CREDIT : MYUNG FILMS
Di malam hari berhujan, seorang pria berjalan sambil membawa palu besar. Pria itu masuk ke sebuah gang, dan dengan palu di tangannya, dia mula memukul sebuah bangunan. Pria itu tidak menyadari, ada seseorang di atas sebuah gedung yang melihat aksinya, dan memotret hal tersebut.
Pagi hari,
Di dalam kereta yang padat, seorang pria, Park Min Jae, terlihat sangat kesal berada di dalam kereta tersebut. Dia juga mendapat pesan dari rekannya dari kantor lama karena tidak ikut pesta perpisahan kemarin, padahal itu pesta untuknya.
Min Jae tiba di kantor barunya, Kantor Pelayanan Distrik Myung Jin. Dia sedikit heran melihat kantor yang sepi padahal jam sudah menunjukkan hampir pukul 9, tetapi tidak lama kemudian, tampak banyak orang berbondong-bondong masuk ke dalam kantor tersebut.
Min Jae mengenalkan dirinya sebagai karyawan transfer dari distrik Ryongcheon yang akan bekerja di kantor pelayanan Myung Jin. Dia adalah PNS golongan 9 level 5. Dia memberikan minuman sebagai tanda perkenalan.
Min Jae mulai duduk di mejanya dan bekerja. Sebelum bekerja, dia mengeluarkan barang-barangnya dan menyusunnya secara terorganisir.
Seseorang masuk ke dalam kantor pelayanan. Orang tersebut mengenakan jas hujan hitam. Dan anehnya, saat orang itu masuk, semua orang langsung berpura-pura sibuk. Min Jae sampai heran melihatnya.
Orang itu membuka tudung dan masker yang dikenakannya dan berjalan ke depan Manajer Yang. Dia seorang nenek bernama Na Ok Boon. Ok Boon mulai mengeluh mengenai hujan yang sudah turun sejak beberapa bulan lalu, dan setiap kali hujan, tembok di toko retak-retak dan lantai hancur. Karena itu dia menghubungi kantor BMKG dan meminta di beritahu kapan hujan akan turun.
“Anda lihat pelaku pembunuhan berantai?” tanya Kepala Yang menghentikan cerososan Ok Boon.
Ok Boon segera mengeluarkan foto yang di ambilnya kemarin malam. Foto seorang pria di tengah hujan dan berdiri menghadap tembok.
Kepala Yang melihatnya dan menduga kalau pria itu sedang kencing. Ok Boon membantah hal tersebut tetapi Kepala Yang ngotot untuk menganggap pria itu sedang kencing.
“Pakai asam sulfat? Kali saja pura-pura kencing padahal dia menyiramkan asam sulfat makanya dinding jadi pada retak. Asam sulfat kan bisa menyebabkan korosi,” beritahu Ok Boon mengutarakan kecurigaannya.
Pria disamping Kepala Yang berkomentar kalau bisa saja pria itu memang sedang kencing. Pria itu adalah pemilik pasar, Direktur Ma. Dia mengeluh karena itulah mereka harus kembali membangun pasar.
Ok Boon yang tahu kalau pria itu adalah Dir. Ma segera memprotes kalau pemilik pasar sudah menggunakan preman agar mereka mau menjual toko mereka dengan harga murah. Dia memarahi Dir. Ma yang ingin mengembangkan proyek pembangunan kembali dan sengaja memaksa mereka menjual toko.
(Jadi, Ok Boon ini salah satu pemilik toko di kawasan pasar. Dir. Ma ini hendak membangun kembali pasar menjadi tempat baru. Jadi untuk melakukan hal tersebut, dia harus membeli tanah toko dan mendapatkan persetujuan. Dir. Ma ingin beli dengan harga murah sehingga dia menggunakan preman, tetapi pemilik toko tetap pada pendirian untuk tidak menjual. Nah, sepertinya selama hujan beberapa bulan, dinding-dinding toko di kawasan pasar menjadi lapuk dan lantai menjadi hancur. Ok Boon curiga kalau itu bukan karena hujan tetapi karena seseorang menyiramkan asam sulfat ke dinding, agar toko menjadi hancur, dan mau tidak mau pemilik menjual toko dengan harga murah).
