Sinopsis Thai-Drama : Ra Rerng Fai Episode 2 - 1


Company name : Citizen Kane


Yada kembali kedalam rumah sakit dengan wajah kesal, lalu pada saat itu Trai datang dan mengabarkan tentang Ayah mereka yang terpaksa harus kembali dirawat. Trai juga menanyakan tentang siapa Sharkrit yang sebenarnya kepada Yada, tapi Yada pun juga sama sekali tidak tau.

“Aku sudah memeriksa semuanya, tapi datanya, namanya, tidak ada diinternet. Namanya bahkan tidak ada dalam daftar bisnis di Thailand. Aku tidak percaya dia ada. Jadi aku mengivestigasinya sesegara mungkin,” jelas Yada.


Mendengar itu Trai seperti teringat sesuatu, jadi ia pun segera berjalan untuk pergi. Tapi Yada segera menahan tangannya dan bertanya. Sayangnya Trai menolak untuk memberitahu dulu.

“Sharkrit. Apa kamu manusia atau monster?” tanya Yada pada dirinya sendiri.



Dikantor T-Mart. Tassana melihat kesekeliling, lalu ia pun mulai mengenang masa lalu.

Saat pulang Krit melihat dua orang pria datang dan mengembok pagar rumahnya. Lalu saat mereka pergi, Krit berjalan mendekat dan melihat sebuah kertas berisi sitaan ditempel didepan pagar rumahnya.


Ketika itu Tassana bersama adiknya Kwan datang menghampiri Krit,”Apa kamu punya uang untuk ongkos?” tanya Tassana perhatian, tapi Krit hanya diam dan menganguk, lalu berbalik mau pergi.

Tassana segera menahan tangan Krit dan bertanya lagi,”Kemana kamu akan pergi? Kamu tidak ingin pergi untuk tinggal dengan Bibi kamu di Korat? Mengapa kamu berbohong?”

“Aku bisa hidup sendiri,” balas Krit menjawab pertanyaan Tassana.


Mendengar itu, Tassana berpikir sesaat. Lalu ia menawarkan Krit untuk tinggal bersamanya, tapi Krit menolak,”Ayahmu telah bangkrut, karena Ayahku menyuruh Ayahmu untuk berinvestasi.”

Kwan kecil mendekat dan memberikan dua koin uang yang dimiliki nya, agar Krit bisa menggunakan itu sebagai ongkosnya nanti. Lalu memandang uang itu, Krit terlihat terharu dan setelah itu ia berjanji kepada Tassana bahwa ia akan membayarkan kembali serta untuk apa yang telah Ayahnya lakukan, sepenuhnya.


Beberapa tahun kemudian. Disebuah rumah besar dengan halaman depan yang luas, seorang pria menuntun dan menjelaskan kepada Tassana serta Kwan,”Pemilik rumah ini pindah ke kota lain, jadi dia menjualnya. Khun Sharkrit menyuruhku membeli rumah ini dibawah nama kamu,” jelasnya lalu memberikan sebuah amplop kepada Tassana.


Awalnya Tassana menolak, tapi Kwan berkata bahwa ia sangat menyukai rumah ini. Jadi Tassana pun menjadi bimbang dengan apa yang harus dilakukannya. Karena hal itu, pria tersebut lalu memberikan ponselnya dan menyuruh Tassana untuk berbicara kepada Krit sendiri.

“Kamu menerima itu. Aku sudah bilang akan membayar kamu kembali. Rumah ini dibawah nama kamu dan Kwan, untuk berjaga-jaga bila kamu menjadi terobsesi dengan istrimu, maka Kwan masih bisa tinggal disana,” kata Krit melalui telpon.


“Kamu tidak perlu membayar apapun. Yang menipu Ayahku adalah orang lain, bukan Ayahmu. Alasan keluargaku bangkrut adalah karena keserakahan,” jelas Tassana, menolak apa yang telah Krit berikan.

Mendengar itu Krit lalu membalas dengan perkataan penuh kebencian kepada orang-orang jahat yang telah melakukan itu. Lalu Krit meminta Tassana untuk mempertimbangkan Kwan, karena jika sesuatu terjadi pada Tassana nantinya, maka Kwan masih bisa memiliki tempat tinggal.

