Sinopsis C-Movie : Duckweed - 3



 By : Bona Film Group
Lang, Zheng, dan Liu Yi berjalan-jalan bersama sambil mengobrolkan tentang sebuah film, tanpa merasa bahwa ada seseorang yang kurang ataupun hilang dari antara mereka.


Ketika sedang berjalan-jalan, mereka melihat sebuah wc umum. Jadi Zheng dan Liu Yi pun masuk kedalamnya, sedangkan Lang sendiri berdiri diluar dan menunggu mereka. Tapi saat itu, tiba-tiba dari belakang seseorang datang dan menutup mukanya dengan karung, lalu menariknya.


Karung diwajah Lang dilepas. Pada saat itu Lang bertanya kepada mereka, tapi penculik itu malah memukulnya, sehingga Lang menjadi kesal. Lalu dengan kakinya, ia menarik gigi mobil tersebut dan membuat penculik disebelahnya terjatuh keluar.

Setelah itu, ia menyerang dan menginjak tangan si supir yang sedang memegang stir. Lalu setelah tampak agak aman, Lang membuat si supir terjatuh keluar juga. Dan Lang sendiri langsung pindah duduk kedepan dan menyetir menggunakan tangan terikat.


Zheng yang sedang mencoba untuk menghidupkan motornya, heran ketika Lang datang sambil menaiki mobil. Apalagi saat Lang keluar dan memberitahu bahwa Ma telah diculik. Jadi ia segera masuk kedalam mobil dan menyuruh Lang juga ikut.

Dengan kecepatan tinggi, Zheng membawa mobil. Tapi tanpa sengaja ketika dijalan ia tidak sengaja membuat air dijalan terciprat mengenai si polisi. Jadi dua polisi itu pun segera mengejar mereka.

Luo Li sedang makan bersama istri tercintanya. Disana ia menceritakan kepada istrinya mengenai pekerjaannya, lalu dengan romantis, ia berkata,”Sayang, aku tau kamu sangat menyukai Jepang. Tapi sekarang, aku hanya bisa memberikan kamu dunia ini.” Katanya sambil melihat sekitar, lalu ia pun mulai menyanyikan sebuah lagu untuk istrinya itu.


Ditempat lain, Zheng dan Lang menerobos kemarkas Luo Li untuk menyelamatkan Ma. Disana berdua mereka bertarung melawan para anak buah Luo Li.

Setelah selesai, dikarenakan ikatan Ma  yang begitu rumit untuk dilepas. Maka mereka segera mengangkat Ma pergi bersama kursinya, lalu meletakkan Ma yang masih terikat dikursi kedalam bagasi mobil.

Dua orang polisi yang mengejar mereka tadi, tiba-tiba motornya mogok saat mereka akan mulai mengikuti lagi. Tapi tepat ketika itu, Luo Li datang sambil mengarahkan pistolnya. dan ketika ia tersadar ia langsung menyimpan pistolnya.


Malam hari, Zhengtai geng merayakan keberhasilan mereka, kecuali Liu Yi yang tampak murung karena tidak diajak tadi oleh mereka.

“Pikiran apa itu, Liu Yi. Jika kami membawa kamu, apa yang akan terjadi jika mereka melihat kita semua keluar? Itu akan menjadi akhir bagi Zhengtai geng,” kata Lang untuk menenangkannya.

Mendengar itu, Liu Yi kembali menjadi semangat serta gembira.

“Sebenarnya, beberapa hari lalu. Aku mulai berpikir betapa pentingnya informasi dan komunikasi. Kamu tau maksudnya? Aku mengerjakan sebuah program komunikasi online.” Cerita Ma.


Mendengar itu Zheng malah menurunkan niat Ma tersebut, tapi Lang langsung membela Ma sambil menyebutkan program yang ada dimasa depan seperti Wechat, Weibo, dan GPS, akan membantu mereka.

“Lang kamu mabuk ya. Aku tidak mengerti itu.” kata Zheng mengetawai perkataan Lang yang tidak masuk akal.

Karena pembelaan Lang, menjadi percaya diri kembali dan mulai bercerita lagi mengenai rencananya. Dan saat ia mengatakan bahwa ia akan menamai itu OICQ.

