Sinopsis Thai-Drama : Ra Rerng Fai Episode 3 - 3



 Company name : Citizen Kane
Dengan perasaan sangat marah, mengingat semua perkataan Kasin padanya tadi. Seolah-olah dia tidak peduli sama sekali kepada Yada dan langsung menghakimin nya.

Lalu ia mengingat perkataan Krit kepadanya. Orang yang saling mencintai, tidak akan melakukan ini kepada pasangannya.Dan Yada juga mengingat saat Krit menciumnya.


Yada tersadar dari pikirannya, lalu dengan kesal ia melemparkan dompetnya ke sofa. Lalu menlap bibirnya. Dan tepat ketika itu, tanpa sengaja Yada melihat cincin dan sebuah flashdisk yang keluar dari dompetnya.

Lalu Yada pun mengingat kembali, saat Krit memberikan flashdisk itu kepadanya.

“Ini adalah catatan rahasia mengenai pendapatannya, karena ia tidak mau membayar pajak. Lihatlah sendiri. Kemudian kamu akan tau bahwa B-Star dan Ayahmu, tidak sebersih yang kamu pikirkan.” Kata Krit kepada Yada, seperti menantangnya.


Yada membuka flashdisk tersebut dan melihat satu-persatu data yang berada didalamnya. Ia melihat dengan serius, lalu merasa heran sendiri.

“Darimana catatan ini berasal?” tanya Yada pada dirinya sendiri.


Khem pergi menemui Krit dikantornya. Ia tampak seperti marah. Dan Krit yang menyadari itu, langsung menanyakan maksud kedatangan Khem.

“Pada akhirnya, aku bukanlah wanita untuk mu,” kata Khem, tapi Krit melewatinya begitu saja.


Khem mengikuti Krit dan bertanya mengenai kejadian kemarin malam antara Krit dan Yada. Tapi Krit tidak menjelaskan apapun kepada Khem, malah ia balik bertanya kepada Khem, apakah Yada ada menceritakan sesuatu. Dan dengan ragu Khem kesulitan untuk menjawab.

“Jika kamu mempercayai kakakmu, kamu harusnya tidak menanyakan itu kepadaku,” balas Krit tenang, lalu menuangkan secangkir kopi untuk Khem.


Saat Krit menyodorkan cangkir kopi tersebut. Khem teringat akan kejadian ketika dulu ia masih berkencan dengan Krit. Pada saat itu, mereka sedang duduk bersama sambil meminum secangkir kopi, lalu ketika itu dengan penuh perhatian Krit menlap bibir Khem yang kotor dengan tissue.


“Aku sudah lama tidak minum kopi,” tolak Khem.

“Karena aku?”

“Ya. Aku mencoba untuk melepaskan kamu. Jadi apapun yang berhubungan dengan kamu, aku tidak akan menyentuhnya,” aku Khem membenarkan, lalu lanjutnya,”Kamu meninggalkan ku dan pergi, lalu kamu mengacaukan kakakku sebagai gantinya. Sejujurnya, aku tidak bisa menerima itu.”

Krit membalas bahwa tentang Yada itu bukanlah urusan Khem. Dan mendengar kata Krit yang seperti itu, Khem kembali mengungkit tentang Krit yang telah meninggalkannya di hari pernikahan.


“Aku punya seorang Ayah angkat yang telah mengangkatku. Aku memanggilnya Pa. Hidupku bergantung padanya. Dia bisa menyuruh aku kerja dimanapun didunia ini kapanpun dia mau. Wanita yang bersama denganku akan hidup tanpa kepastian dan berbahaya,” jelas Krit mengenai alasannya.

“Karena itukah kamu pikir aku tidak cukup kuat untuk menjadi istrimu?” tanya Khem tidak terima.


Krit pun meminta maaf kepada Khem karena telah meninggalkannya pada saat pernikahan serta tidak bertanggung jawab. Lalu Krit meminta agar Khem melepaskannya.

Khem hanya diam. Lalu perlahan Krit mendekati Khem serta memegang tangannya, ia beralasan bahwa ia tidak mau Khem terluka karenannya. Serta ia memberitahu pada Khem, bahwa suatu hari Khem akan tau bahwa perpisahan mereka adalah yang terbaik.


“Aku akan melakukan apapun untuk memulai hidup yang baru. Jadilah kuat Khemika. Ingat ini Khem, jika kamu mau bertumbuh, lalu siapapun itu yang tidak menyutujui nya. Itu berarti orang tersebut tidak ingin yang terbaik untukmu. Mereka tidak mencintai kamu diam-diam seperti aku,” kata Krit lembut.

