Sinopsis Thai-Drama : Ra Rerng Fai Episode 12 - 3




 Company name : Citizen Kane


Dirumah sakit. Dalam ruangan Trai dirawat. Nee dengan peneuh perhatian, mengambilkan makanan untuk Trai serta menyuapinya. Walaupun awalnya Trai hanya bercanda kepada Nee, tapi tetap saja akhirnya Nee mau menyuapi Trai, saat ia melihat Trai akan kesusahan.

“Bagus kamu mengkhawatir kan aku lagi,” kata Trai sambil tersenyum kepadanya.



“Aku tidak peduli lagi. Selama kamu berada didepanku, itu sudah cukup bagiku. Aku akan tinggal bersamamu, sampai kamu sembuh, okay?” balas Nee.

“Kamu harus tinggal bersamaku selamanya,” pinta Trai sambil memegang tangan Nee. Dan Nee pun tersenyum senang.


Pas disaat yang romantis seperti itu, Khem masuk kedalam ruangan. Sehingga karena terkejut, Nee langsung menarik tangannya dari genggaman Trai. Tapi Khem sama sekali tidak peduli, malah ia menanyakan apakah Yada tidak datang hari ini.



Dirumah sakit. Krit mengikuti Yada, lalu ia menarik dan menahan Yada, meminta agar mereka bicara dulu. Tapi Yada tidak mau dan ia tetap bersikeras bahwa ia tidak sedang hamil.

Ketika Yada tetap tidak mau mengecek, maka Krit pun terpaksa memaksa Yada untuk mau mengikutinya dan mengecek. Tepat disaat itu, Tassana muncul, jadi Yada memanggilnya.



“Apa yang kamu lakukan? Apa aku perlu menelepon polisi? Pergi dan tenangkan lah dirimu dulu,” ancam Tassana.

“Kamu tidak tau apapun. Jadi jangan mengatakan apapun,” balas Krit, lalu ia mengalah dan pergi dari sana.



Setelah Nee selesai mengupas dan memotong apel, Khem mengambil piringnya, lalu memberikan itu kepada Trai. Dan dengan agak kasar, Khem berbicara kepada Nee bahwa ia memang membiarkan Nee untuk tinggal disini, tapi bukan berarti ia menerima Nee masuk ke dalam keluarga mereka.

“P’Khem!” kata Trai memperingati Khem.


Mendengar perkataan Khem kepadanya, maka Nee pun pamit untuk pulang kepada Trai. Tapi sebelum Nee pergi, Khem menyuruh Nee untuk datang besok dan ia akan membantu Nee bicara kepada Yada.

“Tidak apa. Aku bisa mengurus Khun Da. Aku tidak mempercayaimu,” balas Nee.



Pas disaat itu, Yada datang. Yada langsung marah kepada Khem, tapi bukannya sadar dengan kesalahannya, Khem malah berkata bahwa ia tidak melakukan kesalahan apapun.

“Kamu tidak cukup berani untuk memberitahunya, maka aku menceritakan kepadanya untukmu. Lagian dia juga akan tau, kamu tidak bisa menyembunyikan rahasia ini selamanya,” kata Khem, santai.



Trai bingung dengan apa yang terjadi, jadi ia bertanya. Dan tanpa memperdulikan perasaan Yada sama sekali, Khem memberitahu bahwa Yada hamil dari Khun Shakrit.

Dan mendengar itu, Trai serta Nee tampak terkejut. Begitu juga dengan Tassana yang sedang berdiri diluar pintu ruangan Trai.



Dengan kasar, Yada menarik Khem keluar dari luar ruangan. Setelah hanya ada mereka berdua saja,  Yada langsung memarahi Khem. Tapi Khem tetap saja tidak sadar.



“Aku tidak tau jika itu akan bekerja atau tidak. Pria seperti Sharkrit, mungkin sudah memutuskan beberapa wanita sebelumnya. Siapa yang tau berapa banyak wanita yang dihamilinya. Apa yang dia bilang, ketika dia tau kamu hamil? Apa reaksinya? Marah seperti api? Atau tidak peduli? Tapi dia kelihatan mencintaimu,” kata Khem tanpa perasaan sama sekali.



