Company name : Citizen Kane
Saat menyadari bahwa Krit ada disana, maka
dengan kaget Yada bangkit dan duduk. Lalu dengan agak tergagap, ia menanyakan
apakah kemarin malam Krit tidur diranjang ini.
Sambil masih tersenyum, Krit duduk tepat
dihadapan Yada dan lalu menjawab ya. Dan dengan agak kaget, Yada menutup
mulutnya, lalu mundur sedikit.
“Kita sekarang adalah suami-istri. Tentu
saja, kita harus tidur diranjang yang sama,” kata Krit sambil menatap Yada.
Melihat tingkah Yada yang seperti itu, maka
Krit pura-pura tidak mendengar dan bertanya lagi, tapi Yada tetap saja bicara
dengan menutup mulutnya sendiri. Maka dengan agak tidak sabaran, Krit menarik
tangan Yada.
“Mengapa kamu menutup mulutmu?” tanya Krit.
“Karena, aku belum mandi dan menyikat gigiku.
Sedangkan kamu sudah berpakaian rapi sekali,” jawab Yada dengan wajah masih
tidak mau menghadap kearah Krit.
“Terima kasih untuk pujiannya. Tapi kamu, apa
ini penampilan mu saat pagi?” balas Krit sambil tersenyum.
Dan mendengar itu, Yada dengan cepat
berpaling serta menatap kearah Krit. Lalu dengan tangannya, ia menyisiri
rambutnya begitu saja. Dan sesudah itu, ia turun dari ranjang.
Sebelum Yada pergi, Krit menahan tangan Yada.
“Tapi kamu masih terlihat manis,” lanjut Krit, memuji.
Tapi Yada tampak tidak senang sama sekali.
Malah dengan mulut masih tertutup, Yada
menarik tangannya dari Krit, lalu berlari pergi kearah kamar mandi. Dan ketika
itu, terdengar suara Yada yang membuat kegaduhan dikamar mandi.
Tampaknya Yada masih merasa kesal, maka dari
itu dengan cepat Yada berjalan dan mengabaikan Krit yang mengikutinya
dibelakang. Dan menyadari hal itu, maka Krit menghentikan Yada serta berusaha
membujuknya.
“Tinggallah disini selama dua malam lagi. Aku
ingin membawa kamu melihat-lihat lagi,” tanya Krit, lembut.
“Tidak,” balas Yada, agak keras.
“Kamu tidak mau merasakan makanan terenak
didunia?”
Ketika Yada ingin berjalan pergi lagi. Krit
segera menahan tangan Yada dan membujuk Yada lagi, karena ia merasa bersalah
telah seperti itu tadi. Jadi mendengar hal itu, Yada setuju untuk tinggal.
“Kemana kamu mau pergi?” tanya Krit tampak
senang.
Mendengar jawaban Yada yang seperti itu,
tiba-tiba ekspresi Krit berubah menjadi keras. Lalu dengan tegas ia memberitahu
pada Yada, ketika mereka tiba di Thailand, ia pasti akan membawa Yada kesuatu
tempat. Setelah itu, Krit berjalan duluan meninggalkan Yada.
Ditempat luas dan sepi yang kemarin. Yada
duduk dan mengingat semua cerita Krit padanya. Tentang pertama kali ia tiba di
Hong Kong, tentang ia yang mungkin saja berbakat hingga Pa mau mengangkatnya.
Tapi ada satu pertanyaannya yang waktu itu
tidak dijawab oleh Krit. Yaitu, maasalah apa yang dimiliki oleh Ayahnya dengan
Pa, sehingga Krit mengejar keluarga mereka.
Krit menghampiri Yada memberikan segelas
minuman padanya. “Minumlah dulu. Mobil akan menjemput kita ke airport,” tawar
Krit.
Pesawat mereka pun berangkat. Dan akhirnya
mereka tiba kembali di Thailand, setelah itu Krit membawa Yada ke penjara.
Sehingga hal itu membuat Yada bingung serta bertanya.
“Dalam matamu seorang penjahat mungkin
terlihat mengganggumu,” kata Krit kepada Yada yang kebingungan.
“Tidak seperti itu. Kamu bilang bahwa kamu
akan menunjukan kehidupan aslimu. Apa ini bagian dari hidupmu juga?” balas Yada
membantah dan lalu bertanya.
Didalam penjara, Yada melihat para tahanan
yang sedang berkerja membersihkan halaman. Dan ketika itu, Kaj yang menyadari
kedatangan anaknya itu, mendongakan kepalanya dan memandang kearah mereka.
Kaj tampak tidak nyaman, tapi tanpa melakukan
apapun atau mengatakan apapun. Kaj kembali melanjutkan pekerjaannya, yaitu
menyapu.
