Sinopsis Thai-Drama : Ra Rerng Fai Episode 12 - 2



 Company name : Citizen Kane


Didalam kamar. Yada mulai memilih baju yang cocok untuk dikenakan. Ia lalu memandang dirinya sendiri dicermin dan memegang perutnya.

Sedangkan Khem yang masih tidak percaya dengan Yada serta penasaran, masuk kedalam kamar mandi. Ia mulai melihat- lihat, mencari sesuatu yang aneh, tapi tidak ada.




Yada tampak sangat kebingungan serta khawatir.  Sementara Khem, ia tiba- tiba melihat sesuatu yang aneh, yaitu tutup kloset yang tampak sedikit terbuka. Jadi Khem membukanya dan menemukan sebuah kantong plastik yang berisikan kotak test pack.

“P’Da hamil!” kata Khem, terkejut, ketika ia melihat hasil pada alat test pack itu.



Didepan kamar Trai dirawat, Khem melarang Yada untuk masuk kedalam dan meminta Yada untuk ikut bersamanya untuk menemui dokter, karena Yada tampak pucat. Tapi Yada menolak serta mengatakan bahwa ia baik-baik saja.

“Aku akan masuk kedalam dan mengecek Trai. P’Da, kamu bisa menunggu di coffee shop, tapi jangan minum kopi ya,” kata Khem kepada Yada.

Akhirnya Yada pun tidak jadi masuk kedalam ruangan Trai dan mengikuti saran dari Khem.




Pas disaat itu, Nee datang untuk menjenguk Trai, tapi ketika ia menyadari bahwa Yada berada disana, maka ia pun bersembunyi. Dan Yada memang tidak mengetahui kedatangannya, tapi Khem tanpa sengaja, melihatnya.



Yada mengingat perkataan Krit dulu yang ingin memiliki 4 orang anak. Dan disaat itu, tiba- tiba seorang anak yang sedang bermain sepatu roda lewat dan hampir menabraknya. Sehingga Yada pun hampir saja terjatuh.

Untung saja, Krit datang. Dengan sigap, ia langsung menahan tubuh Yada agar ia jangan sampai terjatuh.



“Apa kamu ada terluka?” tanya Krit, penuh perhatian, walaupun Yada menolak untu dipegang olehnya.

“Aku baik. Berhenti mengikutiku,” peringat Yada.

“Jika kamu tidak membiarkanku mengikuti istriku, maka siapa yang harus ku ikuti? Aku melihat mu berjalan melamun sejak tadi. Bukankah adikmu baik- baik saja sekarang?”  tanya Krit.


“Iya. Trai akan segera sembuh. Dan jika kamu menyakiti adikku lagi, kamu akan menjadi lebih terluka lagi!” ancam Yada, lalu ia melihat ke sekeliling, mencari bodyguardnya.



Menyadari apa yang sedang Yada cari, maka Krit memberitahu bahwa ia tadi menyuruh Ping untuk membawa mereka pergi minum kopi. Dan lalu ia menawarkan diri untuk mencarikan bodyguard yang lebih baik untuk Yada.

“Jadi apa kamu sudah siap untuk check- up?” tanya Krit kepada Yada.

Yada awalnya bingung, tapi saat Krit menatap kearah bagian Ibu hamil, maka Yada pun jadi mengerti. Dan dengan penuh harap  serta lembut, Krit menatap Yada.



Nee datang keruangan Trai untuk menjenguknya, tapi seorang suster melarangnya untuk masuk karena jam kunjungan telah berakhir. Jadi Nee pun tidak jadi masuk dan hanya bisa menatap dari luar dinding kaca saja.



Tepat disaat itu, Trai terbangun dan menatap ke arahnya. Maka Nee pun meminta izin untuk masuk, tapi ia tidak diperbolehkan, karena anggota keluarga Trai hanya menyetujui orang yang berada didalam list saja untuk boleh mengunjungi Trai.



Maka dari itu Nee pun tidak jadi masuk kedalam. Dari dalam ruangannya, dengan lemah Trai tersenyum dan mengangkat tangannya, seolah ia ingin menyentuh Nee.

Dan dari luar ruangan, Nee balas tersenyum kepada Trai. Ia mengangkat tangannya didekat dinding kaca, seolah ia juga ingin menyentuh tangan Trai.

Cukup lama Nee berdiri disana, lalu akhirnya ia pun pergi. Dan ketika Nee telah pergi, Trai tetap tersenyum sendiri, tampak senang dan sangat bahagia.



Ditempat tunggu. Yada duduk dengan raut wajah yang tampak tegang serta gugup. Sedangkan Krit sibuk melihat setiap brosur yang ada, lalu ketika ia menyadari raut wajah Yada, ia pun memegangin tangan Yada dan menenangkannya biar tidak takut.

Kesal mendengar semua perkataan Krit yang sibuk menjelaskan padanya. Yada pun menyuruh Krit untuk berhenti, lalu ia duduk sedikit menjauh dari Krit.



“Mengapa kamu menjadi moody?” tanya Krit, heran akan sikap Yada kepadanya.

“Aku moody karena wajahmu. Aku tidak perlu mencek apapun, hanya menjauh dariku sudah cukup. Darah tinggiku naik karena wajahmu sekarang,” jawab Yada.

