Sinopsis Thai-Drama : Ra Rerng Fai Episode 6 - 5




 Company name : Citizen Kane

Pagi hari. Yada bercermin di kamar mandi dan bersiap-siap untuk memulai harinya. Dan sambil bersiap, ia teringat akan perkataan Krit kemarin yang menyuruhnya untuk mempersiapkan fisik serta mentalnya.

Juga perkataan Krit, mengenai jika laki-laki dan wanita tidur ditempat tidur yang sama. Lalu saat tiba-tiba Krit menciumnya.

Mengingat itu semua, membuat Yada menjadi bertanya-tanya sendiri, apakah ia mampu untuk bertahan.

Dan lalu sambil menyisir rambutnya, Yada mengingat pembicaraannya dengan Tassana, mengenai Krit yang tidak mungkin mau mengembalikan semua bukti kepadanya. Dan ketika itu, dirinya sendiri memutuskan bahwa ia akan mencari bukti tentang Krit.

Dengan diam-diam, Yada keluar dari kamarnya dan memastikan bahwa Krit belum keluar dari kamarnya. Lalu setelah menguping serta memastikan bahwa Krit sedang mandi.

Maka Yada dengan cepat, mulai memeriksa dan membuka satu persatu pintu lemari Krit.

Ketika itu, Yada tanpa sengaja membuat suara kecil, sehingga dirinya sendiri terkejut. Dan Krit yang berada dikamar mandi, tersenyum, menyadari hal itu.

Saat telah yakin bahwa Krit tidak mungkin tau, maka Yada kembali mencari, tapi ia tidak menemukan apapun yang berarti. Lalu saat itu, ia melihat laci meja Krit dan ingin membukanya. Sayangnya, semua lacinya terkunci.
Awalnya Yada kebingungan, tapi saat ia menyentuh kepalanya dan sadar akan sesuatu. Ia mengambil jepit rambutnya sendiri untuk membuka lubang kunci.

Walaupun telah selesai mandi, Krit dengan sengaja tetap membiarkan air dishowernya menyala dan mengalir. Sehingga Yada yang berada diluar tetap mengira bahwa Krit masih mandi.

“Menggunakan kunci akan lebih mudah,” kata Krit dari belakang, sehingga membuat Yada yang sedang sibuk membuka laci menjadi terkejut. Malah dengan santai, Krit memberikan kunci padanya.
Dengan segera Yada pun berdiri dan menghadap kearah Krit. Dan dengan gugup, Yada mengalihkan pembicaraan, dengan menanyai mengapa Krit tidak mematikan showernya kalau sudah selesai mandi.

Ketika Krit yang setengah telanjang, mendekati Yada. Hal itu membuat Yada menjadi gugup dan ingin kembali ke kamarnya, tapi Krit langsung menarik Yada untuk agar tidak pergi.

“Jangan mengubah subject,” kata Krit menegaskan.

“Kamu pernah bilang, kamu bukan Sharkrit Pichakorn,” jelas Yada.

“Aku sangat senang, karena kamu masih mengingat kata-kataku.”

“Siapa kamu?”

“Mengenai ini, itu akan sangat panjang,” balas Krit sambil mendekatkan wajahnya kepada Yada.


Yada yang terkejut, segera mendorong Krit dan melangkah mundur. Tapi dengan sengaja Krit berjalan mendekati Yada yang menjadi salah tingkah. Sehingga tanpa sengaja, Yada jatuh terduduk disofa dibelakangnya.

Saat Yada ingin bangkit berdiri, Krit segera menahannya. Malahan dengan mesra ia mengelus wajah Yada, lalu ia melepaskan ikatan rambut Yada.

“Aku lebih suka kamu yang seperti ini,” puji Krit sambil menatap Yada. Setelah itu, Krit meninggalkan Yada.

Krit telah siap dan berpakaian rapi, ia sedang duduk disofa. Dan dibelakangnya, tampak Yada yang juga telah siap dengan pakaian rapi, ia sedang menyeduh kopi.

