By : Bona Film Group
Lang,
Zheng, dan Liu Yi berjalan-jalan bersama sambil mengobrolkan tentang sebuah
film, tanpa merasa bahwa ada seseorang yang kurang ataupun hilang dari antara
mereka.
Ketika
sedang berjalan-jalan, mereka melihat sebuah wc umum. Jadi Zheng dan Liu Yi pun
masuk kedalamnya, sedangkan Lang sendiri berdiri diluar dan menunggu mereka.
Tapi saat itu, tiba-tiba dari belakang seseorang datang dan menutup mukanya
dengan karung, lalu menariknya.
Karung
diwajah Lang dilepas. Pada saat itu Lang bertanya kepada mereka, tapi penculik
itu malah memukulnya, sehingga Lang menjadi kesal. Lalu dengan kakinya, ia
menarik gigi mobil tersebut dan membuat penculik disebelahnya terjatuh keluar.
Setelah
itu, ia menyerang dan menginjak tangan si supir yang sedang memegang stir. Lalu
setelah tampak agak aman, Lang membuat si supir terjatuh keluar juga. Dan Lang
sendiri langsung pindah duduk kedepan dan menyetir menggunakan tangan terikat.
Zheng
yang sedang mencoba untuk menghidupkan motornya, heran ketika Lang datang
sambil menaiki mobil. Apalagi saat Lang keluar dan memberitahu bahwa Ma telah
diculik. Jadi ia segera masuk kedalam mobil dan menyuruh Lang juga ikut.
Dengan
kecepatan tinggi, Zheng membawa mobil. Tapi tanpa sengaja ketika dijalan ia
tidak sengaja membuat air dijalan terciprat mengenai si polisi. Jadi dua polisi
itu pun segera mengejar mereka.
Luo
Li sedang makan bersama istri tercintanya. Disana ia menceritakan kepada
istrinya mengenai pekerjaannya, lalu dengan romantis, ia berkata,”Sayang, aku
tau kamu sangat menyukai Jepang. Tapi sekarang, aku hanya bisa memberikan kamu
dunia ini.” Katanya sambil melihat sekitar, lalu ia pun mulai menyanyikan
sebuah lagu untuk istrinya itu.
Ditempat
lain, Zheng dan Lang menerobos kemarkas Luo Li untuk menyelamatkan Ma. Disana
berdua mereka bertarung melawan para anak buah Luo Li.
Setelah
selesai, dikarenakan ikatan Ma yang
begitu rumit untuk dilepas. Maka mereka segera mengangkat Ma pergi bersama
kursinya, lalu meletakkan Ma yang masih terikat dikursi kedalam bagasi mobil.
Dua
orang polisi yang mengejar mereka tadi, tiba-tiba motornya mogok saat mereka
akan mulai mengikuti lagi. Tapi tepat ketika itu, Luo Li datang sambil
mengarahkan pistolnya. dan ketika ia tersadar ia langsung menyimpan pistolnya.
Malam
hari, Zhengtai geng merayakan keberhasilan mereka, kecuali Liu Yi yang tampak
murung karena tidak diajak tadi oleh mereka.
“Pikiran
apa itu, Liu Yi. Jika kami membawa kamu, apa yang akan terjadi jika mereka
melihat kita semua keluar? Itu akan menjadi akhir bagi Zhengtai geng,” kata
Lang untuk menenangkannya.
Mendengar
itu, Liu Yi kembali menjadi semangat serta gembira.
“Sebenarnya,
beberapa hari lalu. Aku mulai berpikir betapa pentingnya informasi dan
komunikasi. Kamu tau maksudnya? Aku mengerjakan sebuah program komunikasi
online.” Cerita Ma.
Mendengar
itu Zheng malah menurunkan niat Ma tersebut, tapi Lang langsung membela Ma
sambil menyebutkan program yang ada dimasa depan seperti Wechat, Weibo, dan GPS,
akan membantu mereka.
“Lang
kamu mabuk ya. Aku tidak mengerti itu.” kata Zheng mengetawai perkataan Lang
yang tidak masuk akal.
Karena
pembelaan Lang, menjadi percaya diri kembali dan mulai bercerita lagi mengenai
rencananya. Dan saat ia mengatakan bahwa ia akan menamai itu OICQ.