“Apa dia keluargamu? Aku harus panggil dia
apa?” tanya Yada lagi.
Sebelum Yada menyelesaikan pertanyaannya yang
mau bertanya siapa dia, Krit langsung memotong. “Di penjara? Pria ini adalah
kambing hitam. Dia masuk ke dalam penjara untuk temannya yang telah menipu
orang.”
“Perusahaan yang kamu bilang padaku itu,
teman yang kamu sebut adalah Ayahmu? Aku minta maaf. Bahkan walaupun Ayahmu
telah meninggal dunia, orang yang menipu itu dan menyalahkan temannya. Tidak
terkatakan,” kata Yada sambil memandang kearah Kaj.
Tampaknya Yada telah salah paham dengan
cerita serta maksud Krit selama ini.
Dan tanpa membenarkan itu, Krit dengan tenang
mempersilahkan Yada untuk mengatakannya, karena ia tidak masalah. Jadi terbawa
sedikit emosi, mungkin. Dengan semangat Yada mengatakan apa yang ingin ia
katakan.
“Orang yang mampu melakukan ini, aku pikir dia sangat rendah dan tercela. Kamu mungkin merasa bersalah terhadap paman ini, itu mengapa kamu mengunjunginnya. Betapa menyedihkannya untuk menjadi teman seorang bajingan,” kata Yada sambil menatap kasihan ke arah Kaj lagi.
Krit tersenyum kecil mendengar perkataan Yada. “Ingat kata-kata ini dengan baik, Yada,” balas Krit kepada Yada.
Krit tersenyum kecil mendengar perkataan Yada. “Ingat kata-kata ini dengan baik, Yada,” balas Krit kepada Yada.
Sendirian Krit menemui Ayahnya untuk
mengobrol. Disana tanpa berbasa-basi, Kaj langsung menanyai siapa wanita yang
Krit bawa itu. Dan Krit langsung memberitahu, menantu.
“Kamu menikah dan hampir tidak memberitahuku?
Tapi itu bagus. Mempunyai keluarga akan membuatmu berpikir ulang. Apa kamu
sudah menghentikan tiindakan bodoh itu sekarang?”
“Menantumu bernama Yada. Anak perempuan
Dilok,” jawab Krit tanpa merasa tidak enak. Dan saat Kaj tampak kaget, Krit
tertawa kecil dan menceritakan tentang ekspresi Dilok ketika harus memberikan
putrinya. Dan selanjutnya, Krit berkata bahwa itu adalah Dilok.
“Aku harus melakukan itu. Aku melakukan itu
untukmu. Mengapa kamu tidak mengerti aku?”
balas Krit.
“Jika kamu benar-benar ingin melakukan itu
untukku, keluarlah dari lingkaran setan itu. Uang yang kamu dapat dari bisnis
kotor, akan menyeret hidupmu. Apakah kamu menikahinya untuk balas dendam?” kata
Kaj lagi. Dan tentu saja, Krit membenarkan.
“Kamu bodoh. Kamu bodoh dari sini ke Hong
Kong. Kamu bodoh sekarang, kamu tidak mengenal dirimu sendiri. Aku tidak
melihat istrimu seperti ia adalah musuhmu,” lanjut Kaj dengan lebih tajam. Dan
dengan tergagap, Krit hanya bisa menjawab ‘aku.. aku..’
“Hidupmu berubah. Kembali dan pikirkan itu.
Seperti untuk mengapa kamu berubah. Jangan jadi bodoh. Sebelum semuanya
terlambat,” kata Kaj lagi, menasehati Krit.
Setelah itu Kaj menutup teleponnya. Dan Krit
pun tampak terdiam serta ragu, hingga ia tidak bisa mengatakan apapun lagi untuk
membalas perkataan Ayahnya.
Nee menemui Tassana dikantor serta menanyai
keberadaan Krit. Dan lalu dengan santai, Tassana menjawab bahwa Krit sedang
berada di Hong Kong untuk berbulan madu mungkin.
“Kamu sudah siap menemuinya sekarang?” tanya
Tassana tiba-tiba untuk memastikan.
“Aku siap,” jawab Nee sambil duduk dikursi
dihapadan Tassana.
“Siapa untuk apa? Siap untuk kembali menjadi
adiknya? Kamu harus mengerti. Sulit untuk perasaan itu kembali seperti dulu.”
Keluar dari penjara. Yada terus menatap
kearah Krit yang berjalan disebelahnya. Saat itu Krit tampak tidak fokus dan
sedang memikirkan sesuatu.
Ternyata Krit sedang memikirkan kembali
mengenai nasihat terakhir Ayahnya tadi. Lalu tiba-tiba Yada memanggil dan
menyadarkannya.
