Company name : Citizen Kane
Krit
mulai menceritakan tentang masa lalunya.
“Setiap
orang yang terlibat dengan perusahaan itu, hidupnya rusak. Termaksud aku. Aku
kehilangan keluargaku dan rumahku…”
Saat
pulang, Krit melihat bahwa rumahnya telah digembol dan disana tertempel surat
sitaan.
“Itu
adalah rasa sakit yang harus dilalui seorang anak berusia 15 tahun. Sejak hari
itu, kata “Bertarung untuk hidup”, “Melihat segalanya dalam dunia gelap”…”
Krit
mulai bekerja dipasar sebagai pengangkat barang.
“Bisa
dibilang aku telah terbiasa dengan kata itu…”
Krit
menggunakan alat angkut dorong untuk membawa barang-barang. Dan ketika itu,
tanpa sengaja ia bertabrakan dengan anak lainnya. Lalu anak itu memarahi dan
mendorong bahu Krit.
Saat
itu, seorang anak lain datang dan membela Krit. Tapi karena tidak mau sampai
terjadi keributan, maka Krit menengahi mereka berdua. Setelah itu anak tersebut
pergi, sedangkan anak yang membelanya marah, karena Krit mengalah begitu saja.
Krit
diam dan melanjutkan pekerjaannya. Ia mengambil dan memungut sayuran yang
terjatuh. Lalu mengangkutnya dengan alat angkut dorong tadi.
Setelah
selesai bekerja, Krit berjalan pulang. Dan dalam perjalanannya, ia berhenti dan
duduk dikursi jalan sambil melihat mobil-mobil melintas.
“Bahkan
walau begitu, hidupku tetap berlanjut. Itu adalah sebuah perjalanan tanpa
tujuan. Aku tidak tau harus kemana selanjutnya.”
Kata
Krit sambil memperhatikan dan duduk dikursi yang sama seperti dulu.
“Mengapa
kamu tidak tinggal dengan kerabatmu? Kamu hanya berusia 15 thn, bagaimana kamu
bisa melakukan itu?” tanya Yada, heran. Ia duduk disamping Krit.
“Aku
juga berpikir sama. Itu mengapa aku menunggu. Aku membutuhkan uang, kemudian
aku bisa menolong Ayahku,” jawab Krit.
Sebuah
mobil berhenti dan seorang anak berdiri didekat mobil itu, ia tampak seperti
sedang melakukan negosiasi. Setelah selesai berbicara, anak itu masuk kedalam
mobil.
Yada
yang melihat hal itu, berbalik seperti ingin meminta tolong. Dan pada saat itu,
ia melihat dua orang anak yang berdiri didekat pohon, mereka tampak tidak
peduli dan sibuk bermain hp.
Saat
Yada berbalik dan menatapnya, lalu ingin bicara, dengan cepat Krit memotong
perkataan Yada. “Aku tidak akan menolong. Aku pernah dijebak oleh temanku untuk
datang kesini. Dia bilang sangat mudah mencari uang disini. Tapi sekalinya aku
tau jenis pekerjaan apa itu, aku hampir tidak bisa pergi,” jelas Krit.
Yada
dengan panik atau heran, menatap kearah dua anak tadi dan kembali lagi menatap
Krit. Jadi Krit melanjutkan penjelasannya.
“Tapi
aku tidak pernah menghakimin siapapun. Tidak peduli jalan mana yang mereka
pilih dalam hidup mereka, aku yakin mereka memiliki alasannya sendiri.”
Didalam
pasar, Krit mendorong semua sayur bawaannya.
“Aku
telah melewati jalan keruh berulang-ulang dan bertahun-tahun. Tapi suatu hari,
sebuah jalan baru muncul untuk kupilih.”
Teman
yang pernah membelanya (Dam), ia mengajak Krit untuk ikut bersamanya ke Hong
Kong, karena disana ada sebuah pekerjaan yang sangat bagus.
Awalnya
Krit tidak mau, tapi saat Dam membandingkan pasar tempat mereka sekarang. Krit
mulai mempertibangkannya.
“Apa
kamu pergi?” tanya Yada, penasaran.
“Seekor
anjing jalanan sepertiku, apa punya pilihan?” balas Krit.
Setelah
selesai bermain, Trai mengajak Nee ke lapangan lari. Disana Nee mengaku bahwa
ia telah lelah dan mengeluh karena Trai mengajaknya kesini.