Lang
langsung berhenti makan dan mulai berdiri, lalu melayani Ma dengan mengambilkan
makanan untuknya. Dan saat Zheng dan Liu Yi memberikan saran aneh kepada Ma,
Lang langsung menyuruh Ma untuk mengikuti jalannya sendiri.
Lalu
ketika itu Zheng dan Liu Yi berdiri serta berteriak dengan kencang,”Dunia ini
tidak akan pernah berubah!”
Ma
dan Lang hanya mengetawai teriakan mereka berdua, tapi lalu dengan tegas Lang
memegang bahu Ma,”Dunia ini akan berubah.”
Pagi
hari, Hua memanggil Lang ke kamarnya untuk membantu memperbaiki Tvnya yang
rusak. Disana Hua duduk dengan gaya menggoda, tapi tanpa berkata apa-apa, Lang
hanya berlalu dan menyalakan TV tersebut.
Lang
menjadi heran, saat Hua mengajaknya untuk menonton bersama. Dan dengan canggung
ia menanyakan keberadaan Zheng, tapi Hua malah menjawab bahwa Zheng sedang
keluar dan tidak akan pulang.
Hua
lalu tidur dengan menggoda dan memanggil Zheng untuk mendekat.
Perlahan
Lang mendekat lalu duduk diatas tempat tidur,”Aku tau wanita ini. Pa untuk kebahagian kamu dan keberadaanku. Hari ini
biarkan aku menanganin ini.” Pikir Lang.
Pada
saat itu suhu ruangan terasa panas, jadi Hua berdiri dan lalu membuka jendela
untuk membiarkan angin masuk. Setelah itu ia mendekati Lang lagi dan melepas
ikatan rambutnya, lalu ia berpura-pura ingin mengganti siaran. Jadi Lang pun
mengambil remot didekatnya dan mulai mengubah siaran di TV dan ketika itu
dengan perlahan tangan Hua memegang pahanya.
Dengan
perlahan Lang mulai membaringkan Hua, lalu menyentuh rambutnya. Dan ketika Hua
menutup matanya sambil berbicara dengannya, Lang secara perlahan mulai membuka
bajunya, lalu menurunkan wajahnya mendekat ke wajah Hua.
“Aku
benar-benar suka nama Bai Suzhen. Aku pikir hidup kami sedikit mirip. Aku ingin
ke kantor polisi sebelum menikah, lalu mengubah namaku. Aku ingin memakai nama
pendek Ibuku. Gimana menurutmu tentang nama ini? Zhang Suzhen.” Kata Hua.
Mendengar
itu Lang berhenti dengan tampang kaget, lalu dengan segera ia langsung mundur
kedekat jendela,”Bagaimana kamu bisa melakukan ini? Gimana dengan Zhengtai?”
tanyanya.
Melihat
reaksi Lang seperti itu, Hua menenanginnya. Tapi Lang langsung berteriak marah,
tapi tanpa diduga oleh Lang, Hua malah berkata,”Bagus. Kamu lulus test.
Keluarlah sayang,” katanya sambil bertepuk tangan sebagai kode.
Ketika
itu tiba-tiba Zheng keluar dari dalam lemari disebelah Lang, lalu ia langsung
mendekat sambil memegang wajah Lang sambil tersenyum,”Kamu pria sejati.”
Tapi
Lang yang masih syok, langsung marah karena mereka telah berani melakukan test
semacam itu.
Zheng
pun mulai menjelaskan alasannya,”Inilah gimana Zhengtai Geng terpilih. Jika
suatu saat terjadi sesuatu padaku, akan ada seseorang yang bisa membawa nama
Zhengtai geng.” Kata Zheng sambil memegang bahu Lang.
“Aku
tidak yakin berapa lama lagi akan tinggal disini. Bagaimana dengan Liu Yi? Dia
bagus.” Balas Lang, tapi Zheng segera menolak, karena menurutnya Liu Yi terlalu
lambat dan tidak akan pernah bisa menjadi seorang ketua.
Tepat
ketika itu, Liu Yi membuka pintu lemari lain didekat pintu masuk. Lalu ketika ia
melihat Zheng, ia segera keluar dari kamar sambil menlap wajahnya.
Tentu
saja hal itu, membuat mereka bertiga menjadi syok.
Lang
dan Zheng menemui Liu Yi yang berada diatap. Disana Liu Yi menjelaskan bahwa
saat ia mencari Zheng dan masuk kedalam kamar, ia melihat Hua membawa Lang
masuk, jadi tanpa sadar ia segera bersembunyi didalam lemari.