Yada membawa Krit ke rumahnya. Dan disana,
Krit menolak untuk masuk kedalam. Lalu tepat ketika itu, terdengar suara Dilok
yang berbicara dengan keras.
“Bagus jika kamu tidak masuk. Rumah ini tidak
menyambut mu,” kata Dilok, keluar dari dalam rumah dan muncul dihadapan mereka.
Melihat sikap Dilok padanya, maka Krit
mengubah pikirannya dan memutuskan untuk masuk ke dalam rumah. Dan Trai tampak
tidak senang, “Mengapa kamu membawa dia kesini?”
“Aku butuh bicara dengan Ayah,” jawab Yada.
Tanpa menatap dan mendengarkan Yada. Dilok
menyuruh agar Trai menyeret Krit keluar dari rumah.
Dengan santai, Krit duduk diruang tamu sambil
membaca buku majalah. Dan Trai yang emosi, masuk kedalam dan langsung menyuruh
Krit untuk keluar.
Sambil tersenyum. Krit bangkit dari
duduknya,”Hanya kamu yang mengerti aku dengan baik. Orang sepertiku tidak akan
pernah merendahkan diriku sendiri untuk bicara kepada orang yang rendahan dan
bajingan.”
Dilok menjadi sangat marah dan karena itu
tiba-tiba jantungnya kembali sakit. Jadi dengan khawatir, Yada ingin
menolongnya. Tapi dengan kasar Dilok menolak Yada untuk menyentuh dirinya.
Sehingga Trai serta Khem lah yang membantu
Ayahnya itu. Tapi karena saat itu Dilok sama sekali tidak mau tenang, maka
mereka berdua memutuskan untuk membawa Ayah ke halaman.
“P’Da, kamu mau rumah kita menjadi terbakar
api seperti inikah?”
Khem yang emosi mengatai bahwa ia tidak bisa
mengerti apa kebaikan yang Yada lihat dari Krit, tapi untuknya itu, semua yang
ia lihat adalah keburukan. Melihat keadaan yang seperti itu, maka Krit maju
untuk membela Yada.
“Khem mungkin kamu masih tidak bisa
melepaskanku,” kata Krit sambil memeluk bahu Yada dihadapan Khem.
Setelah itu, Khem tampak terluka dan lalu ia
mengatai Krit yang tidak berubah. Dan Krit menanggapinya dengan hanya
tersenyum.
Saat Khem pergi ke halaman dan meninggalkan
mereka berdua. Yada langsung melepaskan dirinya dari Krit dan marah,
karena Krit malah membuat segalanya
menjadi buruk. Lalu ia meminta agar Krit tidak mengikutinya.
Yada menemui Ayah dihalaman. Tapi sebelum ia
sempat bicara, Dilok langsung maju dan menamparnya, lalu mengusirnya.
Walaupun telah diperlakukan seperti itu, Yada
tetap tidak menyerah. Ia berusaha untuk menahan Ayahnya dan meminta agar
Ayahnya mendengarkannya. Tapi dengan sangat kasar, Dilok menepis tangan Yada
dan memarahi Yada dengan kasar.
“Aku punya alasan untuk membawa Khun Sharkrit
denganku. Khun Sharkrit hanyalah alat untuk musuh kita. Ayah, apa kamu pernah
punya masalah dengan Mr. Wong sebelumnya?” tanya Yada kepada Dilok.
“Kamu benar-benar tidak punya masalah dengan
siapapun? Itu mungkin salah paham. Diluar sana tidak ada bisnis yang tidak
mempunyai pesaing. Coba pikirkan, yah,” pinta Yada.
Tepat saat itu, Krit muncul dari arah
belakang Dilok. Dan ia menahan Dilok yang ingin memukul Yada. Lalu saat Yada
meminta agar dirinya melepaskan Dilok, maka Krit pun langsung melepaskan tangan
Dilok dengan kuat, sehingga Dilok terjatuh ke tanah.
Yada juga ingin mendekat, tapi Krit
menahannya. “Jangan mendekat Da. Orang seperti Ayahmu, dia akan menyadari
tindakan salahnya ketika neraka didepannya.”
Yada langsung marah dan memperingati Krit. Tapi
Krit tidak peduli, malah dengan suara mengancam ia melanjutkan pada Dilok,”Segera.
Pasti.”
Trai berteriak dan menyuruh Yada untuk
membawa Krit keluar. Dan walaupun sedih, Yada tidak melakukan apapun. Jadi Krit
menarik tangan Yada dengan kuat agar ikut keluar bersamanya.
Ah...lnjut lg
ReplyDelete