Company name : Citizen Kane
Ketika
Krit ingin membuka pintu, ia merasa heran, karena pintu tersebut sama sekali
tidak bisa dibuka. Jadi dengan sekuat tenaga ia berusaha untuk membuat pintu
itu terbuka.
Dan
ketika akhirnya, ia berhasil membuka pintu. Ruangan tersebut kosong.
Krit
menjadi bingung dikarenakan hal itu dan pada saat itu, pandangannya tertuju ke
arah pintu lain disamping lemari. Dan dengan perlahan, Krit berjalan mendekat
kearah pintu lain itu.
Tapi
sebelum Krit sampai didekat pintu tersebut, ia tanpa sengaja melihat kunci,
selotip, serta pisau silet, diatas meja. Lalu pada saat Krit melihat kearah
pintu lain tersebut, ia melihat seperti atau sesuatu yang bergerak dibelakang
lemari.
Ternyata,
Yada serta Nee sedang bersembunyi dibelakang lemari. Tampak Nee yang memegang
tangan Yada dengan erat agar ia tidak kabur, bahkan mulut Yada juga tampak di
tutup dengan selotip, sehingga Yada tidak bisa berteriak atau berbicara.
Trai
dan Tassana datang menghampiri Krit, mereka melaporkan bahwa mereka belum bisa
menemukan Nee dan Yada.
“Ayo
cek area parkiran juga,” ajak Krit tanpa mengalihkan pandangannya dari lemari
tersebut.
Menuruti
kata-kata Krit, maka Tassana dan Trai pun keluar dari ruangan. Dan setelah
mereka keuar, Krit juga ikut keluar.
Begitupun
dengan Nee. Setelah ia memastikan bahwa mereka semua telah pergi, ia langsung
menarik Yada keluar dari belakang lemari. Nee masih memegang pisau untuk
mengancam Yada.
Dengan
terburu-buru, Nee menarik tangan Yada untuk ikut bersama dengannya keluar dari
ruangan. Dan ketika itu, Yada akhirnya berhasil melepaskan selotip yang
menutupi mulutnya.
“Khun
Sharkrit! Tolong!” teriak Yada langsung. Menyadari
hal itu, Nee segera mengancam Yada menggunakan pisau ditangannya dan membekap
mulut Yada dengan tangannya.
“Kamu
bukan Khun Nee yang aku temui. Siapa kamu?” kata Yada, setelah Nee melepaskan bekapannya.
“Aku
adalah aku! Aku tidak terlahir mejadi orang kaya seperti kamu! Ikuti aku!”
balas Nee dengan emosi, lalu menarik tangan Yada untuk mengikutinya.
Tanpa
sengaja, pada saat akan menurunin tangga Nee serta Yada berpapasan dengan
Tassana yang akan naik. Dan karena hal itu, dengan cepat Nee kembali menarik
tangan Yada untuk mengikutinya.
Tepat
pada saat itu, Krit keluar dari dalam ruangan dan menghampiri Nee. Dan mengetahui
hal itu, Nee menjadi terkejut dan diam. Sedangkan Yada dengan cepat menggunakan
situasi tersebut untuk melepaskan dirinya dari Nee.
Trai
muncul dilantai dasar dan menjadi khawatir melihat hal itu. Sedangkan Tassana
segera membantu Yada yang telah berhasil melepaskan diri dari Nee. Dan Krit
langsung menahan Nee.
“Chayanee!”
panggil Krit keras sambil menahan tangan Nee yang memegang pisau. Dan karena
panggilan keras Krit itu, pisau ditangan Nee pun terlepas dan jatuh ke lantai.
“P’Krit!
Kamu lebih baik tidak menikahi dia!”
pinta Nee.
“Apa kamu gila Nee?! Kamu sadar apa yang kamu lakukan?!
Bahkan jika aku menikah, kita akan tetap sama,” balas Krit menegaskan.
“Tidak sama! Kamu tidak akan sama! Kamu mencintai dia!
Aku hanya mau kita berdua saja! Mengapa harus ada orang lain diantara kita?!
Aku menolak. Aku menolak untuk membiarkan kamu menikah. Aku mencintai kamu!
Kamu dengar aku, aku cinta kamu!” kata Nee menjelaskan dengan nada sedih.
Mendengar pengakuan Nee, Krit menjadi terdiam. Bahkan
semua orang didalam gedung tersebut juga terdiam, karena tidak menyangka.
“Kamu tidak bisa. Tidak. Kamu tidak bisa mencintai ku
seperti itu,” tolak Krit.
“Tapi aku sudah. Kamu harus membatalkan pernikahan. Atau
aku akan mati didepan mu!” ancam Nee, setelah itu dengan nekat ia memanjat dan
bersiap untuk melompat.