Mendengar
itu, Zheng malah bersyukur, karena mereka tidak sembunyi didalam lemari yang
sama. Tapi Liu Yi langsung bertanya apakah Zheng benar-benar berpikir seperti
itu tentangnya.
“Liu
Yi setiap orang pasti memiliki arti,” kata Zheng. Tapi ketika Liu Yi menanyakan
tentang arti keberadaannya, Zheng tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan.
Liu
Yi pun bertanya kepada Lang yang berdiri agak jauh, tapi Lang pun tidak bisa
menjawab dan hanya memandangin kembang api yang tiba-tiba meletus dilangit.
Melihat
kediaman mereka, Liu Yi pun mengerti dan pergi meninggalkan mereka,”Suatu hari,
aku akan menunjukan padamu arti ku!”
Lalu
Zheng mendekat kepada Lang yang tampak diam. Disana saat ia bertanya, Lang
meminta agar Zheng memberikan waktu padanya, lalu ia meminta Zheng untuk jangan
pergi kemanapun dan menunggunya. Karena ia harus mencari seseorang.
Setelah
itu Zheng pun setuju dan membiarkan Lang untuk pergi duluan.
Lang
kembali kedalam kamar, tapi kosong. Jadi ia pun mulai berkeliling kampung itu,
tapi ia masih tidak menemukan. Bahkan sampai ketika hari telah mulai gelap.
Sedangkan
Zheng masih berada diatap, menjaga janji nya untuk menunggu.
Lang
mulai putus asa, saat ia masih belum menemukan apa yang dicarinya. Lalu tanpa
terasa hari telah pagi, saat itu Hua membangunkan Lang yang tertidur didepan
tempat kerjanya.
“Aku
mencarimu seharian,” jelas Lang.
Saat
Hua menanyakan mengenai keluarganya, Lang bercerita bahwa Ibunya telah
meninggal ketika ia kecil, melompat dari gedung, bunuh diri. Lang sendiri
bahkan belum pernah memanggil mamanya. Sedangkan Ayahnya berada didalam penjara
selama 6 tahun dan keluar, ketika ia berumur 6 tahun.
Mendengar
itu, Hua menceritakan tentang Ayahnya. Dulu Ayahnya mengikuti test pilot,
sehingga ia tidak ada disekitarnya ketika ia masih muda dan menyemangati
Ibunya. Tapi ia akan tetap mengundangnya kepernikahannya. Walaupun ia menolak.
“Apa
yang kamu pikirikan? Ketika Ibuku melompat dari gedung, apa ia menyesal?” tanya
Lang.
“Jika
dia bisa melihat bagaimana anaknya tumbuh hari ini, dia pasti akan menyesal,”
balas Hua sambil memegang wajah Lang.
Mendengar
jawaban itu, Lang menjadi senang dan langsung pamit pergi.
Zheng
mengaku bahwa ia telah menunggu Lang sepanjang malam. Tapi tanpa membalas, Lang malah bertanya apakah Zheng
bisa berjanji dua hal padanya. Pertama, hindari masalah selama beberapa bulan
kedepan.
“Jika
tidak ada yang mendorongku, maka aku tidak akan membalas. Tapi jika seseorang
mendorongku..” kata Zheng, tapi Lang segera memotong perkataanya,”Kamu tetap
tidak boleh membalas. Janji padaku.”
Kedua,
pada hari pernikahannya, Lang ingin diizinkan untuk membantu. Lalu juga ada
satu lagi, yaitu ketika Zheng punya anak nanti, jangan pernah menendang muka
anaknya ketika ia marah.
“Kenapa?”
tanya Zheng heran.
“Karena
Ayahku selalu menendang wajahku,” jawab Lang.
“Ayah
mu seperti seorang bajingan asli,” balas Zheng bersimpati pada Lang, tapi Lang
segera memalingkan mukanya dan membenarkan.
Ketika
itu tanpa sengaja, Lang melihat asap dari rumah mereka dikejauhan, tapi Zheng
malah membalas bahwa itu bukan rumah mereka. Karena ragu, Lang pun memastikan.
Dengan
buru-buru Lang dan Zheng mulai berlari bersama, karena ternyata itu benar-benar
rumah mereka yang terbakar. Bahkan sampai ada pemadam kebakaran.