Kepala Yang segera melerai Ok Boon agar tidak bertengkar dengan direktur Ma, karena belum tentu kan masalah itu ada hubungannya dengan proyek pengembangan direktur Ma.
Seorang pegawai, Jong Hyun, berusaha menenangkan Ok Boon tetapi Ok Boon terus marah-marah. Dia menegur mereka yang tidak mendengarkan keluhannya, seperti kemarin dia mengeluh mengenai lampu jalan di gang yang rusak tapi sambil sekarang belum juga di perbaiki. Bagaimana jika terjadi sesuatu karena jalan yang gelap?
Min Jae tiba-tiba berdiri dan memotret pertengkaran Ok Boon dengan Jong Hyun. Ok Boon segera menegurnya karena memotret tanpa izin.
Min Jae mengabaikan teguran Ok Boon dan balas memberitahu kalau Ok Boon ingin mengeluh maka harus memberikan bukti keluhan untuk kelengkapan berkas.
Ok Boon mulai bertanya siapa Min Jae? Apa anak baru?
“Form keluhan mengenai lampu yang rusak, sudah Anda serahkan?” tanya Min Jae, mengabaikan pertanyaan Ok Boon padanya. “Kalau belum, silahkan Anda isi dulu. Semua hal harus mengikuti prosedurnya.”
Tetapi Ok Boon tidak mau mengisi berkas dan malam menyuruh Min Jae untuk ikut dengannya melihat lampu tersebut. Min Jae tidak peduli dan menekan tombol antrian. Orang yang nomornya tertampil, segera maju dan hendak duduk menyampaikan berkas ke Min Jae. Ok Boon menghentikan orang tersebut, dan memberitahu kalau dia duluan karena sudah ada di sini sejak jam 9.
Min Jae bertanya apa Ok Boon punya nomor antrian? Ok Boon balas menjawab kalau dia tidak pernah menggunakan nomor antrian di kantor ini. Min Jae tersenyum dan memberitahu kalau mulai sekarang Ok Boon harus mengambilnya. Setelah itu, Min Jae mulai melayani keluhan warga lain dan mengabaikan Ok Boon.
Ok Boon memandangnya tajam. Dia melihat papan nama Min Jae : Juim (PNS golongan 9) Park Min Jae.
“Juim, Park Min Jae, kedepannya kita akan sering bertemu,” ujar Ok Boon dan berlalu pergi.
Rekan disamping tempat duduk Min Jae sampai kaget mendengarnya.
Jam istirahat,
Min Jae berada di atap gedung bersama Manajer Yang dan rekan lainnya.
“Dokkaebi Halmeoni (sebutan untuk Ok Boon). Di Bangwon-dong tidak ada yang tidak mengenalnya. Orang yang paling bermasalah,” beritahu Manajer Yang.
“Kesana kemari melaporkan semua pelanggaran yang dilakukan orang. Semua dilaporkan. Tapi di kantor pelayanan dia di blacklist,” beritahu A Young.
“Nenek itu melaporkan keluhan pada kami dan ada lebih dari 8000,” beritahu Jong Hyun. “Kecuali hari libur setiap harinya, dia lapor lebih dari 20.”
Dan kita diperlihatkan kalau Ok Boon selalu mengeluh mengenai berbagai hal dan tidak peduli di musim apapun. Dia mengeluh mengenai kabel listrik yang mengelupas, selokan yang sudah penuh, poster yang masih tertempel padahal orang-nya tidak menang pemilihan umum. Dan orang yang selalu menjadi sasaran untuk mengeluh adalah Manajer Yang dari saat baru bekerja hingga sudah menjadi manajer.
“Pimpinan sudah berganti 5 kali. Keluhan Halmeoni itu masih berlanjut,” beritahu Manajer Yang. “Saat itu aku masih di golongan 6 level 23 saat di posisimu. Ini baru mulai. Kau bisa menghadapi nenek itu?”
