Company name : Citizen Kane
Dirumah sakit. Dalam ruangan Trai
dirawat. Nee dengan peneuh perhatian, mengambilkan makanan untuk Trai serta
menyuapinya. Walaupun awalnya Trai hanya bercanda kepada Nee, tapi tetap saja
akhirnya Nee mau menyuapi Trai, saat ia melihat Trai akan kesusahan.
“Bagus kamu mengkhawatir kan aku
lagi,” kata Trai sambil tersenyum kepadanya.
“Aku tidak peduli lagi. Selama kamu
berada didepanku, itu sudah cukup bagiku. Aku akan tinggal bersamamu, sampai
kamu sembuh, okay?” balas Nee.
“Kamu harus tinggal bersamaku
selamanya,” pinta Trai sambil memegang tangan Nee. Dan Nee pun tersenyum
senang.
Pas disaat yang romantis seperti
itu, Khem masuk kedalam ruangan. Sehingga karena terkejut, Nee langsung menarik
tangannya dari genggaman Trai. Tapi Khem sama sekali tidak peduli, malah ia
menanyakan apakah Yada tidak datang hari ini.
Dirumah sakit. Krit mengikuti Yada,
lalu ia menarik dan menahan Yada, meminta agar mereka bicara dulu. Tapi Yada
tidak mau dan ia tetap bersikeras bahwa ia tidak sedang hamil.
Ketika Yada tetap tidak mau
mengecek, maka Krit pun terpaksa memaksa Yada untuk mau mengikutinya dan
mengecek. Tepat disaat itu, Tassana muncul, jadi Yada memanggilnya.
“Apa yang kamu lakukan? Apa aku
perlu menelepon polisi? Pergi dan tenangkan lah dirimu dulu,” ancam Tassana.
“Kamu tidak tau apapun. Jadi jangan
mengatakan apapun,” balas Krit, lalu ia mengalah dan pergi dari sana.
Setelah Nee selesai mengupas dan
memotong apel, Khem mengambil piringnya, lalu memberikan itu kepada Trai. Dan
dengan agak kasar, Khem berbicara kepada Nee bahwa ia memang membiarkan Nee
untuk tinggal disini, tapi bukan berarti ia menerima Nee masuk ke dalam
keluarga mereka.
“P’Khem!” kata Trai memperingati
Khem.
Mendengar perkataan Khem kepadanya,
maka Nee pun pamit untuk pulang kepada Trai. Tapi sebelum Nee pergi, Khem
menyuruh Nee untuk datang besok dan ia akan membantu Nee bicara kepada Yada.
“Tidak apa. Aku bisa mengurus Khun
Da. Aku tidak mempercayaimu,” balas Nee.
Pas disaat itu, Yada datang. Yada
langsung marah kepada Khem, tapi bukannya sadar dengan kesalahannya, Khem malah
berkata bahwa ia tidak melakukan kesalahan apapun.
“Kamu tidak cukup berani untuk
memberitahunya, maka aku menceritakan kepadanya untukmu. Lagian dia juga akan
tau, kamu tidak bisa menyembunyikan rahasia ini selamanya,” kata Khem, santai.
Trai bingung dengan apa yang
terjadi, jadi ia bertanya. Dan tanpa memperdulikan perasaan Yada sama sekali,
Khem memberitahu bahwa Yada hamil dari Khun Shakrit.
Dan mendengar itu, Trai serta Nee
tampak terkejut. Begitu juga dengan Tassana yang sedang berdiri diluar pintu
ruangan Trai.
Dengan kasar, Yada menarik Khem
keluar dari luar ruangan. Setelah hanya ada mereka berdua saja, Yada langsung memarahi Khem. Tapi Khem tetap
saja tidak sadar.
“Aku tidak tau jika itu akan bekerja
atau tidak. Pria seperti Sharkrit, mungkin sudah memutuskan beberapa wanita
sebelumnya. Siapa yang tau berapa banyak wanita yang dihamilinya. Apa yang dia
bilang, ketika dia tau kamu hamil? Apa reaksinya? Marah seperti api? Atau tidak
peduli? Tapi dia kelihatan mencintaimu,” kata Khem tanpa perasaan sama sekali.