“Khun Krit,” potong Khem.

“Cinta sebagai teman. Kembalilah bekerja. Aku sudah merencanakan hidup baru untukmu. Kembalilah dan buktikan ke semuanya, Khem yang pintar dan kuat.”

“Bagaimana?” tanya Khem tampak menerima semua perkataan dan penjelasan Krit kepadanya.


Krit dan Khem berjalan untuk kembali bersama. Dan ketika dilorong, mereka bertemu dengan Tassana. Jadi Khem pun permisi untuk pulang dulu kepada Krit serta berkata bahwa Krit tidak perlu mengantarnya.

“Tapi aku kira Na mau mengantar kamu,” balas Krit sambil memandang kearah Tassana. Lalu setelah itu, ia pun berbalik dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Khem juga berjalan ingin pergi, tapi Tassana menghentikan Khem.

“Perkataan Krit tidak bisa dipercaya. Jangan biarkan dia mencuci pikiranmu,” kata Tassana menasehati Khem.

“Krit menolongku. Sekarang kamu hanyalah teman. Aku sudah membuka mataku. Aku bisa membedakan siapa yang baik, siapa yang buruk.”

“Lalu bagaimana denganku?”

“Kamu orang baik, Khun Tassana. Tapi kamu akan lebih baik, jika pikiran mu terbuka. Jangan begitu sinis tehadap temanmu. Tanpa Khun Krit, bisakah kamu berdiri dengan kedua kakimu sendiri seperti ini?” bela Khem. Lalu saat ia menyadari raut wajah Tassana yang telah berubah. Khem langsung seperti ingin meminta maaf.


Tapi Tassana segera memotong ucapan Khem,”Aku tidak akan dibawah bayangan Krit terlalu lama,” balasnya, setelah itu berbalik dan pergi meninggalkan Khem yang tampak menyesal.


Didalam gudang arsip. Yada mulai memeriksa semua dokumen yang ada. Dan disana seorang karyawan menanyakan apa yang akan Yada lakukan. Jadi Yada pun memberitahunya bahwa ia hanya ingin memeriksa sesuatu, lalu bertanya balik mengenai folder asli tentang pendapatan setiap tahun.

“Aku tidak tau. Kamu harus menanyakan Khun Khem, karena dia yang menyimpan itu,” kata Karyawan tersebut.


“Oang luar tidak bisa masuk kedalam ruangan ini, kan?” tanya Yada lagi.

“Iya. Itu karena kuncinya dipegang oleh Khun Khem dan Khun Trai.”

“Kunci yang digunakan Khem. Dia pasti sudah mendapatkannya. Apa kamu pernah melihat seseorang masuk kedalam ruangan ini?” tanya Yada lagi saat menyadari sesuatu.

“Minggu lalu, aku lihat orang-orang Khun Sharkrit datang dan membawa sebuah kotak keluar. Aku tidak yakin jika dokumen itu berasal dari ruangan ini. Tapi aku kira seharusnya tidak, karena dia tidak punya kunci nya,” jelas Karyawan tersebut.


Setelah mendengar semua penjelasan itu, Yada menyuruh karyawan itu untuk keluar dan kembali bekerja. Lalu ia pun lanjut memeriksa dokumen yang ada. Dan pada saat itu Krit masuk kedalam dan menawarkan bantuan kepada Yada.

“Aku sudah bilang catatan yang baru sudah diubah untuk menutupi pemasukan,” kata Krit sambil mendekat kearah Yada.


“Bukti yang kamu berikan padaku itu bisa saja sudah dipalsukan. Aku tidak percaya bahwa perusahaanku berbuat curang. Ayahku tidak seperti itu. dia membangun perusahaan ini dengan setiap baht dan satang (mungkin mata uang thailand ya?)yang dimiliknya,” balas Yada.

Krit menegaskan pada Yada bahwa uang yang dipakai Ayah Yada untuk membangun perusahaan adalah uang kotor, begitu pun dengan kekayaan yang dihasilkannya. Lalu Krit memberitahu juga bahwa suatu hari Ayah Yada akan masuk kedalam penjara.

Dan tentu saja, Yada tidak terima. Tapi sebelum ia bisa berbicara untuk membela, Krit langsung memotong perkataannya.




“Jangan seperti itu. Aku tidak suka wanitaku menjadi stress. Ayo cari sesuatu untuk dimakan. Mungkin itu bisa mengubah moodmu,” ajak Krit.