Lang langsung berhenti makan dan mulai berdiri, lalu melayani Ma dengan mengambilkan makanan untuknya. Dan saat Zheng dan Liu Yi memberikan saran aneh kepada Ma, Lang langsung menyuruh Ma untuk mengikuti jalannya sendiri.

Lalu ketika itu Zheng dan Liu Yi berdiri serta berteriak dengan kencang,”Dunia ini tidak akan pernah berubah!”

Ma dan Lang hanya mengetawai teriakan mereka berdua, tapi lalu dengan tegas Lang memegang bahu Ma,”Dunia ini akan berubah.”


Pagi hari, Hua memanggil Lang ke kamarnya untuk membantu memperbaiki Tvnya yang rusak. Disana Hua duduk dengan gaya menggoda, tapi tanpa berkata apa-apa, Lang hanya berlalu dan menyalakan TV tersebut.

Lang menjadi heran, saat Hua mengajaknya untuk menonton bersama. Dan dengan canggung ia menanyakan keberadaan Zheng, tapi Hua malah menjawab bahwa Zheng sedang keluar dan tidak akan pulang.

Hua lalu tidur dengan menggoda dan memanggil Zheng untuk mendekat.

Perlahan Lang mendekat lalu duduk diatas tempat tidur,”Aku tau wanita ini. Pa untuk kebahagian kamu dan keberadaanku. Hari ini biarkan aku menanganin ini.” Pikir Lang.

Pada saat itu suhu ruangan terasa panas, jadi Hua berdiri dan lalu membuka jendela untuk membiarkan angin masuk. Setelah itu ia mendekati Lang lagi dan melepas ikatan rambutnya, lalu ia berpura-pura ingin mengganti siaran. Jadi Lang pun mengambil remot didekatnya dan mulai mengubah siaran di TV dan ketika itu dengan perlahan tangan Hua memegang pahanya.


Dengan perlahan Lang mulai membaringkan Hua, lalu menyentuh rambutnya. Dan ketika Hua menutup matanya sambil berbicara dengannya, Lang secara perlahan mulai membuka bajunya, lalu menurunkan wajahnya mendekat ke wajah Hua.

“Aku benar-benar suka nama Bai Suzhen. Aku pikir hidup kami sedikit mirip. Aku ingin ke kantor polisi sebelum menikah, lalu mengubah namaku. Aku ingin memakai nama pendek Ibuku. Gimana menurutmu tentang nama ini? Zhang Suzhen.” Kata Hua.

Mendengar itu Lang berhenti dengan tampang kaget, lalu dengan segera ia langsung mundur kedekat jendela,”Bagaimana kamu bisa melakukan ini? Gimana dengan Zhengtai?” tanyanya.

Melihat reaksi Lang seperti itu, Hua menenanginnya. Tapi Lang langsung berteriak marah, tapi tanpa diduga oleh Lang, Hua malah berkata,”Bagus. Kamu lulus test. Keluarlah sayang,” katanya sambil bertepuk tangan sebagai kode.

Ketika itu tiba-tiba Zheng keluar dari dalam lemari disebelah Lang, lalu ia langsung mendekat sambil memegang wajah Lang sambil tersenyum,”Kamu pria sejati.”

Tapi Lang yang masih syok, langsung marah karena mereka telah berani melakukan test semacam itu.
Zheng pun mulai menjelaskan alasannya,”Inilah gimana Zhengtai Geng terpilih. Jika suatu saat terjadi sesuatu padaku, akan ada seseorang yang bisa membawa nama Zhengtai geng.” Kata Zheng sambil memegang bahu Lang.

“Aku tidak yakin berapa lama lagi akan tinggal disini. Bagaimana dengan Liu Yi? Dia bagus.” Balas Lang, tapi Zheng segera menolak, karena menurutnya Liu Yi terlalu lambat dan tidak akan pernah bisa menjadi seorang ketua.

Tepat ketika itu, Liu Yi membuka pintu lemari lain didekat pintu masuk. Lalu ketika ia melihat Zheng, ia segera keluar dari kamar sambil menlap wajahnya.

Tentu saja hal itu, membuat mereka bertiga menjadi syok.

Lang dan Zheng menemui Liu Yi yang berada diatap. Disana Liu Yi menjelaskan bahwa saat ia mencari Zheng dan masuk kedalam kamar, ia melihat Hua membawa Lang masuk, jadi tanpa sadar ia segera bersembunyi didalam lemari.

