Company name : Citizen Kane
Pagi hari. Yada bercermin di kamar mandi dan bersiap-siap untuk memulai harinya. Dan sambil bersiap, ia teringat akan perkataan Krit kemarin yang menyuruhnya untuk mempersiapkan fisik serta mentalnya.
Juga perkataan Krit, mengenai jika laki-laki dan wanita tidur ditempat tidur yang sama. Lalu saat tiba-tiba Krit menciumnya.
Mengingat
itu semua, membuat Yada menjadi bertanya-tanya sendiri, apakah ia mampu untuk
bertahan.
Dan lalu sambil menyisir rambutnya, Yada mengingat pembicaraannya dengan Tassana, mengenai Krit yang tidak mungkin mau mengembalikan semua bukti kepadanya. Dan ketika itu, dirinya sendiri memutuskan bahwa ia akan mencari bukti tentang Krit.
Dengan diam-diam, Yada keluar dari kamarnya dan memastikan bahwa Krit belum keluar dari kamarnya. Lalu setelah menguping serta memastikan bahwa Krit sedang mandi.
Maka
Yada dengan cepat, mulai memeriksa dan membuka satu persatu pintu lemari Krit.
Ketika itu, Yada tanpa sengaja membuat suara kecil, sehingga dirinya sendiri terkejut. Dan Krit yang berada dikamar mandi, tersenyum, menyadari hal itu.
Saat telah yakin bahwa Krit tidak mungkin tau, maka Yada kembali mencari, tapi ia tidak menemukan apapun yang berarti. Lalu saat itu, ia melihat laci meja Krit dan ingin membukanya. Sayangnya, semua lacinya terkunci.
Awalnya
Yada kebingungan, tapi saat ia menyentuh kepalanya dan sadar akan sesuatu. Ia mengambil
jepit rambutnya sendiri untuk membuka lubang kunci.
Walaupun telah selesai mandi, Krit dengan sengaja tetap membiarkan air dishowernya menyala dan mengalir. Sehingga Yada yang berada diluar tetap mengira bahwa Krit masih mandi.
“Menggunakan kunci akan lebih mudah,” kata Krit dari belakang, sehingga membuat Yada yang sedang sibuk membuka laci menjadi terkejut. Malah dengan santai, Krit memberikan kunci padanya.
Dengan
segera Yada pun berdiri dan menghadap kearah Krit. Dan dengan gugup, Yada
mengalihkan pembicaraan, dengan menanyai mengapa Krit tidak mematikan showernya
kalau sudah selesai mandi.
Ketika Krit yang setengah telanjang, mendekati Yada. Hal itu membuat Yada menjadi gugup dan ingin kembali ke kamarnya, tapi Krit langsung menarik Yada untuk agar tidak pergi.
“Jangan
mengubah subject,” kata Krit menegaskan.
“Aku
sangat senang, karena kamu masih mengingat kata-kataku.”
“Siapa
kamu?”
“Mengenai
ini, itu akan sangat panjang,” balas Krit sambil mendekatkan wajahnya kepada
Yada.
Yada yang terkejut, segera mendorong Krit dan melangkah mundur. Tapi dengan sengaja Krit berjalan mendekati Yada yang menjadi salah tingkah. Sehingga tanpa sengaja, Yada jatuh terduduk disofa dibelakangnya.
Saat
Yada ingin bangkit berdiri, Krit segera menahannya. Malahan dengan mesra ia
mengelus wajah Yada, lalu ia melepaskan ikatan rambut Yada.
“Aku
lebih suka kamu yang seperti ini,” puji Krit sambil menatap Yada. Setelah itu,
Krit meninggalkan Yada.
Krit telah siap dan berpakaian rapi, ia sedang duduk disofa. Dan dibelakangnya, tampak Yada yang juga telah siap dengan pakaian rapi, ia sedang menyeduh kopi.
“Kamu
tidak punya apapun didapur selain pembuat kopi ini ya,” kata Yada memulai
obrolan.
“Disini
ada room service 24 jam.” Balas Krit.
Yada membawa kopi yang dibuatnya dan memberikan itu kepada Krit. Dan lalu tiba-tiba Krit bertanya, apakah Yada tidak mau tau tentang dirinya lagi.
Tentu
saja, dengan cepat, Yada menjawab ia mau. Tapi ia mau, Krit menceritakan kebenaran
padanya.
“Aku
tidak hanya akan bercerita, aku akan menunjukan bagaimana hidupku yang asli. Hidup
asliku, sebelum aku menjadi anak adopsi pemilik casino di Hong Kong,” jelas
Krit.
Ketika Krit mengambil dan memakai jasnya, lalu keluar. Maka dengan buru- buru Yada mengambil tasnya dan mengikuti Krit.
Dan
sebelum Krit menekan tombol lift, Yada menarik jas Krit. “Bisakah aku
mempercayaimu?” tanya Yada.
“Tentang
apa?”
“Tentang
kamu yang mau menunjukan hidup aslimu.”
“Apa
aku pernah menjebakmu?”
Saat Krit bertanya seperti itu, dengan pede Yada menyebut bahwa Krit pernah menipunya. Dan lalu dengan tenang, Krit membalas bahwa Yada juga sama dan lalu ia mengungkit tentang apa yang dicari Yada tadi diruangannya.
“Aku
tidak mau apapun. Aku tidak bermaksud mencari sesuatu,” jawab Yada.
“Tapi
ketika seorang istri mengatakan sesuatu kepada suaminya, dia harus mempercayainya,”
balas Yada.
Krit
tersenyum senang mendengar balasan Yada yang seperti itu. Lalu tidak mau
memperpanjang, Krit memutuskan untuk mempercayai Yada. Dan itu semua ia lakukan
untuk kebaikan pernikahan mereka.