Yada pun menjadi kesal dan akan pergi, tapi dengan cepat seperti biasa. Krit menarik Yada mendekat kearahnya dan lalu mengacam bahwa ia akan menyerang Yada seperti pagi tadi.

Tapi dengan berani, Yada membalas bahwa itu hanyalah satu ciuman. Dan menolak Krit untuk menjauh darinya, tapi Krit tidak mau serta tetap menahan Yada dengan kuat.


Trai mulai melakukan pekerjaannya, yaitu mengangkat barang untuk diantar. Dan karena saking gerahnya, ia pun melepaskan seragam kerjanya agar dapat lebih gampang menlap keringatnya. Lalu pada saat itu seorang karyawan lewat sambil menbawa banyak sekali kotak, jadi Trai heran dan menghentikannya.



“Mengapa paket ini tidak ada saat pengiriman?” tanya Trai.

“Ini adalah paket spesial yang hanya akan dikirim setiap mingggu saja.”

“Tunggu,” kata Trai menghentikan karyawan itu, saat ia akan pergi. Lalu ia mengambil catatannya,”Ini tidak ada didalam jadwal.”


Pada saat itu Nee datang dan memberitahu bahwa itu bukan urusan Trai. Dan saat ia menyadari Trai yang hanya memakai single saja, Nee pun segera berbalik dan menyuruh agar Trai memakai seragamnya kembali. Jadi Trai pun memakainya kembali, setelah itu Nee baru mau berbalik.

“Aku tanya mengapa kamu mau tau tentang paket spesial itu?” tanya Nee.

“Kamu yang menempatkan ku disini. Bukankah aku harus mengetahui semua sistem pembelajaan disini? Tapi aku mengerti, paket spesial itu mungkin berisi sesuatu yang spesial. Pemasukan dari ini akan masuk kedalam perusahaan atau dompet seseorang, kan?’ tuduh Trai.


Nee pun segera membantah bahwa perusahaannya tidak melakukan apa yang perusahaan Trai lakukan. Lalu mulai mengatai Trai mengenai account rahasia milik perusahaan Trai.

“B-Star tidak akan pernah mencurangin pendapatan pajak,” bela Trai.

“Pergi dan cek lagi. Karena jika kalian ketahuan, maka kamu akan berakhiri dipenjara. Mungkin disana masih banyak orang seperti Vinj di dalam perusahaanmu,” tantang Nee dengan percaya diri. Yang dibalas dengan tatapan tajam oleh Trai.


Bukannya marah, Trai malah dengan lembut membalas bahwa ia akan lebih banyak belajar lagi. Dan bahkan ia meminta Nee yang lebih berpengalaman untuk mengajarinya.

Karena perubahan dan cara bicara Trai yang lembut, jadi Nee pun terpaksa menjelaskan. Paket special itu hanya akan mereka kirim di hari Minggu untuk pelanggan tertentu, karena beberapa orang hanya berada dirumah saat hari Minggu.


Sebelum pergi Nee berbalik dan memuji (ejek) Trai yang tampak lebih baik mengenakan seragam itu daripada setelah jas dan dasi yang biasa dipakai oleh Trai dulu.


Trai tidak tersinggung dan marah. Malah ia berterima kasih kepada Nee dan meminta agar Nee memberikannya sebuah kesempatan. Dan hal itu membuat Nee menjadi agak heran.


Dikantor. Krit menyiapkan makanan pesananya diatas meja, tapi Yada hanya berdiri dari jauh dan melihatnya. Dan ketika telah selesai menyiapkan, Krit memberi kode agar Yada mendekat.


Tapi karena Yada tidak mau mendekat, maka Krit lah yang mendekat. Lalu ketika itu Yada dengan cepat menyingkir dari Krit dan duduk disofa. Dan Krit tersenyum sendiri melihat itu, lalu ikut duduk disofa juga.


Yada sengaja tidak mau melihat kearah Krit dan menyentuh makanan diatas meja. sehingga Krit yang menyadari itu, menawarkan diri untuk menyuapkan Yada. Dan mendengar itu, Yada tidak menjawab dan langsung mengambil makanannya dengan cepat, lalu memakannya.

Krit mencoba untuk mengajak Yada bicara, tapi Yada tidak menjawabnya dan hanya diam. Tapi Krit tidak marah atau kesal, malahan ia tersenyum melihat reaksi Yada yang makan secara lahap serta tetap diam.


Krit mulai memakan miliknya sambil memperhatikan Yada yang menjadi salah tingkah diperhatikan terus, sehingga membuat dirinya sendiri menjadi tersedak dan harus buru-buru mengambil air minum.