Jadi mempertimbangkan perkataan Krit, Tassana menerima rumah itu. Tapi Tassana hanya mau mengambil sebagian saja dan sebagian lagi akan diberikan kepada Kwan, seperti perkataan Krit.


Krit tidak peduli, karena rumah itu memang ia berikan kepada mereka. Lalu ia tiba-tiba bertanya,“Bisakah kamu tolong memesankan parcel untuk Ayahku juga? Jika aku mengirimnya dari sini, dia tidak akan terima.” kata Krit, tapi Tassana malah mulai menasehatinya untuk agar Krit menghentikan tindakannya sebelum terlambat. Jadi Krit pun langsung mematikan telponnya dengan Tassana.

Lalu Krit memandang laut didepannya. Jelas kemarahan tampak diwajahnya.


Tassana selesai mengingat semua kejadian masa lalu itu. Dan pada saat itu Krit masuk kedalam kantornya untuk mengembalikan buku Dharma yang ia pinjam. Lalu Krit mulai berbicara kepadanya bahwa ia yakin kalau Khem ada bersama dengan Tassana.

Tasssana bangkit dari kursinya dan berjalan dengan cepat mendekati Krit, lalu ia mencengkram kemeja Krit dan marah,”Kami berbohong padaku! Kamu bilang, kamu akan melupakan tentang masa lalu mu. Dan alasan kamu ingin menikahi Khun Khem adalah karena kamu ingin memulai dari awal lagi. Itu mengapa aku menolong kamu! Kamu adalah manusia berdarah dingin! Kamu..!”kata Tassana marah, tapi saat ia melihat tatapan mata Krit, ia berhenti bicara dan melepaskan kerah kemeja Krit.


“Sebenarnya aku hanya mengocok kartu dan memulai game baru. Berpikir untuk hanya mengacaukan Dilok, itu tidak akan menyenangkan. Aku mau mengacaukan hidup anak-anaknya. Karena tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding melihat orang yang kamu kasihi tersiksa.”



Mendengar itu Tassana langsung memarahi Krit yang walaupun sudah dipinjamkan buku Dharma tapi tetap seperti itu, tapi Krit dengan santai malah membalas perkataan Tassana,”Ada satu kalimat yang aku suka, Kesabaran adalah ujian untuk orang baik. Aku telah bersabar selama 20 tahun, itu lebih daripada baik.”

Tassana mulai putus asa untuk menasehati Krit, jadi ia memohon kepada Krit agar tidak melakukan apapun lagi atau ia akan menceritakan semuanya kepada mereka. Tapi Krit tidak takut sama sekali dan mempersilahkan Tassana untuk menceritakan semuanya.

Tepat ketika itu, Nee datang dan bingung mendengar pembicaraan mereka. Jadi Krit pun menyuruh Tassana untuk memulainya dengan Nee duluan, lalu ia pun pergi meninggalkan mereka berdua.


Nee pulang dan masuk kedalam rumah, tapi pada saat ia baru turun dari mobil dan melihat sebuah kertas putih bertuliskan Dimana Sharkrit? . Ia langsung cemas dan berbalik, tapi tidak ada siapapun dibelakangnya. Jadi Nee segera bergegas membuka pintu untuk masuk dan lalu ingin menguncinya.



Tepat sebelum Nee berhasil mengunci pintu Trai datang dan membuka paksa pintu rumah Nee. Lalu Trai segera merebut tas milik Nee dan mengeluarkan semua isinya yang ternyata berisikan peralatan untuk pertahanan diri. Dan karena tidak berhasil menemukan apapun, Trai masuk begitu saja kedalam rumah Nee sambil berteriak memanggil nama Khem dan Sharkrit.

Nee berusaha menarik Trai untuk keluar dari rumahnya, tapi ia tidak cukup kuat untuk mengusir Trai. Dan lalu saat Trai tidak berhasil menemukan siapapun, dengan marah ia bertanya kepada Nee, yang tentu saja dibalas Nee,”Aku tidak tau!”