“Tidak masalah,” jawab Min Jae percaya diri.
Keesokan harinya,
Ok Boon sudah mengambil nomor antrian. Dia bahkan memberikan berkas keluhan. Tetapi masalahnya, dia mengambil banyak nomor antrian sehingga mengganggu warga lain yang hendak mengajukan keluhan.
Min Jae akhirnya memutuskan untuk melayani Ok Boon, dan menyuruh Ok Boon untuk memberikan semua berkas keluhannya. Ok Boon segera mengeluarkan berkas keluhannya yang telah di isi dan itu sangat banyak.
Tepat saat itu, dia diselamatkan oleh Jong Hyun kalau dia di panggil oleh Kepala. Min Jae meminta Jong Hyun untuk menggantikannya sementara dan Jong Hyun tidak masalah. Saat itu, dia baru sadar kalau orang yang harus dia layani adalah Ok Boon.
Min Jae pergi ke ruangan Kepala dan disana sudah ada Manajer Yang dan juga Direktur Ma. Ketua berbasa basi panjang lebar, tetapi inti-nya sih untuk mengatasi tuntutan terhadap Yirin Construction milik dir. Ma. Min Jae memberitahu kalau dia sudah membaca berkasnya dan mempelajarinya, dan dia bisa menyimpulkan kalau Yirin Co akan bebas dari hukuman karena tidak ada bukti mengenai kerusakan toko. Kepala puas mendengarnya.
Manajer Yang memuji Min Jae yang akan bisa naik menjadi golongan 7.
Min Jae pergi ke tempat tes TOEIC. Dia memberikan berkas hasil tes-nya sebelumnya yang bernilai 950. Orang yang melayaninya bilang kalau hasil tes itu masih bisa digunakan karena tes TOEIC berlaku selama 2 tahun.
Ok Boon protes ke sebuah toko karena papan nama yang di pasang toko itu menghalangi pejalan kaki. Hye Jung, pemilik toko, membantah hal tersebut. Mereka mulai saling berdebat dan menarik perhatian para pelanggan dan pemilik toko terdekat.
Min Jae sedang makan di rumah. Adiknya, Young Jae pulang. Adiknya ini salah satu orang yang melihat perdebatan Ok Boon dengan Hye Jung tadi. Min Jae terlihat perhatian dengan adiknya tapi Youn Jae terlihat cuek padanya.
Keesokan harinya,
Ok Boon kembali datang dan mengeluh mengenai proyek pengembangan. Dia memberikan bukti-bukti foto yang telah dikumpulkan selama ini mengenai pelanggaran proyek pengembangan tersebut.
“Ini soal mata pencaharian orang yang bergantung pada pasar,” ujar Ok Boon tersenyum dan memohon agar laporannya di tindak lanjuti.
“Informasi Anda akan kami pergunakan sebaik-baiknya,” ujar Min Jae dan menemui tumpukan foto tersebut.
Setelah Ok Boon pergi, Min Jae memandangi tumpukan foto tersebut. Dia kemudian bertanya pada A Young apa ada tempat untuk meletakkan barang yang tidak berguna?
Ok Boon pergi ke sebuah cafe. Dia tersenyum ceria bertemu dengan temannya, Jung Sim.
Jung Sim sangat pandai berbahasa inggris dan itu membuat Ok Boon merasa kagum. Dia memuji Jung Sim dan memberitahu kalau dia iri padanya. Jung Sim tersenyum dan memberitahu kalau dia belajar setiap hari agar mahir. Dia kemudian bagaimana keadaan toko jahit Ok Boon. Mereka mulai berbincang santai.
Tetapi anehnya, Jung Sim tiba-tiba menanyakan pertanyaan yang sama. Dia juga lupa meletakkan handphone-nya dimana padahal ada di sampingnya. Dan dia sampai melupakan saputangannya. Ok Boon hendak mengembalikan saputangan tersebut, tetapi Jung Sim sudah pergi.