Sesampainya
dirumah itu, Zheng segera menerobos masuk kedalam rumah. Jadi Lang pun
mengikutinya juga. Sedangkan dikejauhan tampak dua orang berpakaian hitam,
menatap mereka dari jauh.
Lang
dan Zheng berhasil keluar dengan kelelahan. Dan ternyata alasan Zheng masuk
kedalam adalah untuk mengambil, foto Ayahnya serta kotak abunya.
Karena
hal itu, Lang pun memuji Zheng yang telah berbakti kepada Ayahnya. Tapi
tiba-tiba Zheng malah membuka bingkai foto Ayahnya dan memperlihatkan uang
untuk pernikahannya nanti.
“Aku
takut. Jadi aku menyembunyikan itu disini,” kata Zheng.
Ketika
itu Liu Yi menghampiri mereka karena khawatir melihat kejadian itu, tapi Lang
segera mengajak mereka berdua pergi. Lalu ketika berada didalam gang, ia
menyuruh mereka untuk tetap bersama dan jangan sampai terpisah, karena ia
merasa bahwa mereka sedang diikuti.
Mendengar
itu Liu Yi bingung, jadi Lang mengambil satu sumpit dari jendela rumah orang
dalam gang. Lalu dengan bersusah payah ia mematahkan sumpit itu,”Lihat? Satu
sumpit akan menjadi seperti ini.”
Mungkin maksudnya kalau mereka pergi sendiri, maka orang2 itu
akan lebih mudah menyerang mereka, sedang kalau bersama, maka lebih sulit bagi
orang2 itu mengalahkan mereka.
Lang
mengambil tiga sumpit lalu memberikan pada Liu Yi untuk dipatahkan olehnya.
Jadi Liu Yi mengambil itu lalu dengan mudah ia langsung mematahkannya. Setelah
itu Liu Yi dan Zheng menjadi bingung dengan maksud Lang.
Jadi
tanpa basa-basi lagi, Lang langsung menjelaskan kepada mereka. Tapi ketika itu
dari belakang, beberapa orang datang dan menutup wajah mereka menggunakan
karung.
Lang
dan Zheng terbangun sdengan tangan terikat pada kursi, sedangkan Liu Yi sendiri
tidak tampak disana.
“Kamu
menaiki mobilku, merusak gerbangku, dan melukai anak buahku. Jadi aku menyuruh
untuk membakar rumahmu. Aku melakukan bisnis di Hong Kong, aku tau tentang harga
untuk real estate kedepannya. Dan yang paling penting untuk real estate adalah
lokasi, lokasi, lokasi. Tempat karaoke itu ada dilokasi yang sempurna.” Jelas seorang
pria baju hitam yang berdiri didepan mereka.
Mendengar
penjelasan itu, Zheng malah bingung dan bertanya tentang lokasi yang dimaksud
oleh pria itu. Jadi Lang yang berada disebelahnya menjelaskan padanya. Lalu Zheng
pun memuji Lang dan berkata bahwa ia akan memastikan anak nya untuk belajar. Lang
kaget.
“Luo
Li begitu mengecewakan. Kerja padaku, nanti setelah proyekku selesai, aku akan
memberi kamu dua rumah didalam gang.” Jelas pria itu lagi. Tapi dengan tegas Zheng
menolak.
“Teman,
memang kamu pikir aku siapa? Hanya ambil penawaran ini. Lalu kamu akan sadar 10
tahun kemudian, kamu memuat keputusan yang tepat,” jelas pria itu lagi untuk
menyakikan. Tapi Zheng tetap menolak, lalu meminta pembenaran dari Lang.
Lang
memanggil pria itu, sehingga pria itu berbalik memandangin mereka. Setelah itu,
Zheng langsung meludahi pria itu. Dan karena hal itu, para anak buah yang
berdiri dibelakang mereka, bertanya apa yang harus mereka lakukan.
“Aku
mencoba mengerti kamu. Tapi sekarang tidak lagi,” kata pria itu, lalu
memberikan kode kepada anak buahnya.
Segera
anak buah itu membawa Zheng menjauh dari Lang, tapi karena Lang terlalu
berisik, maka anak buah itu memukulnya. Lalu dalam keadaan setengah sadar, Lang
mendengar teriakan Zheng memanggil namanya, serta ia juga melihat saat dimana
Zheng dipukuli oleh mereka.