“Aku
jamin kamu akan menyukai itu,” kata Trai dengan tersenyum.
“Bagaimana
kamu bisa tau?”
“Aku
melihat pakaian seperti untuk lelaki di lemarimu,” aku Trai.
Mengetahui
itu, Nee mulai menjadi cerewet. Jadi Trai menutup mulut Nee dengan tangannya,
lalu menyuruh Nee untuk berhenti bicara jika memang capek.
Ketika
Trai menyebutnya lemah, Nee pun menantang Trai bahwa ia kuat dan bahkan saat
itu juga ia masih bisa berlari. Dan Trai menerima tantangan dari Nee.
Berdua
mereka bersiap diposisi untuk lari.
“Aku
akan memberikan mu didepan start,” tawar Trai kepada Nee. Dan Nee menolak, tapi
pada akhirnya Nee menerima dan maju agak kedepan.
Trai
meneriakan aba-aba dari belakang. Setelah itu dengan sekuat tenaga, Nee berlari
dengan kencang. Sementara Trai sendiri, berlari dengan santai dan tenang.
Dan
ketika Nee melirik kebelakang, ternyata Trai telah dekat dengannya. Bahkan
dengan santai Trai berlari disampingnya
sambil melambaikan tangan dan tersenyum.
Tepat
ketika itu, Trai terjatuh, lalu ia berteriak kesakitan. Dan menyadari itu, Nee
berhenti dan menghampiri Trai. Awalnya ia mengira Trai sedang berpura-pura,
jadi ia bersikap dingin.
“Kamu
takut takut kalah padaku ya, jadi kamu menggunakan taktik ini?” tanya Nee,
bersikap dingin.
“Jika
mempercayai hal itu akan membuat mu merasa lebih baik, silahkan.” Balas Trai
dengan santai. Dan lalu mengurut-ngurut kakinya.
Sadar
bahwa itu beneran, maka Nee menjadi terdiam. Lalu perlahan ia duduk disamping
Trai dan menawarkan bantuan, tapi Trai menolak.
“Aku
tidak pandai mengurut, tapi aku akan duduk disini denganmu sampai kamu bisa
berjalan lagi,” kata Nee dengan sikap cuek, tapi sebenarnya khawatir.
“Itu
sudah cukup,” balas Trai sambil tersenyum, mengerti niat baik Nee padanya.
Ditepi
pelabuhan. Setelah mendengar semua cerita Krit, Yada mengambil kesimpulan bahwa
tidak mungkin pada saat itu Krit mau ikut ke Hong Kong. Tapi Yada salah, karena
pada saat itu Krit beneran pergi ke Hong Kong bersama Dam.
“Kami
menyelinap kedalam salah satu kapal disana. Coba bayangkan imigran gelap yang
harus menahan panas, hujan, dan kelaparan. Ketika kami sampai disana, kami
disuruh untuk bekerja di sebuah pabrik. Disana lebih buruk daripada neraka,”
jelas Krit memberitahu Yada.
“Apa
yang terjadi selanjutnya?” tanya Yada makin penasaran.
Tanpa
menjawab pertanyaan Yada, Krit mengeluarkan dua pasport dan mengajak Yada untuk
melihatnya secara langsung. Awalnya, Yada menolak, tapi karena ia sangat ingin
tau, maka akhirnya ia mau ikut bersama Krit.
Di
Hong Kong, didekat pusat berbelanjaan. Yada terus berjalan dan mengikuti Krit
yang berjalan didepannya, tapi karena sudah tidak tahan, maka Yada bertanya.
Tapi
Krit tidak menjawab dan hanya tersenyum, lalu terus berjalan.
Dari
pusat berbelanjaan yang ramai. Mereka kini tiba disebuah tempat wisata. Dan
pada saat itu, hampir saja Yada terjatuh dari tangga jalan, untung saja Krit
dengan sigap berhasil menangkap Yada.
“Kemana
kamu mau membawaku? Kita sudah berjalan mengelilingin kota. Apa kamu tau betapa
sulitnya berjalan berkeliling?” tanya Yada sudah tidak sabar sambil memegang
kakinya yang sakit.
Tanpa
memberitahu, Krit menyuruh Yada diam, karena ia tidak mau istri yang suka
komplain. Setelah itu Krit berjalan kembali dan meninggalkan Yada.