“Kamu tidak punya apapun didapur selain pembuat kopi ini ya,” kata Yada memulai obrolan.

“Disini ada room service 24 jam.” Balas Krit.

Yada membawa kopi yang dibuatnya dan memberikan itu kepada Krit. Dan lalu tiba-tiba Krit bertanya, apakah Yada tidak mau tau tentang dirinya lagi.

Tentu saja, dengan cepat, Yada menjawab ia mau. Tapi ia mau, Krit menceritakan kebenaran padanya.

“Aku tidak hanya akan bercerita, aku akan menunjukan bagaimana hidupku yang asli. Hidup asliku, sebelum aku menjadi anak adopsi pemilik casino di Hong Kong,” jelas Krit.

Ketika Krit mengambil dan memakai jasnya, lalu keluar. Maka dengan buru- buru Yada mengambil tasnya dan mengikuti Krit.

Dan sebelum Krit menekan tombol lift, Yada menarik jas Krit. “Bisakah aku mempercayaimu?” tanya Yada.

“Tentang apa?”

“Tentang kamu yang mau menunjukan hidup aslimu.”

“Apa aku pernah menjebakmu?”

Saat Krit bertanya seperti itu, dengan pede Yada menyebut bahwa Krit pernah menipunya. Dan lalu dengan tenang, Krit membalas bahwa Yada juga sama dan lalu ia mengungkit tentang apa yang dicari Yada tadi diruangannya.

“Aku tidak mau apapun. Aku tidak bermaksud mencari sesuatu,” jawab Yada.

“Seorang istri yang baik tidak seharusnya berbohong kepada suaminya.”

“Tapi ketika seorang istri mengatakan sesuatu kepada suaminya, dia harus mempercayainya,” balas Yada.

Krit tersenyum senang mendengar balasan Yada yang seperti itu. Lalu tidak mau memperpanjang, Krit memutuskan untuk mempercayai Yada. Dan itu semua ia lakukan untuk kebaikan pernikahan mereka.

“Baiklah. Satu, jika kamu bukan Sharkrit Pichakorn, kemudian siapa kamu? Dua, bagaimana kamu bisa terlibat dengan mafia? Ketiga, sebenarnya bisnis apa yang kamu lakukan? Empat, apa yang pernah keluargaku lakukan padamu? Lima…” tanya Yada dengan cepat, tapi lalu dipotong oleh Krit.

“Jadi aku harus menceritakan segalanya, dimulai dari masa kecilku?” tanya Krit langsung.

“Benar. Demi kehidupan pernikahan kita yang sempurna.” Balas Yada penuh percaya diri.

Setelah itu bawahan Krit datang dan memberitahu bahwa mobil telah siap. Jadi Yada pun pamit untuk pergi duluan dan menunggu dimobil.

Di T-Mart. Nee menunggu Krit dengan tidak sabaran. Dan ketika itu dari  belakangnya, Tassana datang, jadi Nee mengira itu Krit. Tapi sayangnya, saat ia berbalik, ia langsung kecewa.
“Orang yang baru saja menikah, tidak akan datang bekerja sekarang,” jelas Tassana.

“Tapi P’Krit dan Khun Da tidak seperti pasangan menikah yang lain. Mereka tidak saling mencintai. P’Krit menikahinya karena perlu.”

“Tidak peduli siapa yang Krit nikahi, untuk alasan apa. Dia tidak akan melihatmu sebagai wanita, tapi tetap sebagai adik.”

Walaupun mengetahui hal itu, Nee hanya mau agar Krit bisa mencintainya seperti dulu. Karena ia takut ditinggalkan sendirian.


Dan mendengar hal itu, Tassana memegang bahu Nee untuk meyakinkannya, yaitu Krit tidak akan pernah meninggalkan Nee, karena bagi Krit, Nee akan tetap menjadi adiknya.

Setelah itu Tassana memeluk Nee untuk menenangkannya.