Trai berjanji akan terus meneror Nee, seperti yang telah Krit lakukan pada keluarganya. Jadi mendengar itu, Nee pun menjadi kesal dan berusaha mengambil ponselnya untuk menelpon polisi. Tapi dengan cepat Trai segera menahan Nee dan menariknya mendekat, lalu mengacamnya.

Nee mulai panik dan memukul-mukul Trai, lalu mengambil lampu mejanya untuk memukul Trai, tapi sayangnya Trai segera merebut itu. Jadi dengan perasaan makin panik, Nee mengambil sebuah hiasan keramik dan mengarahkan itu kepada Trai.


Awalnya Trai sempat mundur ketika Nee mengarahkan itu kepadanya, tapi saat ia melihat sikap Nee yang berubah memeluk hiasan keramik itu, Trai langsung menyimpulkan bahwa itu pasti adalah barang dari Krit,”Dia mengangkat mu saat usia mu 15 tahun. Dia sangat baik padamu. Itu alasan mengapa, kamu tidak peduli tentang apapun yang terjadi!”

“Yeah,” balas Nee keras,”tidak peduli apa yang Krit lakukan, aku akan selalu berada dipihaknya. Aku bahkan bisa mati untuknya! Untukmu, pulang dan lakukanlah pekerjaanmu! Orang yang coba kamu hancurkan ini, apakah kamu mengenalnya dengan baik? Karena aku, aku bahkan tidak tau!” kata Nee sambil memeluk erat barang miliknya itu dengan raut wajah sedih. Dan ketika melihat itu, Trai pun berbalik dan pergi meninggalkannya.


Nee menangis mengenang semua masa lalunya, ketika pertama kali ia bertemu dengan Krit. Ketika itu Krit bercerita kepadanya bahwa ia telah naik jabatan, lalu ia memberikan sebuah kotak hadiah untuk Nee.


Saat Nee membuka kotak tersebut, ia melihat sebuah boneka keramik yang sangat indah, tapi ia menolak karena yang ia ingin kan adalah sebuah robot. Tapi dengan lembut Krit berkata kepadanya,”Sebuah boneka lebih baik. Jadi kamu bisa menjadi anak perempuan seperti yang lainnya.”

Lalu Krit pun berdiri dan akan pergi. Jadi dengan cepat, Nee segera memanggilnya serta menanyakan namanya.



“P’Krit. Panggil aku P’Krit,” jawab Krit. Lalu Nee pun mengucapkan terima kasih dengan senang kepada Krit. Dan setelah itu Krit pergi meninggalkannya.
Nee membuka kotak hadiah miliknya dan mengambil boneka keramiknya, lalu memperhatikannya dengan sesakma.

Kembali kesaat sekarang, Nee menangis sambil memeluk erat boneka keramiknya.


Yada memarahi Trai karena tindakannya yang berbahaya serta karena sikap Trai yang terlalu meremehkan seorang wanita. Lalu setelah itu Yada memberitahu Trai bahwa ia akan segera menyusun rencana untuk mendiskusikan kontrak bersama T-Mart, karena ia berencana untuk membatalkan kontrak kerjas sama mereka.

Yada berjalan mendekati meja dan memandang dengan tajam sepatu dalam kotak kaca yang diberikan oleh Krit kepadanya.


Seorang pegawai datang menghampiri Krit dan mengabarkan,”Boss, narasumber kita melaporkan bahwa Khun Yada akan membatalkan kontrak kerja sama.”

“Jika dia mau, biarkan saja. Kontrak itu hanyalah sebuah kertas. Aku bisa membuat lebih banyak copy-an nya jika aku mau.”

Mendengar perkataan Krit yang tegas seperti itu, pegawai tersebut segera membungkuk dan pergi meninggalkan Krit sendirian.

“Jadi kamu mau bertarung sampai akhir, Yada. Tapi aku akan membuat kamu tau, apa itu artinya kehilangan.”


Didekat jembatan. Khem berdiri dengan sedih mengenang semua kenangannya saat bersama dengan Krit dulu. Saat-saat kebersaman mereka yang begitu manis dan indah. Dan saat-saat ketika Krit bersikap begitu perhatian kepadanya.



