Images by : QQLive
Cheng Ze dan Gao Yang masih asyik mengintip Yan Shu, hingga seorang suster menghampiri mereka dan bertanya apa yang mereka lakukan disana? Cheng Ze dan Gao Yang langsung panik, tetapi untunglah Gao Yang dapat berpikir cepat. Dia segera berbohong kalau mereka datang untuk berinvestasi. Suster tentu merasa curiga pada mereka, dia mengingatkan kalau ini adalah rumah sakit dan bukan perusahaan investasi, dia segera mengusir mereka pergi. Cheng Ze dan Gao Yang mengerti dan suster pergi meninggalkan mereka.
Cheng Ze masih penasaran dengan Jun Rui, dan Gao Yang malah menebak kalau Jun Rui mungkin adalah anak Yan Shu. Cheng Ze tentu merasa terkejut mendengarnya, tetapi Gao Yang segera berpikir lagi kalau tidak mungkin Yan Shu punya anak karena dia kan tinggal lama di luar negeri.
“Ahhhh… aku tahu!” ujar Gao Yang setelah berpikir ulang lagi. “Dia pasti anak Yan Shu dan Jin Yun. Makanya, Yan Shu menerima uang dari Ketua waktu itu, untuk membesarkannya.”
Cheng Ze tentu terkejut mendengarnya. Dia segera memukul Gao Yang dan memarahinya, “Apa kepalamu digunakan untuk sembarangan bicara?”
“Bukankah ini seperti film? Aku hanya menebak. Tapi, bukankah itu masuk akal?” jawab Gao Yang membela diri.
Cheng Ze kesal mendengar pembelaannya itu dan hendak memukulnya, tetapi Gao Yang segera kabur.
Yan Shu sedang menyanyikan lagu ulang tahun untuk Jun Rui. Mereka merayakannya berdua.
Zhi Peng datang ke rumah sakit, dan dia melihat Yan Shu yang sedang bersama dengan Jun Rui. Yan Shu juga melihatnya dan menyapanya. Zhi Peng tersenyum melihatnya. Mereka berbincang ringan dan Zhi Peng memberitahu kalau malam ini mereka menyiapkan pesta ulang tahun untuk Jun Rui, dan Yan Shu harus datang.
Cheng Ze yang masih mengintip merasa heran melihat pria tua yang bersama dengan Yan Shu. Dia segera memanggil kembali Gao Yang yang tadi kabur dan bertanya siapa pria tua itu? Gao Yang segera memberitahu kalau pria itu adalah Han Zhi Peng, pemilik perusahaan Han.
“Boss. Aku sarankan kamu menggunakan kesempatan ini untuk mengenal keluarganya,” saran Gao Yang. “Dalam cinta, jika hubungan dua orang berakhir baik, maka harmoni ke dua keluarga sangat penting. Jika cintamu mendapat persetujuan dari keluarganya, kamu pasti akan mendapatkan hasil yang baik.”
Cheng Ze merasa senang mendengarnya dan hendak mengikuti saran Gao Yang. Tetapi, sesaat kemudian dia menjadi ragu, kalau bisa saja Gao Yang memberikannya saran yang sesat karena tadi dia hampir memukulinya. Gao Yang segera membela diri kalau dia hanya memikirkan Cheng Ze dan mempedulikannya, dia bahkan rela kalau di pukul tadi, jadi sarannya adalah benar.
Cheng Ze mengerti dan hendak pergi untuk menemui Zhi Peng, tetapi Gao Yang menghentikannya. Cheng Ze sampai bingung dan ternyata Gao Yang hanya ingin merapikan dasi Cheng Ze.
Cheng Ze menunggu di lobby rumah sakit. Yan Shu, Zhi Peng dan Jun Rui yang mau pulang, melihanya. Yan Shu tentu heran kenapa Cheng Ze bisa ada disana? Zhi Peng sendiri mengenali Cheng Ze yang adalah boss Sheng Hong, dia juga memperkenalkan dirinya adalah Han Zhi Peng, paman Yan Shu (Zhi Peng tidak memberitahu kalau dia adalah ayah tiri Yan Shu). Cheng Ze dengan sopan membalasnya dan juga menyebutkan namanya, Gu Cheng Ze.