Karena sudah tidak tahan, Yada pun
menampar Khem. Ia memarahi Khem yang bukannya membantu nya, tapi malah
mendorong nya dan membuat nya lebih terluka lagi. Setelah itu Yada pergi
meninggalkan Khem.
Khem tampak bersalah dan ingin
meminta maaf, tapi dari jauh Tassana menghentikannya.
“Aku tidak punya hak untuk
mengkritik kamu. Ditambah kamu sudah ditampar,” kata Tassana.
“Tamparan itu tidak cukup untuk apa
yang telahh ku perbuat,” balas Khem. Ia menangis dan menyesali perbuatannya.
“Dia tidak akan marah padamu terlalu
lama. Kamu masih adiknya. Hanya saja jangan membuat kesalahan lagi. Bahkan
walaupun kamu marah dan membenci Krit jangan menggunakan cara sepertinya.
Mengapa kamu bertingkah rendah seperti nya?” kata Tassana, memberikan nasihat.
Khem berterima kasih kepada Tassana,
karena mengajarinya dan menghangatkannya seperti sebelumnya. Dan Tassana membalas
bahwa setiap orang pasti ada membuat kesalahan, asalkan Khem menyadari
kesalahanya atau tidak, sisanya tergantung mereka mau memaafkan atau tidak.
“Bagaimana jika itu sesuatu yang
sulit untuk dimaafkan?” tanya Khem.
Tassana mengingat semua perkataan menyakitkan
Khem kepadanya dulu. Dan hal itu membuat Tassana terdiam sebentar, lalu ia
menjawab bahwa dalam hidup mereka pasti ada masalah yang tidak bisa selesai.
Setelah itu Tassana pergi meninggalkan Khem.
Saat Tassana pergi meninggalkannya,
Khem memanggilnya pelan, tapi Tassana tetap berjalan pergi. Lalu dengan sangat
menyesal, Khem menangis.
Direstoran. Yada menghubungin Bibi
Mon, ia mengatakan agar Mon menyampaikan kepada Kasih bahwa ia tidak tertarik
untuk berinvestasi dalam bisnisnya. Serta ia mengomentari Mon, bagaimana bisa
Kasin menerima anggota dari Korea Utara tiba- tiba begitu.
Tapi sayangnya, Mon tidak mau
mendengarkan dan mematikan telpon dari Yada.
Bodyguard Yada berusaha untuk
menghubungin Chai (supirnya) untuk menjemput, tapi tidak ada diangkat. Jadi
yada pun memutuskan untuk menunggu saja.
Disaat itu seorang pria
memperhatikan dari jauh. Ia mengeluarkan hpnya dan menelpon seseorang.
“Halo Chai,” kata Bodyguard Yada,
menerima telpon.
“Kamu bilang kamu tidak bisa
menghubunginya kan?” tanya Yada, heran.
“Aku berbicara kepada…”
“Lupakan itu,” kata Yada, lalu ia
masuk kedalam mobil yang datang untuk menjemputnya. Mengira itu Chai.
Pas disaat mobil yang membawa Yada
pergi. Mobil asli milik Yada datang dan menyadari hal itu, kedua bodyguard Yada
langsung berlari mengejar, tapi
sayangnya mereka telat.
Awalnya Yada sama sekali tidak sadar
siapa yang bersamanya. Ia mengira itu adalah Chai. Tapi saat ia mendengar suara
Krit yang berbicara kepadanya, maka ia pun tersadar bahwa yang sedang menyetir
adalah Krit.
“Aku akan mengantarmu pulang kerumah
atau membawamu denganku, tergantung dari jawabanmu. Apa kamu hamil atau tidak?”
tanya Krit, memberikan pilihan pada Yada.
“Aku tidak hamil!” tegas Yada. Lalu
menjadi panik sendiri, saat sadar Krit tidak menyetir menuju kearah rumahnya.
Dan saat Yada bertanya, Krit tidak mau memberitahu tujuan mereka.
Menaiki sebuah pesawat, Krit dan
Yada pun tiba ditempat tujuan. Disana dengan penuh perhatian, Krit mendekati
Yada yang masih duduk didalam pesawat dan tidak mau keluar.
“Jika kamu menyentuhku, aku akan
berteriak,” ancam Yada, saat Krit ingin memegangin tangannya.