Disaat sedang berjalan-jalan, Khem melihat foto-foto dirinya yang dipajang. Dan disalah satu fotonya yang paling besar, tertulis kata-kata yang begitu romantis baginya. Aku ingin putri kecil ini tersenyum setiap hari seperti ini.

Dengan senang Khem tersenyum, walaupun ia bingung tentang siapa yang melakukan itu. Dan pada saat itulah, Krit muncul dihadapanya. Sehingga Khem semakin senang dan langsung memeluk Krit yang berdiri dihadapannya.

Saat Krit telah melamarnya serta menggadeng tangannya. Khem merasakan perasaan yang luar biasa bahagia. Dan terus tersenyum.


Kembali ke saat sekarang. Khem menghapus air matanya dan berjalan untuk pergi, tapi langkahnya terhenti ketika ia mendapatkan panggilan telpon yang ia kira awalnya adalah Tassana.

“Ini aku,” kata Krit dari telpon,”Jangan tutup dulu Khem. Jika kamu ingin tau kebenarannya, temui aku di Club. Kecuali kamu tidak cukup berani? Datanglah. Kamu bukan Khem yang dulu lagi. Aku akan menunggumu.”

Khem tidak bisa berkata apa-apa, bahkan saat Krit telah mematikan telponnya. Ia hanya tetap diam saja.



Yada mencoba menghubungin Krit, tapi sayangnya nomor yang ia hubungin tidak menjawab. Jadi dengan kesal, ia mearuh ponselnya dimeja dan berdiri memandang pemandangan malam diluar jendela.

Pada saat itu ponselnya berbunyi. Jadi dengan cepat Yada segera mengangkatnya,”Aku ingin  bertemu dengan kamu.”


“Tidak bisa dipercaya, kamu memikirkan ku. Aku ingin mengundangmu untuk mendengarkan music bersama dengan ku. Apa kamu bebas malam ini?” kata Krit dari telpon.

“Aku tidak bisa membicarakan omong kosong denganmu,” balas Yada dengan ketus, tapi Krit tidak marah dan menyerah, malah dengan lembut ia bertanya apakah Yada juga suka mendengarkan musik Jazz.

“Aku tidak peduli. Mengerti?”

“Sayang sekali, ini adalah malam terakhir festival Jazz. Khem suka mendengarkan musi Jazz juga. Aku kira kamu mau bertemu dengan Khem.”

Setelah mendengar kata terakhir Krit, Yada langsung menanyakan maksud Krit. Tapi krit langsung mematikan telponnya, bahkan saat Yada mencoba untuk menelponnya lagi, Krit tidak menjawab.


Khem datang dan menanti kedatangan Krit, lalu saat itu Krit menelponnya dan memberitahu Khem bahwa ia tepat berada dibelakang Khem. Jadi Khem pun segera berdiri dan berbalik.

“Turunlah kesini,” kata Krit, tapi Khem langsung menolak dan menyuruh Krit untuk naik, karena yang telah memanggilnya kesitu adalah Krit sendiri. Lalu setelah itu Khem langsung mematikan telponnya.



Saat Krit telah naik, Khem langsung menanyai alasan Krit meninggalkannya. Tapi Krit tidak mau langsung menjawab, karena ia ingin Khem untuk bertemu dengan seseorang dulu, kemudian baru ia akan menceritakan kebenarannya.

“Siapa? P’Da?” tanya Khem ragu.

“Kecuali kamu tidak cukup berani?” balas Krit tegas.

Pelayang datang dan menaruh segelas minuman diatas meja, tapi Krit tidak mau meminum itu, malahah ia menatap kearah Khem seperti menantangnya untuk meminum itu. Jadi Khem mengambil gelas itu dan meminumnya, tapi karena tidak biasa ia jadi terbatuk-batuk.


Yada memeriksa tentang Festival Jazz yang dikatakan oleh Krit barusan kepadanya. Dan setelah ia memastikan bahwa itu benar, maka ia segera keluar dari ruangannya. Trai yang melihat Yada yang terburu-buru keluar, menjadi heran.

