Company name : Citizen Kane
Didalam kamar. Yada mulai memilih
baju yang cocok untuk dikenakan. Ia lalu memandang dirinya sendiri dicermin dan
memegang perutnya.
Sedangkan Khem yang masih tidak
percaya dengan Yada serta penasaran, masuk kedalam kamar mandi. Ia mulai
melihat- lihat, mencari sesuatu yang aneh, tapi tidak ada.
Yada tampak sangat kebingungan serta
khawatir. Sementara Khem, ia tiba- tiba
melihat sesuatu yang aneh, yaitu tutup kloset yang tampak sedikit terbuka. Jadi
Khem membukanya dan menemukan sebuah kantong plastik yang berisikan kotak test
pack.
“P’Da hamil!” kata Khem, terkejut,
ketika ia melihat hasil pada alat test pack itu.
Didepan kamar Trai dirawat, Khem
melarang Yada untuk masuk kedalam dan meminta Yada untuk ikut bersamanya untuk
menemui dokter, karena Yada tampak pucat. Tapi Yada menolak serta mengatakan
bahwa ia baik-baik saja.
“Aku akan masuk kedalam dan mengecek
Trai. P’Da, kamu bisa menunggu di coffee shop, tapi jangan minum kopi ya,” kata
Khem kepada Yada.
Akhirnya Yada pun tidak jadi masuk
kedalam ruangan Trai dan mengikuti saran dari Khem.
Pas disaat itu, Nee datang untuk
menjenguk Trai, tapi ketika ia menyadari bahwa Yada berada disana, maka ia pun
bersembunyi. Dan Yada memang tidak mengetahui kedatangannya, tapi Khem tanpa
sengaja, melihatnya.
Yada mengingat perkataan Krit dulu
yang ingin memiliki 4 orang anak. Dan disaat itu, tiba- tiba seorang anak yang
sedang bermain sepatu roda lewat dan hampir menabraknya. Sehingga Yada pun
hampir saja terjatuh.
Untung saja, Krit datang. Dengan
sigap, ia langsung menahan tubuh Yada agar ia jangan sampai terjatuh.
“Apa kamu ada terluka?” tanya Krit,
penuh perhatian, walaupun Yada menolak untu dipegang olehnya.
“Aku baik. Berhenti mengikutiku,”
peringat Yada.
“Jika kamu tidak membiarkanku
mengikuti istriku, maka siapa yang harus ku ikuti? Aku melihat mu berjalan
melamun sejak tadi. Bukankah adikmu baik- baik saja sekarang?” tanya Krit.
“Iya. Trai akan segera sembuh. Dan
jika kamu menyakiti adikku lagi, kamu akan menjadi lebih terluka lagi!” ancam
Yada, lalu ia melihat ke sekeliling, mencari bodyguardnya.
Menyadari apa yang sedang Yada cari,
maka Krit memberitahu bahwa ia tadi menyuruh Ping untuk membawa mereka pergi
minum kopi. Dan lalu ia menawarkan diri untuk mencarikan bodyguard yang lebih
baik untuk Yada.
“Jadi apa kamu sudah siap untuk
check- up?” tanya Krit kepada Yada.
Yada awalnya bingung, tapi saat Krit
menatap kearah bagian Ibu hamil, maka Yada pun jadi mengerti. Dan dengan penuh
harap serta lembut, Krit menatap Yada.
Nee datang keruangan Trai untuk
menjenguknya, tapi seorang suster melarangnya untuk masuk karena jam kunjungan
telah berakhir. Jadi Nee pun tidak jadi masuk dan hanya bisa menatap dari luar
dinding kaca saja.
Tepat disaat itu, Trai terbangun dan
menatap ke arahnya. Maka Nee pun meminta izin untuk masuk, tapi ia tidak
diperbolehkan, karena anggota keluarga Trai hanya menyetujui orang yang berada
didalam list saja untuk boleh mengunjungi Trai.
Maka dari itu Nee pun tidak jadi
masuk kedalam. Dari dalam ruangannya, dengan lemah Trai tersenyum dan
mengangkat tangannya, seolah ia ingin menyentuh Nee.
Dan dari luar ruangan, Nee balas
tersenyum kepada Trai. Ia mengangkat tangannya didekat dinding kaca, seolah ia
juga ingin menyentuh tangan Trai.
Cukup lama Nee berdiri disana, lalu
akhirnya ia pun pergi. Dan ketika Nee telah pergi, Trai tetap tersenyum
sendiri, tampak senang dan sangat bahagia.
Ditempat tunggu. Yada duduk dengan
raut wajah yang tampak tegang serta gugup. Sedangkan Krit sibuk melihat setiap
brosur yang ada, lalu ketika ia menyadari raut wajah Yada, ia pun memegangin
tangan Yada dan menenangkannya biar tidak takut.
Kesal mendengar semua perkataan Krit
yang sibuk menjelaskan padanya. Yada pun menyuruh Krit untuk berhenti, lalu ia
duduk sedikit menjauh dari Krit.
“Mengapa kamu menjadi moody?” tanya
Krit, heran akan sikap Yada kepadanya.
“Aku moody karena wajahmu. Aku tidak
perlu mencek apapun, hanya menjauh dariku sudah cukup. Darah tinggiku naik
karena wajahmu sekarang,” jawab Yada.