Zhi Peng memuji Cheng Ze yang masih muda dan berbakat, dia juga berterimakasih karena dia dengar Cheng Ze banyak membantu Yan Shu. Cheng Ze senang mendengarnya dan meminta Zhi Peng untuk memanggilnya Cheng Ze saja (Zhi Peng manggil Cheng Ze dengan sopan, Tn. Gu). Zhi Peng kemudian memperkenalkan anaknya, Jun Rui, dan memberitahu kalau hari ini mereka mengadakan pesta ulang tahun untuk Jun Rui dan mengundang Cheng Ze untuk datang jika punya waktu.
“Paman, dia sangat sibuk. Tidak punya waktu,” potong Yan Shu sebelum Cheng Ze sempat menjawab.
“Aku pasti akan datang,” jawab Cheng Ze mengabaikan ucapan Yan Shu.
Yan Shu menatapnya kesal. Zhi Peng sendiri senang mendengarnya. Dia kemudian pamit untuk pulang duluan.
Setelah Zhi Peng pergi, Yan Shu langsung menatap kesal padanya. Cheng Ze menyadarinya tetapi mengabaikannya, dia langsung bertanya, kalau anak laki-laki tadi adalah anak Han Zhi Peng, dan ibunya adalah…
“Mamaku,” jawab Yan Shu.
Cheng Ze langsung tersenyum senang. Dia merasa lega. Dia kemudian bertanya sejak kapan Jun Rui mengidap autis dan kenapa? Yan Shu memberitahu kalau itu sejak dia berumur 2 tahun dan tidak ada yang tahu penyebabnya walau mereka sudah menemui banyak dokter. Para dokter menduga, itu karena ibuku terlalu tua ketika mengandungnya.
“Ibuku sangat egois. Dia hanya peduli pada dirinya sendiri,” jawab Yan Shu sarkasm.
“Kenapa kamu berkata seperti itu tentang ibumu?”
“Dokter sudah memberitahu kalau berbahaya baginya untuk melahirkan di usia seperti itu, tetapi dia tidak peduli. Dia hanya ingin mendapat posisi yang bagus di keluarga Han.”
“Jangan berpikir seperti itu tentangnya.”
“Dia sudah pernah melakukan hal yang sama. Karena keegoisannya, dia membuangku dan ayahku,” ujar Yan Shu penuh kesedihan. “Karena dia sangat tamak, dia melahirkan Jun Rui. Aku baik, dan aku sudah dewasa. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Tetapi, bagaimana dengan Jun Rui? Dia terlalu muda.”
Cheng Ze menatapnya. Mungkin dia tidak menyangka dengan kehidupan yang dilalui Yan Shu. Yan Shu sendiri yang sudah tidak ingin membicarakannya, mengajak Cheng Ze untuk pulang.
Mereka pergi ke rumah Yan Shu sambil bergandengan tangan. Yan Shu menggoda Cheng Ze yang mengenggam tangannya sangat erat tetapi Cheng Ze menyangkalnya. Yan Shu langsung berpura-pura hendak melepaskan pegangan tangannya, tetapi Cheng Ze menggenggam semakin erat.
“Kenapa?” tanya Yan Shu heran. “Aku tidak akan lari, kenapa menggenggam tanganku begitu erat?”
“Karena aku tidak merasa aman,” ujar Cheng Ze. Yan Shu terkejut mendengarnya dan menduga Cheng Ze berbohong. “Setelah bertemu denganmu, aku merasa sangat bahagia. Seperti mimpi.”
“Apa kamu baru saja membaca buku percintaan?” goda Yan Shu.
“Aku tidak pernah membacanya.”
“Lalu, kenapa perkataanmu sangat manis.”
“Itu kenyataan,” jawab Cheng Ze serius. Dia kemudian meminta hadiah dari Yan Shu karena perkataannya yang menyentuh Yan Shu.
Yan Shu yang sudah bisa menebak kalau hadiah yang dimaksud Cheng Ze adalah ciuman segera mau kabur. Tetapi, Cheng Ze lebih cepat menariknya. Dia mencium kening Yan Shu lembut dan Yan Shu tersenyum bahagia.
Dan hal itu terlihat oleh Jun Yao yang sedang dalam perjalanan pulang bersama Jin Yun. Mata Jun Yao sampai melotot kaget dan dia mengerem keras. Jin Yun yang duduk di kursi penumpang tidak menyadari hal itu karena sedang asyik bermain ponsel. Jun Yao yang melihat kalau Jin Yun tidak menyadari hal itu, segera mengemudikan mobilnya lebih jauh dari arah rumah-nya.