Yada yang sudah menjadi panik, jadi tidak tau dimana air minumnya berada. Jadi dengan buru-buru ia mengambil kuah sup miliknya, tapi sayangnya saat meminum itu, ia malah kepanasan sendiri. Jadi Krit segera mengambil air minum dan menyodorkan itu kepada Yada.

Dengan cepat Yada mulai minum. Dan setelah itu, ia langsung mendorong Krit agar menjauh sedikit darinya.

“Mm.. kamu belum mengirim foto kita padaku,” kata Krit mulai membahas kejadian pagi tadi.

“Aku sudah menghapus semuanya.” Balas Yada sambil menatap tajam krit.


Setelah mendengar jawaban Yada, Krit hanya tersenyum. Lalu bangkit berdiri dan mengambil hp Yada yang ditaruh di atas meja kantornya. Dan menyadari itu, Yada menjadi panik dan segera berlari untuk merebut kembali hpnya. Tapi Krit sama sekali tidak mau mengembalikan hp Yada dan sengaja menahan Yada.

Selesai memeriksa hp Yada, Krit berbalik dan tersenyum ceria.

“Kamu tidak ada menghapus apapun.”

“Apakah tidak ada yang mengajarkan kamu tata krama?” kata Yada sambil mengambil kembali hpnya dari tangan Krit. Dan kali ini Krit tidak lagi menahan Yada dan membiarkan Yada mengambilnya.

“Tidak,” balas Krit sambil mendekat selangkah, lalu lanjutnya,”Laporan yang aku minta darimu, kamu belum kirimkan?”

“Aku sudah menulisnya, tapi belum aku kirim. Karena aku tidak punya e-mail kamu.”

“Foto, laporan, kirimkan itu ke hpku.”

“Aku sudah menghapus nomormu,” balas Yada dengan tatapan menantang.


Krit tidak mengatakan apapun dan hanya diam sambil tetap tersenyum. Dan Yada yang melihat itu, awalnya hanya ikut diam saja, masih keras kepala. Tapi saat Krit masih diam saja, Yada pun mengalah dan meminta nomor Krit.

Krit tersenyum makin senang, karena akhirnya Yada menanyakan nomornya. Jadi Krit mengambill pena nya dari atas meja, lalu meraih tangan Yada.

Tapi tentu saja, Yada menolak untuk bersetuhan dengan Krit. Dan menyuruh agar Krit melepaskan tangannya. Tapi Krit tetap menahan Yada, lalu ia menuliskan nomor hpnya ditelapak tangan Yada.


“Bertingkah seperti anak kecil,” kata Yada, saat Krit menuliskan nomor hpnya dan tanda X O X.

“Aku tidak tau. Setiap kali aku didekatmu, aku tidak seperti diriku sendiri,” balas Krit sambil masih memegang tangan Yada. Dan Yada pun hanya membiarkan Krit sambil menatapnya.


Kasin datang dan masuk kedalam kantor serta bertanya dengan marah. Lalu menyadari itu, Krit langsung melepaskan tangan Yada serta beralasan bahwa mereka hanya sedang membahas tentang pekerjaan dan mempersilahkan Kasin untuk duduk dulu.


Kasin tidak bisa menerima alasan dan sikap Krit itu. Jadi dengan marah serta cepat ia mendekati Krit dan lalu mencengkram kerah kemeja Krit. Dan Yada yang melihat itu, segera menahan dan meminta agar Kasin berhenti.

Krit sendiri malah tetap tenang dan menyuruh agar Kasin melepaskannya. Tapi Kasin tetap tidak mau melepaskannya dan langsung menanyakan tentang kemana Krit membawa Yada pergi kemarin malam.


Krit diam serta tidak menjawab, lalu dengan kuat ia melepaskan cengkraman Kasin dari kerah kemeja nya. Serta Krit juga dengan berani membalas tatapan tajam dari Kasin yang menuntut jawaban darinya.

Yada meminta kepada Kasin agar mereka pulang saja. Dan tentu saja hal itu, membuat Kasin menatap Yada dengan pandangan tidak senang.

“Kami berdua mendiskusikan pekerjaan. Mengenai pergantian lab.” Kata Krit tiba-tiba kepada Kasin. Dan Yada yang mendengar itu pun jadi terkejut.



“Mengapa? Apa ada yang salah dengan labku? B-Star selalu menggunakan labku untuk produk kosmetik mereka,” balas Kasin, tidak senang.