Mendengar itu, Zheng malah bersyukur, karena mereka tidak sembunyi didalam lemari yang sama. Tapi Liu Yi langsung bertanya apakah Zheng benar-benar berpikir seperti itu tentangnya.

“Liu Yi setiap orang pasti memiliki arti,” kata Zheng. Tapi ketika Liu Yi menanyakan tentang arti keberadaannya, Zheng tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan.

Liu Yi pun bertanya kepada Lang yang berdiri agak jauh, tapi Lang pun tidak bisa menjawab dan hanya memandangin kembang api yang tiba-tiba meletus dilangit.

Melihat kediaman mereka, Liu Yi pun mengerti dan pergi meninggalkan mereka,”Suatu hari, aku akan menunjukan padamu arti ku!”

Lalu Zheng mendekat kepada Lang yang tampak diam. Disana saat ia bertanya, Lang meminta agar Zheng memberikan waktu padanya, lalu ia meminta Zheng untuk jangan pergi kemanapun dan menunggunya. Karena ia harus mencari seseorang.

Setelah itu Zheng pun setuju dan membiarkan Lang untuk pergi duluan.


Lang kembali kedalam kamar, tapi kosong. Jadi ia pun mulai berkeliling kampung itu, tapi ia masih tidak menemukan. Bahkan sampai ketika hari telah mulai gelap.

Sedangkan Zheng masih berada diatap, menjaga janji nya untuk menunggu.

Lang mulai putus asa, saat ia masih belum menemukan apa yang dicarinya. Lalu tanpa terasa hari telah pagi, saat itu Hua membangunkan Lang yang tertidur didepan tempat kerjanya.

“Aku mencarimu seharian,” jelas Lang.

Saat Hua menanyakan mengenai keluarganya, Lang bercerita bahwa Ibunya telah meninggal ketika ia kecil, melompat dari gedung, bunuh diri. Lang sendiri bahkan belum pernah memanggil mamanya. Sedangkan Ayahnya berada didalam penjara selama 6 tahun dan keluar, ketika ia berumur 6 tahun.

Mendengar itu, Hua menceritakan tentang Ayahnya. Dulu Ayahnya mengikuti test pilot, sehingga ia tidak ada disekitarnya ketika ia masih muda dan menyemangati Ibunya. Tapi ia akan tetap mengundangnya kepernikahannya. Walaupun ia menolak.


“Apa yang kamu pikirikan? Ketika Ibuku melompat dari gedung, apa ia menyesal?” tanya Lang.
“Jika dia bisa melihat bagaimana anaknya tumbuh hari ini, dia pasti akan menyesal,” balas Hua sambil memegang wajah Lang.

Mendengar jawaban itu, Lang menjadi senang dan langsung pamit pergi.

Zheng mengaku bahwa ia telah menunggu Lang sepanjang malam. Tapi tanpa membalas, Lang malah bertanya apakah Zheng bisa berjanji dua hal padanya. Pertama, hindari masalah selama beberapa bulan kedepan.

“Jika tidak ada yang mendorongku, maka aku tidak akan membalas. Tapi jika seseorang mendorongku..” kata Zheng, tapi Lang segera memotong perkataanya,”Kamu tetap tidak boleh membalas. Janji padaku.”

Kedua, pada hari pernikahannya, Lang ingin diizinkan untuk membantu. Lalu juga ada satu lagi, yaitu ketika Zheng punya anak nanti, jangan pernah menendang muka anaknya ketika ia marah.
“Kenapa?” tanya Zheng heran.

“Karena Ayahku selalu menendang wajahku,” jawab Lang.

“Ayah mu seperti seorang bajingan asli,” balas Zheng bersimpati pada Lang, tapi Lang segera memalingkan mukanya dan membenarkan.

Ketika itu tanpa sengaja, Lang melihat asap dari rumah mereka dikejauhan, tapi Zheng malah membalas bahwa itu bukan rumah mereka. Karena ragu, Lang pun memastikan.

Dengan buru-buru Lang dan Zheng mulai berlari bersama, karena ternyata itu benar-benar rumah mereka yang terbakar. Bahkan sampai ada pemadam kebakaran.