Karena sudah tidak tahan, Yada pun menampar Khem. Ia memarahi Khem yang bukannya membantu nya, tapi malah mendorong nya dan membuat nya lebih terluka lagi. Setelah itu Yada pergi meninggalkan Khem.

Khem tampak bersalah dan ingin meminta maaf, tapi dari jauh Tassana menghentikannya.



“Aku tidak punya hak untuk mengkritik kamu. Ditambah kamu sudah ditampar,” kata Tassana.

“Tamparan itu tidak cukup untuk apa yang telahh ku perbuat,” balas Khem. Ia menangis dan menyesali perbuatannya.

“Dia tidak akan marah padamu terlalu lama. Kamu masih adiknya. Hanya saja jangan membuat kesalahan lagi. Bahkan walaupun kamu marah dan membenci Krit jangan menggunakan cara sepertinya. Mengapa kamu bertingkah rendah seperti nya?” kata Tassana, memberikan nasihat.



Khem berterima kasih kepada Tassana, karena mengajarinya dan menghangatkannya seperti sebelumnya. Dan Tassana membalas bahwa setiap orang pasti ada membuat kesalahan, asalkan Khem menyadari kesalahanya atau tidak, sisanya tergantung mereka mau memaafkan atau tidak.

“Bagaimana jika itu sesuatu yang sulit untuk dimaafkan?” tanya Khem.



Tassana mengingat semua perkataan menyakitkan Khem kepadanya dulu. Dan hal itu membuat Tassana terdiam sebentar, lalu ia menjawab bahwa dalam hidup mereka pasti ada masalah yang tidak bisa selesai. Setelah itu Tassana pergi meninggalkan Khem.



Saat Tassana pergi meninggalkannya, Khem memanggilnya pelan, tapi Tassana tetap berjalan pergi. Lalu dengan sangat menyesal, Khem menangis.



Direstoran. Yada menghubungin Bibi Mon, ia mengatakan agar Mon menyampaikan kepada Kasih bahwa ia tidak tertarik untuk berinvestasi dalam bisnisnya. Serta ia mengomentari Mon, bagaimana bisa Kasin menerima anggota dari Korea Utara tiba- tiba begitu.

Tapi sayangnya, Mon tidak mau mendengarkan dan mematikan telpon dari Yada.



Bodyguard Yada berusaha untuk menghubungin Chai (supirnya) untuk menjemput, tapi tidak ada diangkat. Jadi yada pun memutuskan untuk menunggu saja.

Disaat itu seorang pria memperhatikan dari jauh. Ia mengeluarkan hpnya dan menelpon seseorang.



“Halo Chai,” kata Bodyguard Yada, menerima telpon.

“Kamu bilang kamu tidak bisa menghubunginya kan?” tanya Yada, heran.

“Aku berbicara kepada…”

“Lupakan itu,” kata Yada, lalu ia masuk kedalam mobil yang datang untuk menjemputnya. Mengira itu Chai.



Pas disaat mobil yang membawa Yada pergi. Mobil asli milik Yada datang dan menyadari hal itu, kedua bodyguard Yada langsung  berlari mengejar, tapi sayangnya mereka telat.



Awalnya Yada sama sekali tidak sadar siapa yang bersamanya. Ia mengira itu adalah Chai. Tapi saat ia mendengar suara Krit yang berbicara kepadanya, maka ia pun tersadar bahwa yang sedang menyetir adalah Krit.



“Aku akan mengantarmu pulang kerumah atau membawamu denganku, tergantung dari jawabanmu. Apa kamu hamil atau tidak?” tanya Krit, memberikan pilihan pada Yada.

“Aku tidak hamil!” tegas Yada. Lalu menjadi panik sendiri, saat sadar Krit tidak menyetir menuju kearah rumahnya. Dan saat Yada bertanya, Krit tidak mau memberitahu tujuan mereka.



Menaiki sebuah pesawat, Krit dan Yada pun tiba ditempat tujuan. Disana dengan penuh perhatian, Krit mendekati Yada yang masih duduk didalam pesawat dan tidak mau keluar.

“Jika kamu menyentuhku, aku akan berteriak,” ancam Yada, saat Krit ingin memegangin tangannya.