“Baiklah. Satu, jika kamu bukan Sharkrit Pichakorn, kemudian siapa kamu? Dua, bagaimana kamu bisa terlibat dengan mafia? Ketiga, sebenarnya bisnis apa yang kamu lakukan? Empat, apa yang pernah keluargaku lakukan padamu? Lima…” tanya Yada dengan cepat, tapi lalu dipotong oleh Krit.
“Jadi
aku harus menceritakan segalanya, dimulai dari masa kecilku?” tanya Krit
langsung.
“Benar.
Demi kehidupan pernikahan kita yang sempurna.” Balas Yada penuh percaya diri.
Setelah itu bawahan Krit datang dan memberitahu bahwa mobil telah siap. Jadi Yada pun pamit untuk pergi duluan dan menunggu dimobil.
Di T-Mart. Nee menunggu Krit dengan tidak sabaran. Dan ketika itu dari belakangnya, Tassana datang, jadi Nee mengira itu Krit. Tapi sayangnya, saat ia berbalik, ia langsung kecewa.
“Orang
yang baru saja menikah, tidak akan datang bekerja sekarang,” jelas Tassana.
“Tapi
P’Krit dan Khun Da tidak seperti pasangan menikah yang lain. Mereka tidak
saling mencintai. P’Krit menikahinya karena perlu.”
“Tidak
peduli siapa yang Krit nikahi, untuk alasan apa. Dia tidak akan melihatmu
sebagai wanita, tapi tetap sebagai adik.”
Walaupun
mengetahui hal itu, Nee hanya mau agar Krit bisa mencintainya seperti dulu. Karena
ia takut ditinggalkan sendirian.
Dan
mendengar hal itu, Tassana memegang bahu Nee untuk meyakinkannya, yaitu Krit
tidak akan pernah meninggalkan Nee, karena bagi Krit, Nee akan tetap menjadi
adiknya.
Ketika
masuk kedalam ruangannya. Tassana menjadi heran, karena Khem telah datang dan
menyiapkan makan siang untuknya. Tapi karena mungkin masih cemburu, Tassana
menolak.
Menyadari
hal itu, Khem menahan tangan Tassana dan mengajaknya untuk berbaikan.
“Aku
tidak merajuk. Kamu tau, bagaimana perasaanku padamu?” tanya Tassana. Dan Khem
mengangguk.
“Ketika
aku denganmu, aku tidak mau mendengar nama Sharkrit. Seseorang yang membuatmu
jatuh cinta untuk dua kali, jadi bagaimana mungkin aku tidak gelisah?” lanjut
Tassana bertanya, lalu meminta maaf.
“Kamu
membuatku memiliki hidup yang baru. Tapi bisakah kita mulai dengan perlahan?”
balas Khem. Dan Tassana setuju, karena baginya tidak peduli berapa lamapun, ia
akan menunggu. Lalu Tassana menanyai tentang status mereka sekarang.
“Sebut
saja, kita ada dalam tahap berbicara sekarang. Tapi itu hanya padaku saja. Kamu
tidak boleh berbicara kepada wanita lain. Sampai jumpa dikantor ya,” balas Khem
dan mengambil tasnya, lalu pergi.
Tassana
merasa senang dan tersenyum sendiri. Ia mengambil tas kecil yang ditinggalkan
Khem. Disana tergambar sepasang kekasih yang berpegangan tangan.
Trai
duduk didalam ruangan sambil membaca satu persatu dokumen yang ada. Lalu ketika
itu, Nee masuk dengan kesal.
“Khun,
apa yang kamu lihat dikantorku? Apa yang kamu lakukan disini?” tanya Nee
langsung.
Dengan
alasan bahwa ia sedang sibuk, karena banyak pekerjaan dan akan ada meeting,
maka Nee menyuruh Trai untuk pergi. Tapi dengan santai Trai membalas bahwa ia
telah membatalkan meetingnya.
Trai
lalu berdiri dan dengan semangat menarik tangan Nee serta mengajaknya untuk
pergi bersenang-senang. Dan karena takut serta ragu, maka Nee menolak.
Ternyata
Trai mengajak Nee ketempat lompat-lompat, sehingga mereka bisa bersenang –
senang. Dan walaupun awalnya, Nee menolak, tapi karena Trai terus menantangnya,
maka Nee pun ikut bermain.
Dan
ketika Nee sedang sibuk bertelponan mengenai kerjaan, Trai sengaja melemparkan
bola dan menarik Nee untuk kembali bermain.
Krit
mengajak Yada kesebuah tempat, yaitu rumah lamanya.
“Ini
rumah lamaku. Dari lahir aku tinggal disini, sampai usiaku 15 tahun. Disebrang jalan
adalah rumah Na.”
Yada
menjadi heran, karena Ia tidak melihat satu rumahpun. Yang ada disana hanya
sebuah gedung besar.
“Gimana
tentang tetangga lamamu? Apa mereka masih tinggal disini?”
“Apa
kamu mencoba untuk mencari tau tentangku. Maaf. Tidak ada satupun tetangga
lamaku yang tinggal disini lagi,” jelas Krit.
Ketika
melihat Yada hanya diam serta tidak membalas, maka Krit melanjutkan ceritanya.
“Semua
yang tinggal dijalan ini, mereka dijebak oleh sebuah perusahaan. Setiap orang mengiventasikan
semua uangnya, jadi ketika perusahaan bangkrut, rumah mereka direbut. Ayahku adalah
pemilik perusahaan yang menipu orang-orang tak berdosa itu.”
Udah lma blak blik blm ada....msh dtnggu klnjutannya
ReplyDelete