“Lab mu akan bermasalah, karena kamu tidak mau mendengarkan perintahku. Jangan lupa, aku adalah pemilik B-Star sekarang.”

Kasin menjadi kesal, karena Krit mengacamnya. Tapi Yada menghentikan Kasin untuk tidak terlalu emosi dan untuk tidak mendengarkan Krit.

“Aku bisa menemukan lab baru dalam sekejap. Apa ini waktunya untuk mengakhiri yang di Swizerland? Jika aku mau menelpon dan membatalkannya, siapa yang harus aku hubungin?” tanya Krit santai sambil menatap tajam kearah Kasin yang tidak bisa membalasnya.

Karena Kasin hanya diam saja, maka Krit mulai mengeluarkan hpnya dan berkata bahwa ia akan mencari nomor penanggung jawabnya.

Dengan marah, Kasin pun berkata dengan keras, ”Kamu bisa menghubunginku! Tapi jangan lupa, kita telah menanda tanganin kontrak perjanjian. Siapapun yang membatalkan kontrak itu, mereka harus membayar.”

“Aku akan bayar,” balas Krit, tidak takut sama sekali.



Mendengar jawaban Krit yang tegas dan tanpa takut itu. Kasin pun menjadi tampak kesal, lalu ia melepaskan tangan Yada darinya.

“Aku pergi, karena aku tidak ingin terjadi masalah. Bukan karena aku takut,” kata Kasin kepada Krit. Setelah itu dengan cepat ia pergi begitu saja, meninggalkan Yada dan Krit berdua.


Yada memandang tidak percaya kepada Kasin yang pergi begitu saja. Dan kepada Krit, ia memandang dengan pandangan kesal akan sikap Krit yang seperti itu, tapi tidak tampak  bersalah sedikitpun.

“Cepat dan kirimkan laporan itu padaku. Aku ingin tau bagaimana kamu bisa keliru hingga mendapatkan pacar seperti itu,” kata Krit santai, lalu mengambil jasnya dan pergi juga.

Yada yang melihat itu, menjadi tambah sangat kesal.


Krit duduk dan memandangin pemandangan diluar jendela. Tapi tiba-tiba ia berdiri, lalu mengambil hpnya yang berada dimeja makan. Dan memeriksa isi hpnya, tapi tidak ada pesan masuk apapun. Jadi Krit pun menaruh hpnya dengan kesal. Lalu mengatai dirinya sendiri yang pasti sudah gila.


Pada saat itu, Nee datang untuk menemuinya.

“Bagaimana kamu bisa masuk kedalam?” tanya Krit tampak heran.

“Ini aku. Mengapa aku tidak bisa masuk?” balas Nee percaya diri.

“Menggunakan namaku lagi? Jangan menyusahkan orang lain. Lain kali telpon dulu,” balas Krit, lalu mengambil kartu ditangan Nee.


Sambil membawa cangkir kopinya, Krit kembali duduk disofa ruang tamu. Dan dari belakangnya Nee juga mengikuti, lalu Nee bertanya apakah ia bisa pindah dan tinggal bersama Krit.

Dengan cepat dan tegas, Krit langsung menolak Nee,” Tidak.”

“P’Krit, ada seorang laki-laki yang mengajakku untuk kencan. Haruskah aku pergi?” tanya Nee ragu-ragu.

“Pergilah. Lagian kamu sudah bersiap dengan pakaian bagus. Yang berarti kamu setuju mau pergi kan. Mengapa harus tanya lagi?” balas Krit langsung menyetujui Nee.


“Mengapa kamu tidak bertanya siapa itu?”

Tiba-tiba hp Krit yang berada dimeja makan berbunyi. Dan dengan senang Krit tersenyum dan segera berjalan menuju meja makan. Mengabaikan pertanyaan Nee. Lalu Krit mengambil hpnya dan membuka pesan dari Yada yang berisi foto mereka berdua.

Melihat semua foto itu, Krit pun tersenyum senang.



Nee pun pamit pergi kepada Krit. Tapi Krit tidak memperhatikannya sama sekali dan mengabaikannya. Sehingga dengan agak tampak sedih, Nee pun keluar begitu saja.


Krit melihat satu persatu fotonya bersama Yada dan saat ia menscroll kebawah pesan milik Yada, ia melihat sebuah alamat situs. Jadi Krit pun mengklik dan membukanya, tapi sayangnya, situs tersebut memakai password.


Yada tersenyum senang setelah mengirimkan pesan itu. Dan tepat ketika itu Dilok muncul, lalu menanyakan tentang Yada yang tidak pulang kemarin malam. Yang tentu saja, tidak dijawab jujur oleh Yada.