“Kamu seorang Ibu sekarang, jadi bertingkalah dewasa,” balas Krit sambil tertawa kecil, karena ancaman Yada kepadanya.

“Aku tidak hamil!” kata Yada keras, masih menyangkal.



“Kemudian turun dan buktikan itu. Jika kamu tidak berani. Aku akan menganggap kamu benar hamil. Hamil denganku,” balas Krit, kali ini dengan nada yang serius.

Yada menyetujui perkataan Krit, tapi saat Krit mengulurkan tangan untuk membantunya turun dari pesawat. Yada dengan sengaja, sama sekali tidak menyambut uluran tangan Krit. Ia turun dari pesawat dan berjalan begitu saja melewati Krit, lalu masuk kedalam mobil.



Krit membawa Yada kesebuah tempat yang merawat Ibu hamil. Dan ketika Yada masuk kedalam sana, seoerang Pria berjas hitam datang menghampirinya sambil membawa sebuah kursi roda.

Melihat itu, Yada pun langsung memberikan tatapan protes kepada Krit. Tapi disaat Krit mulai bergerak untuk menyentuhnya, maka Yada pun dengan terpaksa langsung duduk diatas kursi roda, menghindar dari sentuhan Krit.



“Halo. Khun Sharkrit dan Khun Yada Wongsirisawad kan?” sapa seorang wanita, menghampiri mereka.

“Aku belum mengubah nama terakhirku. Lalu dia dan aku bukanlah…,” protes Yada, langsung, tapi dipotong oleh Krit.

“Kita adalah pasangan yang easy going. Istriku tidak mau mengubah nama terakhirnya karena dia masih mau menjadi Nona (mungkin ya, Nona: masih muda, Nyonya : sudah menikah). Jadi aku melakukan yang dia mau,” jelas Krit sambil menahan bahu Yada dengan kuat agar tidak berdiri dan melawan.



Mendengar itu, wanita tersebut pun memuji Krit yang begitu penyanyang. Lalu ia mengajak Krit serta Yada untuk ikut bersamanya kedalam, karena mereka kan telah mendaftar secara online.

“Sejak kapan?” tanya Yada, heran.

“Kita bisa masuk keruangan yang mana?” tanya Krit, memotong pertanyaan Yada.

Wanita tersebut pun lalu menjelaskan. Setelah itu Krit langsung mengambil alih tugas pria tadi untuk mendorong kursi roda Yada. Dan tentu saja Yada, tidak mau, ia ingin berdiri dan pergi, tapi dengan kuat Krit menahannya.




Disaat Yada tetap melawan, maka Krit pun mendekatkan wajahnya untuk menciumnya. Jadi dengan terpaksa untuk menghindari ciuman itu, Yada pun tidak jadi berdiri dan membiarkan Krit mendorongnya.

“Manisnya kalian. Aku cemburu,” kata wanita tersebut sambil tersenyum kepada mereka.




Dengan kuat, Yada mencoba untuk melawan. Ia ingin berdiri dan pergi dari sana. Tapi sayangnya, ia kalah, karena Krit lebih kuat. Dengan kuat, Krit menahan bahu Yada sehingga Yada tidak bisa melakukan apapun.



Sementara itu, Trai akhirnya sudah boleh keluar dari rumah sakit dan Khem menemaninya. Dan setibanya mereka berdua dirumah, Trai menanyakan tentang jam berapa Yada akan pulang. Tapi Khem sendiri bahkan tidak tau dimana Yada berada sekarang.

“Apa dia sudah bicara kepadamu?” tanya Trai.

“Hanya seperlunya saja. Jangan ungkit itu. Aku tau aku salah,” kata Khem.



Disaat Trai masih membicarakan tentang Yada, maka Khem pun menjadi emosi, lalu ia memberitahu pada Trai bahwa Krit juga menghilang. Dan dengan kesal, Khem mengatai Krit, ia mengira Krit tidak mau bertanggung jawab kepada anaknya sendiri, sehingga ia pun menghilang.


“Itu bagus. Biarkan ini berakhir seperti ini,” kata Trai, mengetahui itu. Dan dengan kesal Khem pun memandanginnya, lalu mereka berdua pun saling terdiam.

1 Comments

Previous Post Next Post