“Pa,”
kata Lang lemah.
Ditengah
hari hujan. Didalam rumah. Hua memarahi mereka. Tampak bahwa Zheng terluka
parah sambil kakinya saja dibalut perban tebal, tapi walau begitu ia menyuruh
Hua untuk tidak khawatir. Begitujuga dengan Lang yang ikut membela Zheng,”Kami
berdua bisa bertarung dengan baik! Hanya saja kali ini kami diikat!”
“Hua,
berikan aku alasan mengapa aku tidak pelu balas dendam. Hanya satu,” kata Zheng
menyambung.
“Aku
hamil. Cukupkah?” jawab Hua. Mendengar itu mereka berduapun terdiam. Lalu Lang
mendekat dan menuntun Hua untuk duduk, setelah itu dengan takjub ia melihat
perut Hua. Sedangkan Hua dan Zheng masih sibuk mengobrol.
Tiba-tiba
Lang memeluk perut Hua dengan lembut. Jadi dengan marah, Zheng langsung
menedang dan memarahinya,”Apa yang kamu lakukan? Kamu bertingkah seperti kamu
Ayahnya. Kamu merebut peranku. Sekarang apa yang harus aku lakukan?”
Lang
hanya tersenyum dan menjadi salah tingkah, saat Zheng berkata seperti itu.
Hua
bertanya kepada Zheng, apakah menurutnya anak mereka adalah laki-laki atau
perempuan. Tapi belum Zheng menjawab, Lang malah berseru dengan semangat sambil
menunjuk perut Hua,”Laki-laki.”
“Tidak
bisakah kamu membiarkan aku merasakan moment ini?” tanya Zheng kesal, lalu
melanjutkan,”Aku pikir ini perempuan, seperti kamu. Jika itu laki-laki, aku
akan menendang nya setiap hari.”
Tepat
ketika itu, Liu Yi datang dan mengabarkan bahwa Ma telah pergi dengan
meninggalkan sebuah surat. Jadi Zheng menyuruh Liu Yi untuk membacakan itu,
tapi karena kertas nya basah terkena hujan, maka tulisannya jadi sulit dibaca.
“Yang terkasih, Zhengtai, Liu Yi, Hua
dan Lang. Jika kamu membaca ini, aku sudah pergi. Aku akan mencoba
keberuntunganku. Terima kasih kamu semua sudah menjagaku dimasa lalu. Tapi aku
sadar aku tertarik akan hal yang berbeda dengan kamu. Dan aku menemukan
kesulitan untuk bisa menyatu dengan geng. Seseorang sepertiku hanya akan
menghalangi kamu. Sejujurnya, aku tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa
depan. Tapi aku tau aku tidak ingin menjadi seorang typis atau projectionist. Aku
selalu merasa bahwa ada hal besar yang menungguku. Teman, selamat tinggal,”
Itu
adalah isi surat yang dibacakan oleh Ma dalam hatinya, ketika ia sedang berada
didalam kereta untuk memulai perjalanannya.
Hari
demi hari pun berlalu. Lang, Zheng, dan Liu Yi, masih seperti biasa, berlatih,
belajar, bekerja, serta bermain bersama – sama. Dan Luo Li yang ditahan dalam penjara,
akhirnya keluar.
Dalam
perjalanan pulangnya, sebuah mobil melewatinya. Ketika itu Luo Li melihat bahwa
istri nya ada didalam sana, ia sedang tersenyum dengan senang kepada pria
disampingnya. Dan yang paling syok adalah, saat ia sadar bahwa Pria itu adalah
bossnya.
Pria yang sama, yang menculik Zhengtai geng serta memukuli Zheng.
Apalagi Luo Li tampak sedih ketika istrinya sadar akan keberadaannnya, tapi malah menatap ia dengan tajam.
Hari
demi hari berlalu lagi. Lalu tibalah hari dimana Zheng dan Hua melakukan
pemotretan bersama. Disana dengan bersemangat, Lang mengarahkan Zheng dan Hua
gaya yang bagus, bahkan ia sambil mengambil kamera milik kameramen, lalu
menfoto mereka.
Setelah
selesai, akhirnya difoto terakhir. Lang mengembalikan kamera itu dan ikut
berfoto bersama Mama dan Papanya.
Sedangkan Ma masih tetap dalam perjalanannya sendiri.
Tags:
Duckweed