Ketika Yada berdiri ingin pergi, ia
hampir saja bertabrakan dengan anak yang bermain sepatu roda tadi. Untung Krit
menyelamatkannya lagi. Krit lalu menyuruh agar Yada melakukan check-up seperti
yang setiap wanita check.
“Jangan memerintahku!” balas Yada,
lalu pergi.
Disaat Yada bangkit berdiri dan mau
pergi, Krit menghentikan anak tadi untuk tidak bermain sepatu roda disini,
karena ini bukan taman bermain. Tapi dengan santai, anak itu menjawab bahwa ia
bukan anak kecil lagi.
Krit lalu menjelaskan pada anak itu,
bila anak itu telah besar, maka ia bisa menelpon polisi untuk menangkapnya. Dan
dati jauh, Yada melihat itu.
Ibu dari anak itu datang serta
menyuruh agar Krit tidak mengancam anaknya. Jadi Krit pun menjelaskan situasi
yang sebenarnya kepada Ibu itu, tapi itu malah menyuruh agar istri Krit lebih
berhati- hati, bukannya meminta maaf.
Krit pun tidak jadi membalas lagi,
ketika ia sadar bahwa Yada sudah tidak berada disana.
Didepan pintu lift. Khem muncul dan
menahan tangan Nee yang akan memencet tombol lift. Ia menanyakan apakah Nee
disini untuk mengunjugin Trai serta apa Nee tau bahwa hanya keluarga yang boleh
menjenguk Trai.
Nee membalas bahwa karenanya lah,
Trai menjadi terluka. Jadi dia ingin membalasnya serta mengenai dirinya dan
Trai, itu tidak ada hubungannya dengan mereka semua. Nee juga mengatakan bahwa
ia ingin berubah menjadi orang yang lebih baik.
“Sulit untuk orang bisa berubah.
Kamu masih memiliki mulut yang busuk seperti sebelumnya. Jika kamu ingin
membalas, maka berikan padaku nomor kakakmu,” kata Khem.
“Baiklah,” balas Nee, lalu
mengeluarkan hpnya. Setelah itu ia mengatakan bahwa Khem tidak bisa melakukan
apapun kepada Krit.
“Tunggu dan lihat saja,” kata Khem,
seperti telah merencanakan sesuatu.
Diruangan kerja Ayahnya. Yada duduk
disana sambil membaca artikel diinternet, mengenai kehamilan. Dan ketika ia
melihat foto bayi- bayi yang lucu, ia
tersenyum sendiri.
Yada lalu membuka blognya, mungkin
untuk menulis. Tapi seperti teringat akan sesuatu, ia pun tidak jadi menulis.
Krit sedang duduk sendirian dicafe
sambil meminum anggur. Disana ia membaca semua laporan yang ditulis oleh Yada
di blog. Dan ia pun tersenyum, membaca itu.
“Jadi apa itu pria atau wanita yang
hatinya akan terbakar duluan?” kata Krit, bertanya- tanya dalam dirinya
sendiri.
Tepat pada saat tenang seperti itu,
tiba- tiba saja sebuah pesan masuk dari Khem. Dan saat Krit membuka sms itu
serta membacanya, ia tampak sangat terkejut. Isi SMS : Berita terbaru. Yada
hamil.
Krit pergi ketaman untuk mencari
Yada yang biasanya sedang berlari, tapi ia tidak menemukannya sama sekali. Krit
lalu pergi kesisi taman, tempat dimana ia melamar Yada pertama kali.
Disana Krit mengingat setiap
kenangannya bersama dengan Yada. Saat dimana ia mencium Yada dengan paksa.
Akhirnya Krit berhasil menemukan
Yada yang sedang berlari pagi. Dan secara perlahan dari jarak yang jauh, ia
mengikuti serta memperhatikan Yada.
Disaat seorang pasangan berjalan
melewatinya, pada saat itulah Yada menyadari keberadaan Krit. Jadi dengan cepat
ia pun menghindar. Dan Krit pun berlari untuk menangkapnya.
Krit berhasil menahan Yada. Dan
dengan tegas, Yada menolak untuk pergi ke dokter atau mencheck apapun.
“Alasan kamu tidak mencek, karena
kamu tau apa yang salah. Dan mengapa kamu tidak menceritakannya padaku?”
“Kita sudah berpisah Khun Krit. Kamu
harus menerima kenyataan. Kita tidak ada menanda tanganin surat pernikahan,
jadi semuanya itu palsu. Dan apa yang kamu katakan dimasa lalu tentang kita?
Apa itu cinta?”
“Tapi untukku itu cinta. Kita sudah
bertukar cincin digereja. Kita masih suami dan istri. Masalah antara Ayahmu dan
aku adalah cerita yang berbeda. Dari sekarang, tidak peduli apa yang terjadi
padamu, aku harus menjadi bagian dari itu.”
“Tapi kita sudah berpisah. Itu
adalah solusi yang terbaik.”
“Tidak. Satu hal yang tidak bisa
membuat kita berpisah adalah anak dalam kandunganmu,” tegas Krit sambil menatap
tajam kepada Yada.
“Aku tidak hamil,” balas Yada, masih
menyangkal.
“Kamu hamil denganku! Kamu dengar
aku Da? Kamu hamil denganku. Aku adalah Ayahnya. Aku berhak untuk tau.”