Beberapa pelayan membantu Khem yang mabuk untuk turun, tapi tanpa sengaja ia hampir saja terjatuh dari tangga.

“Jaga dia baik-baik. Karena dia adalah tamu penting,” kata seorang pengawal mengingatkan para pelayan.



Yada telah sampai ke klub, tapi seorang petugas disana datang dan menyuruh Yada untuk memarkirkan mobilnya dibelakang, dikarenakan area parkir mereka sudah penuh. Jadi dengan terpaksa Yada masuk kembali kedalam mobilnya dan berputar balik.

Dan pada saat itu Khem keluar dibantu para pelayan. Khem dibawa masuk kedalam taksi. Lalu tanpa sengaja, ketika melihat itu Yada menjadi panik dan turun dari mobilnya, lalu ia segera berlari kearah taksi itu dan berteriak memanggil Khem. Sayangnya Khem yang jatuh tertidur, tidak mendengarnya sama sekali. Bahkan supir taksi mengabaikan teriakan Yada dan melaju pergi begitu saja.


Trai datang dan berhenti disamping Yada serta bertanya dengan heran. Tapi tanpa menjelaskan apa-apa, Yada segera menyuruh Trai untuk pergi dan mengikuti taksi yang barusan membawa Khem. Jadi tanpa bertanya juga, Trai mengikuti perintah Yada.


Dari dalam klub, Krit memperhatikan semua itu. Dan saat ia mulai bicara, Yada berbalik menatapnya dengan tajam.

“Aku tau. Kamu suka musik Jazz. Jika kamu melewatkannya, itu sangat disesalkan,” kata Krit sambil mengangkat gelasnya dan tersenyum kearah Yada.



Yada masuk dan memanggilnya, tapi Krit malah bertanya apa ia telah berjumpa dengan Khem serta menanyakan keadaan Khem. Jadi ia pun menjadi sangat kesal dan melangkah maju untuk menampar Krit, tapi tidak jadi.

“Aku tidak akan merendahkan diriku untuk melakukan sesuatu yang rendahan seperti kamu.”

“Tapi dari apa yang aku lihat, bukan aku yang melakukan itu,” kata Krit sambil tersenyum, lalu melanjutkan dengan nada mengejek,”sesuatu yang tidak pantas.”

Yada menjadi tambah kesal dan menyalahkan Krit yang telah membuat Khem manjadi seperti itu. Tapi Krit malah membalasnya,”Mungkin permasalahan itu awalnya dari keluarga kamu. Khem hidup terlindungin. Jadi ketika kesempatan datang, dia membrontak. Dan aku hanya mencoba untuk meringankan masalahnya.”

“Kamu hanya bagus dalam menyalahkan orang lain.” Balas Yada, tidak terima akan perkataan Krit.

“Tapi Ayahmu lebih baik.”


Setelah selesai dengan apa yang ingin dikatakannya, Krit berbalik dan pergi. Tapi Khem segera menahannya dan dengan mata berkaca-kaca menanyakan dimana Krit menyembunyikan Khem serta alasan Krit melakukan itu.

*Suara musik Jazz* Krit tersenyum kepada Yada,”Kamu melompat kedalam permainan ini denganku. Pada akhirnya, aku percaya,” kata Krit sambil mendekatkan wajahnya ke Yada dan melanjutkan,”aku akan mendapatkan itu dari kamu.”


Yada terpaku menatap Krit, lalu saat Krit melepaskan pegangan tangannya. Yada tersadar dan lalu dengan penuh kebencian mengatai Krit,”Bajingan! Orang seperti aku, menolak untuk kalah. Tapi orang seperti kamu, kedepan nya akan mendapatkannya. Melakukan perbuatan baik dan kedepannya kamu akan mendapatkan hal baik. Melakukan perbuatan buruk dan kedepannya kamu adal mendapatkan hal buruk. Itu tidak akan lama lagi.” Balas Yada sambil memandang tepat dimata Krit, lalu ia pun pergi.