“Itu karena aku memiliki sesuatu penting yang harus dilakukan,” kata Yada, berbohong.

“Hal apa?”

“Ayah, kamu tidak pernah menceritakan padaku tentang bagaimana kamu membangun B-Star. Bisakah kamu menceritakan itu padaku?” tanya Yada lembut, mengalihkan pembicaraan awal.

“Mengapa kamu ingin tau?” tanya Dilok pada Yada.



Yada beralasan bahwa ia hanya ingin tau, karena ia melihat bahwa Ayahnya sangat mencintai perusahaan. Tapi sebelum Dilok menjawab, tiba-tiba hp Yada berbunyi. Jadi Yada pun terpaksa harus menjauh dan mengangkatnya dulu.


Krit menghubungin Yada dan mengatai Yada yang selalu saja membuat sesuatu yang mudah menjadi rumit. Dan mendengar itu, Yada pun pura-pura seperti terkejut dan membalas bahwa ia lupa mengirim passwordnya kepada Krit.

“Passwordmu benar-benar mudah. S-A-T-A-N-6-6-6. SATAN6666. Kata Satan sudah jelas. Dan untuk 666, itu adalah angka sial yang sesuai dengan kamu!” kata Yada memberitahu, lalu segera mematikan hpnya begitu saja.

Krit yang mengetahui hal itu, malah tersenyum sendiri.


Yada masuk kembali kedalam rumah, tapi sayangnya Dilok telah pergi dari sana. Sedangkan Krit mulai mengetik dan memasukan password yang diberitahu oleh Yada kepadanya, sambil tersenyum senang.


Krit berhasil membuka situs milik Yada dan disana ada sebuah gambar yang bertuliskan tulisan (artinya) Laki-laki mungkin telah menemukan api, tapi wanita menemukan cara bermain dengannya.

Disana juga ada sebuah post. Bernama Day 1 dan saat dibuka didalam nya hanya ada tertulis tulisan pendek (artinya) Day 1 Reached Zurich jam 8 pagi. Pergi ke ruanganku.


Direstoran, seorang melepaskan papan tanda. Karena seorang pria telah memintanya untuk menutup restoran, sebab ia mau memberikan kejutan kepada pacarnya.

Dan pria tersebut adalah Trai. Sambil menunggu Nee tiba, Trai menghubungin Yada dan memberitahukan bahwa ia akan membalas Krit dengan menculik Nee, seperti yang Krit lakukan.

Yada yang mendengar rencana Trai, tidak setuju.


“Aku sudah mengirakan tentang itu P’da. Dia melecehkan kakakku. Jika adiknya mendapatkan pelecehan, bagaimana sakitnya dia?” balas Trai bersikeras tentang rencananya. Lalu menutup panggilan telponnya dengan Yada.

Nee yang telah tiba disana dan mendengarkan, segera berbalik untuk pergi. Tapi tanpa sengaja ia menyenggol salah satu kursi, sehingga membuat Trai menyadari kehadirannya.


Jadi dengan cepat Nee segera berlari keluar, diikuti oleh Trai yang ikut mengejarnya melalui jalan pintas. Sehingga saat Nee tiba diluar restoran, Trai sudah menantinya disana.

Nee pun lantas berlari masuk kembali kedalam restoran, diikuti oleh Trai lagi. Sedangkan dirumah, Yada menjadi khawatir tentang apa yang akan diperbuat oleh Trai. 


Nee masuk kedalam kamar mandi dan menguncinya, lalu dengan panik ia mengirimkan pesan SOS kepada Krit. Dan Trai yang berada diluar kamar mandi, pergi.

Saat Nee merasa bahwa Trai sudah tidak ada. Ia pun membuka pintu kamar mandi dan memeriksa keadaan, lalu saat ia merasa Trai benar-benar tidak ada lagi. Nee pun segera berjalan cepat untuk keluar.

Tapi sayangnya, ternyata, Trai telah menunggunya diluar restoran.


Dengan cepat saat melihat Nee, Trai mendekati dan mencengkram tangan Nee agar ia tidak bisa pergi. Tapi Nee berhasil melepaskan pegangan Trai dan berjalan cepat untuk pergi. Tapi lagi-lagi Trai berhasil mengejar Nee.

“Kamu tidak bisa melarikan diri dariku,” ancam Trai.

Saat Trai berjalan maju, Nee segera mengancam Trai untuk tidak menyentuhnya serta mengatai Trai. Nee tampak ketakutan serta panik.