Ketika masuk kedalam ruangannya. Tassana menjadi heran, karena Khem telah datang dan menyiapkan makan siang untuknya. Tapi karena mungkin masih cemburu, Tassana menolak.

Menyadari hal itu, Khem menahan tangan Tassana dan mengajaknya untuk berbaikan.

“Aku tidak merajuk. Kamu tau, bagaimana perasaanku padamu?” tanya Tassana. Dan Khem mengangguk.

“Ketika aku denganmu, aku tidak mau mendengar nama Sharkrit. Seseorang yang membuatmu jatuh cinta untuk dua kali, jadi bagaimana mungkin aku tidak gelisah?” lanjut Tassana bertanya, lalu meminta maaf.
“Kamu membuatku memiliki hidup yang baru. Tapi bisakah kita mulai dengan perlahan?” balas Khem. Dan Tassana setuju, karena baginya tidak peduli berapa lamapun, ia akan menunggu. Lalu Tassana menanyai tentang status mereka sekarang.


“Sebut saja, kita ada dalam tahap berbicara sekarang. Tapi itu hanya padaku saja. Kamu tidak boleh berbicara kepada wanita lain. Sampai jumpa dikantor ya,” balas Khem dan mengambil tasnya, lalu pergi.

Tassana merasa senang dan tersenyum sendiri. Ia mengambil tas kecil yang ditinggalkan Khem. Disana tergambar sepasang kekasih yang berpegangan tangan.

Trai duduk didalam ruangan sambil membaca satu persatu dokumen yang ada. Lalu ketika itu, Nee masuk dengan kesal.

“Khun, apa yang kamu lihat dikantorku? Apa yang kamu lakukan disini?” tanya Nee langsung.

“Kamu beneran berpikiran pendek ya. Kemarin kita berpelukan seperti sahabat,” balas Trai santai.

Dengan alasan bahwa ia sedang sibuk, karena banyak pekerjaan dan akan ada meeting, maka Nee menyuruh Trai untuk pergi. Tapi dengan santai Trai membalas bahwa ia telah membatalkan meetingnya.

“Hu? Apa yang kamu bilang?!” tanya Nee, terkejut serta heran.

Trai lalu berdiri dan dengan semangat menarik tangan Nee serta mengajaknya untuk pergi bersenang-senang. Dan karena takut serta ragu, maka Nee menolak.

Tapi Trai tidak peduli dan menarik tangan Nee untuk mengikutinya.

Ternyata Trai mengajak Nee ketempat lompat-lompat, sehingga mereka bisa bersenang – senang. Dan walaupun awalnya, Nee menolak, tapi karena Trai terus menantangnya, maka Nee pun ikut bermain.


Dan ketika Nee sedang sibuk bertelponan mengenai kerjaan, Trai sengaja melemparkan bola dan menarik Nee untuk kembali bermain.

Krit mengajak Yada kesebuah tempat, yaitu rumah lamanya.

“Ini rumah lamaku. Dari lahir aku tinggal disini, sampai usiaku 15 tahun. Disebrang jalan adalah rumah Na.”

Yada menjadi heran, karena Ia tidak melihat satu rumahpun. Yang ada disana hanya sebuah gedung besar.

“Gimana tentang tetangga lamamu? Apa mereka masih tinggal disini?”

“Apa kamu mencoba untuk mencari tau tentangku. Maaf. Tidak ada satupun tetangga lamaku yang tinggal disini lagi,” jelas Krit.

Ketika melihat Yada hanya diam serta tidak membalas, maka Krit melanjutkan ceritanya.

“Semua yang tinggal dijalan ini, mereka dijebak oleh sebuah perusahaan. Setiap orang mengiventasikan semua uangnya, jadi ketika perusahaan bangkrut, rumah mereka direbut. Ayahku adalah pemilik perusahaan yang menipu orang-orang tak berdosa itu.”

1 Comments

  1. Udah lma blak blik blm ada....msh dtnggu klnjutannya

    ReplyDelete
Previous Post Next Post