Ketika Yada berdiri ingin pergi, ia hampir saja bertabrakan dengan anak yang bermain sepatu roda tadi. Untung Krit menyelamatkannya lagi. Krit lalu menyuruh agar Yada melakukan check-up seperti yang setiap wanita check.

“Jangan memerintahku!” balas Yada, lalu pergi.



Disaat Yada bangkit berdiri dan mau pergi, Krit menghentikan anak tadi untuk tidak bermain sepatu roda disini, karena ini bukan taman bermain. Tapi dengan santai, anak itu menjawab bahwa ia bukan anak kecil lagi.

Krit lalu menjelaskan pada anak itu, bila anak itu telah besar, maka ia bisa menelpon polisi untuk menangkapnya. Dan dati jauh, Yada melihat itu.



Ibu dari anak itu datang serta menyuruh agar Krit tidak mengancam anaknya. Jadi Krit pun menjelaskan situasi yang sebenarnya kepada Ibu itu, tapi itu malah menyuruh agar istri Krit lebih berhati- hati, bukannya meminta maaf.

Krit pun tidak jadi membalas lagi, ketika ia sadar bahwa Yada sudah tidak berada disana.



Didepan pintu lift. Khem muncul dan menahan tangan Nee yang akan memencet tombol lift. Ia menanyakan apakah Nee disini untuk mengunjugin Trai serta apa Nee tau bahwa hanya keluarga yang boleh menjenguk Trai.

Nee membalas bahwa karenanya lah, Trai menjadi terluka. Jadi dia ingin membalasnya serta mengenai dirinya dan Trai, itu tidak ada hubungannya dengan mereka semua. Nee juga mengatakan bahwa ia ingin berubah menjadi orang yang lebih baik.



“Sulit untuk orang bisa berubah. Kamu masih memiliki mulut yang busuk seperti sebelumnya. Jika kamu ingin membalas, maka berikan padaku nomor kakakmu,” kata Khem.

“Baiklah,” balas Nee, lalu mengeluarkan hpnya. Setelah itu ia mengatakan bahwa Khem tidak bisa melakukan apapun kepada Krit.

“Tunggu dan lihat saja,” kata Khem, seperti telah merencanakan sesuatu.



Diruangan kerja Ayahnya. Yada duduk disana sambil membaca artikel diinternet, mengenai kehamilan. Dan ketika ia melihat foto bayi-  bayi yang lucu, ia tersenyum sendiri.

Yada lalu membuka blognya, mungkin untuk menulis. Tapi seperti teringat akan sesuatu, ia pun tidak jadi menulis.



Krit sedang duduk sendirian dicafe sambil meminum anggur. Disana ia membaca semua laporan yang ditulis oleh Yada di blog. Dan ia pun tersenyum, membaca itu.

“Jadi apa itu pria atau wanita yang hatinya akan terbakar duluan?” kata Krit, bertanya- tanya dalam dirinya sendiri.



Tepat pada saat tenang seperti itu, tiba- tiba saja sebuah pesan masuk dari Khem. Dan saat Krit membuka sms itu serta membacanya, ia tampak sangat terkejut. Isi SMS : Berita terbaru. Yada hamil.



Krit pergi ketaman untuk mencari Yada yang biasanya sedang berlari, tapi ia tidak menemukannya sama sekali. Krit lalu pergi kesisi taman, tempat dimana ia melamar Yada pertama kali.

Disana Krit mengingat setiap kenangannya bersama dengan Yada. Saat dimana ia mencium Yada dengan paksa.



Akhirnya Krit berhasil menemukan Yada yang sedang berlari pagi. Dan secara perlahan dari jarak yang jauh, ia mengikuti serta memperhatikan Yada.

Disaat seorang pasangan berjalan melewatinya, pada saat itulah Yada menyadari keberadaan Krit. Jadi dengan cepat ia pun menghindar. Dan Krit pun berlari untuk menangkapnya.



Krit berhasil menahan Yada. Dan dengan tegas, Yada menolak untuk pergi ke dokter atau mencheck apapun.

“Alasan kamu tidak mencek, karena kamu tau apa yang salah. Dan mengapa kamu tidak menceritakannya padaku?”

“Kita sudah berpisah Khun Krit. Kamu harus menerima kenyataan. Kita tidak ada menanda tanganin surat pernikahan, jadi semuanya itu palsu. Dan apa yang kamu katakan dimasa lalu tentang kita? Apa itu cinta?”



“Tapi untukku itu cinta. Kita sudah bertukar cincin digereja. Kita masih suami dan istri. Masalah antara Ayahmu dan aku adalah cerita yang berbeda. Dari sekarang, tidak peduli apa yang terjadi padamu, aku harus menjadi bagian dari itu.”

“Tapi kita sudah berpisah. Itu adalah solusi yang terbaik.”


“Tidak. Satu hal yang tidak bisa membuat kita berpisah adalah anak dalam kandunganmu,” tegas Krit sambil menatap tajam kepada Yada.

“Aku tidak hamil,” balas Yada, masih menyangkal.


“Kamu hamil denganku! Kamu dengar aku Da? Kamu hamil denganku. Aku adalah Ayahnya. Aku berhak untuk tau.”

Post a Comment

Previous Post Next Post