Dari
tempat wisata. Mereka kini berada di sebuah pasar. Disana kepada Yada yang
telah kelelahan, Krit membelikan sebuah jajanan pasar untuk Yada.
Yada
menerima itu dan sampai makan, ia kembali bertanya pada Krit. Tapi lagi-lagi
Krit tidak mau memberitahu, ia hanya diam dan menggeleng, lalu berjalan pergi
meninggalkan Yada.
Dari
sebuah pasar. Mereka kini berada dipusat kota, mungkin. Disana Yada ingin
kembali bertanya, jadi ia menahan Krit. Tapi tanpa berbicara, Krit memberi kode
agar Yada tenang.
Yada
hampir saja kehilangan jejak Krit, tapi akhirnya ia berhasil menemukan dimana
Krit berada.
Disana ia melihat Krit sedang mensemir sepatunya. Dan tanpa rasa bersalah, Krit tersenyum padanya.
Disana ia melihat Krit sedang mensemir sepatunya. Dan tanpa rasa bersalah, Krit tersenyum padanya.
Dirumah.
Tassana dengan riang membersihkan semua perlengkapan makan yang diberikan oleh
Khem padanya tadi. Dan ketika itu, tanpa sengaja Kwan melewati dapur, lalu
melihat itu.
“Ini
bukan punya kita. Dimana kamu membeli itu P’na? Tas ini juga. Manisnya,” kata
Kwan menggoda kakaknya.
Tassana
mengambil tas itu dari tangan Kwan dan mengelak. Lalu Kwan pun bertanya lagi,
tapi tanpa bisa menjawab, Tassana hanya bisa tersenyum malu-malu.
Menyadari
hal itu, Kwan mengambil tempat makan dan tas milik Tassana tersebut. Dan dengan
usil, Kwan berlari sambil membawa itu.
Tassana
pun langsung mengejar Kwan dan akhirnya berhasil menangkap tangan Kwan dan
menghentikannya. Tapi tetap tidak mau menyerah, Kwan kembali mengintrogasi
Tassana.
“Coba
tebak siapa?” tantang Tassana.
“Semua
mantanmu sudah menikah semua,” balas Kwan, lalu untuk menggoda Tassana, Kwan
lanjut bicara,”Oiik.. bagaimana bisa kau melupakan tentang Khun Khem?”
Tassana
tidak menjawabnya, tapi Kwan langsung mengerti sendiri. Dan dengan usil lagi,
ia mengambil hp milik Tassana dan menelpon Khem, setelah itu baru ia mau
mengembalikannya pada Tassana.
Karena
ulah usil Kwan, maka Tassana pun menjawab telpon Khem. Dan disaat mereka berdua
sedang asyik bicara, Kwan kembali usi lagi. Dengan suara keras, ia memberitahu
Khem.
“Dari
sekarang, aku akan memanggilmu P’Khem dan tolong jangan panggil aku Khun Kwan
lagi. Kita sudah setuju kan?” kata Kwan sambil tertawa.
Mendengar
itu, Tassana langsung memegangin kepala Kwan dan mendorongnya. Dan kembali
berbicara kepada Khem, lalu untuk menghindari gangguan Kwan lagi, maka Khem
berjalan keluar.
Di
dekat sebuah tempat sepi yang luas. Yada yang sudah tidak tahan, kembali
menahan Krit dan bertanya.
“Inikah
kehidupan seorang Sharkrit Picharkorn, berjalan keliling kota? Untukku, jika
kita menambahkan berbelanja dalam jadwal, aku akan menyebut itu liburan. Kamu
mengerjaiku ya.”
“Hari
pertamaku tiba disini. Aku dijebak juga. Dijebak menjadi pekerja anak dalam
sebuah pabrik seperti neraka. Neraka yang tidak mentolerir seorang anak.
Akhirnya, Dam dan aku memutuskan pergi. Tapi tentunya, kami tidak tau harus
kemana. Aku berkeliling mencari pekerjaan, aku capek dan lapar. Aku berjalan
lebih dari kamu hari ini,” kata Krit, akhirnya menjelaskan maksudnya.
Mendengar
itu, Yada baru mengerti alasan Krit membawanya jalan berkeliling kota. Dan Krit
melanjutkan bahwa dulu pada saat itu, mendorong gerobak, mengangkat barang,
serta menyemir sepatu, semuanya ia pernah lakukan.
Ada
satu hal yang masih tidak bisa Yada mengerti, mengapa Krit bisa terlibat dengan
mafia. Jadi ia bertanya.