Krit yang melihat itu, hanya diam dan tidak menghentikan
Nee sama sekali. Malahan dengan dingin, ia mengabaikan Nee dan menghampiri Yada
serta menanyakan keadaan Yada.
Dan Yada yang masih kebingungan, hanya bisa menggeleng,
menandakan ia tidak apa-apa. Setelah itu, Krit langsung menggendong Yada dan
pergi meninggalkan Nee.
Nee tidak jadi melompat. Malahan dengan sedih, ia
menangis saat melihat bahwa Krit sama sekali tidak tampak peduli kepadanya.
Tassana hanya berdiri saja, tanpa bisa melakukan apapun
untuk menenangkan Nee. Begitu juga dengan Trai yang hanya bisa berdiri
memandangin Nee dari bawah.
Setelah menunggu lama, Dilok menganggap bahwa pernikahan
itu telah batal. Jadi dengan senang, ia mengajak Mon untuk segera pulang. Tapi
sayangnya, pada saat itu, Nikky masuk dan mengabarkan bahwa pernikahan akan
segera dimulai.
Dilok masih merasa heran, tapi saat ia melihat Khem serta
Chat kembali, ia menjadi sadar. Dan dikarenakan tatapan Mr. Joe padanya, Dilok
dengan terpaksa harus keluar untuk mendampingin Yada.
“Aku minta maaf sudah membuatmu menunggu. Tapi memilik
menantu seperti ku, aku jamin itu layak ditunggu.” Kata Krit dengan tenang pada
Dilok yang tampak kesal.
Kwan yang melihat kedatangan Krit menjadi penasaran, jadi
ia memanggil Tassana. Dan menyadari maksud Kwan, ia tersenyum.
Ditempat lain. Trai menghampiri Nee yang masih sedih,
karena ia mengira bahwa Krit sama sekali tidak peduli padanya lagi, bahkan
mengira Krit tidak peduli apa ia mati atau tidak.
“Kakakmu membuat keputusan yang tepat untuk menjauh
darimu,” kata Trai membenarkan tindakan Krit barusan.
“Bisakah kamu berhenti?! Dan jangan sebut kata ‘Kakak’,
‘Kakak’, ‘Kakak’! Aku tidak mau mendengar itu!” kata Nee dengan emosi yang
tidak tertahankan lagi, lalu ia pun kembali menangis lagi.
Dengan lembut, Trai duduk disamping Nee dan menasehati
Nee untuk bisa menerima semuanya. Karena menurut Trai sampai kapanpun, Krit
hanya akan bisa menjadi kakak bagi Nee, tidak lebih.
“Apa yang harus ku
lakukan selanjutnya?” tanya Nee dengan masih sedih.
“Kamu harus menghadiri pernikahannya, jika kamu
benar-benar mencintai kakakmu. Kamu ingin dia bahagia, kan.” Jawab Trai,
setelah itu ia pun pergi meninggalkan Nee sendirian.
“Pa, terima kasih,” kata Yada kepada Dilok yang telah
menunggunya.
“Aku berdiri disini, hanya untuk mengakhiri segalanya,”
balas Dilok dengan dingin. Setelah itu tanpa mengucapkan apapun, ia berdiri dan
hanya diam.
Dan walaupun sedih dengan sikap Dilok, Yada tetap
memegang lengannnya. Lalu mengacuhkan Nikky yang berbicara menyemangati, Dilok
dengan cepat berjalan masuk kedalam.
Didalam. Semua tamu yang hadir, berdiri menyambut Yada.
Dan Krit berdiri menunggu Yada didepan altar.
“Kamu memilih Sharkrit, itu berarti kamu mengkhianati
keluarga. Aku tidak akan menganggapmu sebagai anakku lagi,” bisik Dilok dengan
tajam. Setelah itu ia menyerahkan tangan Yada kepada Krit dan langsung berjalan
kembali ketempat duduknya.
Dibagian paling belakang, Trai masuk kedalam dan
memperhatikan.
Walaupun sedih, Yada tidak menangis. Dan walaupun ia
sangat ingin melepaskan tangannya dari Krit, tapi ia tetap menahan diri dan
membiarkan Krit memeganginnya.
Dengan perlahan, Krit membuka penutup wajah Yada. Dan
dengan raut tanpa ekspresi, Yada balas menatap Krit.
“Aku, Sharkrit Pichakorn,” kata Krit.
Yada mengingat saat dulu Krit pernah mengaku bahwa ia
bukanlah Sharkrit Pichakorn.
