Sesampainhya
diapatermen, sebelum mereka berpisah dan masuk ke apatermen masing2. Pim
mengingatkan Gun untuk beristirahat dengan baik, karena dia tidak ingin
karyawannya ada yang sakit. Lalu Gun mengiyakan dan balas mengingatkan Pim
bahwa ia harus menelponnya jika terjadi sesuatu.
Pim
terduduk dengan lesu. Lalu ia melihat beberapa2 makanan ringan dan memo kecil
dari Prim yang bertuliskan bahwa ada
makanan merk baru, jadi ia ingin Pim untuk mencobanya. Setelah itu Prim
menelpon Pim dan memberitahukannya.
Tapi
tepat saat itu, seseorang mengetok pintu apatermen Pim. Sehingga ia bangkit dan
membuka. Diluar seorang wanita tua mengantakan pesanan bunga untuk Pim. Jadi
Pim mengambil bunga tersebut, lalu ia membaca memo kecil yang ditaruk disana.
Kejutan. Pim, tunggu aku direstoran jam
8. Kamu mungkin tidak akan bisa menghubungiku, karena aku masih rapat. Sampai
jumpa direstoran. Aku rindu kamu.
Pim
tersenyum dan berkata pada dirinya bahwa ia bersyukur karena ia masih memiliki
Win bersamanya. Lalu Pim pun segera bersiap dan menaruh bunga itu disofa.
Direstaurant.
Seorang pelayan datang melayani Pim, ia juga memberitahukan kepada Pim bahwa
seseorang telah memesan sebuah kamar di lantai atas untuk Pim. Awalnya Pim terlihat
bingung dan bertanya, tapi pelayan itu hanya menjawab ‘Ya’ saja.
Dan
pelayan itu pun menanyai apa Pim ingin memesan sesuatu? Jadi Pim tidak terlalu
memikirkan hal itu dan menjawab pertanyaan si pelayan bahwa ia tidak mau memesan
dulu. Lalu pelayan itu pun pergi meninggalkan Pim.
Seorang
pria memakai pakaian pelayan masuk kedalam restoran. Dua orang pelayan yang berada disana nampak tidak mengenali
pria itu, jadi mereka berpikir bahwa pria tersebut adalah karyawan baru.
Pelayan
Pria itu mengantarkan makanan serta minuman untuk Pim. Pim bingung dan curiga,
tapi pria itu menjawab bahwa tuannya memesan ini untuk Pim. Jadi Pim pun makan.
Win
menemui Nam yang telah menunggu nya didalam kamar hotel. Met juga ikut
dibelakang Win, tapi Nam menyuruhnya untuk keluar dulu. Lalu ia menuangkan bir
dan memberikannya kepada Win. Dan Win menerimanya.
Dengan
nada lembut Win membelai wajah Nam serta memuji penampilan Nam yang terlihat
cantik. Tapi Nam marah kepada Win karena baru sebentar mereka bersama, tapi Win telah
berani membuangnya begitu saja. Jadi tanpa basa-basi Win menanyakan berapa yang
Nam inginkan.
Nam
emosi mendengar itu karena Win berkata seolah ia ingin membayar Nam untuk
menutup mulutnya bahwa Win dan Dear adalah sepasang suami-istri. Win tidak peduli
dengan semua itu, lalu ia ingin pergi.
Tapi
Nam memanggil Win untuk berhenti serta memperlihatkan print-an bukti kejahatan
yang dilakukan oleh Arakawong. Win marah karena Nam telah berani mengancamnya,
lalu ia memperingati Nam bahwa dokumen ini bukan hanya penting tapi ini juga
akan bisa membuat hidup Nam dalam bahaya.
Tanpa
takut Nam membalas,”Jika sesuatu terjadi padaku,dokumen ini akan sampai ke
kantor polisi. Bahkan ke media. Jadi jika begitu, maka kamu juga akan kena.”
Win
geram mendengar itu semua, tapi ia menahannya,”Nam kenapa kamu menyakiti ku?”
tanya Win dengan nada selembut mungkin.
“Karena
aku cinta kamu. Apa kamu ingat, ketika kamu melakukan hal2 manis untuk Pim,
karena kamu ingin bersamanya. Apa kamu ingat bagaiman kamu memperlakukanku? Tentu
aku tau kamu bersikap baik padaku adalah karena kamu ingin mendekati Pim, tapi
aku tidak bisa tidak berpikir kamu bersikap seperti itu padaku adalah karena
kamu menyukai ku.” Jelas Nam pada Win.
Win
sendiri terlihat bingung mendengar penjelasan Nam. Jadi Nam menjelaskan lagi
dengan nada yang lebih histeris,”Banyak yang kamu tidak tau. Sarapan yang
diantarkan untuk kamu dikantor setiap pagi adalah buatanku. Pimdao tidak tau
apapun! Dan buket bunga yang kamu kasih ke Pimdao, aku menyimpan itu dikamarku.
Walaupun itu bukan untuk ku, tapi aku senang memiliki barang dari mu disamping
ku.”
Win
memanggil nama Nam dengan nada simpati, lalu ia mengalihkan pembicaraan dengan
menanyakan apa yang akan Nam dapat dari melakukan ini? Tapi Nam berteriak bahwa
itu semua adalah karena ia mencintai Win. Dokumen itu belum dia kasih kepolisi
juga karena ia mencintai Win!