Malam
hari. Krit membawa Yada ke daerah Casino dan memberitahu Yada bahwa dulu ia
pernah bekerja disana sebagai pembagi kartu. Setelah itu, Krit membawa Yada
masuk kedalam sebuah tempat Casino.
“Disini
hidupku bermula. Jadi hidupku menarik kan? Aku sama seperti remaja polos
lainnya. Tapi aku lebih beruntung.”
Yada
terkejut dengan penjelasan Krit. Ia memperhatikan sekitarnya, tanpa menyadari
bahwa Krit telah meninggalkannya. Jadi tanpa tau Krit kemana, Yada mau masuk
kedalam sebuah ruangan.
Tapi
sayangnya, didepan pintu, ada dua orang penjaga yang berdiri disana. Dan saat
Yada mau masuk, mereka mengeluarkan pistol mereka.
Ketika
Yada tengah kaget karena itu, Krit muncul dan lalu kedua penjaga itu menyimpan
kembali pistol mereka. Mereka berdua bahkan membungkuk hormat pada Krit.
Ternyata
ruangan itu merupakan ruangan VIP yang dikhusus kan untuk orang-orang tertentu
seperti ketua-ketua mafia. Dan mengetahui hal itu, Yada menjadi sedikit
mengerti tentang hidup yang Krit jalanin.
Setelah
keluar dari tempat Casino itu, Yada menanyakan tentang Ayah kandung Krit,
karena Krit sama sekali belum cerita. Dan saat Krit memberitahu bahwa Ayah kandungnya telah mendapatkan
karmanya, Yada pun menjadi merasa bersalah.
“Aku
minta maaf. Kamu kehilangan kedua orang tuamu di usia muda. Dan bagaimana
tentang.. Pa?” tanya Yada dengan agak ragu.
“Kamu
mau tau semuanya, huh?”
“Kamu
sendiri yang bilang akan menceritakan segalanya padaku,” protes Yada.
“Aku
berkerja di casino selama 4 - 5 tahun. Sampai aku mendapatkan promosi untuk
menjadi bodyguard Khun Joe dan Pa adalah tangan kanan laki-laki itu. Aku
berbakat mungkin. Jadi Pa mengambil ku untuk bekerja padanya. Dia mengajariku
segalanya. Setelah itu aku menjadi Christopher Wong, anak angkat Pa,” jelas
Krit.
Yada
masih penasaran pada banyak hal dan kembali bertanya, apa masalah antara Pa
dengan keluarganya hingga ia melakukan itu.
Krit
sama sekali tidak mau menjelaskan lagi pada Yada. Ia mengaku capek dan ingin
beristirahat, serta berjanji untuk mentraktir Yada makanan enak besok.
Mengetahui
itu, Yada menjadi kaget, karena ia tidak menyangka bahwa hari ini mereka tidak
akan langsung pulang ke Hong Kong. Melainkan mereka harus menginap dulu.
Karena
kesal, Yada pun memutuskan untuk menyewa kamar hotel yang lain. Tapi Krit tidak
mengizinkan Yada. “Aku adalah pemilik hotel ini. Tidak seorang pun berani
melawan perintahku.”
Ketika
Yada tetap mau pergi, maka Krit langsung menahannya. “Aku menjaga janjiku. Aku
bisa berjanji padamu, jika kamu bilang tidak, kemudian tidak.”
“Kamu
ingat apa yang ku bilang. Itu berarti kamu mulai punya perasaan padaku,” kata
Krit dengan senang.
“Kamu
tidak akan mengubah pikiranku. Aku tidak akan melembut sedikitpun padamu,”
balas Yada, lalu pergi menuju kamar.
Didalam
kamar, Yada pun menjadi tambah kesal. Apalagi saat ia melihat baju-baju ganti
yang begitu minim dilemari. Serta sebuah ranjang berukuran besar.
Diberanda.
Krit teringat akan perkataan nya sendiri pada Yada yang menyebutkan bahwa ia
akan menunjukan segala hal tentang dirinya sebelum ia menjadi anak angkat
pemilik Casino di Hong Kong.
Dibelakang.
Yada berjalan perlahan dan mengawasi Krit. Setelah itu ia naik lagi keatas. Dan
Krit menyadari hal itu.