“Mengambil kamu, Khun Yada Methasit untuk menjadi
istriku. Dari hari ini, aku berjanji untuk setia padamu dalam senang, dalam
susah, dalam sakit, dan dalam sehat, untuk mencintai dan menyemangati sampai
kematian memisahkan kita,” kata Krit menyelesaikan bagiannya.
“Siapa kamu?” tanya Yada dengan pelan, tapi tajam.
“Sekarang saat nya untuk pengantin wanita mengucapkan
janji,” kata pendeta kepada Yada.
“Aku, Yada Methasit, mengambil kamu Khun Sharkrit
Pichakorn untuk menjadi..” kata Yada terhenti. Ia terlihat seperti ingin
menangis, tapi dengan erat Krit mengenggam tangan Yada, sehingga Yada
melanjutkan.
“Untuk menjadi suamiku. Dan aku berjanji untuk setia
padamu, dalam senang, dalam susah, dalam sakit, dan dalam sehat, untuk
mencintai dan menyemangati sampai kematian memisahkan kita. Ini adalah sumpah
kudusku dan janji yang kuberi padamu,” lanjut Yada.
Krit dengan senang, tersenyum melihat kearah Yada.
Sedangkan Mr. Joe yang berada dibelakangnya juga tampak tersenyum kearah Dilok
yang tampak tidak percaya.
Dengan tenang, Krit mengambil cincin dan memasangkannya
di jari Yada. Sedangkan dengan agak ragu, Yada memasang cincin di jari Krit.
Pada saat itu Trai yang berada dibagian belakang,
memperhatikan kedatangan Nee yang masuk kedalam. Khem menangis ketika akhirnya
Yada dan Krit telah resmi menjadi pasangan suami-istri. Begitu juga dengan Nee
yang kembali menangis saat melihat Krit mencium Yada.
Kwan sangat senang dengan semua itu dan bertepuk tangan.
Khem menghapus air matanya dan berharap bahwa kali ini Krit serius kepada Yada.
Tassana memperhatikan Khem.
“Kita sudah menikah sekarang,” kata Krit sambil tersenyum,
lalu ia menarik Yada kedalam pelukannya.
Semua orang yang berada didalam ruangan bertepuk tangan
untuk kebahagiaan mereka berdua. Kecuali Khem serta Nee.
Krit mengandeng tangan Yada untuk keluar dari dalam
gereja. Dan diluar, para tamu telah bersiap menanti mereka sambil melemparkan
bunga untuk mereka.
Ketika itu, Yada melihat kearah Dilok yang juga berada
disana, tapi Dilok dengan segera mengalihkan tatapannya dari Yada.
“Da, tunggu. Lemparkan dulu bunga itu,” kata Krit
menghentikan Yada.
Dan menyadari bahwa orang banyak telah menunggunya untuk
melemparkan bunga, maka Yada pun melemparkan bunga itu.
Ketika itu Chat yang seharusnya berhasil mendapatkan
bunga itu, malah tanpa sengaja menjatuhkannya ditangan Kwan, karena pada saat
itu dirinya terdorong oleh orang banyak.
Dan Kwan yang mendapatkan bunga itu, tidak mau
melepaskannya.
“Setiap pernikahan yang kuhadiri, aku gagal!” keluh Chat,
kesal. Sedangkan Kwan tersenyum bahagia.
“Di pernikahan selanjutnya, kamu akan menjadi orang yang
melempar itu. Percayalah padaku,” kata Mon menenangkan Chat, lalu segera
menarik Chat untuk pulang, karena Dilok telah memanggil.
Setelah itu, perlahan para tamu dan keluarga Yada pergi
dari sana. Dan walaupun sedih, Yada tidak bisa melakukan apapun.
“Khun Da! Khun Sharkrit! Pengantin pria dan pengantin
wanita..Oopss..! Suami dan istri silahkan masuk kedalam mobil,” kata Nikky
dengan semangat seperti biasa kepada mereka berdua.
Tanpa basa-basi,
Yada langsung masuk kedalam mobil. Dan ketika itu, sebelum Krit masuk juga, Nee
datang menghampiri mereka, tapi ia berdiri agak jauh.
“P’Krit. Aku minta maaf,” ucap Nee pelan dan lalu saat ia
ingin mendekat, tanpa memperdulikannya, Krit masuk kedalam mobil.
Nee yang masih tidak bisa terima, berlari dan mengejar
mobil Krit. Tepat ketika itu, Trai yang melihat Nee segera menghentikannya
“Jangan lakukan hal bodoh lagi,” kata Trai mengingatkan.
Setelah itu dengan sangat sedih, Nee terduduk dan menangis.
Jngan lma2 plis....
ReplyDeletemakasih kakak, tetap semangat kaka
ReplyDelete