Dengan tersenyum Krit membalas perkataan Yada yang telah pergi,”Aku akan menunggu.”


Tassana dan Kwan merasa panik melihat Khem yang pulang menaiki taksi dan dalam keadaan tidak sadarkan diri . Jadi Tassana menggendong Khem kedalam.

Kwan tidak percaya bahwa Khem bisa mabuk seperti itu, tapi Tassana segera menghentikan perkataan Khem dan menyuruhnya untuk menggantikaan pakaian Khem serta jangan bertanya apapun saat Khem bangun nanti.


Jadi Kwan menuruti perkataan Tassana, ia keluar dari kamar untuk menyiapkan segalanya. Sedangkan Tassana yang masih berada dikamar, secara diam-diam membuka tas milik Khem, lalu memeriksa isi ponsel Khem.

“Krit.”

Yada pulang kerumah dengan lemas. Ia mengingat semua kejadian yang dialaminya hari ini ketika mencari Khem serta perkataan Krit tentang Khem kepadanya.

Dengan perasaan sedih, Yada terduduk dikursi dan mulai menangis.
Sedangkan ditempat lain Krit terlihat biasa saja.

Trai pulang dan bingung melihat kakaknya yang sedang menangis. Jadi ia menghampiri kakaknya itu dan memanggilnya. Dan pada saat itu, Yada segera menghapus air matanya, lalu berdiri dan menanyakan keberadaan Khem. Tapi sayangnya, Trai gagal dalam mengikuti Khem tadi.

“Tidak apa-apa. Kita akan mulai bertarung lagi besok,” kata Yada dengan raut wajah yang berusaha tampak tegar. Dan setelah Trai pergi, Yada berusaha untuk menahan agar air matanya tidak mulai menetes lagi.
Ketika itu Yada mendengar suara Khem yang memanggilnya. Jadi ia berbalik dan melihat tentang kenangannya bersama Khem dulu.




Khem datang dan duduk disamping Yada yang sedang bekerja. Dan dengan penuh perhatian Khem menanyakan apakah kakaknya itu lelah, tapi Yada menyangkal dan memegang kepala Khem.

“Jangan berbohong. Kamu sudah menjaga ku dari kecil, kamu mengerti aku dengan baik. Begitu juga aku mengenal kamu dengan baik,” kata Khem tegas mengingatkan Yada.

Lalu Yada pun memeluk Khem dan dengan manja Khem balas memeluknya erat serta memanggil Yada dengan sebutan Mom. Karena ia sangat mencintai yada seperti Ibu mereka. Lalu mereka mulai mengobrol berdua.

Ketika itu Trai serta Dilok datang dan bergabung bersama mereka. Lalu mereka mulai duduk bersama dan berfoto dengan sangat bahagia.

Yada berbalik dan memandang hasil foto mereka yang telah dibingkai. Dan dengan sedih serta perasaan marah, Yada menguatkan dirinya sendiri,”Sharkrit. Kamu telah menghancurkan keluargaku.”

Didepan laptop. Krit sedang melakukan video call dengan seseorang, “Kamu ingin mengubah pikiranmu?” tanyanya.

“Aku meminta waktu sedikit,” pinta Pria tersebut.

“Kamu sudah tidak punya waktu lagi,” tolak Krit tegas.

Pria itu tampak khawatir dan takut bawha ia akan masuk penjara nanti. Tapi Krit meyakinkan nya bahwa itu tidak akan terjadi, lalu dengan tegas ia menyuruh pria itu untuk melakukan segalanya sesuai rencana. Setelah itu Krit langsung menutup laptopnya, tanpa menunggu pria itu membalas.

Ditempat lain. Pria itu mulai gugup dan ketakutan, lalu ia memandangin surat kontrak didepannya. Kontrak jual beli saham.

Pria itu mengingat saat ia memberikan kontrak tersebut kepada Dilok untuk ditanda tanganin olehnya. Pada saat itu ia memberitahu bahwa itu merupakan kontrak baru yang telah diubah sedikit. Lalu saat Dilok mau mulai membaca, pria itu segera menghentikan Dilok dan mengakui bahwa ia telah mencek segalanya.