Krit
mengingat kenangannya dulu, saat ia menjadi pembagi kartu. Saat itu ia berhasil
menangkap seorang penjudi yang ingin berbuat curang. Dan saat itu, Joe berada
disana mengawasi itu.
Joe
membawa Krit kepada Boss mereka yaitu Pa. Dan disana ia melihat Dam yang telah
dihajar sambil terluka parah, tampaknya Dam telah berbuat suatu kesalahan.
Krit
yang melihat itu, mendekati Dam dan ikut berlutut pada Pa. Ia memohon agar
temannya dilepaskan dan ia yang akan membayar nya.
“Kamu
akan mati untuk dia?” taya Pa, tegas.
“Ya.
Jika itu bukan Dam, aku tidak akan ada disini hari ini. Aku akan mati demi
dia,” balas Krit dengan tegas juga.
Pa
tidak peduli dan menyuruh anak buahnya untuk membunuh mereka berdua. Saat itu
Dam yang ketakutan, memohon-mohon. Sementara Krit tetap tenang dan diam
berlutut.
Melihat
itu Pa menjadi tertarik dan menginginkan Krit. Sedangkan untuk Dam yang
pengecut, Pa menyuruh anak buahnya untuk membawa dia pergi.
Dari
sejak itu, hidup Krit berubah. Ia menemani Pa dan berlatih bertarung. Hingga
akhirnya, Krit makin bertambah kuat dan kuat.
Krit mengingat ceritanya pada Yada sebelumnya “Aku mendapatkan promosi menjadi
bodyguard Khun Joe, Pa adalah tangan kanannya. Setelah itu, Pa mengambilku
untuk bekerja padanya. Ia mengajariku segalanya, jadi aku tau.”
Bahkan
Krit juga diajari cara merakit pistol. Serta cara menembak yang tepat. Dan Krit
yang mungkin berbakat, berhasil mempelajari itu dengan cepat.
Krit
menemani Pa bersama dengan anak buah Pa yang lain.
Setelah
mengingat semua yang ia lakukan selama ini. Krit tampak gemetar dan ketakutan
sebenarnya. Tapi menguatkan dirinya, ia berusaha untuk tetap tenang.
♪ Aku tau dalam hatiku aku melukai kamu ♪
♪ Aku tau dan masih melakukan itu, mengapa
aku tidak bisa menahan diriku? ♪
♪ Terkadang, itu kasar ♪
♪ Aku tidak tau apa yang salah denganku,
mengapa aku seperti ini? ♪
♪ Aku tau kamu terluka tapi aku tidak
bermaksud ♪
♪ Aku tau betapa sakitnya itu tapi aku
tidak mendengarkan ♪
Krit berdiri dan naik keatas. Lalu ia masuk
kedalam kamar dan berdiri disamping tempat tidur sambil memperhatikan Yada yang telah tertidur pulas.
♪ Aku tidak punya alasan, aku tidak punya
apa untuk dikatakan ♪
♪ Kamu menangis, namun aku tidak malu ♪
♪ Aku tidak punya alasan tapi hatiku
ketakutan, bisakah kamu tidak meninggalkanku? ♪
♪ Aku minta maaf dari dasar hatiku, walau
aku jahat aku masih mencintaimu ♪
♪ Aku tau orang jahat tidak seharusnya
dicintai ♪
Perlahan Krit naik keatas tempat tidur dan
lalu menggeser Yada sedikit. Tapi tanpa sadar, Yada yang tertidur langsung
memeluk Krit yang tidur disebelahnya. Dan Krit hanya diam serta memeluk Yada.
♪ Setiap kali aku membuat mu sedih ♪
♪ Jauh dilubuk hati, aku sakit sama
sepertimu ♪
♪ Aku tidak punya alasan, aku tidak punya
apa untuk dikatakan ♪
♪ Kamu menangis, namun aku tidak malu ♪
♪ Aku tidak punya alasan tapi hatiku
ketakutan, bisakah kamu tidak meninggalkanku? ♪
♪ Aku minta maaf dari dasar hatiku, walau
aku jahat aku masih mencintaimu ♪
♪ Jika itu belum terlambat ♪
Lalu ia mencium kening Yada yang tertidur.
Dan setelah itu, ia memindahkan Yada dengan perlahan ke samping. Dan setelah
memandangin Yada sesaat, Krit tampak ragu, lalu ia tidak jadi tidur dan hanya
duduk diranjang.
Lama bngt nunggunya bru ada....mkasih,jng lma2
ReplyDelete