Sesampainya dirumah itu, Zheng segera menerobos masuk kedalam rumah. Jadi Lang pun mengikutinya juga. Sedangkan dikejauhan tampak dua orang berpakaian hitam, menatap mereka dari jauh.

Lang dan Zheng berhasil keluar dengan kelelahan. Dan ternyata alasan Zheng masuk kedalam adalah untuk mengambil, foto Ayahnya serta kotak abunya.

Karena hal itu, Lang pun memuji Zheng yang telah berbakti kepada Ayahnya. Tapi tiba-tiba Zheng malah membuka bingkai foto Ayahnya dan memperlihatkan uang untuk pernikahannya nanti.

“Aku takut. Jadi aku menyembunyikan itu disini,” kata Zheng.

Ketika itu Liu Yi menghampiri mereka karena khawatir melihat kejadian itu, tapi Lang segera mengajak mereka berdua pergi. Lalu ketika berada didalam gang, ia menyuruh mereka untuk tetap bersama dan jangan sampai terpisah, karena ia merasa bahwa mereka sedang diikuti.

Mendengar itu Liu Yi bingung, jadi Lang mengambil satu sumpit dari jendela rumah orang dalam gang. Lalu dengan bersusah payah ia mematahkan sumpit itu,”Lihat? Satu sumpit akan menjadi seperti ini.”
Mungkin maksudnya kalau mereka pergi sendiri, maka orang2 itu akan lebih mudah menyerang mereka, sedang kalau bersama, maka lebih sulit bagi orang2 itu mengalahkan mereka.

Lang mengambil tiga sumpit lalu memberikan pada Liu Yi untuk dipatahkan olehnya. Jadi Liu Yi mengambil itu lalu dengan mudah ia langsung mematahkannya. Setelah itu Liu Yi dan Zheng menjadi bingung dengan maksud Lang.

Jadi tanpa basa-basi lagi, Lang langsung menjelaskan kepada mereka. Tapi ketika itu dari belakang, beberapa orang datang dan menutup wajah mereka menggunakan karung.

Lang dan Zheng terbangun sdengan tangan terikat pada kursi, sedangkan Liu Yi sendiri tidak tampak disana.

“Kamu menaiki mobilku, merusak gerbangku, dan melukai anak buahku. Jadi aku menyuruh untuk membakar rumahmu. Aku melakukan bisnis di Hong Kong, aku tau tentang harga untuk real estate kedepannya. Dan yang paling penting untuk real estate adalah lokasi, lokasi, lokasi. Tempat karaoke itu ada dilokasi yang sempurna.” Jelas seorang pria baju hitam yang berdiri didepan mereka.

Mendengar penjelasan itu, Zheng malah bingung dan bertanya tentang lokasi yang dimaksud oleh pria itu. Jadi Lang yang berada disebelahnya menjelaskan padanya. Lalu Zheng pun memuji Lang dan berkata bahwa ia akan memastikan anak nya untuk belajar. Lang kaget.

“Luo Li begitu mengecewakan. Kerja padaku, nanti setelah proyekku selesai, aku akan memberi kamu dua rumah didalam gang.” Jelas pria itu lagi. Tapi dengan tegas Zheng menolak.

“Teman, memang kamu pikir aku siapa? Hanya ambil penawaran ini. Lalu kamu akan sadar 10 tahun kemudian, kamu memuat keputusan yang tepat,” jelas pria itu lagi untuk menyakikan. Tapi Zheng tetap menolak, lalu meminta pembenaran dari Lang.

Lang memanggil pria itu, sehingga pria itu berbalik memandangin mereka. Setelah itu, Zheng langsung meludahi pria itu. Dan karena hal itu, para anak buah yang berdiri dibelakang mereka, bertanya apa yang harus mereka lakukan.

“Aku mencoba mengerti kamu. Tapi sekarang tidak lagi,” kata pria itu, lalu memberikan kode kepada anak buahnya.


Segera anak buah itu membawa Zheng menjauh dari Lang, tapi karena Lang terlalu berisik, maka anak buah itu memukulnya. Lalu dalam keadaan setengah sadar, Lang mendengar teriakan Zheng memanggil namanya, serta ia juga melihat saat dimana Zheng dipukuli oleh mereka.