“Kamu seorang Ibu sekarang, jadi
bertingkalah dewasa,” balas Krit sambil tertawa kecil, karena ancaman Yada
kepadanya.
“Aku tidak hamil!” kata Yada keras, masih
menyangkal.
“Kemudian turun dan buktikan itu.
Jika kamu tidak berani. Aku akan menganggap kamu benar hamil. Hamil denganku,”
balas Krit, kali ini dengan nada yang serius.
Yada menyetujui perkataan Krit, tapi
saat Krit mengulurkan tangan untuk membantunya turun dari pesawat. Yada dengan
sengaja, sama sekali tidak menyambut uluran tangan Krit. Ia turun dari pesawat
dan berjalan begitu saja melewati Krit, lalu masuk kedalam mobil.
Krit membawa Yada kesebuah tempat
yang merawat Ibu hamil. Dan ketika Yada masuk kedalam sana, seoerang Pria
berjas hitam datang menghampirinya sambil membawa sebuah kursi roda.
Melihat itu, Yada pun langsung
memberikan tatapan protes kepada Krit. Tapi disaat Krit mulai bergerak untuk
menyentuhnya, maka Yada pun dengan terpaksa langsung duduk diatas kursi roda,
menghindar dari sentuhan Krit.
“Halo. Khun Sharkrit dan Khun Yada
Wongsirisawad kan?” sapa seorang wanita, menghampiri mereka.
“Aku belum mengubah nama terakhirku.
Lalu dia dan aku bukanlah…,” protes Yada, langsung, tapi dipotong oleh Krit.
“Kita adalah pasangan yang easy going. Istriku tidak mau mengubah
nama terakhirnya karena dia masih mau menjadi Nona (mungkin ya, Nona: masih
muda, Nyonya : sudah menikah). Jadi aku melakukan yang dia mau,” jelas Krit
sambil menahan bahu Yada dengan kuat agar tidak berdiri dan melawan.
Mendengar itu, wanita tersebut pun
memuji Krit yang begitu penyanyang. Lalu ia mengajak Krit serta Yada untuk ikut
bersamanya kedalam, karena mereka kan telah mendaftar secara online.
“Sejak kapan?” tanya Yada, heran.
“Kita bisa masuk keruangan yang
mana?” tanya Krit, memotong pertanyaan Yada.
Wanita tersebut pun lalu
menjelaskan. Setelah itu Krit langsung mengambil alih tugas pria tadi untuk
mendorong kursi roda Yada. Dan tentu saja Yada, tidak mau, ia ingin berdiri dan
pergi, tapi dengan kuat Krit menahannya.
Disaat Yada tetap melawan, maka Krit
pun mendekatkan wajahnya untuk menciumnya. Jadi dengan terpaksa untuk
menghindari ciuman itu, Yada pun tidak jadi berdiri dan membiarkan Krit
mendorongnya.
“Manisnya kalian. Aku cemburu,” kata
wanita tersebut sambil tersenyum kepada mereka.
Dengan kuat, Yada mencoba untuk
melawan. Ia ingin berdiri dan pergi dari sana. Tapi sayangnya, ia kalah, karena
Krit lebih kuat. Dengan kuat, Krit menahan bahu Yada sehingga Yada tidak bisa
melakukan apapun.
Sementara itu, Trai akhirnya sudah
boleh keluar dari rumah sakit dan Khem menemaninya. Dan setibanya mereka berdua
dirumah, Trai menanyakan tentang jam berapa Yada akan pulang. Tapi Khem sendiri
bahkan tidak tau dimana Yada berada sekarang.
“Apa dia sudah bicara kepadamu?”
tanya Trai.
“Hanya seperlunya saja. Jangan
ungkit itu. Aku tau aku salah,” kata Khem.
Disaat Trai masih membicarakan
tentang Yada, maka Khem pun menjadi emosi, lalu ia memberitahu pada Trai bahwa
Krit juga menghilang. Dan dengan kesal, Khem mengatai Krit, ia mengira Krit
tidak mau bertanggung jawab kepada anaknya sendiri, sehingga ia pun menghilang.
“Itu bagus. Biarkan ini berakhir
seperti ini,” kata Trai, mengetahui itu. Dan dengan kesal Khem pun
memandanginnya, lalu mereka berdua pun saling terdiam.
Terimakasih min,lanjtin donb.
ReplyDelete