Jin Yun yang masih belum sadar akan hal itu, merasa heran karena Jun Yao menghentikan mobilnya jauh dari rumahnya. Dia hendak turun dan berjalan ke rumah Jun Yao tetapi Jun Yao berteriak menyuruhnya untuk tidak turun, itu karena dia melihat dari kaca spion kalau Yan Shu masih di cium Cheng Ze. Jin Yun sendiri heran karena suara Jun Yao meninggi dan menghentikannya turun.
“Emmm… kamu masih ingat yang kukatakan tadi?” alih Jun Yao.
“Oh.. aku masih ingat. Jangan bicara keras ke Jun Rui. Jangan membuatnya tidak nyaman. Ketika dia tidak menjawab pertanyaan, jangan bertanya lagi. Jangan khawatir! Aku tidak akan membuatnya tidak nyaman, OK?” jawab Jin Yun dan hendak turun lagi.
“Ehhh… tunggu.. tunggu!!” hentikan Jun Yao lagi. Dia melihat ke spion dan Cheng Ze serta Yan Shu masih berada disana. “Aku belum bilang sesuatu,” alih Jun Yao. “Biarkan aku mengingatnya,” ulur Jun Yao. Tetapi, dia tidak tahu harus berkata apa lagi dan tidak bisa menghentikan Jin Yun untuk turun.
Saat Jin Yun turun, Jun Yao ikut turun dan bicara dengan suara kerasa pada Jin Yun hingga terdengar oleh Cheng Ze dan Yan Shu yang masih ada di sana.
Cheng Ze dan Yan Shu berjalan ke arah Jin Yun dan Jun Yao. Jin Yun yang baru menyadari kehadiran mereka, bertanya untuk apa Cheng Ze ada disini? Cheng Ze balas bertanya kenapa memangnya kalau dia disini?
“Yan Shu, Jun Yao dan aku adalah teman sekelas. Dan kamu untuk apa kemari?” tanya Jin Yun.
“Aku di undang,” jawab Cheng Ze santai.
Jin Yun langsung protes kepada Yan Shu karena mengundang Cheng Ze. Tetapi, Yan Shu dengan tenang memberitahu kalau Zhi Peng yang mengundang Cheng Ze. Jin Yun tidak bisa protes lagi. Jun Yao dan Yan Shu segera berjalan masuk ke rumah dan Cheng Ze serta Jin Yun mengikutinya.
Saat masuk ke rumah, Jin Yun bersikap seperti dia yang punya rumah. Dia menuju ke rak sepatu dan mengambilnya sandal rumah untuk Cheng Ze dan menyuruh Cheng Ze untuk menggunakan sandal itu. Ibu juga menyapa Jin Yun dengan ramah.
Yan Shu melihatnya dengan khawatir. Zhi Peng yang melihat Cheng Ze masih berdiri di depan pintu, mengundangnya masuk. Cheng Ze yang sangat cinta bersih, sesaat galau, haruskah dia menukar sepatunya dengan sandal rumah yang tidak di jamin ke-steril-annya? Tetapi… pada akhirnya, dia tetap tidak menukar sepatunya dengan sandal rumah dan tetap melangkah masuk ke dalam rumah dengan sepatunya. Yan Shu hanya tersenyum melihatnya.
Zhi Peng dan Ibu mengundang Jin Yun dan Cheng Ze untuk masuk ke ruang tamu. Jin Yun sendiri langsung duduk, tetapi Cheng Ze tetap berdiri. Zhi Peng sampai heran dan mempersilahkannya untuk duduk, tetapi Cheng Ze menolak dengan alasan dia tidak lelah (Cheng Ze nggak mau duduk karena takut nggak steril). Jin Yun dan Yan Shu tentu kesal dan segera menarik Cheng Ze untuk duduk. Cheng Ze sampai kaget tetapi tidak bisa protes.
Jin Yun memang lebih pintar dalam bersosialisasi. Dia datang dengan membawa hadiah untuk Jun Rui, Zhi Peng dan Ibu. Dia bahkan berkata-kata manis dan menyindir Cheng Ze yang datang tetapi tidak membawa hadiah ulang tahun untuk Jun Rui.