“Pa,” kata Lang lemah.

Ditengah hari hujan. Didalam rumah. Hua memarahi mereka. Tampak bahwa Zheng terluka parah sambil kakinya saja dibalut perban tebal, tapi walau begitu ia menyuruh Hua untuk tidak khawatir. Begitujuga dengan Lang yang ikut membela Zheng,”Kami berdua bisa bertarung dengan baik! Hanya saja kali ini kami diikat!”

“Hua, berikan aku alasan mengapa aku tidak pelu balas dendam. Hanya satu,” kata Zheng menyambung.


“Aku hamil. Cukupkah?” jawab Hua. Mendengar itu mereka berduapun terdiam. Lalu Lang mendekat dan menuntun Hua untuk duduk, setelah itu dengan takjub ia melihat perut Hua. Sedangkan Hua dan Zheng masih sibuk mengobrol.

Tiba-tiba Lang memeluk perut Hua dengan lembut. Jadi dengan marah, Zheng langsung menedang dan memarahinya,”Apa yang kamu lakukan? Kamu bertingkah seperti kamu Ayahnya. Kamu merebut peranku. Sekarang apa yang harus aku lakukan?”

Lang hanya tersenyum dan menjadi salah tingkah, saat Zheng berkata seperti itu.

Hua bertanya kepada Zheng, apakah menurutnya anak mereka adalah laki-laki atau perempuan. Tapi belum Zheng menjawab, Lang malah berseru dengan semangat sambil menunjuk perut Hua,”Laki-laki.”
“Tidak bisakah kamu membiarkan aku merasakan moment ini?” tanya Zheng kesal, lalu melanjutkan,”Aku pikir ini perempuan, seperti kamu. Jika itu laki-laki, aku akan menendang nya setiap hari.”


Tepat ketika itu, Liu Yi datang dan mengabarkan bahwa Ma telah pergi dengan meninggalkan sebuah surat. Jadi Zheng menyuruh Liu Yi untuk membacakan itu, tapi karena kertas nya basah terkena hujan, maka tulisannya jadi sulit dibaca.

“Yang terkasih, Zhengtai, Liu Yi, Hua dan Lang. Jika kamu membaca ini, aku sudah pergi. Aku akan mencoba keberuntunganku. Terima kasih kamu semua sudah menjagaku dimasa lalu. Tapi aku sadar aku tertarik akan hal yang berbeda dengan kamu. Dan aku menemukan kesulitan untuk bisa menyatu dengan geng. Seseorang sepertiku hanya akan menghalangi kamu. Sejujurnya, aku tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa depan. Tapi aku tau aku tidak ingin menjadi seorang typis atau projectionist. Aku selalu merasa bahwa ada hal besar yang menungguku. Teman, selamat tinggal,”


Itu adalah isi surat yang dibacakan oleh Ma dalam hatinya, ketika ia sedang berada didalam kereta untuk memulai perjalanannya.


Hari demi hari pun berlalu. Lang, Zheng, dan Liu Yi, masih seperti biasa, berlatih, belajar, bekerja, serta bermain bersama – sama. Dan Luo Li yang ditahan dalam penjara, akhirnya keluar.


Dalam perjalanan pulangnya, sebuah mobil melewatinya. Ketika itu Luo Li melihat bahwa istri nya ada didalam sana, ia sedang tersenyum dengan senang kepada pria disampingnya. Dan yang paling syok adalah, saat ia sadar bahwa Pria itu adalah bossnya.
Pria yang sama, yang menculik Zhengtai geng serta memukuli Zheng.

Apalagi Luo Li tampak sedih ketika istrinya sadar akan keberadaannnya, tapi malah menatap ia dengan tajam.


Hari demi hari berlalu lagi. Lalu tibalah hari dimana Zheng dan Hua melakukan pemotretan bersama. Disana dengan bersemangat, Lang mengarahkan Zheng dan Hua gaya yang bagus, bahkan ia sambil mengambil kamera milik kameramen, lalu menfoto mereka.


Setelah selesai, akhirnya difoto terakhir. Lang mengembalikan kamera itu dan ikut berfoto bersama Mama dan Papanya.

Sedangkan Ma masih tetap dalam perjalanannya sendiri.

Post a Comment

Previous Post Next Post