Di rumah, Ok Boon sedang menjahit. Dia menonton TV dan ada salah satu orang berbicara ‘what’s up’. Ok Boon langsung menirunya, tetapi di salah mengucapkannya menjadi ‘wasseo.’
Jin Joo tetanggannya masuk ke dalam rumahnya dan membuat Ok Boon sangat terkejut. Jin Joo mengira Ok Boon hanya pura-pura terkejut, karena tadi waktu dia masuk kan Ok Boon sudah bilang ‘wasseo’ (kau datang). Ok Boon menjelaskan kalau tadi dia bilang ‘what’s up’ yang artinya apa kabar.
Jin Joo kemudian bertanya mana baju pesanannya. Dan Ok Boon segera memberikannya. Mereka terlihat akrab.
Setelah Jin Joo pergi, Ok Boon berusaha menelpon seseorang. Dia menelpon seseorang yang berada di USA. Orang diseberang mengangkat teleponnya dan berbicara bahasa inggris, Ok Boon hanya bisa mendengar dan tidak tahu harus menjawab apa. Dia memutuskan sambungan telepon.
Ok Boon mulai mengikuti les bahasa inggris. Tetapi, guru english yang mengajar seperti tidak mempedulikannya karena dia hanya berinteraksi dengan murid-murid yang muda. Guru itu juga mengajar dengan sangat cepat sehingga Ok Boon kesulitan. Ok Boon meminta guru untuk pelan-pelan tetapi guru terlihat tidak senang.
Selesai kelas, Ok Boon diminta untuk pergi ke Balai Belajar atau perpustakaan dimana orang tua bisa belajar gratis. Di tempat khusus orang tua. Ok Boon menjelaskan kalau ongkos ke sana sangat mahal. Pria itu tidak peduli dan mengembalikan uang pendaftaran Ok Boon, dia meminta maaf karena tidak bisa menerima Ok Boon disini. Ok Boon di rasa mengganggu siswa lain. Ok Boon kecewa mendengarnya.
Ok Boon berjalan lunglai. Saat itu, dia melihat seorang pria sedang berbincang english dengan lancar. Pria itu adalah Min Jae. Min Jae sedang bertemu temannya dan memberitahu kalau dia sudah tidak lanjut les lagi.
Min Jae kaget melihat Ok Boon yang ada disana.
Ok Boon mengikuti Min Jae. Dia meminta tolong pada Min Jae untuk mengajari bahasa inggris. Min Jae jelas heran kenapa Ok Boon ngotot sekali ingin belajar bahasa Inggris padahal sudah tua? Ok Boon tidak mau memberitahu alasannya, dia terus membujuk Min Jae untuk mengajarinya dan dia akan membayar Min Jae. Anggap saja ini seperti pekerjaan sambilan.
“Aku sangat ingin mengajari Anda,” ujar Min Jae, “Tapi nenek menyerahkan begitu banyak berkas keluhan. Jadi, aku tidak punya waktu. Maaf,” ujar Min Jae dan berlalu pergi.
Keesokan harinya,
Ok Boon kembali ke kantor pelayanan. Dia menyerahkan berkas keluhannya kepada Min Jae yang isinya : Please, be My Teacher ~ Dan Ok Boon menulis namanya sebagai Jennifer.
Min Jae menegur Ok Boon karena mengisi blangko dengan bercanda. Ok Boon secara serius menjawab kalau namanya memang Jennifer. Saat dia ikut les bahasa inggris, semua orang harus memakai nama English dan gurunya memberikan nama itu padanya.
“Sudah kau pikirkan? Mengajariku bahasa Inggris?” tanya Ok Boon.
Dan Min Jae tetap menolak permintaan itu.
Keesokan harinya,
Pagi-pagi, sudah ada yang menelponnya. Min Jae mengangkat telepon itu, dan orang di seberang memperkenalkan dirinya sebagai Jennifer (Ok Boon). Min Jae jelas heran kenapa Ok Boon menelponnya pagi-pagi dan darimana pula dia mendapat nomornya.
“Kudapat dari kontak darurat Kantor Pelayanan.”