Karena kepercayaannya kepada pria itu, tanpa membaca apapun. Dilok langsung menanda tanganin kontrak tersebut.

Ternyata isi kontrak tersebut adalah tentang saham milik Krit yang awalnya adalah 30%, tapi dikemudian diubah menjadi 60%.

Rapat untuk membahas kerjasama antara perusahaan mereka dengan T-Mart dimulai. Disana Yada menanyakan tentang apakah mungkin bagi mereka untuk membatalkan kontrak dengan T-Mart, tapi seseorang yang berada dalam rapat itu menjawab bahwa itu tidak mungkin bagi mereka.

Trai mulai merasa marah dan berbicara dengan keras, tapi Yada segera menghentikan Trai. Lalu ia melihat bahwa ada sebuah kursi yang masih kosong disana, jadi Yada pun menjadi heran.”Dimana Khun Vinij?”

Pria itu (Vinij) berada ditempat parkir dan bertemu dengan Krit. Lalu pada saat itu ia mendapatkan telpon yang menyuruhnya untuk segera datang. Tapi Vinij mengabaikan telpon itu dan mulai berjalan untuk menyerahkan tasnya kepada anak buah Trai yang berpura-pura lewat.

Setelah itu tanpa menoleh Vinij terus berjalan pergi begitu saja. Seolah-olah ia tidak ada melakukan apapun. Dan Trai yang melihat itu tersenyum.

Pada saat Yada beserta orang –orang diruang rapat sedang membahas tentang kontrak mereka bersama T-Mart, Krit datang dan masuk kedalam.

“Panggil keamanan sekarang,” perintah Trai kepada seorang karyawan. Tapi pada saat karyawan tersebut akan menelpon bagian keamanan, Krit menyuruh karyawan tersebut untuk jangan menghubungin Vinij juga, karena Vinij telah memberikan kontrak baru kepadanya.

Yada tidak mempercayai perkataan Krit, tapi anak buah Krit segera membagi-bagikan foto copy kontrak baru yang ada pada mereka. Sedangkan dengan wajah puas, Krit memberitahu Yada bahwa uang bisa membeli apapun.

Saat melihat wajah tersenyum Krit. Yada mulai membaca fotocopy kontrak baru yang diberikan kepadanya.

Kedua kontrak telah diubah sebagai berikut :

Kontrak lama. Khun Dilok Methasit 70%. Khun Sharkrit Pichakorn 30%.

Kontrak baru. Khun Dilok Methasit 40%. Khun Sharkrit Pichakorn 60%.

Trai melemparkan kontrak tersebut kemeja dan berkata kepada Krit dengan marah bahwa itu adalah sebuah kontrak palsu. Lalu Trai juga memberitahu Krit bahwa ia akan menyuruh timnya untuk menanganin Krit, tapi saat Trai berbalik dan memandang orang-orangnya, mereka berbalik seperti mau pergi.

Yada menghentikan Trai, karena tanda tangan pada kontrak itu sah milik Ayah mereka. Tapi Trai menolak untuk menerima itu.

“Khun Vinij telah dibayar untuk melakukannya. Ini sudah berakhir Trai!” kata yada tegas.

Sebagai pemegang saham tertinggi, Krit memberitahu mereka berdua bahwa mulai dari saat ini dia adalah pemegang otoritas terbesar dan pemilik dari B-Star. Lalu setelah itu, Krit keluar dari dalam ruangan.

Yada pun segera mengejar Krit dan memanggilnya, tapi Krit tidak mau berhenti dan terus berjalan. Sehingga Yada pun terpaksa terus memanggilnya.
“Apakah ini cara mu berbisnis? Begitu rendah!” kata Yada, lalu melanjutkan dengan mata berkaca-kaca, Yada menanyai kenapa Krit melakukan itu kepada mereka.

“Untuk bersenang-senang! Siapa yang sangka bahwa Khun Yada akan memiliki hari seperti ini,” balas Krit , lalu berjalan untuk pergi.

Yada berusaha untuk bersikap tegar, tapi pada saat itu Krit kembali dan berkata bahwa ia melupakan sesuatu. Jadi dengan kaget, Yada berbalik memandangnya.