Tetapi, Yan Shu menunjukkan yang di bawanya dan memberi tahu kalau itu hadiah dari Cheng Ze : painting dock (author nggak tahu nama bahasa Indonesia-nya apa. Ini yang papan untuk taruh kertas saat melukis). Jin Yun jadi kehilangan kata-kata apalagi Yan Shu bahkan mengantar Cheng Ze untuk mengantarkan hadiah itu pada Jun Rui yang sedang menggambar di ruang samping.
Saat menemui Jun Rui, Cheng Ze sempat-sempatnya menyemprot cairan steril ke arah panta*-nya karena habis duduk di sofa. Yan Shu menatap kesal pada kelakuannya tetapi Cheng Ze tidak peduli.
Ibu menghindangkan makanan dan berteriak menyuruh Yan Shu untuk memberikannya pada Cheng Ze tetapi Yan Shu menjawab kalau tidak perlu. Cheng Ze juga beralasan dia tidak lapar.
Jin Yun sendiri yang pandai memuji, mulai memuji-muji buah yang terasa sangat enak dan bahkan piring buah terlihat berkelas. Ibu langsung senang mendengarnya. Dia bahkan berbicara dengan suara keras dan membuat Cheng Ze iri.
Ibu mengantar buah untuk Cheng Ze. Tetapi, Cheng Ze menolak. Dan sialnya, saat dia menolak, tangannya tanpa sengaja mengenai piring buah yang di pegang Ibu dan membuat buah-buah itu jatuh ke baju ibu. Suasana jadi tegang. Ibu sendiri langsung berkata tidak apa-apa dan akan bertukar baju.
Pesta ulang tahun Jun Rui di mulai. Semua menyanyikan lagu ulang tahun untuk Jun Rui. Setelah meniup lilin, ibu memberitahu para Jin Yun dan Cheng Ze kalau Jun Rui sudah punya jadwal rutin tetap, jadi dia sudah makan sebelum Jin Yun dan Cheng Ze datang. Dan sekarang, Jun Rui sudah harus tidur. Semuanya mengerti.
Mereka mulai makan malam bersama minus Jun Rui. Semua menikmati makanan kecuali Cheng Ze. Jin Yun bahkan memuji-muji masakan Ibu yang enak. Ibu menawari Cheng Ze ikan dan bahkan hendak meletakkannya di piring Cheng Ze, tetapi Cheng Ze langsung menolak. Suasana jadi tegang lagi.
“Aku saja yang makan ikannya. Dia tidak suka ikan. Jangan pedulikan dia. Dia akan makan apapun yang dia mau,” ujar Yan Shu mencairkan suasana.
Tetapi, Yan Shu tetap memandang kesal pada Cheng Ze. Jin Yun yang tahu kalau Cheng Ze yang tidak suka hal tidak steril dan lingkungan yang belum di kenalinya, mengambil daging ikan dan menyuruh Cheng Ze untuk memakannya sedikit. Dia bahkan meletakkannya di piring Cheng Ze. Ibu sendiri meminta maaf karena dia tidak tahu kalau Cheng Ze akan datang, jadi dia juga tidak tahu apa yang Cheng Ze sukai. Dia hanya bisa memasak makanan sederhana dan meminta Cheng Ze untuk mencobanya.
Cheng Ze sendiri segera mengeluarkan sumpit yang ada di sakunya (dia bawa sumpit sendiri), dan mencoba ikan tersebut. Ibu sendiri segera berujar kalau dia hanya belajar cara memasak sederhana, makanya rasanya sangat biasa.
“Benar,” ujar Cheng Ze menilai masakan ibu, “Sangat asin dan berminyak.”
Suasana menegang. Ibu jadi tidak nyaman mendengarnya dan Jun Yao tersenyum kecil. Zhi Peng juga berusaha mencairkan suasana dengan menyuruh Cheng Ze mencoba makanan lainnya. Dan suasana sedikir mencair, hanya ibu yang tetap terlihat tidak senang.
Makan malam sudah usai, Ibu sedang mencuci piring sendirian. Dia berteriak memanggil Yan Shu dan menyuruhnya untuk membantu. Para pembantu sudah pulang jadi bantu dia cuci piring.
Yan Shu segera datang dan membantu ibu mencuci piring.