu. Kemampuan kerjamu sangat rendah. Latar belakangmu juga buruk, dan kamu bahkan berani memarahiku. Sangat mengerikan,” bohong Lian Na.
“Apa itu benar?” tanya Cheng Ze pada Yan Shu.
“Aku tidak memarahinya,” jawab Yan Shu.
“Tidak ada?” potong Lian Na sebelum Yan Shu menjelaskan. “Tn. Gu, aku tidak pernah di bully seperti ini sejak aku kecil.”
Yan Shu berusaha menjelaskan kalau itu karena kemarahan Jun Yao. Lian Na tetap tidak peduli, dan menyuruh Cheng Ze untuk meminta maaf padanya atau dia akan memutuskan kerja sama mereka. Cheng Ze pun menyuruh Yan Shu untuk meminta maaf. Yan Shu jelas terkejut karena Cheng Ze tidak membela-nya kali ini, tetapi dia tidak punya pilihan dan meminta maaf pada Lian Na. Lian Na tersenyum puas. Dia memperingatkan Yan Shu agar kejadian ini tidak terulang lagi. Yan Shu dengan tegas menjawab kalau hal ini tidak akan terulang lagi, dan dia langsung keluar dari ruangan Cheng Ze.
“Karyawanku sudah meminta maaf. Aku harap, kamu bisa lebih professional lagi dalam kerja sama kita untuk menghindari kejadian tidak mengenakan lainnya,” ujar Cheng Ze pada Lian Na setelah Yan Shu keluar.
“Tn. Gu, jangan ragukan keprofesionalanku. Ini semua tergantung karyawanmu apakah kerja sama kita baik atau tidak. Aku akui aku tidak menyukai Li Yan SHu, tetapi kamu harusnya sudah tahu kerja sama kita tergantung pada perasaanku. Aku tidak punya perasaan baik padanya,” keluh Lian Na.
Cheng Ze tentu membela Yan Shu. Tetapi, Lian Na tidak setuju dan malah merayu Cheng Ze. Cheng Ze segera menghindarinya. Lian Na malah mengancam kalau dia bisa memutuskan kerja sama dengan Sheng Hong. Cheng Ze dengan tenang menjawab jika hal itu sampai terjadi, maka akan merugikan Sheng Hong, tetapi Lian Na pun pasti akan rugi. Jadi silahkan pikirkan, siapa yang akan lebih rugi, Sheng Hong atau Lian Na. Lian Na merasa sedang di ancam tetapi Cheng Ze membantah hal itu. Lian Na sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi dan memilih keluar.
Hari sudah malam,
Cheng Ze pulang ke rumah dan Yan Shu segera menyambutnya. Yan Shu juga menjelaskan masalah tadi dan protes karena Cheng Ze menyuruhnya minta maaf walaupun dia tidak tahu kejadian yang sebenarnya. Cheng Ze tidak peduli karena mau bagaimanapun, Yan Shu tetap harus minta maaf. Yan Shu jadi makin bingung dengan sikap Cheng Ze tetapi Cheng Ze mengabaikannya dan pergi ke kamarnya.
Di kamarnya, Cheng Ze sedang memasukkan pakaiannya ke koper. Yan Shu yang ke atas, melihat hal itu dan bertanya heran, apa Cheng Ze ada perjalanan bisnis?
“Kamu bisa tinggal di sini hingga menemukan tempat tinggal. Aku akan pindah,” jawab Cheng Ze.
Yan Shu jelas terkejut mendengarnya. “Jangan pindah. Ini rumahmu. Aku lah yang harus pindah. Jika kamu tidak suka aku tinggal di sini, aku akan pergi.”
“Kamu mau pindah ke rumah Da Wei?”
“Itu bukan urusanmu.”
“Kenapa kamu merepotkannya? Kenapa kamu suka tinggal di rumahnya?
“Jawabanku masih sama. Itu bukan urusanmu.”
“Benar. Itu bukan urusanku.”
Yan Shu kecewa mendengarnya dan beranjak pergi. Tetapi, sesaat kemudian dia kembali dan dengan emosi bertanya kepada Cheng Ze, “Kamu bilang kamu menyukaiku. Sekarang lihat dirimu. Apa ini sikapmu ketika menyukai seseorang?” marah Yan Shu.
“Sikap? Setidaknya aku masih punya sopan santun. Sedangkan kamu? Apa kamu menyukai rasanya di kejar-kejar dua pria?”