Nam
memohon kepada Win untuk mempercayainya, ia tidak akan menyakiti Win. Tapi Win
terlihat masih tidak mau dan menanyakan bagaimana dengan Pim?
Tanpa
disangka Nam marah dan melemparkan semua dokumen itu. Ia berteriak pada Win
bahwa ia tidak peduli. Ia hanya ingin Win dihidupnya. Perlahan Nam membuka
kemeja Win serta mendorongnya ke sofa.
Tiba-tiba
Pim merasa pusing dan ia membuka hp nya berniat menghubungi Gun, tapi ia sudah
tidak kuat dan tertidur. Jadi pelayan2 disana membawa Pim untuk beristirahat di
kamar atas.
Saat
Gun baru saja akan meminum obatnya, ia melihat gelang milik Pimdao yang jatuh
didalam mobilnya, ketika pertama kali mereka bertemu. Gun memegang gelag tsb
serta berniat untuk memperingatinya. Tapi sebuah panggilan masuk kehp nya, dari
Prim yang menanyakan keadaan Pim.
Jadi
Gun memberitahu bahwa ia tidak bersama dengan Pim, tapi ia akan pergi mengecek
Pim sekarang. Pada saat itu Gun baru sadar bahwa ada sbuah panggilan tidak
terjawab dari Pim.
Gun
mengetok pintu apatermen Pim, tapi karena tidak ada jawaban. Gun menghubungin
hp Pim. Sayangnya hp Pim tertinggal di restaurant, maka pelayan disana yang mengangkat
telpon Gun serta memberitahukan kepada Gun dimana Pim berada.
Dear
sedang mengikuti suatu acara meditasi, tiba2 Praew datang serta memberitahukan
kepada Dear dengan senang tentang gossip yang menimpa Pim.
“Berita
seperti ini, bagaimana reaksi Khun Win?” tanya Praew pada Dear.
“Setiap
orang memiliki karmanya.”
“Hei,
hei, apa kamu tau jika pekerjaan milik Pimdao dibatalkan, makan orang yang akan
menggantikannya adalah aku.”
“Apa
ia benar2 sakit?” tanya Dear dengan wajah tenang.
“Di
akun IG, FB, dia menulis itu. Jika dia tidak sakit, kemudian aku tidak tau
harus bilang apa ya.” Kata Praew menjelaskan. Lalu ia pun bilang bahwa ia kan
menunggu Dear diluar. Sedangkan Dear yang mendengar kata2 Praew tadi, tersenyum
senang.
Win
tidur bersama dengan Nam di dalam kamar hotel. Ketika Nam mengambil hp untuk
menfoto mereka, Win segera menahannya untuk tidak memotret, tapi Nam merebut
kembali hpnya dan bilang bahwa hp milik Win ada dimeja.
Tiba2
sebuah panggilan masuk dari Prim, jadi Win menjawabnya, Tapi Prim malah
terdengar kaget ketika ia mengangkatnya dan bilang bahwa ia menghubungin Nam.
Win lebih kaget lagi mendengar itu. Lalu disebelahnya Nam tersenyum dengan
senang.
Jadi
Win menjawab bahwa Prim telah salah sambung serta mematikannya. Dan ketika Nam
memeriksa nomor yang dihubungin nya, ia yakin itu adalah nomor Nam.
Nam
tertawa senang melihat reaksi Win. Sedangkan Win sendiri terlihat kesal melihat
Nam yang tertawa senang seperti itu. Sampai dikamar mandi Nam pun masih
mengetawai Win.
“Jika
kamu tidak membeli handphone yang sama seperti ku dan menggunakan nada yang
sama, bagaimana bisa aku salah mengambil?” kata Win.
Nam
tertawa serta mendekati Win, menaruh jari telunjuknya di bibir Win,”Mengapa
kita tidak menceritakannya saja pada Pim bahwa aku sudah menjadi istri mu.”
Win
marah dan memegang tangan Nam untuk tidak menyentuhnya. Tapi Nam mengengam
tangan Win serta mendekatkannya dipipinya. Jelas Win terlihat seperti jijik
melihat tingkah Nam itu.
Tiba2
mereka mendengar suara ribut2 diluar, jadi Nam keluar untuk memeriksanya.
Sedangkan Win tetap berada didalam.
Disana
Nam melihat bahwa Gun sedang membuat keributan dengan mengetok satu persatu
pintu hotel. Serta para pegawai hotel yang menahan Gun untuk tidak melakukan
itu.
Nam
masuk kembali dan mengabarkan pada Win bahwa tidak ada apa2. Lalu Win pun mengatakan
bahwa mereka harus berpisah sekarang dan ia menanyai masalah dokumen tersebut.
“Jangan
khawatir. Aku akan menyimpan nya untuk mu. Selama kamu memperlakukan aku dengan
baik.” Kata Nam dengan nada mengancam pada Win.
Setelah
itu, Win pun ingin keluar, tapi Nam menahan Win untuk tidak keluar dan
memberikan Win kode untuk menciumnya. Jadi dengan enggan Win mencium pipi Nam,
lalu ia pun keluar. Tapi Nam malah memukul pantat Win dan tertawa dengan
bahagia.
Sedangkan Win sendiri sudah terlihat kesal diperlakukan seperti itu.
Tags:
Game Maya