“Sangat bagus tempat kita berdekatan. Jadi aku akan lebih mudah untuk datang dan memeriksa hal-hal yang ada disini,” kata Krit.

“Sudah sampai ketitik seperti ini, apa lagi yang kamu ingin lakukan?”

“Besok, suruh semua kepala bagian untuk melapor kepadaku di T-Mart. Oh.. Khun Dilok, aku belum yakin dimana aku harus memindahkannya. Posisi apa yang nyaman baginya? Biar aku pikirkan malam ini,” kata Krit lagi dan pergi meninggalkan Yada yang berdiri dengan tatapan tidak percaya menatapnya.

Krit kembali ke T-Mart. Disana Tassan langsung menanyai tindakan yang telah Krit perbuat hari ini serta apa rencana Krit yang sebenarnya.

“Aku membeli itu, aku bisa menjual itu.” kata Krit memberitahu Tassana.

“Menjual atau mencuri?” tanya Tassana menekankan kata-katanya.

Nee yang berada disana, langsung mengingatkan Tassana untuk jangan bersikap seperti itu kepada Krit. Tapi Tassana tidak peduli dan tetap berbicara kepada Krit, “Apa kamu bisa menghentikan ini sekarang?”

“Belum. Dilok masih hidup bahagia.” Balas Krit dengan penuh kebencian.

“Tap anaknya tidak ada hubungannya dengan itu. jadi hentikanlah Krit! Apakah menurutmu ini belum cukup berbahaya?!

Krit tidak membalas dan hanya menatap tajam kepada Tassana.

Yada datang ke perusahaan T-Mart sambil membawa sepatu pemberian Krit kepadanya dulu. Dan semua karyawan yang melihatnya menjadi heran.

Nee berusaha menengahi Tassana serta Krit. Tapi dengan tegas Tassana menyuruh Nee untuk tidak ikut campur, karena dia hanya tau sedikit. Lalu pada saat itu mereka menyadari kedatangan Yada.

Seluruh karyawan yang melihat kedatangan Yada tadi berkumpul, tapi saat Krit mendekati Yada, mereka segera membubarkan diri. Disana Yada berdiri dengan lebih percaya diri dan saat Krit mendekatinya, ia langsung berbicara,”Aku tidak  punya waktu besok. Jadi aku datang melaporkan kepada kamu terlebih dahulu.”

“Terima kasih. Untuk kerja sama mu,” balas Krit sambil tersenyum.

“Selamat untuk ketua baru B-Star. Tapi seorang penjahat, bahkan jika dia mengenakan setelan jas, ia masih seorang penjahat.” Kata Yada dengan sinis. Tapi Krit tidak terpancing, malah ia membicarakan tentang sepatu ditangan Yada yang merupakan hadiah untuk selamatnya.

Saat Krit semakin mendekat dan menantangnya, Yada dengan berani mengatainya,”Khem beruntung tidak menikahi laki-laki seperti kamu. Atau kalau tidak, adikku bisa menderita!”

Krit membalas perkataan Yada yang membuat Yada merasa sangat marah.
Apalagi saat Krit mengatai Ayah nya Yada segera mengangkat tangannya untuk memukul Krit. Tapi Krit berhasil menahan tangannya, sehingga membuat sepatu yang dipegangnya terjatuh.

“Jangan sentuh keluargaku.” Kata Yada tegas sambil melepaskan tangannya.
Krit semakin mendekat,”Sekarang kamu lihat, kamu itu tidak bisa melakukan apapapun kepadaku.”

“Hari ini milik mu. Tapi jangan biarkan hari ku datang.” balas Yada degna nada tajam.

Setelah Yada pergi, Tassana mendekati Krit yang langsung berbicara dengan senang kepadanya,”Na, kamu jagalah Khemika. Kamu juga bisa memiliki dia. Untukku, itu akan menjadi dia.” kata Krit sambil memandang kearah Yada pergi. Sedangkan dibelakangnya Nee terlihat tidak senang.



1 Comments

Previous Post Next Post