Krit menerima pesan SOS dari Nee beserta alamatnya berada. Dan Ia pun teringat akan Nee yang tadi datang dan menanyakan apakah ia harus pergi kencan atau tidak.


Nee duduk diam, agak jauh dari meja. Dimana hp dan tasnya diletakkan. Lalu pada saat itu Krit menghubunginnya. Dan Trai yang memang berdiri dekat dengan meja, segera mengangkat telpon Krit.

Saat Krit menanyakan dimana Nee, Trai tidak menjawab. Jadi Krit bertanya lagi siapa dia. Tapi Trai malah mematikan panggilan telpon dari Krit. Sehingga membuat Krit heran dan melacak lokasi Nee melalui peta.


Ketika Krit akan pergi. Yada tiba-tiba menelponnya serta bertanya cepat, apakah Krit bisa menghubungin Nee. Yada mengakui bahwa ia ingin menghentikan Trai dan menolong Nee sekarang.



Jadi Krit setuju serta mau memberitahukan lokasi Nee dan Trai berada, sehingga Yada bisa pergi dan menjemput mayat adiknya itu. Lalu ia mematikan panggilan telponnya bersama Yada.

Yada merasa sangat panik mendengar perkataan Krit itu. Jadi setelah ia berhasil mendapatkan lokasi dimana Trai berada, Yada pun segera keluar dari rumah nya.


Dan tepat ketika itu, Kasin datang sambil membawakan bunga permintaan maafnya. Tapi karena sedang buru-buru, Yada pun meminta agar Kasin berbicara nanti saja. Setelah itu Yada pun langsung pergi meninggalkan Kasin.
Kasin menjadi marah dan lalu membanting buket bunga itu kelantai. Dan pada saat itu, Chat datang serta memungut bunga itu.



“Bisakah aku menerima ini menggantikan Khun Da?” tanya Chat tanpa malu sambil tersenyum manis kearah Kasin.

Kasin sendiri terlihat malas meladenin Chat dan akan pergi, tapi dengan cepat Chat menahan Kasin serta mengaku bahwa ia juga menyukai bunga lily seperti Yada. Lalu dengan mesra, Chat menyentuh bahu Kasin dan berkata bahwa ia serta Yada memiliki selera dan kesukaan yang sama juga.

Kasin yang awalnya tampak malas, kini malah tampak tertarik kepada Chat.


Tassana baru saja sampai dirumah. Ketika tiba-tiba Yada menghubunginnya.

Trai mengunci pintu keluar dari restoran. Dan pada saat itu, Nee dengan cepat ingin mengambil hpnya yang berada diatas meja, tapi Trai berhasil menghentikannya dan mengambil hpnya.

“Aku tidak melihat foto apapun tentang kakakmu. Aneh,” kata Trai saat melihat isi hp Nee. Lalu Trai beralih melihat kearah Nee dan mengatainya,”Apa kalian saudara kandung? Oh.. kalian bukan saudara kandung kan.”


Nee yang marah dengan perkataan Trai, berusaha untuk merebut kembali hpnya. Dan tepat ketika itu, Krit menelpon ke hp Nee, sehingga Trai tersenyum senang dan mengangkat telpon dari Krit itu.

“Aku minta maaf. Saat ini, ia tidak bisa menjawab telponnya. Karena aku harus mematikan telponnya.” Kata Trai dengan nada sinis, sambil menatap kearah Nee.



Nee berusaha merebut hpnya, tapi Trai sama sekali tidak mau memberikan. Jadi Nee pun bertanya maksud Trai melakukan itu, lalu Nee juga menyimpulkan bahwa alasan Trai melakukan ini adalah pasti karena Khem.

“Aku kira kamu tidak punya rencana apapun. Seseorang yang tidak menggunakan otaknya dan malah menggunakan emosinya untuk membuat keputusan, tidak akan bisa sukses dalam hidupnya! Kamu akan menjadi baby boy untuk kakakmu, selama hidupmu.” Kata Nee kepada Trai, karena Trai hanya diam saja.

“Apa bedanya kamu denganku? Kamu hanya bisa menjadi bawahan Sharkrit. Aku tidak pernah melihat dia memperlakukan kamu seperti seorang adik, tidak sekalipun! Dia hanya melihat kamu sebagai karyawan dan seorang yatim-piatu yang dia adopsi!” balas Trai dengan kata-kata yang kejam.

Nee menjadi sangat marah dan langsung menampar Trai yang telah berani mengatainya seperti itu. Kepadahal Trai sama sekali tidak tau apapun tentangnya.