Min Jae kesal mendengarnya. Lagipula itu hanya untuk staff, mana bisa Ok Boon menelpon pegawai PNS secara pribadi. Ok Boon tidak peduli, dia bertanya dengan ceria, bagaimana caranya agar Min Jae mau mengajarinya bahasa Inggris. Min Jae meminta maaf dan mematikan telepon.
Di kantor Pelayanan,
Ok Boon kembali datang dan dia membawa buku bahasa Inggrisnya. Dia belajar bahasa Inggris di ruang tunggu dan menarik perhatian semua orang. Ok Boon terus menerus melihat ke arah Min Jae.
A Young dan Jong Hyun merasa terganggu melihatnya dan menyuruh Min Jae untuk menemui Ok Boon.
Min Jae dengan kesal memberitahu Ok Boon kalau Ok Boon mengganggu mereka. Ok Boon jadi kesal karena Min Jae begitu tega menolak permintaannya, setidaknya katakanlah akan di pertimbangkan. Min Jae tersenyum dan menolak dengan tegas.
Ok Boon mengerti. Dia memutuskan untuk menyerahkan berkas keluhannya yang berisi 1 tas. Semua pegawai kaget melihatnya. Jong Hyun dan A Young segera memohon pada Min Jae untuk mengajari Ok Boon bahasa Inggris, daripada Ok Boon memberikan berkas keluhan yang banyak itu.
Akhirnya,
Min Jae mulai mengajari Ok Boon bahasa Inggris. Mula-mula dia memberikan buku dasar bahasa inggris, yaitu buku A B C D. Ok Boon memberitahu kalau walaupun dia selama ini belajar ototidak, tapi dia sudah tahu huruf-huruf bahasa Inggris A B C D.
Min Jae mengetes-nya dengan menunjukkan buku kamus, dan bertanya apa itu? Ok Boon mengira Min Jae meremehkannya, dia menjawab kalau itu book. Min Jae lanjut bertanya buku apa? Ok Boon sedikit ragu dan menjawab dictionary.
“Ini kamus khusus,” beritahu Min Jae, “Kamus khusus dalam bahasa Inggris apa?”
“One Hundred Dictionary.”
“Encyclopedia,” beritahu Min Jae jawaban yang benar.
Tetapi, Ok Boon kesulitan untuk menyebutnya. Ok Boon awalnya protes karena diajarkan kata sulit tetapi Min Jae memberitahu kalau itu kata umum.
“Aku akan memilih kata untuk Anda, dan tolong Anda mengingatnya. Jadi, kalau besok Anda lulus, aku akan mengajari Anda bahasa Inggris,” ujar Min Jae.
Malam hari,
Ok Boon mulai mempelajari kata yang di berikan Min Jae. Ecology, Altitude dan masih banyak lagi. Dia mempelajari-nya dengan serius.
Keesokan harinya,
Min Jae memberikan tes pada Ok Boon. Dia menulis dalam hangul dan menyuruh Ok Boon untuk menulis English-nya. Itu semua kata yang telah di ajarkannya kepada Ok Boon kemarin.
Ok Boon mengerjakan dengan serius walaupun dia kesulitan.
Min Jae memeriksa hasil tes Ok Boon. Dan dia cukup terkejut karena banyak kata yang benar di jawab Ok Boon. Dia mendapat nilai 75.
“Bagus sekali,” puji Min Jae, “tapi kesepakatan kita adalah Anda harus mendapat nilai 80. jadi Anda gagal.”
Ok Boon tidak menyerah. Dia mengucapkan satu kata English yang di kuasainya, frustrate. Dia membujuk Min Jae untuk membiarkannya menulis kata itu, dan jika benar, tolong berikan dia nilai 80. Tetapi, Min Jae menolak. Dia segera beranjak pergi dan mengembalikan kertas tes Ok Boon.
Ok Boon memandangi kertas tes itu.
Min Jae sedang menikmati makan malam di sebuah restoran. Dia terlihat bahagia.
Tags:
I Can Speak