Nee berusaha untuk melarikan diri dari Trai, tapi Trai berhasil lagi menahannya di dekat kaca pintu. Dan Nee yang sudah sangat emosi, langsung berteriak agar Trai melepaskannya. Lalu setelah berhasil lepas, Nee segera berlari lagi. Tapi lagi-lagi Trai berhasil menahannya.


Nee terus membrontak agar Trai melepaskannya. Tapi karena Trai terus menahannya, jadi Nee pun menggunakan kepalanya untuk membentur kepala Trai, sehingga ia bisa melepaskan dirinya dari Trai dan melarikan diri.

Trai mengejar Nee yang berlari kelantai 2 restoran. Dan setelah berhasil menahan Nee, ia berpikir bahwa Nee tidak akan bisa melarikan diri. Dikarenakan mereka sedang berada dilantai 2.


Tapi tanpa diduga Trai, Nee malah dengan berani ingin melompat. Sehingga Trai menarik dan menahan Nee agar tidak melakukan hal itu. Tapi Nee malah mengatainya lagi. Jadi Trai menjadi tambah emosi dengannya.


Trai membawa Nee kembali masuk kedalam restoran. Ia melemparkan Nee keatas sofa dan memarahinya. Trai menyuruh agar Nee diam atau kalau tidak, ia yang akan menutup mulut  Nee.

“Jika kamu melakukan apapun padaku, P’Krit akan membunuhmu!” balas Nee tidak peduli dengan ancaman Trai. Walaupun ia tampak takut sebenarnya.

Trai yang telah emosi, mendorong Nee tiduran diatas sofa dan menindihnya. Sehingga Nee tampak panik dan terus berontak serta berteriak meminta bertolongan.


Dan tepat saat itu, Krit datang dan menarik kerah baju Trai lalu memukul perut Trai serta menendang Trai hingga terjatuh dan menabrak meja. Tapi Krit tidak berhenti sampai disitu saja. Dengan marah Ia terus menendang Trai yang tidak bisa melawan.



Yada datang bersama Tassana, berdua mereka menghentikan Krit. Dan disana Tassana menyuruh agar Krit memeriksa kondisi Nee saja. Jadi Krit yang masih emosi berhenti menendang Trai dan mendekati Nee.

Dan dengan cepat Nee langsung memeluk Krit.


Tassana berdiri ditengah mereka berempat dan menasehati Krit. Dan tentu saja Krit tidak terima. Jadi Yada yang tau bahwa mereka bersalah mengajak mereka untuk menyelesaikan masalah itu menggunakan hukum.

Trai sendiri menatap kaget kearah Yada yang berani menyarankan hal itu.


Krit setuju, tapi Nee tidak mau, karena yang ia mau saat ini adalah pulang kerumah. Jadi karena hal itu, Krit pun mengadeng Nee dan membawanya keluar dari restoran.

Dan Tassana segera mengikuti mereka berdua. Sedangkan Trai masih menatap tidak percaya kepada Yada.


Tassana menawarkan diri kepada Trai untuk membantu menyetir mobil yang dibawa Nee. Tapi ia mau agar Krit tidak mempermasalahkan kejadian ini lagi, karena bagaimanapun Krit duluan lah yang telah memulai menyakiti keluarga mereka.

“Aoa yang kamu bicarakan? Apa kamu bicara untuk Traitot atau dirimu sendiri?!” balas Krit tidak terima.


“Jika kamu masih menganggapku sebagai temanmu. Apa yang telah terjadi, akhirilah disini, hari ini,” balas Tassana menegaskan permintaannya.

“Dan jika ini terjadi kepada Kwan.”

“Jika terjadi hal yang buruk pada Kwan dan penyebabnya adalah bukan karena aku! Pasti aku akan,” tegas Tassana. Lalu pergi meninggalkan Krit dan Nee.





Mendengar itu, Krit menjadi terdiam. Tapi ketika Nee memandang kearahnya dengan masih ketakutan, Krit segera membawa Nee. Lalu ketika baru berjalan beberapa langkah saja, Nee seperti akan terjatuh, jadi dengan penuh perhatian Krit membantu Nee dan memeluknya untuk menenangkannya.



Mohon maaf ya karena saya jarang posting akhir-akhir ini. Dan makasih banyak juga kepada para pembaca yang sudah mau berkunjung serta membaca diblog ini.  Saya harap, para pembaca tetap mau sering-sering berkunjung dan membaca diblog ini ya ©

Post a Comment

Previous Post Next Post